Anda di halaman 1dari 37

KEPRIBADIAN DALAM

PERSPEKTIF ISLAM
PERLUNYA PSIKOLOGI
ISLAM
 Sesuaikah Psikologi Barat untuk
menjelaskan perilaku orangIslam???
 Pasrah/ berserah diri = helpless?
 Jihad = bunuh diri atau aktualisasi diri?
 Jamaah dzikr= superstitiousbehaviour?
Indigenous Psychology

 Uichol Kim (psikolog Korea) menawarkan


konsep psikologi pribumi (the indigenous
psychology).
 Menurut Kim, psikologi Barat hanya tepat
untuk mengkaji manusia Barat sesuai
dengan kultur sekulernya yang
melatarbelakangi munculnya ilmutsb
 Untuk memahami manusia di belahan bumi
lain harus digunakan pula basis kultur
dimana manusia ituhidup.
WHICH ONE ARE WE???
 Persepsi para mahasiswa dan psikolog muslim terhadap
psikologi Barat, menurut Malik Badri, bisa dilihat ke
dalam tigafase.
 Fase pertama disebut infantuasi tergila-gila dengan
teori dan teknik psikologi yang begitu memikat.
 Fase kedua disebut rekonsiliasi mulai
mencocokkan teori psikologi dengan Al Quran dan
khazanah klasik Islam, tapi masih pada asumsi bahwa
keduanya tidak bertentangan.
 Fase ketiga disebut emansipasi sudah mulai kritis
terhadap teori psikologi &berusaha menggali konsep-
konsep psikologi yang ada dalam Al Quran.
Kepribadian Islam
 Kepribadian Islam (Abdul Mujib): serangkaian
perilaku manusia, baik sebagai mahluk
individu maupun mahluk sosial, yang
normanya diturunkan dari ajaran Islam, yang
bersumber dari al-Qur’an dan al-Sunnah.
 Dari kedua sumber tersebut, para pakar
berusaha berijtihad untuk mengungkap
bentuk-bentuk kepribadian menurut ajaran
Islam, agar bentuk-bentuk itu diterapkan oleh
pemeluknya.
Kepribadian Islam
 Rumusan kepribadian Islam di sini bersifat
deduktif-normatif yang menjadi acuan bagi
umatIslamuntukberperilaku.
 Oleh karena sifatnya yang deduktif-normatif
maka kepribadian Islam di sini diyakini
sebagai konsep atau teori kepribadian yang
ideal, yang ’seharusnya’ dilakukan oleh
pemeluk agamaIslam.
Kepribadian Muslim
 Kepribadian muslim: serangkaian perilaku
orang/umat Islam yang rumusannya digali
dari penelitianperilaku kesehariannya.
 Rumusan kepribadian muslim di sini
bersifat induktif-praktis, karena sumbernya
dari hasil penelitian terhadap perilaku
keseharian orang/umat Islam.
Kepribadian Muslim
 Boleh jadi dalam penelitian itu ditemukan:
 Pola kepribadian yang ideal, karena kepribadian
itu sebagai implementasi dari ajaranagama
 Pola yang menyimpang (anomali), karena perilaku
yang ditampilkan bertentangan dengan ajaran
agamanya, sekalipun dirinya berpredikat muslim.
 Dalam konteks ini, keburukan atau kejahatan
perilaku orang/umat Islam tidak dapat digeneralisir
bahwa ajaran Islam itu buruk dan jahat. Artinya,
kepribadian muslim belum tentu mencerminkan
kepribadian Islam.
KONSEP TENTANG
MANUSIA
 Manusia adalah makhluk multidimensional yang
memiliki dimensi ketuhanan (al ruh &alfitrah).
 Manusia diciptakan dalam keadaan positif
(fithrah), baik secara jasadi, nafsani (kognitif dan
afektif) maupun ruhani(spiritual).
 Bila manusia berjalan lurus mengikuti fitrahnya,
maka ia akan menjadi taqwa (sehat, selamat).
Bila tidak lurus, maka ia akan berjalan ke pilihan
yang sesat (fujur).
 Manusia adalah unik/ berbeda-beda. Quraish
Shihab menyebutnya sebagai khalqan akhar.
Beliau merujuk pada dua ayat dalam Alquran
yaitu QS Al Israa:21 dan QS Al An’am:165.
KONSEP TENTANG
MANUSIA
 Komponen terpenting manusia adalah qalbu.
Perilaku manusia bergantung pada
qalbunya. Dengannya manusia dapat
mengetahui sesuatu (di luar nalar),
cenderung kepada yang benar (termasuk
memiliki kebijaksanaan, kesabaran), dan
memiliki kekuatan mempengaruhi benda dan
peristiwa.
Struktur KepribadianIslam
STRUKTUR KEPRIBADIAN
 Secara implisit Alquran menginformasikan
bahwa manusia memiliki tiga aspek
pembentuk totalitas yang secara tegas
dapat dibedakan, namun secara pasti
tidak dapatdipisahkan.
 Ketiga aspek ituadalah
 Jismiyah (fisik,biologis)
 Ruhaniyah (spiritual, transendental) dan
 Nafsiyah (psikis, psikologis)
ASPEK JISMIAH (JASAD)
 Keseluruhan organ fisik-biologis manusia
(sistem syaraf, kelenjar, sel dll)
 Karakteristik:memiliki bentuk/ rupa,
kuantitas, bergerak/ diam, tumbuh,
berkembang
 Material yang substansi sebenarnya mati/
pasif &menerima. Kehidupannya adalah
karena dimotori oleh substansi lain, yaitu
nafs dan ruh. Dengan kata lain aspek
jismiah ini bersifat deterministik-
mekanistik.
Daya Utama AspekJismiyah
 Al Gaziyah (makan, nutrisi)
 Al Munmiyah (tumbuh)
 Al Muwallidah (reproduksi)
 Daya khusus: mengaktualkan tingkahlaku
ASPEK RUHANIAH (RUH)
 Struktur ruh memberikan ciri khas dan
keunikan tersendiri bagi psikologi Islam. Ruh
merupakan substansi psikologis manusia yang
menjadi esensi keberadaannya. Ruh
membutuhkan jasad untuk aktualisasidiri.
 Sampai saat ini belum ada yang memahami
hakikat ruh secara pasti, karena ruh
merupakan sebuah misteri ilahi. Dalam
Alquran dijelaskan bahwa ruh merupakan
urusan dan atau hanya dipahami oleh Allah.
Manusia sama sekali tidak memahaminya
kecuali sedikit (QS. Al-Isra: 85).
 Ruh adalah aspek psikis manusia yang
bersifat spiritual dan transendental.
Dimensi Aspek Ruhaniyah
Al Ruh (kognitif spiritual)
 Bersifat spiritual karena ia merupakan potensi
luhur batin manusia. Fungsi ini muncul dari
dimensi al-ruh atau spiritual (sisi jiwa yang
memiliki sifat-sifat ilahiyah dan memiliki daya
untuk menarik dan mendorong dimensi-dimensi
lainnya untuk mewujudkan sifat-sifat Tuhan
dalam dirnya).
 Perwujudan dari sifat dan daya itu memberikan
potensi secara internal untuk menjadi Khalifah
Alllah (mewujudkan sifat-sifat Allah secara nyata
dalam kehidupannya di bumi untuk mengelola
dan memanfaatkan bumi Allah hablun
minannas
Al Fitrah (kognitif Transendental

 Bersifat transendental karena merupakan


dimensi psikis manusia yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah (hablun
minallah).
 Al-fitrah bermuara pada Abdullah (manusia
sebagai hamba Allah).
 Quraish Shihab mengartikan fitrah sebagai
unsur, sistem dan tata kerja yang diciptakan
Allah pada makhluk sejak awal kejadiannya
sehingga menjadi bawaannya.
Al Fitrah (kognitif transendental)
 Manusia pada hakikatnya, adalah makhluk beragama,
karena sewaktu di alam roh manusia sudah
mengadakan perjanjian primordial dengan Allah SWT.
 Q.S. Al-A'raf 172 : Allah SWT bertanya kepada roh manusia,
"Adakah Aku ini Tuhanmu?" Roh manusia menjawab, "Benar
Engkaulah Tuhan kami dan kami telah menyaksikannya".
 Sejak asal kejadiannya manusia telah membawa
potensi keber-agama-an yang benar (tauhid).
 QS Ar Rum:30
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(yang benar). Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
atasnya (fitrah itu). Tidak ada perubahan pada fitrah Allah,
itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.
Jasad dan ruh merupakan dimensi yang
berlawanan sifatnya.
Jasad sifatnya kasar dan indrawi atau
empiris serta kecenderungannya ingin
mengejar kenikmatan duniawi dan material.
Ruh sifatnya halus dan gaib serta
kecenderungannya mengejar kenikmatan
samawi, ruhaniyah danukhrawiyah.
 Esensi yang berlawanan ini pada prinsipnya saling
membutuhkan. Jasad tanpa ruh merupakan
subtansi yang mati, sedang ruh tanpa jasad tidak
dapat teraktualisasi. Ruh sebagai kekuatan yang
berasal dari Allah yang ditiupkan ke jasad manusia
saat berusia 120hari.
ASPEK NAFSIYAH
 Aspek nafsiah: keseluruhan kualitas khas
kemanusiaan berupa pikiran, perasaan, kemauan,
dan kebebasan.
 Struktur nafsani ini terbagi atas tiga bagian yaitu
kalbu, akal dannafsu.
 Integrasi ketiga jenis nafsani ini yang akan
melahirkan perilaku, baik perilaku lahir maupun
batin yang disebut dengan kepribadian.
ASPEK NAFSIYAH
 Nafs merupakan sinergi antara jasad dan ruh (sinergi
psikofisik). Dengan nafs maka masing-masing keinginan
jasad dan ruh dalam diri manusia bisa terpenuhi.
 Nafs dipersiapkan untuk dapat menampung dan mendorong
manusia untuk melakukan perbuatan baik dan buruk.
 Apabila ia berorientasi pada natur jasad maka tingkah
lakunya menjadi buruk dan celaka, tetapi apabila mengacu
pada natur ruh maka kehidupannya menjadi baik dan
selamat.
 Menurut Quraish Shihab, pada hakikatnya potensi positif
lebih kuat daripada potensi negatif. Hanya saja daya tarik
keburukan lebih kuat daripada kebaikan. Untuk itulah
manusia senantiasa dituntut untuk memelihara kesucian
nafsnya.
TIGA DIMENSI UTAMA
ASPEK NAFSIAH
A.Dimensi al-nafs (hawa
nafsu)
 Dimensi ini memiliki sifat kebinatangan dalam sistem
psikis manusia. Namun demikian ia dapat diarahkan
kepada kemanusiaan setelah bersinergi dengan
dimensi lainnya.
 Prinsip kerja: mengikuti prinsip kenikmatan
(pleasure principle) dan berusaha mengumbar
impuls-impuls agresif dan seksualnya. Jika impuls
ini tidak terpenuhi maka terjadilahketegangan.
 Apabila manusia mengumbar dominasi hawa nafsu
maka kepribadiannya tidak akan mampu
bereksistensi secara baik. Manusia model ini sama
dengan binatang bahkan lebih buruk (QS al-A’raf:
179).
A.Dimensi al-nafs (hawa
nafsu)
 Nafsu sebagai daya nafsani memiliki banyak
pengertian.
 Pertama, nafsu merupakan nyawa
manusia, yang wujudnya berupa angin
yang keluar masuk di dalam tubuh
manusia.
 Kedua, nafsu merupakan sinergi jasmani-
ruhani manusia dan merupakan totalitas
struktur kepribadianmanusia.
 Ketiga, nafsu merupakan bagian dari daya
nafsani yang memiliki dua daya,
ghadabiyah dan syahwaniyah.
A.Dimensi al-nafs (hawa
nafsu)
 Ghadab: daya yang berpotensi untuk menghindari
diri dari yang membahayakan. Ghadab memilki
potensi hawa nafsu dengan natur seperti binatang
buas, menyerang, membunuh merusak,
menyakiti, dan membuat yang lainmenderita.
Ketika potensi ini dikelola dengan baik, maka ia
menjadi kekuatan atau kemampuan (qudrah).
 Syahwat adalah daya yang berpotensi untuk
menginduksi diri dari segala yang
menyenangkan. Syahwat memiliki natur binatang
jinak, naluri dasar seks, erotisme, dan segala
tindakan pemuasanbirahi.
A.Dimensi al-nafs (hawa
nafsu)
 Hawa nafsu berorientasi pada jasad, yang
kekuatan utamanya adalah indra.
 Daya indrawi hawa nafsu, menurut Ibnu
Sina, ada dua macam yaitu indra lahir
(external senses) yang berupa panca indra
dan indra batin (internal senses proses
penyimpanan dan pengeluaran memori).
B.Dimensi Al-Aql
 Dimensi akal adalah dimensi psikis yang berada
antara nafsu danqalb.
 Akal menjadi perantara dan penghubung antar
kedua dimensi tersebut berupa fungsi pikiran yang
merupakan kualitas insaniyah pada psikis
manusia.
 Akal merupakan bagian dari daya insani yang
memiliki duamakna.
 Akal jasmani, yang lazim disebut sebagaiotak
 Akal ruhani yaitu cahaya ruhani dan daya
nafsani yang dipersiapkan untuk memperoleh
pengetahuan.
(Lanjutan) Dimensi Al-Aql
 Secara jasmaniah ia berkedudukan di otak,
memiliki daya kognisi, dengan potensi bersifat
argumentatif (istidhlaliah) dan logis (aqliah), yang
apabila mendominasi jiwa manusia maka akan
menimbulkan kepribadian yang labil (al-nafs al-
lawwamah).
 Akal mampu mengantarkan manusia pada esensi
kemanusiaan. Akal merupakan kesehatan fitrah
yang memiliki daya pembeda antara yang baik dan
buruk. Akal adalah daya pikir manusia untuk
memperoleh pengetahuan yang bersifat rasional
dan dapat menentukanhakikatnya.
C.Dimensi Al-Qalb
 Al-Ghazali secara tegas melihat kalbu dari dua aspek
yaitu:
 Kalbu jasmani adalah komponen fisik
 Kalbu ruhani adalah komponen psikis yang menjadi
pusat kepribadian. Kalbu ruhani memiliki
karakteristik yaitu, insting yang disebut nur ilahi dan
mata batin yang memancarkan keimanan dan
keyakinan.
 Kalbu berfungsi sebagai pemandu, pengontol, dan
pengendali semua tingkah laku manusia. Kalbu
memiliki natur ilahiyah yang merupakan aspek supra
kesadaran. Dengan natur ini manusia tidak sekedar
mengenal lingkungan fisik dan sosial, juga mampu
mengenal lingkungan spiritual, ketuhanan, dan
keagamaan.
(lanjutan) Dimensi Al-Qalb
 Aspek ini juga mencakup daya insani misalnya
daya indrawi (penglihatan dan pendengaran),
daya psikologis seperti kognisi, emosi (intuisi
yang kuat dan afektif), konasi (beraksi, berbuat,
berusaha).
 Qalbu secara jasmaniah berkedudukan di
jantung, apabila mendominasi jiwa manusia
maka menimbulkan kepribadian yang tenang
(al-nafs al-muthmainnah)
DINAMIKA KEPRIBADIAN
 Struktur jasmani atau jasad bukan dipersiapkan
untuk membentuk tingkah laku tersendiri,
melainkan sebagai wadah atau tempat singgah
struktur ruh.
 Struktur jasmani memiliki daya dan energi yang
membangkitkan proses fisiknya. Energi ini lazim
disebut sebagai daya hidup (al-hayah).
 Daya ini kendatipun sifatnya abstrak, tetapi ia
belum mampu menggerakkan suatu tingkah laku.
Suatu tingkah laku dapat terwujud apabila
struktur jasmani telah ditempati struktur ruh
 Ruh merupakan tempat bersemayamnya spiritualitas
(fitrah) yang mengarah pada sesuatu yang transenden
untuk merepresentasikan sifat-sifat Tuhan. Inilahyang
menjadi motivasi tingkah laku manusia. Ruh
membutuhkan agama dan eksistensinya sangat
tergantung pada kualitaskeberagamaannya.
 Seluruh perilaku manusia dinilai sebagai ibadah yang
merupakan aktualisasi dari ajaran agama. Inilah yang
disebut sebagai kepribadian Islam. Keberadaan agama
dalam kepribadian Islam memiliki peran penting yang
terdiri dari
 Kepribadian ilahiyah: imaniyah-ilahiyah (berupa rukun
iman), ubudiyah-ilahiyah (rukun islam),
 Kepribadian insaniah: mu’amalah-ilahiyah (aktivitas
keseharian yang dilandasi nilai keimanan), dan
mu’amalah insaniyah (aktifitas keseharian yang
dilandasi nilai-nilai kemanusiaan)
 Perpaduan struktur jasmani dan ruhani selanjutnya
diwadahi oleh struktur nafsani yang di dalamnya terdapat
potensi baik dan buruk. Struktur ini memiliki tiga
komponen, nafsu, akal dan kalbu. Komponen-komponen
tersebut saling berinteraksi satu sama lain dalam
pembentukan kepribadian.Interaksi ketiga system nafsani
ini berjalan menurut dua alternatif.
 Menurut Ibnu Miskawaih interaksi daya jiwa berjalan
menurut hukum harmonisasi antara berbagai sistem
yang berpusat pada fikiran. Keutamaan berpikir adalah
kearifan, keutamaan ghadab adalah berani dan
keutamaan syahwat adalah iffah. Dengan begitu ghadab
dan syahwat bukanlah potensi yang buruk. Baik
buruknya sangat tergantung pada interaksi yang
harmonis denganberpikir.
 Menurut Ghazali dan Ibnu Arabi interaksi daya-daya
nafsani berjalan menurut hukum dominasi. Masing-
masing daya ini, kalbu naturnya baik, nafsu naturnya
buruk, dan akal naturnya baik dan buruk. Kesemua
daya ini berpusat pada kalbu.
3 JENIS UTAMA NAFS
(tipe kepribadian)
 Urutan dari yang terburuk hingga yang terbaik
adalah
 Nafs al-Ammârah Bissu’ (Nafs yang
mendorong kepadakejahatan/keburukan)
Kepribadian Amarah (didominasi nafsu)
 Nafs al-Lawwâmah (Nafs yang tercela)
Kepribadian Lawwamah (didominasi akal)
 Nafs al-Mutma’innah (Nafs yang membawa
kedamaian) Kepribadian Mutmainnah
(didominasi kalbu)

Anda mungkin juga menyukai