Anda di halaman 1dari 44

Pemberdayaan

Masyarakat di Bidang
Kesehatan Ibu dan Anak
Anggota
» 1. Farasiva Indiani Rajasa » 7. Alya Ammarie
(25010116140256) (25010116130317)
» 2. Luthfia Nurul Aini » 8. Pratisara Trisna Ningrum
(25010116130258) (25010116140302)
» 3. Ferry Satrya Adi Nugraha » 9. Elvicta Venteysa Ternate
(25010116140261) (25010116100332)
» 4. Nurul Isro Ulviana » 10. Maylin Djuana Siboro
(25010116130269) (25010116140309)
» 5. Annisa Fitriani » 11. Mitha Karunia Baeti
(25010116140275) (25010116140281)
» 6. Mahdia Noer Adiba » 12. Muhammad Fazlur
(25010116140316) Rosyid (25010116140320)
PRINSIP
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Menumbuh kembangkan
potensi masyarakat
» Segala potensi masyarakat ditumbuhkembangkan
seoptimal mungkin untuk mengatasi memelihara
dan meningkatkan status kesehatan keluarga.
Kontribusi masyarakat dalam
pembangunan kesehatan
» Dengan prinsip meningkatkan kontribusi
masyarakat dalam pembangunan kesehatan baik
secara kuantitatif dan kualitatif.
» Dalam hal kuantitatif berarti semakin banyak
masyarakat (pasangan usia subur) yang
melaksanakan program KB dan menerima
informasi/penyuluhan tentang program KB.
» Dalam hal kualitatif, berarti masyarakat (pasangan
usia subur) bukan hanya menggunakan KB saja,
tetapi juga ikut mempromosikan penggunaan KB
Mengembangkan gotong
royong
» Pengembangan potensi masyarakat untuk
berpegang teguh pada prinsip “gotong royong”
untuk meningkatan pembangunan kesehatan agar
pada era globalisasi ini tetap terwujud meskipun
harus disesuaikan dengan perkembangan jaman
Bekerja bersama Masyarakat
» Petugas,Kader maupun Yankes dalam proses
penggalakkan program KB melakukannya bersama
msayarakat
KIE berbasis masyarakat
Dapat menggunakan penyuluh lokal seperti kader yang
berasal dari daerah itu sendiri dalam penyuluhan KB
Kemitraan dengan LSM dan
ormas lain
» Kemitraan dalam perencanaan program KB dapat
bekerja sama dengan
pemerintah(Dinkes,BKBBN,Depag,RS,Puskesmas),k
ader kesehatan,dan sukarelawan lainnya sehingga
potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara
optimal.
Desentralisasi
STRATEGI
PENDEKATAN
PROGRAM KELUARGA
BERENCANA
PENDEKATAN
KEMASYARAKATAN
(COMMUNITY APPROACH)
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang
dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.

PENDEKATAN KOORDINASI
AKTIF (ACTIVE
COORDINATIVE APPROACH)
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera
sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai
tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
PENDEKATAN
INTEGRATIVE(INTERGRATIVE
APPROACH)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan
potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi
manfaat pada semua pihak.

PENDEKATAN
KUALITAS(QUALITY
APPROACH)
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima
pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
PENDEKATAN
KEMANDIRIAN(SELF
RELLANT APPROACH)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah
mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program
KB nasional.
PENDEKATAN TIGA DIMENSI
(THREE DIMENSION
APPROACH)
Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional.
strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon
pasangan usia subur (PUS) di Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berKB.
Berdasarkan hasil survei tersebut respon pus terhadap KIE KB terbagi dalam 3
kelompok :
1) 15% pus langsung merespon ya untuk ber KB.
2) 15% - 55% pus merespon ragu-ragu untuk ber KB.
3) 30% pus merespon tidak untuk ber KB.
Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya
untuk scepatnya menurunkan TFR dan membudayakan NKKBS sebagai
normaprogram BKKBN.
CONTOH KEGIATAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
TABULIN (Tabungan Ibu
Bersalin)
Tabulin adalah tabungan social yang dilakukan oleh calon
pengantin, ibu hamil, dan ibu yang akan hamil maupun oleh
masyarakat untuk biaya pemeriksaan kehamilan dan
persalinan serta pemeliharaan kesehatan selama nifas.
Tujuan:
» Menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia
» Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama
ibu hamil
» Memotivasi masyarakat, terutama ibu hamil untuk
menyisihkan sebagian uang untuk di tabung sebagai
persiapan persalinan.
DANA SEHAT
Dana sehat merupakan dana yang dikumpulkan dan
telah dihimpun dari berbagai kelompok masyarakat
dengan tujuan pembiayaan kesehatan yang ada.
Kesehatan yang dilaksanakan dari dana tersebut
bertujuan untuk mengobati serta mengatasi berbagai
macam kondisi yang tergolong kurang sehat.
JPKM
(Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat)
JPKM merupakan model jaminan kesehatan pra-bayar
berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan
yang berkesinambungan yang menghendaki peran
aktif badan penyelenggara, peserta dan pemberi
pelayanan kesehatan untuk bersama-sama menjaga
dan mengendalikan mutun dan biaya pemeliharaan
kesehatan
PENDEKATAN TRIPLE A
(Assessment, Analysis,
Action)

1. Assessment : penyusunan kerangka pemikiran, meliputi


identifikasi masalah, dan menjawab pertanyaan tentang jenis
masalah yang terjadi, prevalensi terjadinya maslaah, individu
yang terkena masalah, dimana dan kapan terjadinya masalah
2. Analysis : meliputi dampak masalah bagi kehidupan
masyarakat, klasifikasi penyebab masalah, dan pencarian
alternative pemecahan masalah
3. Action : meliputi usaha apa yang sudah dan sedang
dilakukan yang dikenal di Indonesia, jenis kegiatan program,
Lembaga yang melakukan program, dan dimana dilakukannya
program
PENDEKATAN KIE
(Komunikasi, Infomasi,
Edukasi)
KIE dalam program kesehatan ditujukan untuk
meningkatkan kepedeulian dan mengubah sikap untuk
menghasilkan suatu perubahan perilaku spesifik yang
positif. KIE berarti berbagi informasi dan ide melalui
cara-cara yang dapat diterima oleh masyarakat dan
menggunakan saluran, metode maupun pesan yang
tepat. KIE harus melibatkan partisipasi aktif dari target
audens dan menggunakan metode maupun Teknik
yang familiar bagi audiens.
INDIKATOR
KEBERHASILAN
Input Proses Output
Indikator Input
» Data sasaran : sasaran PUS, PUS dengan 4T dan
sasaran ibu bersalin
» Data alat dan obat kontrasepsi : memenuhi
kecukupan jumlah dan jenis alokon di fasilitas
» Data ketenagaan : jumlah, distribusi, pelatihan dan
kompetensi petugas
» Data sarana – prasarana : memenuhi kecukupan
jumlah dan jenis sarana – prasarana pelayanan KB
» Data sumber pembiayaan : APBN, APBD atau
sumber lainnya
Indikator Proses

Mengacu atau membandingkan kesesuaian


pelaksanaan dengan standar, seperti :
- pemrosesan alat
- pelayanan konseling
- pemberian pelayanan KB
Indikator cakupan pelayanan KB:
- Presentase peserta KB baru permetode kontrasepsi
- Presentase peserta KB aktif permetode kontrasepsi
- Presentase KB Pasca Persalinan permetode kontrasepsi
- Presentase kasus efek samping per metode
- Presentase kasus komplikasi per metode
- Presentase kasus kegagalan per metode
- Presentase kasus Drop-Out per metode
- Presentase PUS “4T” ber KB
Indikator Output
- Rata - rata capaian yang ditetapkan peserta KB aktif
(CU/PUS)
- Rata - rata capaian yang ditetapkan MKJP
- Rata - rata capaian yang ditetapkan pria ber - KB dari
total peserta KB
- Rata - rata capaian yang ditetapkan unmet need
PROGRAM KELUARGA
BERENCANA
LATAR BELAKANG
PROGRAM KB
» Salah satu masalah kependudukan yang cukup
besar di Indonesia adalah jumlah kepadatan
penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan
berbagai macam masalah lain. Untuk itu,
pemerintah mencanangkan program Keluarga
Berencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah
anak yakni dua untuk setiap keluarga.
Tahun 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk dari
40,2 juta orang menjadi 205,8 juta orang. Selama
rentang 1900-2000, progran Keluarga Berencana (KB)
berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang. "Tanpa
program KB jumlah penduduk hingga tahun 2000
diprediksi 285 juta orang, " ungkap Kepala Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Dr.Sugiri Syarief, MPA
Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi
suatu masalah bagi negara Indonesia yang perlu
diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya
yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah
Indonesia untuk mengurangi kepadatan penduduk
tersebut dengan cara melakukan program Keluarga
Berencana atau dikenal dengan singkatan KB.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan
utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan
keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. (Depkes RI, 1998).
STRATEGI PROGRAM KB
» Strategi Dasar
⋄ Meneguhkan kembali program di daerah
⋄ Menjamin kesinambungan program

» Strategi Operasional
⋄ Peningkatan kapasitas sistem pelayanan program KB
Nasional
⋄ Peningkatan kualitas dan prioritas program
⋄ Penggalian dan pemantapan komitmen
⋄ Dukungan regulasi dan kebijakan
⋄ Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
PENGERTIAN
PROGRAM KELUARGA
BENCANA
Pengertian KB Secara Umum
Keluarga Berencana (Family Planning, Planned
Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan
atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi`
1. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah upayah untuk ( terus
– menerus) meningkatkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat. Dalam pengimplementasian kebijakan KB
terhadapat pemberdayaan belum berperan sebagai
mana mestinya sesuai apa ayang diamanatkan oleh
Kebijakan Nasional Keluarga Berencana terhadapat
pemeberdayaan masyarakat.
» Pemberdaayaan masyrakat saat ini masih diyakini
memiliki daya ungkit yang tinggi dalam
melaksanakan program KB Nasional. Dalalm hal
program KB Nasional adalah progarm kemasyrakat
di mana jika masyrakat turut erlibat akan
menghasilkan suatu keberhasilan program yang
tinggi.

» Untuk dalam mencapai visi dan misi KB Nasional


diperlukan Penggerakan dan Pemberdayaan
Masyarakat.
2. Pemberdayaan Keluarga
» Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya
fasilitas yang bersifat non-instruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah,
merencakan dan menggambil keputusan untuk
melakukan pemecahannya dengan benar tanpa
bantuan dari pihak lain.
Pemberdayaan keluarga dalam hal ini pemberdayaan
dalam masalah progaram Keluarga Berencana. Karena
masih rendahnya permintaan atas pelayanaan KB
akibat terjadinya perubahan nilai tentang anak ideal
dalam keluarga, terhdapat kehamilan yang tidak
diinginkan akibat unmet need dan ketidaksinambungan
penggunaaan kontrasepsi dan terhdapat kejadian
kehamilan/persalinan pada usia 15 – 19 tahun.
Untuk itu dibutuhkan proses intervensi pemberdataaan
pada tiap keluarga yang terpenting dengan :
1. KIE berbasis keluarga (family-based health
education): yang topik bahasannya berdasarkan
keluarga sebagai satu unit, misalanya tentang
rumah sehat.
2. KIE berbasis individu (personal-based health
education): yang topik bahasannya berdasarkan
individu, misalnya berkaitan dengan penyakit
anak, perilaku ibu, dan lain – lain.
RUANG LINGKUP
PROGRAM KELUARGA
BERENCANA
Ruang Lingkup Program KB
antara lain :
» Keluarga berencana
» Kesehatan reproduksi remaja
» Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
» Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
» Keserasian kebijakan kependudukan
» Pengelolaan SDM apatur
» Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan
kepemerintahan
» Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas apatur
negara

Anda mungkin juga menyukai