Anda di halaman 1dari 19

Refarat Psikiatri

GANGGUAN ASPERGER
Aileen Clarissa Dauhan

Pembimbing : Prof. dr. H. M Joesoef Simbolon, SpKJ (K-AR)


Moderator : dr. M. Surya Husada, M.Ked(KJ), Sp. KJ
Hari/tanggal : Selasa, 23 Januari 2018
PENDAHULUAN
Hans Asperger (1944)
 autistic psychopathy
Inteligensi normal, penurunan kualitatif interaksi sosial,
perilaku aneh tanpa keterlambatan dalam perkembangan
bahasa.

DSM IV-TR
Penurunan interaksi sosial, pola perilaku berulang dalam minat
dan aktifitas, perkembangan kognitif ataupun kemampuan
menolong diri sendiri sesuai usia.

2
PENDAHULUAN

Albert Einstein
Kemampuan matematika sangat maju, tidak sensitif
terhadap norma sosial, kebutuhan emosional keluarga dan
teman

Tujuan dari dilakukannya penulisan refarat ini adalah


untuk mengkaji tentang gangguan Asperger

3
DEFINISI
Gangguan Asperger
 Bentuk dari gangguan perkembangan pervasif
 Penurunan terus-menerus dalam interaksi sosial
 Pola perilaku berulang
 Ketertarikan yang terbatas
 Tidak ada penyimpangan signifikan atau keterlambatan
bahasa atau kognitif
 Umumnya anak > 3 tahun, pria

4
ETIOLOGI
 Belum diketahui
 Ciaranello (1995):
a. Genetik
- anak Asperger, ayah sulit dalam interaksi sosial
- Gillberg “Asperger syndrome like”
- De Long & Dwiyer autistic high functioning
- 9% anak autism, ayahnya ciri Asperger
- Anak kembar dua

b. Non Genetik
- Infeksi prenatal (pandemic rubella, infeksi varisela,
toxoplasmosis)
- Hipotiroid pada ibu selama kehamilan
5
GAMBARAN KLINIS
Sekurang-kurangnya dua indikasi gangguan sosial
kualitatif berikut ini:
 Gaya komunikatif non-verbal yang jelas abnormal
 Kegagalan mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya
 Tidak adanya timbal balik sosial atau emosional
 Gangguan kemampuan untuk mengekspresikan
kesenangan atas kebahagiaan orang lain

Gejala fisik: keterlambatan motorik, kecanggungan,


kesulitan motorik halus, anomali gaya berjalan, gerakan
aneh
6
Kriteria Diagnostik Gangguan Asperger (DSM IV)

A. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan oleh sekurangnya dua dari berikut2 :
1. Gangguan dalam penggunaan perilaku non-verbal multipel seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur
tubuh, dan gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial.
2. Gagal mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sesuai menurut tingkat perkembangan.
3. Gangguan untuk secara spontan membagi kesenangan, perhatian atau prestasi dengan orang lain
(seperti kurang memperlihatkan, membawa atau menunjukkan obyek yang menjadi perhatian orang
lain)
4. Tidak adanya timbal balik sosial dan emosional.

B. Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik, seperti yang ditunjukkan oleh
sekurang kurangnya satu dari berikut:
1. Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik, dan terbatas, yang abnormal baik dalam
intensitas maupun fokusnya
2. Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau ritual yang spesifik dan nonfungsional.
3. Manerisme motorik stereotipik dan berulang (menjentik dan mengepak-ngepak tangan atau jari, atau
gerakan kompleks seluruh tubuh).
4. Preokupasi persisten dengan bagian-bagian obyek.

C. Gangguan ini menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi
penting lainnya.
D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis dalam bahasa (misalnya, menggunakan
kata tunggal pada usia 2 tahun, frasa komunikatif digunakan pada usia 3 tahun).
E. Tidak terdapat keterlambatan bermakna secara klinis dalam perkembangan kognitif atau dalam perkembangan
ketrampilan menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia (selain dalam interaksi sosial),
dan keingintahuan tentang lingkungan pada masa kanak-kanak.
F. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan pervasif spesifik atau skizofrenia
7
Kriteria Diagnostik Gangguan Asperger (PPDGJ III)
A. Diagnosis ditentukan oleh kombinasi antara :
• Tidak adanya hambatan/keterlambatan umum dalam perkembangan
berbahasa atau perkembangan kognitif yang secara klinis jelas, seperti pada
autisme.
• Adanya defesiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial yang timbal-balik
• Adanya pola perilaku, perhatian dan aktivitas yang terbatas, berulang dan
streotipik.
B. Mungkin terdapat atau tidak terdapat masalah dalam komunikasi yang sama
seperti yang berkaitan dengan autisme, tetapi terdapatnya keterlambatan
berbahasa yang jelas akan menyingkirkan diagnosis.

8
Kriteria Diagnostik Gangguan Asperger (ICD 10)
A.Tidak terdapat keterlambatan siginifikan dalam berbicara ataupun bahasa reseptif.
Diagnosis membutuhkan ketentuan bahwa satu kata dapat diucapkan pada usia 2 tahun
atau sebelumnya dan komunikasi dengan frasa pada usia 3 tahun, konsisten dengan
perkembangan intelektual yang normal sesuai usia. Akan tetapi, perkembangan motorik
dapat terlambat, dan sering terdapat perilaku ceroboh, keterampilan special, atau
abnormal preokupasi.
B. Terdapat gangguan kualitatif interaksi sosial yang timbal balik, sekurang-kurangnya dua
dari kriteria berikut:
• Ketidakmampuan untuk melakukan tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan
gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial.
• Gagal mengembangkan hubungan dengan teman sebaya dalam hal berbagi minat,
aktifitas, dan emosi.
• Gangguan sosio-emosional yang timbal balik ditunjukkan dengan adanya gangguan
terhadap respon dari emosis orang lain, lemah dalam berintegrasi sosial, emosional,
maupun berkomunikasi.
• Gangguan untuk secara spontan membagi kesenangan, perhatian atau prestasi dengan
orang lain (seperti kurang memperlihatkan, membawa atau menunjukkan obyek yang
menjadi perhatian orang lain)

C. Individu menunjukkan pola perilaku yang tidak lazim, perhatian dan aktivitas yang
terbatas, berulang dan streotipik.
D. Gangguan ini tidak dapat dikategorikan dalam gangguan pervasive spesifik, skizofrenia,
skizotipik, gangguan obsesi-kompulsi, gangguan personaliti anarkastik.

9
DIAGNOSIS BANDING
1. Autisme Infantil
 Onset lebih awal
 Penyimpangan kemahiran bahasa, gangguan kognitif (oral
vocabulary test)
 Defisit sosial dan komunikasi lebih berat
 Manerisme motorik
 Verbal intelligence kurang
 Empati lebih buruk

2. Gangguan Kepribadian Schizoid


 Tidak memperlihatkan keparahan dalam gangguan sosial
 Tidak ada kelaianan pada pola perkembangan awal

10
DIAGNOSIS BANDING
3. Schizofrenia
Kekeliruan diagnosis akibat adanya: kombinasi bicara bertle-tele,
bicara sendiri, pola pembicaraaan inkoheren, gagal mengganti topik
pembicaraan. Asperger: disfungsi komunikasi daripada gangguan
proses pikir.

4. Gangguan perkembangan pervasif yang tidak


ditentukan

5. Gangguan Obsesi/kompulsi
- fungsi sosial yang terbatas

11
TATALAKSANA
 Fokus pada komunikasi, perilaku mengulang, fisik

A. Nonfarmakologi
1. Aktifitas
latihan koordinasi, olahraga, penggunaan kacamata hitam,
penutup telinga, teknologi komputer/laptop.

2. Pendekatan pertimbangan
a. sosial perilaku di sekolah
b. Interaksi dengan anak lain
c. komunikasi dan strategi bahasa
12
TATALAKSANA
3. Pelatihan ketrampilan sosial
4. Pelatihan relaksasi
Benson dan Klipper:
 Lingkungan yang tenang
 Perangkat mental
 Sikap pasif
 Posisi nyaman
5. Mendorong keahlian khusus
6. Karir konseling dan orientasi
7. Konsultasi
neurolopsikologi, otolaryngologist, audiolog, patologi
wicara, rahabilitasi medis (CBT)
13
TATALAKSANA
B. Farmakoterapi
1. Stimulan
- methylphenidate dan amphetamines
(komorbid ADHD)
2. α-2 Adrenegik agonis
- mengurangi perilaku agresif dan ansietas
- menghambat neurotransmisi norepinefrin pada
batang otak, menurunkan aktifitas simpatis dan
resistensi perifer mengurangi spasme motorik
- Clonidine 0,1-0,3 mg/hari
- - Guanfacine 0,25-0,9 mg/ hari
14
TATALAKSANA
3. Obat antipsikotik
- untuk perilaku agresif, halusinasi, hiperaktifitas, ataupun
gejala depresi
- Risperidone
Mengikat dopamine D2 reseptor
- Aripiprazole (Abilify)
dopamin parsial (D2)/ serotonin (5-HT-1A) agonis, dan
antagonis serotonin (5-HT-2)
- Ziprasidone
dosis 20-160 mg/ hari, mengurangi perilaku agresif dan
iritabel, efek samping minimal, yaitu peningkatan berat
badan dan gangguan metabolik
15
TATALAKSANA
4. Antidepresan (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
- 73% respon baik dengan citalopram
- Penggunaan escitalopram 10 mg selama 10 minggu,
mengurangi hiperaktifitas 35%, iritabilitas 47%, bicara
yang inappropriate 27%, dan perilaku streotipik 52%

5. Antikonvulsan
- Mengatasi gangguan mood, iritabilitas, perilaku agresif
dan repetitive
- Divalproex sodium (Depakote®) selama 12 minggu

16
PROGNOSIS
 Prognosis baik ( lebih baik jika IQ normal, tingkat sosial
tinggi, keluarga mendukung)
 Komorbid gangguan kejiwaan lain prognosis menjadi
buruk

17
KESIMPULAN
 Gangguan Asperger adalam bentuk dari gangguan
perkembangan pervasif, ditandai penurunan terus-
menerus interaksi sosial dan pola perilaku berulang,
ketertarikan yang terbatas, tidak ada keterlambatan
berbahasa, perkembangan kognitif sesuai usia.
 Gejala fisik : keterlambatan motorik anak usia dini,
kecanggungan, kesulitan motorik halus, anomali gaya
berjalan, dan gerakan gerakan yang aneh.
 Penatalaksanaan non-farmakologi dan farmakologi,
difokuskan pada komunikasi, perilaku mengulang, dan
fisik.

18
TERIMA KASIH

19

Anda mungkin juga menyukai