Anda di halaman 1dari 16

POPULASI DAN

SAMPEL DALAM
PENELITIAN
Populasi dan Sampel
• Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi
populasi atau study sensus (Sabar, 2007)
• Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian atau jumlah dan
karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, maka peneliti akan mengambil sampel dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011).
POPULASI DAN SAMPEL
DALAM PENELITIAN
KUANTITATIF
Teknik Sampling pada data
kuantitatif
1. Probability Sampling (Menggunakan Prinsip Random)

◦ a. Cluster Random Sampling

Teknik ini digunakan apabila ukuran populasinya tidak diketahui dengan pasti, sehingga tidak
memungkinkan untuk dibuatkan kerangka samplingnya, dan keberadaannya tersebar secara geografis atau
terhimpun dalam klaster-klaster yang berbeda-beda.
· Apabila klaster itu bersifat wilayah geografis yang kecil, maka pengambilan sampelnya dapat dilakukan
satu tahap (simple cluster sampling).

· Akan tetapi jika klasternya besar atau wilayah geografisnya besar, maka pengambilan sampel tidak cukup
hanya satu tahap, melainkan harus beberapa tahap. Dalam keadaan yang demikian gunakanlah teknik
sampling klaster banyak tahap (multistage cluster sampling).
◦ b. Stratified Random Sampling

Teknik sampling ini digunakan apabila populasinya tidak homogen (heterogen). Makin heterogen
suatu populasi, makin besar pula perbedaan sifat-sifat antara lapisan tersebut. Untuk dapat
menggambarkan secara tepat tentang sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang
bersangkutan harus dibagi-bagi kedalam lapisan-lapisan (strata) yang seragam atau homogen, dan dari
setiap strata dapat diambil sampel secara random (acak).

Untuk dapat menggunakan teknik sampling random strata, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,
antara lain (Singarimbun dan Effendi, 1989:162-163):

1. Harus ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk menstratifikasi
populasi ke dalam lapisan-lapisan.

2. Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang dipergunakan untuk
menstratifikasi.
◦ Sampel strata terdiri dari dua macam, yaitu

1. Sampel strata proporsional

Teknik sampling random strata proporsional digunakan apabila proporsi ukuran subpopulasi
atau jumlah satuan elementer dalam setiap strata relatif seimbang atau relatif sama besar. Dalam sampel
strata proporsional, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata dengan
berpatokan pada pecahan sampling (sampling fraction) yang sama yang digunakan. Pecahan
sampling adalah angka yang menunjukkan persentase ukuran sampel yang akan diambil dari ukuran
populasi tertentu.
2. Sampel strata disproporsional
Pada Sampel Strata Disproporsional, ukuran sampel yang diambil dari setiap subpopulasi (strata)
sama besarnya, yang berbeda adalah pecahan samplingnya.

Strategi pengambilan sample sama dengan proporsional. Perbedaanya ialah terletak pada
ukuran sample yang tidak proporsional terhadap ukuran unit sampling karena untuk kepentingan
pertimbangan analisa dan kesesuaian.
◦ c. Simple Random Sampling

Sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap
unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel. Peluang yang dimiliki oleh setiap unit penelitian untuk dipilih sebagai sampel sebesar
n/N, yakni ukuran sampel yang dikehendaki dibagi dengan ukuran populasi.
◦ d. Teknik Sampling Random Sistematik (Systematic Random Sampling)

Apabila ukuran populasinya sangat besar, hingga tidak memungkinkan dilakukan pemilihan
sampel dengan cara pengundian, maka teknik sampling random sederhana tidaklah tepat untuk
digunakan. Dalam keadaan populasi yang demikian, gunakanlah teknik sampling random sistematik.
Persyaratan yang harus dipenuhi agar teknik sampling ini dapat digunakan, sama dengan persyaratan
untuk sampel random sederhana, yakni tersedianya kerangka sampling (ukuran populasinya diketahui
dengan pasti), dan populasinya mempunyai pola beraturan yang memungkinkan untuk diberikan nomor
urut serta bersifat homogen.

Cara penggunaan teknik sampling random sistematik ini mirip dengan cara sampling random
sederhana. Bedanya, pada teknik sampling sistematik perandoman atau pengundian hanya dilakukan satu
kali, yakni ketika menentukan unsur pertama dari sampling yang akan diambil. Penentuan unsur sampling
selanjutnya ditempuh dengan cara memanfaatkan interval sampel.
◦ 2. Non Probability Sampling(Tidak Menggunakan Prinsip Random)

Dalam menentukan sampel dengan menggunakan taknik sampling nonrandom, tidak


menggunakan prinsip kerandoman (prinsip teori peluang). Dasar penentuannya adalah pertimbangan-
pertimbangan tertentu dari peneliti atau dari penelitian. Sebagai konsekuensinya, teknik sampling
nonrandom ini tidak dapat digunakan apabila penelitian kita dirancang sebagai sebuah penelitian
eksplanatif yang akan menguji hipotesis tertentu, misalnya penelitian korelasional, karena rumus uji
statistik inferensial tidak dapat diterapkan untuk data yang berasal dari sampel nonrandom. Teknik
sampling ini secara luas sering digunakan untuk penelitian-penelitian eksploratif atau penelitian deskriptif.

◦ Ada beberapa jenis sampel nonrandom yang sering digunakan dalam penelitian sosial/penelitian
komunikasi, di antaranya adalah:

1. sampel aksidental
2. sampel kuota
POPULASI DAN SAMPEL
PADA PENELITIAN
KUALITATIF
• Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan
instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Perbedaannya dengan
penelitian kuantitatif adalah penelitian ini berangkat dari data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir
dengan sebuah teori.
• Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada
situasi social tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan
ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi social
yang memiliki kesamaan dengan situasi social pada kasus yang
dipelajari.
• Sampel di dalam penelitian kualitatif tidak dinamakan responden tetapi
sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam
penelitian.
• Sampel dalam penelitian kualitatif termasuk sampel teoritis karena
tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Sampel
dalam penelitian kualitatif juga dapat disebut sampel konstruktif karena
dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena
yang semula masih belum jelas.
Teknik pengambilan sampel
1. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu.
2. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data,
yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini
dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut
belum mampu memberikan data yag lengkap maka mencari orang lain
lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data.
• Menurut Sanafiah Faisal (1990) dengan mengutip pendapat
Spradley menyatakan bahwa sampel sebagai sumber data atau
sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai
berikut.
• 1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu sehingga
situasi itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.
• 2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau
terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti
• 3. Mereka yang memunyai waktu yang memadai untuk dimintai
informasi.
• 4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil
“kemasannya” sendiri.
• 5. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan
peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam
guru atau narasumber.

Anda mungkin juga menyukai