Anda di halaman 1dari 66

MAKALAH

“RENCANA ATAP dan DETAIL ATAP”

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM
SURABAYA
2015
KELOMPOK 8 :
NOVI PADYA WARUJU P. 1453010024
IMAS CITRA HAPSARI 1453010028
FARIDAH HANUM N. 1453010016
ISMI PUJI YANTI 1453010060
OKTAVIANI DINDA R. 1453010011
ADITYA EKA PUTRA 1453010001
MOCH. NUR FARIZQI 1453010048
EDUARD PRAYOGA Ys. K. 1453010025
MOCH. SHAHRUL N. 1453010051
RIZAL WICAKSONO 1453010045
Pengertian, Fungsi, dan Kaidah
Atap
Atap adalah bagian konstruksi bangunan yang terletak paling atas
dari bangunan berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang
ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin
atau untuk keperluan perlindungan.
FUNGSI – FUNGSI ATAP

Penutup Ruangan yang ada dibawanya

Melindungi seluruh bagian bangunan yang


ada di bawahnya gangguan dari luar

Memberikan nilai tambahan estetika pada


bangunan
BAGIAN – BAGIAN UTAMA ATAP

Pada sebuah atap memiliki bagian – bagian utama yang memiliki fungsi
untuk saling menunjang satu sama lain, diantaranya :
Konstruksi/Pemikul Beban,
Bagian ini merupakan bagian yang paling harus diperhatikan
dalam melaksanakan pembuatan bagian atap karena pada bagian ini
kesalahan kecil dapat mengakibatkan resiko fatal seperti runtuhnya
konstruksi atap itu sendiri dan persyaratannya adalah bagian ini harus
stabil dan juga dapat memikul serta menyalurkan beban yang ada secara
merata
Bagian Penutup/Pelapis Atap
Bagian ini merupakan bagian akhir dalam konstruksi atap yang
berfungsi sebagai penutup rangka atap yang ada di bawahnya dan
memiliki syarat sebagai berikut tahan lama, rapat/kedap air, tidak mudah
terbakar dan sistim pemasangannya mudah dan baik
Konstruksi Atap
dan
Penutup Atap
KONSTRUKSI ATAP pada umumnya memakai rangka atap kuda –
kuda. Rangka Atap Kuda – Kuda adalah suatu susunan rangka batang
yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat rangka
itu sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya
konstruksi kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk
segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup
atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap
susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang
kokoh yang harus mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa
mengalami perubahan.
SYARAT – SYARAT KONSTRUKSI ATAP yang harus dipenuhi
antara lain :
Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap
beban-beban yang bekerja padanya. Pemilihan bentuk atap yang sesuai
sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya.
Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan
tahan terhadap pengaruh cuaca.
Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan
penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya
dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain –
lainnya.
CONTOH GAMBAR KOSTRUKSI ATAP
dan RENCANA ATAP
PENUTUP ATAP ialah bagian dari konstruksi atap yang memiliki
fungsi untuk menutup rangka atap yang berada di bawahnya. Penutup
Atap mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain :
1. Bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi.
2. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air.
3. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca.
4. Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus.
5. Tidak mudah terbakar.
6. Bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah
dipasang.
7. Awet.
CONTOH GAMBAR PENUTUP ATAP
Prinsip Penyaluran Gaya Pada
Atap
Akibat dari gaya P, maka akan timbul gaya horizontal (H) dan
vertical (V) pada titik A dan B. Penyaluran gaya akan stabil (baik)
apabila posisi A dan B tetap. Apabila posisi keduanya bergeser atau
bergerak maka konstruksi akan bersifat labil (tidak baik).
Untuk dapat menampung gaya V, maka kolom atau dinding
pemikul memegang peranan penting. Untuk menampung gaya H,
maka kedua kaki kuda-kuda dihubungkan dengan batang tarik.

Semakin lebar betangan A – B maka bentangannya akan


melendut, maka dibutuhkan batang vertical C – D sebagai
penggantung atau penghubung (seringkali disebut dengan makelar).

Akibat dari beratnya sendiri dan lebarnya bentangan,


seringkali bentang A – C dan B – C menjadi melendut. Maka
dibutuhkan batang tekan D – E dan D – F untuk memperkuat
(seringkali disebut dengan schoor). Demikian selanjutnya sistim
rangka tersebut diatas apabila dikembangkan disebut dengan
“Konstruksi rangka batang” dan dapat dipergunakan untuk
bangunan berbentang lebar.
Macam – Macam Bentuk Atap
Dan
Bahan Penutup Atap
Macam – Macam Bentuk Atap

Atap memiliki berbagai macam bentuk berdasarkan

kebutuhan dan keinginan setiap pemilik atau perancang

gedung, diantaranya :
Atap Datar (platdak)

Atap bentuk ini biasanya menggunakan beton bertulang


yang dihitung tersendiri sesuai dengan bentangan dan
tebal plat. Meskipun tipe ini dikatakan datar, namun
permukaan atap selalu dibuat miring untuk
menyalurkan air hujan kelubang talang.
Atap Strandar/Sandar (lessenaar)

Atap bentuk ini terdiri dari sebuah bidang atap miring


kebagian tepi atasnya menempel pada dinding
bangunan induk, pada bentuk ini menggunakan
konstruksi setengah kuda-kuda.
Atap Pelana (Zadeldak)

Atap bentuk ini terdiri dari dua bidang miring atap yang
tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus yang
disebut bubungan. Tipe ini banyak digunakan untuk
rumah sederhana dan banyak dijumpai di daerah
pedesaan Bali, Jawa Barat, Jawa timur, dan Jawa
Tengah.
Atap Perisai (Schildak)

Jenis atap ini merupakan menyempurnaan dari bentuk


atap pelana dengan menambahkan dua bidang atap
miring yang membentuk segitiga pada ujung akhir
atap bangunan.
Atap Tenda (tentdak),
Atap jenis ini biasa dipakai pada bangunan yang ukuran
panjang dan lebarnya sama, ini berarti atap terdiri dari
empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran
dan lereng yang sama yang bertemu pada satu titik
tertinggi, yaitu pada tiang penggantung.
Atap Gergaji
Atap ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama
lerengnya. Atap ini bisa digunakan untuk bangunan
pabrik, gudang atau bengkel.
Atap Setengah Bola ( Kubah )
Bentuk atap melengkung setengah bola. Atap ini banyak
digunakan untuk bangunan masjid dan gereja.
Atap Joglo
Atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun
sehingga atapnya seperti bertingkat. Atap ini banyak
dibangun di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat
Atap Mansard
Bentuk atap ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang
terlihat bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang
digunakan untuk bangunan rumah di daerah kita,
karena sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah
Belanda saat menjajah di negara kita.
Macam – Macam Penutup Atap dan Bahan

Sebagai bagian akhir dari sebuah konstruksi atap, penutup


atap juga perlu mendapatkan perhatian khusus ketika
melakukan pemasangan dan memastikan bahwa bahan
dari penutup atap yang dipakai sudah sesuai dengan
kebutuhan. Macam – macam penutup atap dan bahannya
antara lain :
Genteng dan Bubungan

Menurut bahan material terdapat genteng beton dan


genteng tanah liat (keramik). Sedangkan menurut
bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa
(genteng S), genteng kodok, genteng pres silang.
Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri atas
genteng setengah lingkaran, genteng segitiga, dan
genteng sudut patah.
Penutup Atap Kayu (Sirap)

Bahan yang banyak digunakan pada rumah tradisional


Indonesia berbahan dasar kayu. Sirap yang terbentuk dari
potongan-potongan kayu tipis yang disusun 3 atau 4.
Potongan kayu ini kemudian dipaku ke multiplek yang
melapisi rangka atap. Atap genteng sirap berbahan baku
kayu ulin, kayu jati dan sebagainya. Bentuknya berupa
lembaran tipis dengan panjang 40-60 cm, lebar 7-20 cm,
dan tebal3-5 mm. Genteng sirap dipasang dengan susunan
berlapis sehingga tidak terdapat celah yang memungkinkan
air meresap ke bawah. Pemasangan atap sirap dengan sudut
kemiringan 25-40
Seng

Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering


digunakan sebagai penutup atap. Ukuran seng datar yang
digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm dengan
beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm
Asbes

Atap asbes berasal dari campuran semen dan bahan serat yang
dipadatkan. Bentuk dan ukurannya beragam dengan tipe
gelombang, antara lain gelombang 5½, gelombang 6½, dan
gelombang 14
Beton Cor

Atap ini berasal dari campuran semen, pasir, dan kerikil. Atap
ini sering digunakan pada gedung – gedung bertingkat
ataupun rumah yang menginginkan adanya sedikit lahan
yang multiguna.
Macam – Macam Rangka Atap,
Bentuk, dan Bahan
Rangka Atap(Kuda - Kuda) merupakan bagian terpenting
dari konstruksi atap yang memiliki fungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga berat rangka itu
sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Macam
– macam bentuk Kuda – Kuda beserta bentangnya antara
lain :
Bentang 3-4 Meter

Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4


meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang
Bentang 4-8 Mater
Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau
beton bertulang.
Bentang 9-16 Meter
Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle)
dan kayu.
 Bentang 20 Meter

Bentang maksimal sekitar 20 m, bahan dari baja (double angle)


dan apabila kuda-kuda atap sebagai loteng, bahan dari kayu
Detail Sambungan Kuda – Kuda
Dan
Komponen Rangka Atap
Dalam sebuah kuda – kuda atau rangka atap pasti
memiliki sambungan yang berguna untuk
mengunci antar balok agar dapat stabil guna
menahan beban yang ada, macam – macam
sambungan antara lain :
Detail ini diambil pada bagian antara balok tarik dan tiang kuda
– kuda yang berada di tengah.
Detail ini diambil pada bagian pertemuan antara ring balok,
balok tembok, dan balok tarik.
Detail ini diambil pada bagian pertemuan antara usuk, gording,
balok tekan dan kaki kuda - .
Detail ini diambil pada bagian pertemuan antara usuk, gording,
balok tekan, kaki kuda – kuda, dan balok pengapit.
Detail ini diambil pada bagian pertemuan antara balok tekan,
tiang kuda – kuda dan papan reuter. Bagian ini berada sejajar
dengan detail A .
KOMPONEN RANGKA ATAP

Rangka Atap sendiri memiliki komponen atau bagian


– bagiannya, antara lain :
Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil
pada proyeksi horizontal. Gording meneruskan beban dari penutup
atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik
buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak
lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi
usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang
tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga
bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang
tersedia. Gording kayu memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m,
tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5
sampai dengan 2,5 m
Usuk

Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng


dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu
dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk
dipasang dengan jarak 40 sampai dengan 50 cm antara satu
dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan
terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada
kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku
untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.
Reng

Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm


dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan
langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso.
Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng
tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan
penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak
lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari
penutup atapnya (genteng)
Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau
frame-work yang disebut jurai. Pengertian lain dari jurai
adalah garis sambungan antara bidang atap yang satu
dengan bidang atap yang lainnya. Menutut bentuknya jurai
dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar. Jurai
dalam merupakan balok kayu yang diletakan miring
menghadap kedalam. Jurai dalam ini berfungsi sebagai
pertemuan dan tumpuan antara balok gording dengan balok
gording lainnya serta dudukan papan talang. Kayu yang
diguakan sebagai jurai dalam berukuran 8 cm x 12 cm atau
8 cm x 15 cm. Jurai luar adalah sambungan yang menonjol
kearah luar
Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap.
Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa
mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan.
Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air
dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur
yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja
(cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap
air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang
sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap),
seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.
PERTANYAAN 1
(BILLY BAKHTIAR 1453010026)
Lebih kuat mana bangunan memakai kuda – kuda kayu
dengan kuda – kuda baja? Dan lebih efisien yang mana?
PERTANYAAN 2
(BAMBANG ERKI 1453010014)
Tolong jelaskan bagaimana cara pemasangan kuda – kuda
dalam di lapangan?
PERTANYAAN 3
(ADLY FEBRIAN 1453010047)
Mengapa garis gordingnya ada 3?
JAWABAN PERTANYAAN 1
Kedua kuda – kuda sama kuatnya. Tinggal kita mau
memakai yang mana dikarenakan sekarang harga kayu
mahal dan sudah semakin langka sedangkan untuk baja
ringan range harganya lumayan terjangkau dan lumayan
tahan lama dibanding kayu.
JAWABAN PERTANYAAN 2
Pemasangan balok tarik terlebih dahulu tepat diatas
tembok dengan melintang. Lalu pemasangan tiang kuda –
kuda pada bagian tengah balok tarik kemudian
pemasangan pengapit dan penyokong.
Penyokong tersebut akan masuk pada kaki kuda – kuda.
Kemudian pemasangan kaki kuda – kuda sepanjang
bentang salah satu kuda – kuda. Lalu pemasangan
gording dan tupai. Pemasangan usuk lalu reng terakhir
pemasangan penutup atap.
JAWABAN PERTANYAAN 3
Karena ada notifikasi untuk tupai

Anda mungkin juga menyukai