Anda di halaman 1dari 20

STABILITAS LERENG

(Slope Stability)
RESKI KURNIATI
H22115023
OUTLINE

1. Defenisi
2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
3. Jenis-Jenis Tanah Longsor
4. Kestabilan Lereng
DEFENISI
 Gerakan tanah (mass movement) adalah gerakan perpindahan atau gerakan lereng dari bagian
atas atau perpindahan massa tanah maupun batu pada arah tegak, mendatar atau miring dari
kedudukan semula.
 Longsoran adalah pergerakan masa tanah atau batuan sepanjang bidang gelincir atau suatu
permukaan bidang geser. Massa batuan adalah kondisi material dan bidang-bidang
diskontinuitas yang dimiliki batuan (Bieniawski, 1989).
 Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang
horisontal. Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses geologi atau karena dibuat
oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara alamiah misalnya lereng bukit dan tebing sungai,
sedangkan lereng buatan manusia antara lain yaitu galian dan timbunan untuk membuat jalan
raya dan jalan kereta api, bendungan, tanggul sungai dan kanal serta tambang terbuka.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
Tanah Longsor

 Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng
lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penehan umumnya
dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan
gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban
(gravitasi), serta berat jenis tanah-batuan.
1. Pengaruh gaya gravitasi
 Pada batuan atau hancurannya yang terletak di
atas lereng, mengalami gaya tarik bumi (gravitasi
g) ke bawah (pusat bumi).
 Gaya yang menarik turun lereng disebut shear
stress. Faktor lain yang mempengaruhi
kesetimbangan ini adalah gaya gesekan dalam.
 Faktor lain yg mempengaruhi kesetimbangan ini
adalah gaya gesek dalam. Gaya gesekan dan kohesi
antar butir dalam batuan dinamakan shear
strength. Jika shear strength lebih besar dari shear
stress atau seimbang maka batuan atau
runtuhannya tidak akan bergerak turun lereng
dimana hubungan keduanya dinyatakan sebagai
faktor keamanan lereng (Safety factor).
2. Pengaruh Air
 Pada musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya
penguapan air di permukaan tanah secara besar-besaran. Hal itu
mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga
terjadi retakan dan merekahnya permukaan tanah.
 Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian tanah yang retak
sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal
musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi,
sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu
singkat.
 Pengaruh air pada gerak tanah adalah sebagai: penambahan beban
(memperbesar g), memperkecil gaya kohesi akibat tekanan air dan
mungkin juga melarutkan perekat antar butir, tekanan ke atas air
akan mengurangi gaya gesek.
3. Faktor Topografi (Kelerengan)

 Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya


pendorong lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan
air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut
lereng yang menyebabkan longsor adalah 18 derajat
apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya
mendatar.
4. Faktor Struktur

 Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung) yang merupakan bidang lemah
dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor. Bidang tersebut memiliki ciri
sebagai berikut :
1. Bidang perlapisan batuan
2. Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar.
3. Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
4. Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang kedap air.
5. Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
5. Faktor Kegempaan

 Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh


gempabumi, ledakan atau letusan gunungapi, getaran
mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Semua itu dapat
menyebabkan retaknya tanah, badan jalan, lantai, dan
dinding rumah
Jenis-Jenis Tanah Longsor

 Proses tanah longsor dipengaruhi oleh tipe material, tipe gerakan, ada
tidaknya air, dan kecepatan gerakan, membuat klasifikasi gerakan tanah
menjadi kompleks. Proses tanah longsor tidak lepas dari factor kegagalan
lereng secara mendadak dan aliran material. Dengan demikian gerakan tanah
dapat dibedakan atas tiga jenis utama, yaitu: falls (jatuhan pecahan batuan
dan sedimen yang lepas ke dasar lereng), slides (longsoran batuan atau
sedimen dengan permukaan planar), dan flows (longsoran yang mengalir
laksana fluida kental.
 Falls adalah gerak pecahan batuan besar atau kecil yang terlepas dari
Falls batuan dasar dan jatuh bebas. Biasanya terjadi pada tebing-tebing
yang terjal dimana material lepas tidak dapat tetap ditempatnya,
dapat langsung jatuh atau membentur-bentur dinding tebing sebelum
sampai di bawah tebing.
Slides
 Rotational Slide adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk cekung ke atas, dan pergerakan longsornya secara umum berputar pada
satu sumbu yang sejajar dengan permukaan tanah.
 Translational Slide adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata dengan sedikit rotasi atau miring ke belakang.
 Block Slide adalah pergerakan batuan yang hampir sama dengan Translational
Slide, tetapi massa yang bergerak terdiri dari blok-blok yang koheren.
Flows
 Flow (aliran) terjadi apabila material bergerak menuruni
lereng sebagai cairan kental dengan cepat dan umumnya
dijumpai berupa campuran sedimen, air dan udara dengan
memperhatikan kecepatan dan konsentrasi sedimen yang
mengalir.
 Adapun tipe2 gerakan tanah ini di antaranya
1. Mud Flow
2. Debris flow
3. Debris avalance
4. Eartflow
5. Creep
 Longsoran bidang akan terjadi bila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
 Terdapat bidang gelincir bebas, artinya kemiringan bidang
gelincir lebih kecil dari kemiringan lereng.
 Kemiringan bidang gelincir lebih besar dari sudut geser dalam
batuan
 Arah bidang gelincir sejajar atau mendekati sejajar dengan arah
lereng.
 Tidak terdapat gaya penahan di kedua sisi longsoran.
Kestabilan Lereng

 Parameter-parameter yang mempengaruhi kondisi kestabilan lereng :


 1. Geometri lereng, seperti lebar lereng, tinggi lereng dan
kemiringan.
 2. Kekuatan geser material
 3. Berat satuan materil
 4. Tekanan Pori

 Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan dalam analisis kestabilan


lereng alami antara lain yaitu menentukan apakah longsoran yang mungkin
terjadi merupakan longsoran yang pertama kali atau longsoran yang terjadi
pada bidang geser yang sudah ada serta kemungkinan terjadinya longsoran
apabila dibuat suatu pekerjaan konstruksi atau penggalian pada lereng.
 Untuk mengidentifikasikan terjadinya suatu gerakan tanah, penting untuk diketahui
faktor keamanan lereng, yaitu dengan membandingkan momen penahan longsor
terhadap momen penggeraknya. Kekuatan geser (shear strength) maksimum yang
ada pada tanah digunakan dalam menghitung momen penahan. Kelongsoran terjadi
bila momen penggerak melebihi momen penahannya. Faktor keamanan lereng
dinyatakan sebagai:

Pada kenyataannya di lapangan, perencanaan maupun penentuan faktor keamanan lereng tidak
dapat ditentukan dengan pasti. Untuk itu digunakan interval nilai faktor keamanan dalam
menetapkan faktor keamanan dari suatu lereng.
Nilai Faktor Keamanan terhadap Lereng

Nilai Faktor Keamanan untuk Perencanaan Lereng


Analisis Kestabilan Lereng

 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisa kestabilan


lereng adalah sebagai berikut :
 Kuat geser tanah atau batuan,
 Struktur geologi
 Geometri lereng
 Tinggi muka air tanah
 Iklim
 Gaya dari luar
Ada beberapa metode untuk melakukan analisis
kestabilan lereng, yaitu :

1. Metode Elemen Hingga,


2. Metode Irisan (Metode Swedia),
3. Metode Bishop, dan
4. Metode Cullman
 Sekian, Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai