Anda di halaman 1dari 22

BLUE ECONOMY:

MENUJU PEMBANGUNAN
KELAUTAN BERKELANJUTAN

Sitti Hilyana
POTENSI
SUMBER DAYA KELAUTAN
• Jumlah Pulau: 17.508 pulau
• Garis Pantai: 95.131 km
• Luas Perairan Laut: 5,8 juta km2
• Industri: 80 % industri dan 75 % kota besar berada di
wilayah pesisir
• Perikanan tangkap: 6,817 Juta ton ikan (2005)
• Potensi lahan budidaya laut lebih darI 12 juta ha
• Migas: Dari 60 Cekungan Migas Indonesia, 70%
berada di laut
• Cadangan Minyak Bumi 9,1 Milyar Barel di laut
• Wisata: sebagian besar obyek wisata terkait dengan
laut
SUMBERDAYA DAN JASA KELAUTAN

1. PERHUBUNGAN LAUT: Transportasi laut


2. INDUSTRI MARITIM: Perkapalan
3. PERIKANAN LAUT:
- INDUSTRI PERIKANAN BERBASIS LAUT
- INDUSTRI FARMASI DAN MAKANAN BERBASIS
BIOTEKNOLOGI KELAUTAN
4. WISATA BAHARI
5. ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL:
- ENERGI KELAUTAN
- MINERAL GARAM
- AIR LAUT DALAM
6. BMKT (Benda Berharga Asal Muatan Kapal
Tenggelam)
PERKIRAAN NILAI EKONOMI
POTENSI DAN KEKAYAAN LAUT INDONESIA
• PERIKANAN : US$ 31.935.651.400/tahun
(PKSPL-IPB, 1997)

• WILAYAH PESISIR LESTARI : US$ 56.000.000.000 (total)


(ADB, 1996)

• BIOTEKNOLOGI LAUT : US$ 40.000.000.000 (total)


(PKSPL-IPB, 1997)

• WISATA BAHARI : US$ 2.000.000.000/tahun


(40% x US$ 5.000.000.000)
(DEP.BUDPAR, 2000)

• MINYAK BUMI : US$ 6.643.000.000/tahun


(1,3 juta barrel/hari x US$ 20/barrel x 365 x 70%)
(PIT-IAGI, 1999)

• TRANSPORTASI LAUT : US$ 20.000.000.000/tahun


(DMI,BAPPENAS, DEPHUB 2003)
Sumber: Ditjen KP3K
MENGAPA
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN?
 Pada tahun 1972 diselenggarakan pertemuan akbar dunia,
yaitu the United Nations Conference on Environment and
Development (UNCED) di Stockholm, Swedia, sebagai refleksi
kesadaran dan komitmen masyarakat dunia untuk
menyerasikan pembangunan dan lingkungan.
 Pada pertengahan 1980an lahir konsep Pembangunan
Berkelanjutan oleh Brundtland Commission yang dikenal
melalui buku Our Common Future pada tahun 1987.
 Pada tahun 1990an diperkenalkan konsep Zero Emmissions
oleh Gunter Pauli sebagai pendiri dan aktivis pada Zero
Emmissions Research and Initiative Foundation.
 Pada tahun 1992 diselenggarakan Rio Summit di Rio de
Janiero, Brazil yang mencerminkan makin meningkatnya
komitmen masyarakat dunia untuk melaksanakan konsep
pembangunan berkelajutan, antara lain melalui program:
Agenda 21
 Selanjutnya berkembang konsep Green Economy oleh UNEP
(United Nations Environment Programme).
 Pada tahun 2010 diperkenalkan konsep Blue Economy oleh
Gunter Pauli melalui bukunya berjudul The Blue Economy.
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
 ESENSI: “Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini
tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”: tidak
merusak sistem alam : atmosfir, air, tanah, dan
makhluk hidup -- mengurangi pencemaran dan
kerusakan lingkungan, mengendalikan eksploitasi
sumberdaya alam, dan berkeadilan (social equity).

 RUMUSAN: “Pembangunan berkelanjutan adalah


suatu proses perubahan yang mana eksploitasi
sumberdaya, arah investasi, orientasi pengembangan
teknologi, dan perubahan kelembagaan semuanya
dalam keadaan yang selaras, serta meningkatkan
potensi masa kini dan masa depan untuk memenuhi
kebutuhan dan aspirasi manusia.” (Brundtland
Commission, 1987)
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN:
DARI GREEN ECONOMY KE BLUE
ECONOMY
MENGAPA GREEN ECONOMY ?
(UNEP)
 Green Economy is “… one that results in improved
human well-being and social equity, while significantly
reducing environmental risks and ecological
scarcities.”
 “… a green economy can be thought of as one
which is low carbon, resource efficient, and socially
inclusive.”
 “…a green economy is one whose growth in income
and employment is driven by public and private
investments that reduce carbon emissions and
pollution, enhance energy and resource efficiency, and
prevent the loss of biodiversity and ecosystem
services.” (UNEP)
ESENSI GREEN ECONOMY
 Ekonomi Hijau adalah sistem ekonomi yang
mampu meningkatkan kesejahteraan umat
manusia dan sekaligus secara signifikan
mengurangi resiko lingkungan dan kerusakan
ekologi melalui efisiensi sumberdaya alam, rendah
karbon, dan kepedulian sosial.
 Dalam sistem tersebut pertumbuhan ekonomi,
peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga
kerja didorong oleh investasi publik dan swasta
yang mampu mengurangi emisi karbon dan polusi,
mengembangkan energi dan efisiensi sumberdaya
alam, serta melindungi keanekaragaman hayati dan
fungsi ekosistem dari kerusakan.
INDIKATOR UTAMA GREEN
ECONOMY (UNEP)
 TRANSFORMASI EKONOMI: Dari investasi beresiko
tinggi terhadap lingkungan menjadi investasi ramah
lingkungan (low carbon, clean, waste minimizing, resource
efficient, and ecosystem enhancing activities).
 EFISIENSI SUMBERDAYA (RESOURCE
EFFICIENCY): Penggunaan material, energi, air, lahan,
perubahan ekosistem, besaran limbah, dan emisi bahan
berbahaya terkait dengan aktivitas ekonomi.
 PROGRESS AND WELL-BEING: Arah investasi menuju
green goods and services, strengthening of human and social
capital, fulfilled basic human needs, level of education achieved,
health status, and availibility of and access by the poor to social
safety nets. (UNEP)
 Kritik: Green economy model has required companies to invest
more and consumers to pay more. (Gunter Pauli, 2010)
MENGAPA BLUE ECONOMY?

 SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL TIDAK MAMPU


MENGAKOMODASI PRINSIP PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN, TERUTAMA FAKTOR KESEIMBANGAN
ANTARA PERILAKU MANUSIA DAN ALAM: budaya eksploitatif
versus keterbatasan sumberdaya alam
 GREEN ECONOMY MEMANG TELAH CUKUP MAMPU
MENDORONG SISTEM INVESTASI LOW CARBON, RESOURCE
EFFICIENT, CLEAN,WASTE MINIMIZING, AND ECOSYSTEM
ENHANCING ACTIVITIES, TAPI SISTEM EKONOMI YG BERLAKU
DILIHAT SEPERTI APA ADANYA (GIVEN) -- KURANG
MENYENTUH AKAR PERMASALAHAN
 BLUE ECONOMY: PERUBAHAN PARADIGMA EKONOMI – THE
EXISTING SYSTEM IS PROBLEMATIC-- GUNAKAN METAFOR
EKOSISTEM: (the logic of ecosystems) - BELAJAR DARI CARA
KERJA ALAM.
BLUE ECONOMY:
BLUE OCEAN – BLUE SKY
 Buku: The Blue Economy: 10 years, 100 innovations, and 100 million jobs
oleh Gunter Pauli (2010)
 Konsep Blue Economy dikembangkan untuk menjawab tantangan, bahwa
sistem ekonomi dunia cenderung ekploitatif dan merusak lingkungan:
selain karena limbah, juga alam rusak karena eksploitasi melebihi kapasitas
atau daya dukungnya.
 Walaupun prinsip-prinsip resource efficiency, low carbon, social inclusiveness
mulai dikembangkan, namun masih belum mampu mengatasi keserakahan
manusia untuk mengeksploitasi sumberdaya alam lebih banyak. Bahkan,
implementasi pembangunan berkelanjutan dengan konsep green products
and services, yaitu produk-produk dan jasa ramah lingkungan harus dibeli
mahal dan makin tidak dapat dijangkau masyarakat miskin.
 Konsep Blue Economy dimaksudkan untuk menantang para enterpreneur
bahwa a blue economy business model memberikan peluang untuk
mengembangan investasi dan bisnis yang lebih menguntungkan secara
ekonomi dan lingkungan: menggunakan sumberdaya alam lebih efisien dan
tidak merusak lingkungan, sistem produksi lebih efisien, menghasilkan
produk dan nilai ekonomi lebih besar, meningkatkan penyerapan tenaga
kerja, dan memberikan kesempatan untuk memberikan benefit kepada
setiap kontributor secara lebih adil.
ESENSI BLUE ECONOMY
 LEARNING FROM NATURE: Blue Economy mencontoh alam, yaitu cara
kerja EKOSISTEM: bekerja sesuai dengan apa yang disediakan alam dengan
efisien: tidak mengurangi tapi justru memperkaya alam.

 THE LOGIC OF ECOSYSTEMS: Cara kerja ekosistem dijadikan model


Blue Economy, yaitu seperti air mengalir dari gunung membawa nutrien dan
energi untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan seluruh makhluk hidup
dan tanaman -- limbah dari sesuatu menjadi makanan bagi yang lain, limbah
dari satu proses menjadi bahan baku/sumber energi bagi yang lain. Hanya
dengan gravitasi energi didistribusikan secara efisien dan merata tanpa
ekstraksi energi eksternal.

 INNOVATIONS: DIILHAMI 100 INNOVATIONS: Ada 100 inovasi


ekonomi praktis yang mengilhami Blue Economy dengan prinsip mencontoh
cara kerja ekosistem: ekosistem selalu bekerja menuju tingkat efisiensi lebih
tinggi untuk mengalirkan nutrien dan energi tanpa limbah untuk memenuhi
kebutuhan dasar bagi semua kontributor.
ELEMEN-ELEMEN BLUE
ECONOMY
1. BEYOND SUSTAINABILITY:
1) Nature efficiency
2) Zero waste: leave nothing to waste – waste for one is a food for
another - waste from one process is resource of energy for the other
3) Social inclusiveness: self-sufficiency for all – social equity-more job,
more opportunities for the poor
4) Cyclic systems of production: endless generation to regeneration,
balancing production and consumption
5) Open-ended innovation and adaptation: the principles of the law of
physics and continuous natural adaptation

2. SHIFTING ECONOMIC PARADIGM:


1) System thinking: learning from nature – using the logic of ecosystems
2) Changing the way of doing business:
 Redefining core business: core business defined by core competence
 Endless innovation: innovation creates opportunities
 Vision and Creativity
PENJELASAN ELEMEN-ELEMEN
ECONOMI BIRU
 KEBERLANJUTAN PLUS:
◦ Efisiensi sumberdaya alam
◦ Tanpa limbah - tidak ada sisa untuk limbah: limbah dari satu
proses menjadi bahan baku dari proses produksi yang lain
◦ Kepedulian sosial: lebih banyak hasil-lebih banyak
penyerapan tenaga kerja-lebih banyak peluang bagi orang
miskin
◦ Sistem produksi siklus (non linier) dengan prinsip generasi
dan regerasi
◦ Inovasi tanpa batas

 PERUBAHAN PARADIGMA EKONOMI


◦ Berfikir sistemik mengikuti cara bekerja alam semesta
◦ Perubahan cara berbisnis: multi produk-multi kompetensi
IMPLEMENTASI KONSEP BLUE
ECONOMY DALAM PEMBANGUNAN
BERBASIS KELAUTAN
ARAH KEBIJAKAN: Pro poor, pro job, pro growth, and pro
environment
VISI: Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya
Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat
DASAR HUKUM:
 Undang-undang 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
 Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
 Undang-undang Nomor 26 tentang Penataan Ruang;
 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan kedua atas Undang-undang no 32 tentang
Pemerintahan Daerah;
 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
TUJUAN BLUE ECONOMY
SEKTOR KELAUTAN
1. MENINGKATKAN nilai ekonomi DAN manfaat
sumberdaya kelautan dan perikanan
2. MENINGKATKAN AKTIVITAS EKONOMI KP DAN
AKTIVITAS TERKAIT DENGAN konsep
pembangunan berkelanjutan
3. MENINGKATKAN aksesibilitas masyarakat lokal
TERHADAP SUMBERDAYA EKONOMI KP
4. MENDORONG BERKEMBANGNYA investasi inovatif
dan kreatif UNTUK PENINGKATAN efisiensi dan nilai
tambah sumberdaya kp
5. MENGEMBANGKAN SISTEM PENGELOLAAN
SUMBERDAYA ALAM secara seimbang antara
pemanfaatan dan pelestarian lingkungan
PRINSIP-PRINSIP BLUE
ECONOMY
1. TERINTEGRASI (integrated): Integrasi ekonomi
dan lingkungan, jenis investasi dan sistem produksi,
kebijakan pusat, daerah dan lintas sektor
2. BERBASIS KAWASAN: Kawasan ekonomi
potensial dan lintas batas ekosistem, wilayah
administratif, dan lintas sektor
3. SISTEM PRODUKSI BERSIH: Sistem produksi
efisien tanpa limbah: bebas pencemaran dan tidak
merusak lingkungan
4. INVESTASI KREATIF DAN INOVATIF:
Penanaman modal dan bisnis dengan model Blue
Economy
5. BERKELANJUTAN: Keseimbangan antara
pemanfaatan SDA dan pelestarian lingkungan.
STRATEGI PENGEMBANGAN
BLUE ECONOMY
MOBILISASI INVESTASI INOVATIF: PRIVATE INVESTMENT
1. PEMETAAN PELUANG INVESTASI BERBASIS SISTEM PRODUKSI
BERSIH DAN PENGELOLAAN SDA BERKELANJUTAN
2. MENGGALANG KERJASAMA DENGAN INVESTOR UNTUK
MENGEMBANGKAN BISNIS INOVATIF PRO BLUE ECONOMY

PENATAAN KEBIJAKAN MAKRO: PUBLIC INVESTMENT


1. PEMETAAN KAWASAN POTENSIAL DAN PENETAPAN KAWASAN
PERCONTOHAN
2. PENGEMBANGAN SENTRA-SENTRA PRODUKSI BERSIH SEBAGAI
PENGGERAK UTAMA EKONOMI KAWASAN
3. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SUMBERDAYA KP YANG SECARA
EKONOMI DAN LINGKUNGAN MENGUNTUNGKAN:
a) SISTEM PERENCANAAN DAN PENATAAN RUANG
b) SISTEM PENDEKATAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN
MODEL WILAYAH BLUE
ECONOMY
 MULTI BISNIS TERINTEGRASI: Pengembangan
investasi dengan kenekaragaman kegiatan ekonomi yang
saling terkait: efisiensi sumberdaya alam tapi perkaya hasil
produksi dan nilai serta memperluas kesempatan kerja.
 GUGUSAN PULAU-PULAU KECIL -- MODEL
PENGELOLAAN EKONOMI WILAYAH
KEPULAUAN: Kawasan yang terdiri dari pulau-pulau kecil
terpisah dari pulau besar atau pulau-pulau kecil yang menjadi
bagian ekosistem pulau besar.
 KAWASAN TELUK -- MODEL PENGELOLAAN
TELUK DAN DARATAN TERINTEGRASI: Kawasan
teluk relatif luas yang telah dan diproyeksikan menjadi
kawasan ekonomi dengan keaneka-ragaman kegiatan tinggi.
 KAWASAN KONSERVASI -- MODEL
PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN
TERBATAS: Kawasan ekonomi khusus berbasis konservasi
KARAKTERISTIK KAWASAN
BLUE ECONOMY
 Investasi: Keaneka-ragaman aktivitas produksi bersih
berbasis kelautan kombinasi kegiatan yang terkait:
produksi bersih non-kelautan, jasa, perdagangan,
pariwisata, komunikasi, penelitian, pendidikan, dan
kegiatan lainnya: efisien, tanpa limbah, dan tanpa emisi.
 Padat investasi: swasta dalam negeri dan luar negeri.
 Kawasan: Kombinasi wilayah perairan dan daratan
yang secara ekonomi potensial dan secara lingkungan
berkualitas baik.
 Kemitraan: Sistem ekonomi kemitraan: investasi yang
menguntungkan investor dan masyarakat lokal.
SCENARIO PROGRAM KELAUTAN : INDIKATOR PEMBANGUNAN
BLUE ECONOMY :
TATA RUANG a. LOKASI DAN LUAS RENCANA
LAUT PESISIR DAN KEGIATAN PERUNTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI
PULAU-PULAU
KECIL, DAN NPOA b. INTENSITAS KEGIATAN a. INVESTASI SWASTA YANG PROFITABLE,
CTI-CFF GOAL-1 PERUNTUKAN b. EFISIENSI PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN KONSUMSI
c. KERAGAMAN JENIS KEGIATAN c. MENDORONG PENYERAPAN TENAGA KERJA YANG TINGGI
PERUNTUKAN
KAWASAN d. TIPE MANAJEMEN PRAKTIS
KONSERVASI DAN PEMERATAAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
KEGIATAN PERUNTUKAN
JENIS IKAN, a. PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PEBERDAYAAN MASYARAKAT
PESISIR DAN DAN UMKM
LAUTAN, DAN
NPOA CTI-CFF G- b. DISTRIBUSI PEMANAFAATAN SDA YANG BERKEADILAN
3, G-4, DAN G-5 c. KETAHANAN MASYARAKAT TERHADAP ISU KERAWANAN
1. REGULASI PANGAN, ENERGI, DAMPAK BENCANA, DAMPAK BURUK
PERIJINAN PERUBAHAN IKLIM.
PEMBERDAYAAN 2. INSENTIF &
MASYARAKAT DISINSENTIF
DAN 3. WASDAL KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA LINGKUNGAN
PENGEMBANGAN a. PENERAPAN MINIMUM-WASTE ATAU RENDAH EMISI KARBON,
USAHA, MELALUI SIKLUS PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN KONSUMSI YANG
DAN NPOA CTI- EFISIEN.
CFF G-2 RENCANA b. PEMANFAATAN SUMBER DAYA TIDAK MELEBIHI DAYA
INVESTASI DUKUNG/KEMAMPUAN SDA UNTUK PULIH SECARA ALAMI.
PEMBANGUNAN c. INTERNALISASI COST, BENEFIT DAN RISK (VALUASI EKONOMI
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA ) DALAM PENGAMBILAN KEBIJAKAN
PULAU-PULAU BLUE ECONOMY INVESTASI DAN PRO GROWTH
KECIL

Sumber: Ditjen KP3K

Anda mungkin juga menyukai