Anda di halaman 1dari 26

KISTA DAN ABSES BARTHOLINI

Oleh :
Nabila Luthfiana, S.Ked.
1618012102

Pembimbing :
dr. Ratna Dewi Puspita Sari, Sp.OG
Kelenjar Bartholin berfungsi mensekresikan mukus untuk
lubrikasi vagina dan vulva

Kista dan abses Bartholin umum terjadi pada sekitar 2%


wanita dan mayoritas berada pada usia reproduksi

Manifestasi klinis bervariasi dari kista asimtomatik hingga


abses yang besar dan nyeri.

Referat ini akan membahas mengenai abses dan kista


Bartholin hingga pilihan terapi terkini.
Anatomi

Disebut juga glandula Terletak di daerah


Casper Bartholin vestibular mayor. posterior introitus vagina,
menjelaskan kelenjar ini
Homolog: kelenjar di lateral M.
pada abad 17
bulbourethral pria bulbokavernosus

Vaskularisasi: A. pudenda eksternal


Kelenjar Bartholin terhubung ke
duktus, dengan lebar sekitar 2,5cm, Inervasi: nervus pudenda
terletak di antara labia minora dan
Limfe: nodus inguinal superfisial
tepi himen.
dan pelvis
 Fungsi: sekresi mukus ke dalam vestibulum
vagina untuk mempertahankan kelembaban
permukaan vestibular mukosa vagina.

 Secara embriologis, kelenjar Bartholin berasal


dari sinus urogential.
 Etiologi
 Bartholinitis dan kista Bartholin adalah
infeksi bakteri dan pertumbuhan kistik paling
umum pada vulva
 Tersering pada usia 20-29 tahun
 Abses 3x >> kista
 Faktor risiko: riwayat kista atau abses
kelenjar Bartholin sebelumnya , infeksi
menular seksual, episiotomi, berganti-ganti
pasangan dan trauma
Infeksi Abses

Obstruksi Pelebaran kistik


orifisium duktus Produksi mukus duktus dan
kelenjar lebih banyak pembentukan
Bartholin kista
Kista Abses

• massa kecil di • Nyeri vulva berat


regio kelenjar • Eritema, edema
Bartholin • Kesulitan
• asimtomatik berjalan, duduk,
dispareunia
 Pemeriksaan laboratorium darah tidak
diperlukan dalam kasus abses/kista tanpa
komplikasi
 Kultur rutin cairan drainase tidak
direkomendasikan
 MRI dan CT scan dapat dimanfaatkan untuk
memeriksa kista duktus Bartholin yang besar
Terapi konservatif atau bedah,

Tergantung pada gejala pasien, ukuran kista, dan ada


tidaknya infeksi.

Infeksi  antibiotik spektrum luas (Ceftriaxone,


Ciprofloxacin, Doxycyclinevdan Azitromisin)

Sitz baths direkomendasikan untuk abses yang


mengalami ruptur spontan
Kapsul kista dijahit
Jacobson insisi kecil 1,5-3cm
dengan perbatasan
di abses, dan
(1950) difiksasi ke
drainase
eksterior

Rongga harus
Tingkat rekurensi
diirigasi dengan
bervariasi dari 2
larutan salin dan
sampai 25%.
antibiotik
Gambaran skematik teknik marsupialisasi.
A. Insisi elips, panjang 1,5 cm dan lebar 1,0 cm, dibuat melalui mukosa vulva
dan tepat di luar cincin himen. Jaringan mukosa yang diinsisi kemudian
disingkirkan.
B. Insisi elips (garis putus-putus) dilakukan melalui dinding anterior dari kista
atau abses.
C. Mendekatkan dinding kista atau abses pada mukosa vestibular dengan
jahitan Vicryl 3-0 atau 4-0 terputus.
Buford Firman Menempatkan kateter
kecil selama 4-6
(1968) minggu

Sitz baths 2-3 x/hari Tingkat rekurensi


membantu kenyamanan 4-17%.
dan penyembuhan
pasca operasi. Ekspulsi balon 43%.
Insisi dan penyisipan kateter Word.
A. Insisi menusuk dibuat dengan panjang 0,5 cm pada
permukaan mukosa dari labia minora.
B. Isi kavitas abses dievakuasi dan kateter Word
dimasukkan.
C. Balon dipompa dengan larutan salin.
Ablasi dengan •insisi 0,5 -1 cm dibuat pada mukosa di atas kista, isi
kista dikeluarkan dan perak nitrat ditempatkan selama
perak nitrat 48 jam pada rongga, tanpa jahitan

Skleroterapi •Setelah insisi kulit dan drainase mengosongkan rongga


kista, lokasi tersebut diirigasi dengan alkohol 70%
dengan alkohol selama kurang lebih 5 menit.

•Dipertimbangkan pada pasien yang tidak merespon


upaya konservatif untuk membuat saluran drainase, usia
Bartholinectomy > 40 tahun atau kecurigaan keganasan
•Dilakukan ketika tidak ada infeksi aktif
 Laser CO2
◦ untuk menguapkan dan membuang kelenjar
Bartholin
◦ sederhana dan cepat, tapi mahal
◦ fibrosis minimal dan sangat sedikit rasa sakit
◦ tingkat rekurensi rata-rata kurang dari 10%
Komplikasi Prognosis

• nyeri berat, dispareunia, • Tingkat rekurensi abses


kesulitan berjalan Bartholin kurang dari
• trauma psikologis 20%
akibat stigmatisasi,
ketidakharmonisan
dalam pernikahan
• Akibat prosedur terapi
seperti perdarahan,
granuloma piogenik,
masalah anestetik,
infeksi pasca-operasi
hingga syok septik
Abses dan kista Bartholini sering ditemukan pada wanita usia reproduksi.

Etiologinya adalah bakteri dan umumnya disebabkan oleh polimikroba.

Manifestasi klinisnya bervariasi mulai dari nodul kista asimtomatik hingga nyeri
dan bengkak pada abses.

Pilihan terapi bergantung pada klinis dan manajemen definitifnya melalui


prosedur pembedahan seperti marsupialisasi, kateter Word, cincin Jacobi dan
laser CO2.

Prognosisnya cukup baik dengan tingkat rekurensi yang cukup rendah.


 Lee MY, Dalpiaz A, Schwamb R, Miao YM, Waltzer W, Khan A. Clinical Pathology of Bartholin’s
Glands: A Review of the Literature. Curr Urol 2014;8:22–25.
 John CO, Enyindah CE, Okonya O. Bartholin’s Cyst and Abscesses in a Tertiary Health Facility in
Port Harcourt, South-South Nigeria. Journal of Medical and Biological Science Research.
2015;1(8): 107-111.
 Reif P, et al. Management of Bartholin’s cyst and abscess using the Word catheter:
implementation, recurrence rates and costs. Eur J Obstet Gynecol. 2015:1-4
 Wahyuni ET, Amiruddin MD, Mappiasse. Bartholin’s Abcess Caused By Escherichia Colli. IJDV.
2012;1(1):68-72.
 Omole F, Simmons BJ, Hacker Y. Management of Bartholin’s Duct Cyst and Gland Abscess. Am
Fam Physician 2003;68:135-40.
 Pundir J, Auld BJ. A review of the management of diseases of the Bartholin’s gland. Journal of
Obstetrics and Gynaecology, 2008; 28(2): 161 – 165
 Berhandus C, Loho MF, Wantania JJE. Jenis-Jenis Penyakit Ginekologi Umum Menurut Urutan
Terbanyak Di BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2012.
2013. Manado: FK Universitas Sam Ratulangi.
 Anozie OB, et al. Incidence, Presentation and Management of Bartholin’s Gland
Cysts/Abscesses: A Four-Year Review in Federal Teaching Hospital, Abakaliki, South-East
Nigeria. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 2016, 6, 299-305.
 Gennis P, Li SF, Provataris J, et al. Jacobi ring catheter treatment of Bartholin’s abscesses. The
American Journal of Emergency Medicine. 2005; 23(3):414-415.
 Speck NM, Boechat KPR, dos Santos GML, Ribalta JCL. Treatment of Bartholin gland cyst with
CO2 laser. Einstein. 2016;14(1):25-9.
 Kilpatrick CC. Chapter 138 Bartholin Gland Abscess or Cyst Incision and Drainage. Dalam:
Reichman EF. Emergency Medicine Procedure. Second Edition. McGraw Hill. 2013. hal 930-935.

Anda mungkin juga menyukai