Anda di halaman 1dari 23

SUB SISTEM

ASI EKSKLUSIF DAN


KECUKUPAN GIZI
DISAJIKAN OLEH :

Ns.Yakobus
M.K.B.Lewar, S.Kep
Latar Belakang
 Gizi buruk masih merupakan salah satu
permasalahan kesehatan yang kronis di NTT
termasuk juga Flores Timur.
 Kejadian gizi buruk bukan hanya karena
kurangnya ketersediaan pangan di tkt rumah
tangga tapi juga karena faktor pemberian
makanan pada bayi, ibu hamil ibu menyusui
yg tidak sesuai dengan pedoman gizi
seimbang
Data Status Gizi
Di Kab. Flores Timur
Keadaan Tahun 2005 s/d Tahun 2009 dan Semester I 2010

30
Gizi Buruk Gizi Kurang Balita BGM
25 22,3

20
16,2
Target
15 Gizi Kurang Thn 2009 : 20 %
9,9 Thn 2010 : 20 %
10 8,5 8,6
7,9 7,42
6,7 6,6
5,8 Gizi Buruk Thn 2009 : 1 %
5 2,6 3,7 4,2 Thn 2010 : 1 %
0,4 1 0,2 0,3
0 0,3
THN Thn Thn
2005 2007 2009
Upaya Penyelamatan
 Upaya penyelamatan sangat perlu dilakukan dalam
bentuk upaya preventif yg dilakukan oleh masy sendiri
 Peran serta masyarakat utk menanggulangi masalah gizi
buruk secara preventif akan berdampak positip
terhadap tumbuh kembang anak.
 Pemberian ASI secara Dini dan dilanjutkan secara
eklusif sangat berkontribusi terhadap pemenuhan gizi
bagi bayinya.
 Subsistem siaga ASI eksklusif dan kecukupan gizi
merupakan salah satu komponen sistem siaga yg
dibangun didesa siaga sebagai instrumen utk
menggerakan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pemberian ASI Eksklusif.
PENGERTIAN

 Merupakan sub sistem SIAGA yang


menyediakan layanan konsultasi dan
pendidikan tentang ASI Ekslusif dan
kecukupan gizi bagi perempuan pra nikah,
PUS, dan tokoh masyarakat, sehingga
mereka sadar dan mau melaksanakan
pemberian ASI eksklusif dan penyediaan
makanan bergizi cukup untuk
menyelamatkan ibu hamil, ibu menyusui bayi
dan Balita dari kesakitan dan kematian.
TUJUAN

1. Meningkatkan pengetahuan ttg manfaat ASI


Eksklusif pada PUS, ibu hamil dan
menyusui serta para pemengku
kepentingan didesa
2. Motivasi ibu hamil agar menyiapkan diri
untuk memberikan ASI Ekslusif
3. Menyediakan jasa konseling ASI Eksklusif
dan pola makan bergizi
Pihak Pihak terkait dengan pelaksanaan Sub
Sistem AE & Kecukupan Gizi
 Tim Siaga AE dan KG bekerja sama dgn Tim
Siaga KesPro dan KB serta berjejaring
dengan:
a. Bidan dan nakes lain di pustu
b. TFC ( Pusat Pemulihan Gizi) bila ada
c. Kader, Tim Siaga Transportasi, Pendanaan,
Informasi Kespro /KB
d. Penerima manfaat layanan
e. Unit Inisiasi menyusui Dini ( IMD )
Puskesmas atau poliklinik
TUGAS Tim SIAGA / Jejaring AE
dan KG
1. Menemukan bayi dan balita Gizi buruk dan yang
memiliki gejala gizi buruk
2. Memfasilitasi org tua penderita Gizi Buruk untuk
memeriksakan bayi/ Balitanya.
3. Meneybarkan informasi tentang cara mencegah gizi
buruk
4. Menjalin kerja sama dengan penyuluh pertanian
tanaman pangan yang ada didesa untuk
mempromosi penyediaan tanaman bergizi
5. Memprakarsai kegiatan penyiapan makanan
pendamping ASI dengan menggunakan pangan lokal
6. Mengajak kerja sama dengan para dukun bayi untuk
memperkenalkan IMD
Monitoring
 Kendala dan masalah yang dihadapi ntim
SIAGA AE dan KG sertamelakukan upaya
pemecahan bersama kelompok kerja jejaring
siaga lainnya dan tenaga kesehatan Pustu
 Memonitor keberadaan ibu ibu yang
memberikan ASI eksklusifserta penyandang
masalah gizi buruk
 Melapor perkembangan Tim siaga / jejaring AE
& KG kepada kepala Desa
 Melaksanakan monitoring partisipatif dalam
pertemuanrutin ( Bulanan/ Tribulanan ) yang
diikuti oleh seluruh pengurus jejaring siaga
Proses Pengorganisasian AE dan KG
Persiapan untuk pertemuan / musyawarah dusun
 Hubungi Kadus. Tokoh berpengaruh,utk membicarakan rencana
musyawarah warga, penentuan tempat musyawarah dan
menentukan siapa orang orang kunci di tkt dusun yang perlu
diundang
 Hubungi bidan nakes staf promkes puskemas, PLKB, PPKBD ,
Kades atau lurah.
 Menyiapkan ringkasan hasil SMD tentang pola pemberian makanan
bagi bayi bumil, bufas balita utk menyadarkan masyarakat akan
adanya permasalahan giz dan pemberian ASI pada bayi
 Melakukan pendataan yang memiliki masalah gizi buruk bersama
kader posyandu TB / U dan LILA
 Menyiapkan Peta sasaran dilakukan bersama Tim Siaga Notifikasi
 Pemberian Masukan materi tentang AE IMD KG sebagai proses
penyadaran awal
 Kegiatan dapat dilakukan teritegrasi dengan pembahasan sistem
Siaga lainnya.
PELAKSANAAN PERTEMUAN
Peserta
Suasana
Tempat Pertemuan
Agenda:
1. Penjelasan tentang MPS/ P4K
2. Penjelasan ttg AE dan IMD sehingga memperoleh pemahaman yang
sama dan termotivasi
3. Menjelaskan hasil SMD, bahas kebiasaan yang tdk mendukung
4. Menjelaskan ttg pentingnya membuat kesepakatan bersama ttg
pelaksanaan sub sistem AE dan KG ditkt dusun / desa, agar masy.
Dpt memperoleh informasi yang benar ttg AE IMD dan KG
5. Pemaparan peta kelompok sasaran
6. Pembentukan Tim Siaga / Jejaring AE dan KG
6.Pembentukan Tim Siaga / Jejaring AE dan KG

Pembentukan dilakukan dgn proses partisipatifdan secara


sukarela.

OKI pembentukan tdk boleh tergesa gesa, agar mereka yang


akan terlibat dalam tim kerja ini benar benar memiliki
keikhlasan yang tinggi sebagai anggota tim siaga.

Anggota Tim Siaga AE dan KG adalah tokoh kunci masy. Tdd


kader posy khususnya yang senior, Dukun bayi, toma, org
tua yang disegani, Remaja laki laki dan perempuan.
Koordinator / Ketua dipilih diantara mereka yg bersedia
secara sukarela. Usahakan peserta pertemuan seimbang
antara laki laki dan perempuan
INISIASI MENYUSUI DINI
BAYI SETELAH 30 MENIT KELAHIRAN
7. Perumusan draft kesepakatan ttg pelaksanaan sistem AE dan KG
selanjutnya akan dibawa ketingkat desa dan bila perlu
dirumuskan menjadi peraturan desa.
Isi kesepakatan itu antara lain :
Setiap ibu melahirkan wajib memberikan AE sampai 6 bulan
Para suami, org tua dari ibu yang melahirkan, serta para dukun
bayi wajib mengawasi pemberian AE dan memberi motivasi utk
mempertahankan AE sampai 6 bulan
Ibu hamil sejak hamil anak pertama diwajibkan mengikuti
konsultasi IMD serta mempelajari tehnik menyusui secara
benar
Koordinator atau ketua jejaring AE dan KG ditentukan dalam
pertemuan untuk masa jabatan tertentu minimal 2 tahun
setelah 2 tahun dilakukan pemilihan ulang
Kaderisasi kepengurusan dilakukan disetiap jejaring dusun dan
desa
Mekanisme rujukan bagi bayi dan balita gizi buruk
 Mekanisme konseling bagi ibu hamil yang
akan menyusui bayi pertamanya
 Kemampuan komunikasi para anggota jejaring
AE dan KG perlu ditingkatkan melalui
pelatihan praktis dan melaksanakan kegiatan
penyuluhan sederhana kepada sesama warga
 Kegiatan penyuluhan IMD dan AE secara
berkala pada kegiatan posyandu atau kegiatan
lainya diluar jadwal posyandu
 Orang tua dari bayi/ balita yang menderita
gizi buruk wajib merujuk anaknya ke fasilitas
pemulihan gizi buruk ( Theurapetic Feeding
Center / TFC )
Pelaksanaan Sub Sistem AE dan KG

 Setelah adanya kesepakatan ditingkat


Dusun/ desa kegiatan yang dilakukan:
 Pertemuan rutin setiap bulanan/ 2 bulanan
bersama tim siaga lainnya utk membahas
perkembangan layanan tim siaga AE dan
KG termasuk didalamnya pembaharuan
data data gizi buruk
 Diskusi Kelompok terfokus ditingkat
dusun utk membahas ttg IMD, AE 6 bulan
serta manfaat utk mencegah gizi buruk.
 Pelatihan penyediaan MP ASI Pangan Lokal
 Diskusi pemecahan masalah bagi ibu ibu
yang kesulitan menyusui bayi serta bayi
mengalami masalah dalam mengkonsumsi
makanan pendamping ASI
 Kunjungan rumah utk memonitor
perkembangan bayi dan balita pasca
rehabilitasi gizi buruk utk menjaga kestabilan
gizi baik dan tumbuh kembang balita
 Diskusi kelompok terfokus dengan suami
isteri, orang tua bayi utk memahami hasil
pemantauan KMS
 Gerakan penanaman sayur, buah dan kacang
kacangan utk mendukung penyediaan bahan
makanan bergizi cukup.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai