X MIPA 3
Kecepatan organisme heterotrof mengubah energi kimia dari bahan organik yang
dimakan menjadi simpanan energi kimia baru di dalam tubuhnya. Energi kimia
dalam bahan organik yang berpindah dari produsen ke organisme
heterotrof (konsumen primer) dipergunakan untuk aktivitas hidup dan hanya
sebagian yang dapt diubah menjadi energi kimia yang tersimpan di dalam
tubuhnya sebagai produktivitas bersih.
Daur Biogeokimia
Daur biogeokimia adalah daur ulang air dan komponen-komponen
kimia (unsur kimia) yang melibatkan peran serta dari makhluk hidup termasuk
manusia dan bebatuan/geofisik. Daur Biogeokimia memiliki peranan yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Fungsi dari daur biogeokimia yaitu
untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi, sebab materi hasil dari daur
biogeokimia ini dapat digunakan oleh semua komponen yang ada di bumi baik
biotik maupun abiotik.
Yang termasuk daur biogeokimia antara lain adalah daur fosfor, daur
air, daur belerang/sulfur, daur karbon dan oksigen, dan daur nitrogen.
Daur Fosfor
Fosfor merupakan salah satu jenis elemen yang penting dalam kehidupan,
sebab semua makhluk hidup membutuhkan fosfor untuk sumber energi
metabolisme pada sel. Fosfor berbentuk ion yaitu ion fosfat terdapat dalam
bebatuan. Akibat dari terjadinya erosi dan pelapukan kemungkinan fosfat akan
terbawa ke arah sungai bahkan sampai ke laut dan membentuk sedimen. Sedimen
yang mengandung fosfat bisa naik ke atas permukaan disebabkan terjadinya
geseran gerak dasar bumi. Tumbuhan mengambil fosfat yang masih berbentuk
larutan yang berada di dalam tanah.
Daur Air
Daur air disebut juga daur hidrologis. Sistem ini adalah sistem
yang mendaur ulang air yang ada di bumi. Aliran siklus ini digerakan
oleh matahari. Panas yang dikeluarkan sinar matahari mengakibatkan
air laut dan beberapa air yang ada di permukaan bumi menguap. Ketika
uap air mampat karena dinginnya udara, terbentuklah awan.
Selanjutnya, awan akan digerakan oleh angin dan energi panas
matahari. Akhirnya, awan mwnjadi jenuh ddengan uap air dan
turunlajh hujan. Siklus ini terus berulang sehingga keseimbangan air di
alam terus terjaga.
Daur Sulfur
Sulfur hanya ada dalam sulfur anorganik, sulfur akan direduksi
menjdi sulfida oleh bakteri yang berbentuk sulfur dioksida atau
berbentuk hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida mampu memusnahkan
mahluk hidup yang berada di perairan yang akhirnya akan
menghasilkan bahan organik yang telah mati akibat pengurai.
Tumbuhan pun dapat menyerap sulfur yang berbentuk sulfat.
Proses Terjadinya Sulfur
Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan
bakar fosil batu bara atau terjadi akibat adanya aktivitas gunung berapi,
lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau udara sulfur oksida itu akan
berada di awan yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4, awan
akan mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang
dikenal dengan hujan asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah
menjadi Sulfat yang sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya
terdapat dalam bentuk anorganik, sulfat ini yang mampu berpindah
dari bumi atau alam ke tubuh tumbuhan melalui penyerapan sulfat
oleh akar.
Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk
sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
Daur Karbon dan Oksigen
Terjadinya proses timbal balik antara daur ulang respirasi dan
fotosintesis yang bertanggung jawab atas terjadinya perubahan dan
pergerakan utama karbon. Menurunnya fotosintesis dapat
mempengaruhi naik atau turunnya suatu gas CO2 dan O2 yang ada di
atmosfer secara musiman. Siklus karbon sangat dipengaruhi oleh
oksigen dan fotosintesis. Daur karbon berada di empat tempat yaitu
geosfer atau di dalam bumi, hidrosfer atau di air, atmosfer atau di
udara, dan biosfer atau di dalam makhluk hidup.
Daur Nitrogen
Senyawa organik seperti protein, urea atau asam nukleat atau
senyawa anorganik seperti nitrat, nitrit dan amonia merupakan
senyawa yang terdapat di nitrogen. Di bawah ini tahap-tahapan
terjadinya daur nitrogen, yaitu:
• Tahap pertama yaitu daur nitrogen ialah proses transfer nitrogen dari
atmosfer kedalam tanah. Selain masuknya nitrogen kedalam tanah
akibat dari air hujan, nitrogen juga dapat masuk melalui proses fiksasi
nitrogen, proses ini dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang akan
bersimbiosis dengan bakteri Azotobacter, Clostridium, dan polong-
polongan. Ganggang hijau juga memiliki kemampuan yang sama
seperti memfiksasi nitrogen.
• Tahap kedua di mana nitrat diperoleh dari hasil fiksasi biologis yang
digunakan oleh produsen atau tanaman yang akan mengubahnya
menjadi protein. Jika ada hewan atau tanaman yang mati maka
pengurai akan mengubahnya menjadi NH3 (gas amonia) dan akan
mengubah menjadi NH4+ (garam amonium yang terlarut oleh air),
proses yang terjadi ini dinamakan dengan amonifikasi. Bakteri
Nitrosomonas bisa mengubah senyawa amonium dan amonia
menjadi nitrat yang diproses oleh Nitrosomonas. Denitrifikasi
merupakan proses di mana oksigen yang terdapat dalam tanah
terbasa, maka nitrat akan cepat ditransformasikan menjadi oksida
nitrogen atau gas nitrogen.
A.Pengertian Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada
suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Dengan memperhatikan
keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran
tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut.
Pemberian nama komunitas
1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup
atau indikator
2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas
hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dll.
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe
metabolisme komunitas.
Perubahan struktur komunitas saat beragam
spesies menjadi sebuah komunitass
1) Perubahan siklis, yaitu perubahan komunitas yang terjadi pada
periode tertentu, mudah kembali ke keadaan yang hampir sama
dengan keadaan sebelumnya.
2) Perubahan non-siklis, yaitu perubahan komunitas yang terjadi
secara drastic dan kondisi komunitas cenderung berubah secara
permanen.
MACAM-MACAM KOMUNITAS
1. Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di
danau, di sungai, di parit atau di kolam.
2. Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di
pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
C. Struktur dan Karakter Komunitas
1. Struktur fisik =suatu komunitas tampak apabila komunitas
tersebut diamati.
2. Struktur biologi adalah komunitas meliputi komposisi spesies,
kelimpahan individu dalam spesies, perubahan temporal dalam
komunitas, hubungan antara spesies dalam suatu komunitas.
Struktur biologi dalam komunitas sebagian tergantung pada
struktur fisik komunitas.
karakter komunitas
1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas
menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan
organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi
kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu
spesies di dalam suatu habitat.
3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung
menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah
dan dapat diramalkan.
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara
teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu
hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas
semula. Ada 2 macam Suksesi yaitu :
1. Suksesi primer
2. Suksesi Sekunder
Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah)
yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks
ditandai dengan tercapainya homeostasis atau keseimbangan, yaitu suatu
komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat
bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Jenis-Jenis Komunitas Klimaks
1. Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar.
2. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau.
3. Xeroser yaitu sukses yang terbentuk di daerah gurun.
Teori Terbentuknya Komunitas Klimaks
1. Hipotesis monoklimaks menyatakan bahwa pada daerah musim
tertentu hanya terdapat satu komunitas klimaks.
2. Hipoteis poliklimaks mengemukakan bahwa komunitas klimaks
dipengaruhi oleh berbagai faktor abiotik yang salah satunya mungkin
dominan.