Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 1

Florya J. Lomu Nifu 1608010001


Giovanni R. Hadi 1608010005
Fretrien J. M. Supardi 1608010008
Maria A. Megariani 1608010014
Bertilia siska tandirau 1608010039
Savitry Rambu Maudy Djunaidi 1608010030
Mega Ayu Septiowati 1608010041
Wahda Dwi Sari 1608010027
Ronaldo A. Ndolu 1608010048
Balthasar K. Manek 1608010062
Maria J. Bria Seran 1608010065
Skenario
Seorang ibu diantar keluarganya ke puskesmas
karena perdarahan banyak dari jalan lahir.
Perdarahan timbul secara tiba-tiba tanpa rasa nteri
perut. Diketahui bahwa ibu memiliki riwayat terlambat
haid tapi tidak diketahui sejak kapan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah: 110/70
mmHg, nadi: 98x/mnt, pernapasan 18x/mnt. TFU
setinggi pertengahan pusat-processus xyphoideus.
DJJ: 142x/doppler.
Aspek Biomedik
GENITALIA INTERNA GENITALIA EKSTERNA
• vagina • labia mayora
• uterus • labia minora
• tuba uterine / tuba falopii • klitoris
• ovarium • kelenjar vestibularis
• mons pubis
- PLASENTA
- MAMMAE
Organ genitalia eksterna
Organ Genitalia Interna
Plasenta
KLASIFIKASI PERDARAHAN SELAMA
MASA KEHAMILAN

1. Kehamilan Muda (< 20 minggu)


2. Kehamilan Lanjut (> 20 minggu)
Kehamilan Muda
1. Abortus
a. Abortus Iminens
b. Abortus Insipiens
c. Abortus Inkompletus
d. Abortus Kompletus
e. Missed Abortion
f. Abortus Habitualis
g. Abortus Infeksi, Abortus Septik
2. Kehamilan Ektopik
3. Mola Hidatidosa
Kehamilan Lanjut
1. Plasenta Previa
a. Plasenta previa Totalis
b. Plasenta previa Parsialis
c. Plasenta previa Marginalis
2. Solusio Plasenta
a. Solusio Plasenta Totalis
b. Solusio Plasenta Parsialis
c. Solusio Plasenta Marginalis
d. Solusio Plasenta Ringan
e. Solusio Plasenta Sedang
f. Solusio Plasenta Berat
Tabel DD
Gejala dalam skenario Plasenta Previa Solusio Plasenta
Perdarahan banyak di jalan √ √
lahir
Perdarahan tiba tiba tanpa rasa √ -
nyeri
Riwayat terlambat haid √ √
TD : 110/70 mmHg √ √
N: 98x/menit √ √
RR: 18x/menit √ √
TFU : Pertengahan pusat – PX √ √
(U.K 32 minggu)

DJJ : 142x/doppler √ √
Plasenta Previa
Plasenta Previa adalah implantasi plasenta
disekitar osteum uteri internum yang dapat berakibat
perdarahan pada kehamilan di atas 22 minggu.
Insiden

Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan


dengan paritas tinggi dan pada usia di atas 30 tahun.
Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda
daripada kehamilan tunggal. uterus bercacat ikut
mempertinggi angka kejadiannya. Pada beberapa
Rumah Sakit mum Pemerintah dilaporkan insidennya
berkisar 1,7 %-2,9 %. Di negara maju insidensinya lebih
rendah yaitu kurang dari 1% mungkin disebabkan
berkurangnya perempuan hamil paritas tinggi.
Klasifikasi
Etiologi
Plasenta Previa meningkat kejadiannya pada
keadaan yang endometriumnya kurang baik.
Keadaan ini bisa ditemukan pada :
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya
pendek.
2. Mioma uteri.
3. Kuretasi yang berulang
4. Umur lanjut.
5. Bekas seksio sesarea
6. Perubahan inflamasi atau atrofi.
Patofisiologi
Terbentuknya segmen
bawah rahim Tapak plasenta mengalami
(melebarnya isthmus pelepasan
uterus)

Perdarahan yang berasal


Plasenta yang berimplantasi
dari sirkulasi maternal
mengalami laserasi
(unavoidable bleeding)
Gambaran Klinik
• Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan>22 minggu
• Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya
anemia
• Syok
• Tidak ada kontraksi uterus
• Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas
panggul
• Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
• Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam.
• Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus
cairan intravena (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat).
• Lakukan penilaian jumlah perdarahan
• Jika perdarahan banyak dan berlangsung,
persiapkan seksio sesarea tanpa
memperhitungkan usia kehamilan
• Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan
janin hidup tetapi prematur, pertimbangkan terapi
ekspektatif.
b. Tatalaksana Khusus
Terapi Konservatif Agar janin tidak terlahir prematur dan
upaya diagnosis dilakukan secara noninvasif.
• Syarat terapi ekspektatif:
 Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit
yang kemudian berhenti dengan atau tanpa
pengobatan tokolitik
 Belum ada tanda inpartu
 Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb
dalam batas normal)
 Janin masih hidup dan kondisi janin baik
• Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika
profilaksis
• Lakukan pemeriksaan USG untuk memastikan letak
plasenta
• Berikan tokolitik bila ada kontraksi:
 MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6
jam, atau
 Nifedipin 3 x 20 mg/hari
Pemberian tokolitik dikombinasikan dengan
betamethason 12 mg IV dosis tunggal untuk
pematangan paru janin.
• Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau ferous
fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan.
• Pastikan tersedianya sarana transfusi
• Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai
37 minggu masih lama, ibu dapat dirawat jalan
dengan pesan segera kembali ke rumah sakit jika
terjadi perdarahan.
Terapi Aktif
• Rencanakan terminasi kehamilan jika:
 Usia kehamilan cukup bulan
 Janin mati atau menderita anomali atau
keadaan yang mengurangi kelangsungan
hidupnya (misalnya anensefali)
 Pada perdarahan aktif dan banyak, segera
dilakukan terapi aktif tanpa memandang
usia kehamilan.
• Pemecahan air ketuban
• Seksio cesarea
• Jika persalinan dilakukan dengan seksio sesarea
dan terjadi perdarahan dari tempat plasenta :
 Jahit lokasi perdarahan dengan benang,
 Pasang infus oksitosin 10 unitin 500 ml cairan
IV (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) dengan
kecepatan 60 tetes/menit
 Jika perdarahan terjadi pascasalin, segera
lakukan penanganan yang sesuai, seperti
ligasi arteri dan histerektomi .
Komplikasi
• Anemia → Syok
• Plasenta inkreta dan bahkan plasenta perkreta
• Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan
kaya pembuluh darah sangat potensial untuk robek
disertai oleh perdarahan yang banyak.
• Kelainan letak anak
• Kelahiran prematur dan gawat janin

Anda mungkin juga menyukai