Anda di halaman 1dari 28

AKUNTANSI

KEUANGAN MENENGAH
Kelompok 13
Akuntansi Sewa
Anggun Dwi Febriyanti 1713031029
Kusnaeni 1713031047
Sewa
 Definisi
Sewa adalah perjanjian antara lessee (penyewa) dengan
lessor (pemberi sewa) dimana lessee diberikan hak oleh lessor
untuk menggunakan asset milik lessor pada periode yang telah
disepakati. Atas diperolehnya hak tersebut, lesse diharuskan
melakukan pembayaran pada lessor. Perjanjian sewa
memungkinkan asset tersebut menjadi milik lessee atau
dikembalikan kepada lessor pada akhir masa sewa.
 Keunggulan sewa
Pendanaan 100%, tingkat bunga tetap, perlindungan
terhadap keusangan,fleksibel, bunga lebih rendah,keuntungan
pajak, dan pembiayaan off-balance sheet
 Jenis Sewa
Berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011) sewa, sewa
dibedakan menjadi 2 jenis,yaitu:
- Sewa operasi (operating lease)
- Sewa pembiayaan (finance lease)
 Perbedaan antara keduanya adalah pada sewa pembiayaan
terjadi pengalihan secara substansial seluruh resiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu asset,
terlepas apakah hak milik pada akhirnya dapat dialihkan atau
tidak. Sedangkan pada sewa operasi, pengalihan resiko dan
manfaat tersebut tersebut tidak terjadi.
 Analisis Perjanjian Sewa
1. Sewa yang tidak dapat dibatalkan adalah sewa yang dapat dibatalkan
jika:
 Terjadinya kondisi kotijensi yang kemungkinan sangat kecil
 Mendapat persetujuan dari lessor
 Lessee mengadakan perjanjian sewa baru atas asset yang sama atau
asset yang setara dengan lessor yang sama
 Bila ada pembayaran tambahan yang signifikal pada awal sewa oleh
lessee sehingga secara ekonomis dapat dipastikan tidak akan
pembatalan.
2. Awal sewa adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian
sewa dan tanggal pihak-pihak menyatakan kotmitmen terhadap
ketentuan ketentuan pokok sewa.
3. Awal masa sewa adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk
menggunakan asset sewaan.
4. Masa sewa adalah periode yang tidak dapat dibatalkan dimana lessee
telah menyepakati perjanjian sewa untuk menyewa asset.
5. Pembayaran sewa minimum adalah pembayaran selama masa
sewa yang harus dibayar oleh lessee, yang tidak meliputi rental
kontijen, biaya jasa, dan pajak yang dipungut oleh lessor.
6. Rental kontijen adalah bagian dari pembayaran sewa yang
jumlahnya tidak tetap tetapi didasarkan pada perubahan faktor
tertentu dimasa depan, selain faktor perjalanan waktu.
7. Nilai residu yang dijamin adalah bagian dari nilai residu atas
asset sewaan yang dijamin oleh lessee atau pihak yang terkait
dengan lessee.
8. Umur ekonomis adalah periode atas suatu asset yang
diharapkan secara ekonomis dapat digunakan oleh satu atau lebih
pengguna atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan
akan diperoleh dari asset oleh satu atau lebih pengguna.
9. Umur manfaat adalah estimasi periode tersisa dari manfaat
ekonomis asset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh
entitas,yang dihitung mulai dari awal masa sewa,tanpa dibatasi
oleh masa sewa itu sendiri.
Akuntansi Sewa untuk Lessee
 Sewa Pembiayaan
a. Pengakuan Awal dan Pengukuran

1. Pengakuan Aset dan Leabilitas


 Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui asset dan liabilitas di awal masa sewa
sebesar nilai terendah antara nilai wajar asset sewaan atau sebesar nilai kini dari
pembayaran sewa minimum. Nilai asset dan liabilitas tersebut diakui pada nilai yang
sama, kecuali terdapat uang muka atas sewa, maka liabilitas diakui setelah dikurangi
uang muka.
Contoh, jika nilai wajar asset adalah Rp. 100.000.000 dan nilai kini
pembayaran sewa minimum adalah Rp. 97.000.000, maka jurnal yang dicatat lessee
pada awal masa sewa adalah sebagai berikut.
Asset Sewa Pembiayaan 97.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan 97.000.000

 Jika nilai wajar asset adalah Rp 97.000.000 dan lesse sudah membayar uang muka
sebesar Rp 10.000.000, maka jurnalnya adalah sebagai berikut.

Aset Sewa Pembiayaan 97.000.000


Uang Muka Sewa 10.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan 87.000.000
2. Tingkat Diskonto
Nilai kini dalam pembayaran sewa minimum dihitung menggunakan
tingkat bunga implicit. Jika lissee tidak mengetahui atau tidak praktis menghitung
bunga implicit, maka digunakan tingkat bunga incremental. Tingkat bunga implicit
mengacu kepada tingkat bunga yang digunakan oleh lessor dalam menghitung
pembayaran sewa. Sementara tingkat bunga incremental adalah tingkat bunga
yang digunakan kepada lessee atas sewa yang sejenis atau seandainya asset
dibeli dengan sumber pendanaan lain.

3. Nilai Residu
Nilai residu ada yang dijamin dan tidak dijamin. Jika nilai residu dijamin,
maka nilai residu tersebut termasuk kedalam pembayaran sewa minimum,
sehiingga nilai asset yang diakui dapat lebih besar disbanding yang tidak dijamin.
Apabila nilai residu dijamin, maka lessee mengakui kerugian dan harus membayar
kepada lessor sebesar selisih nilai wajar atas nilai yang dijamin tersebut. Jika
sebaliknya, maka lessee dapat mengakui keuntungan apabila terdapat
kesepakatan atas pembagian keuntungan tersebut.

4. Biaya Langsung Awal


Biaya langsung awal adalah biaya-biaya incremental yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan negoisasi dan pengaturan sewa. Biaya
langsung awal dikeluarkan lessee dalam sewa pembiayaan ditambahkan ke dalam
jumlah yang diakui sebagai asset.
b. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

1. Pemisahan Antara Beban Keuangan dan Pelunasan Pokok


Setelah asset dan liabilitas, selanjutnya lessee membayar sewa minimum
secara periodic kepada lessor. Jumlah pembayaran ditentukan oleh lessor setelah
memperhitungkan imbalan hasil (pendapatan bunga) bagi lessor. Oleh karena itu,
lessee harus memisahkan bagian beban bunga dan pelunasan pokok atas
pembayaran sewa minimum pada setiap periode.
2. Penyusutan
Periode penyusutan tergantung dari criteria sewa pembiayaan mana yang
terpenuhi pada perjanjian sewa. Jika asset tersebut beralih atau besar
kemungkinan beralih (opsi pembelian) kepada lessee diakhir masa sewaan, maka
disusutkan sepanjang masa sewa atau umur manfaat, mana yang lebih pendek.
Apabila asset beralih atau kecil kemungkinan beralih ke lessee di akhir masa sewa,
maka disusutkan sepanjang masa sewa.
3. Nilai Residu
Jika perjanjian terdapat nilai residu yang dijamin, maka beban penyusutan
atas sewaan yang diakui lessee, setelah memperhitungkan nilai residu yang dijamin
tersebut.sedangkan nilai residu tidak dijamin, maka beban penyusutan akan asset
sewaan yang diakui lessee tidak memperhitungkan nilai residu yang dijamin
tersebut.
Contoh 1: Sewa pembiayaan bagi
lesse tanpa Nilai Residu
Pada tanggal 1 Januari 2015, PT lessee menandatangani kontrak sewa
sebuah mesin selama 4 tahun dengan PT lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa
sebesar Rp. 150.000.000, tanpa nilai reside. PT lessee mulai menggunakan mesin
tersebut mulai tanggal 2 Januari 2015 . pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan
ke PT lessor yaitu pada tanggal 31 Desember 2018. PT lessor menetapkan
pembayaran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2 Januari 2015
sebesar Rp 41.933.445. PT lessee membayar biaya langsung awal sebesar Rp.
10.000.000 di luar biaya sewa. Tingkat bunga implicit yang ditetapkan PT lessor
sebesar 8% (diketahui oleh PT lessee) sedangkan tingkat bunga incremental bagi
PT lessee adalah sebesar 10%. Umur ekonomik mesin diestimasikan 5
tahun.metode yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus.
Jawab:
 Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan asset kepada
lessee pada akhir masa sewa,. Criteria ini tidak terpenuhi karena asset
dikembalikan ke PT lessor pada akhir masa sewa.
 Lessee memiliki opsi untuk membeli asset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga
pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan. Criteria ini juga
tidak terpenuhi karena tidak ada opsi untuk membeli asset yang di tawarkan
kepada PT lessee dalam perjanjian sewa.
 Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis asset meskipun hak milik
tidak dialihkan. Criteria ini terpenuhi karena masa sewa (4 tahun) meliputi
sebagian besar umur ekonomis asset sewaan (5 tahun).
 Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum
secara substansial mendekati nilai asset sewaan. criteria ini terpenuhi
dengan perhitungan sebagai berikut.
Pembayaran sewa minimum Rp 41.933.445
Faktor nilai kini anuitas due of I (n=4.i=8%) Rp 35.770.969 X
Nilai kini pembayaran sewa minimum Rp 150.000.000
Nilai wajar aset Rp 150.000.000
 Asset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Criteria ini
tidak terpenuhi karena tidak terdapat informasi terkait.
Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis
sewa adalah sewa pembiayaan, sehingga PT lessee mengakui
asset dan liabilitas terkait diawal masa sewa dengan jurnal
sebagai berikut.
2 Januari 2015
Aset Sewa Pembiayaan 160.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan 150.000.000
Kas 10.000.000
Jika tidak terdapat biaya langsung awal, maka nilai asset yang
diakui sama dengan nilai liabilitasnya. Perlu diperhatikan bahwa
pengakuan asset dilakukan pada awal masa sewa yaitu tanggal 2
Januari 2015, sedangkan tanggal 1 Januari 2015 adalah awal sewa.
Penyajian dan Pengungkapan
 Laporan Posisi Keuangan
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui asset dan
liabilitas sewaan dalam laporan posisi keuangan. Jika asset
sewaan tersebut digunakan untuk kegiatan operasi dapat
disajikan sebagai bagian dari asset tetap, yaitu disajikan sebesar
nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan pada
bagian asset tidak lancer. Asset sewaan juga harus dianalisis
terhadap kemungkinan penurunan nilai seperti yang diatur dalam
PSAK 48 (revisi 2010) penurunan nilai asset.

 Laporan Laba Rugi


Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui beban
penyusutan dan beban bunga dalam laporan laba rugi, kecuali jika
beban tersebut dimasukan dalam jumlah tercatat asset lainnya.
Misalnya, jika asset sewaan digunakan dalam kegiatan
administrasi dan pemasaran, maka beban penyusutan disajikan
dalam kelompok beban operasi pada laporan laba
Sewa Operasi
a. Pengakuan dan Pengukuran
1.Pengakuan Beban
 Perlakuan akuntansi untuk sewa operasi sangat sederhana karena
lessee hanya perlu mengakui beban atas pembayaran sewa dengan
dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis
lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat asset
yang dinikmati pengguna. Mengacu pada contoh 1, jika sewa
dikategorikan sebagai sewa operasi, maka PT Lessee membuat jurnal
pada tiap tanggal pembayaran sewa sebagai berikut:
Beban Sewa 41.933.445
Kas 41.933.445
2.Pengukuran Beban
 Nilai beban sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang
dilakukan oleh lessee. Namun, terkadang lessee mendapatkan insentif
tertentu dari lessor agar bersedia melaksanakan perjanjian sewa.
Insentif dapat berupa pembayaran tunai dimuka kepada lessee atau
potongan pembayaran sewa. Jika lessee mendapatkan insentif seperti
itu, maka lessee mengakui manfaat agregat dari insentif sebagai
pengurang beban rental selama masa sewa.
Contoh 2: Sewa Operasi Insentif
Pada awal tahun 2015 PT Lessee menyewa gedung selama 4 tahun kepada
PT Lessor dengan pembayaran sewa sebesar Rp 10.000.000 per bulan. Sewa
diklasifikasikan sebagai sewa oprasi.PT Lessor membebaskan PT Lessee atas
pembayaran sewa selama 6 bulan pertama , sehingga PT Lessee mengakui dan
membayar beban sewa pada tahun 2015 sebesar Rp 60.000.000 sekalipun gedung telah
digunakan selama 1 tahun. Berdasarkan ISAK 23, PT Lessee seharusnya mengakui
beban sewa tahun 2015 sebesar Rp 105,000.000 dengan perhitungan sebagai berikut.
Jumlah pembayaran sewa keseluruhan
(Rp 10.000.000 x 42 bulan) Rp 420.000.000
Periode sewa sesuai perjanjian 48 bulan
Beban sewa per bulan
(Rp 420.000.000/48 bulan) Rp 8.750.000
Beban sewa per tahun berdasarkan ISAK 23
(Rp 8.750.000 x 12 bulan) Rp 105.000.000
Berdasarkan perhitungan diatas, beban sewa tahun 2015 menjadi lebih tinggi
(Rp 60.000.000 dikoreksi menjadi Rp 105.000.000), namun pada tahun-tahun
selanjutnya menjadi lebih rendah (Rp 120.000.000 menjadi Rp 105.000.000).

3. Penyajian dan Pengungkapan


 Laporan Laba Rugi
Pada sewa operasi, lessee mengakui beban sewa dalam laporan laba rugi,
kecuali jika beban tersebut dimasukan dalam jumlah tercatat asset lainnya.
Akuntansi Sewa Bagi Lassor
Sewa Pembiayaan
a. Pengakuan Awal dan Pengukuran
1. Pengakuan Piutang
 Dalam sewa pembiayaan, pada awal masa sewa lessor mengakui
piutang sewa sebesar nilai investasi bersih, bunga implicit.investasi
kotor adalah pembayaran sewa minimum yang akan diterima lassor
berdasarkan sewa pembiayaan ditambah nilai residu.
 Selain mengakui piutang sewa, lassor juga menghentikan pengakuan
asset sewaan karena semua resiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan asset telah dialihkan kepada lessee.
2. Tingkat Diskonto
 Nilai kini investasi kotor (investasi bersih) dihitung menggunakan tingkat
bunga implisit. Pembayaran sewa juga dihitungdan ditentukan oleh
lessor menggunakan tingkat bunga implisit, maka tidak ada alasan
bagi lesor untuk menghitung nilai kini investasi kotor menggunakan
tingkat bunga lain.
3. Nilai Residu
Jika terdapat nilai residu, maka diperhitungkan dalam
nilai investasi kotor terlepas nilai residu dijamin atau tidak.
4. Biaya Langsung Awal
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam
sewa pembiayaan ditambahkan ke dalam investasi bersih,
membutuhkan penyesuaian pada tingkat bunga implisit
menjadi lebih rendah sehingga pendapatan bunga yang diakui
lessor menjadi lebih rendah.
b. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
1. Pemisahan antara Pendapatan Sewa dan Pelunasan Pokok
Pembarayan sewa yang dihitung oleh lessor setelah memperhitungkan
penghasilan pembiayaan bagi lassor.oleh karena itu, lassor harus memisahkan antara
bagian pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa
minimum pada setiap periode.
Contoh 3: Sewa Pembiayaan bagi Lessor tanpa Nilai Residu
Mengacu pada contoh 1, nilai pembayaran sewa yang ditentukan oleh lessorm berasal
dari perhitungan berikut.
Nilai wajar asset sewaan Rp 150.000.000
Nilai kini atas nilai residu 0
Jumlah yang akan diperoleh kembali
melalui pembayaran sewa Rp 150.000.000
faktor nilai kini anuitas due of l
(n=4, i=8%) Rp 3,5770969
Nilai pembayaran sewa tahunan
(Rp 150.000.000/3,5770969) Rp 41.933.445
Karena perhitungan pembayaran sewa berdasarkan nilai wajar asset sewaan, maka nilai
piutang atau nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor
berdasarkan sewa pembiayaan ditambah nilai residu (jika ada) akan sama dengan nilai
wajar sewaan.
c. Penyajian dan Pengungkapan
1. Laporan Posisi Keuangan
Lessor mengakui piutang dan menghentikan pengakuan asset dalam laporan posisi
keuangan. Piutang tersebut disajikan dalam kelompok piutang pembiayaan dan
harus dianalisis terhadap kemungkinan penurunan nilai seperti yang diatur dalam
PSAK 55 (revisi 2011) Instrument Keuangan-Pengakuan dan Pengukuran. Bagian
piutang yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun sejak tanggal pelaporan
disajikan sebagai asset lancar dan sisanya disajikan sebagai asset tidak lancar.
Pada perusahaan pembiayaan (multifinace) laporan posisi keuangan tidak
dipisahkan antara lancar dan tidak lancar. Sama halnya dengan liabilitas sewa,
ketentuan pemisahan piutang sewa ini tidak berlaku, kecuali laporan keuangan
multifinance dikonsolidasikan dengan induk perusahaan yang mensyaratkan
pemisahan antara asset lancar dan tidak lancar.

2. Laporan Laba Rugi


Lessor mengakui pendapatan sewa dalam laporan laba rugi, kecuali jika
beban tersebut dimasukan dalam jumlah tercatat asset lainnya. Misalnya, jika asset
sewaan digunakan dalam kegiatan administrasi dan pemasaran, maka beban
penyusutan disajikan dalam kelompok beban operasi pada laporan laba rugi.
Namun jika digunakan dalam proses produksi, maka beban penyusutan
dimasukkan dalam nilai perolehan persediaan.
Sewa Operasi
a. Pengakuan dan Pengukuran

1. Pengakuan Pendapatan
Sama halnya dengan lessee,perlakuan akuntansi untuk sewa
operasi bagi lessor juga sederhana karena lessor hanya perlu mengakui
pendapatan atas pembayaran sewa yang diterima.
Kas 41.933.445
Pendapatan Sewa 41.933.445

2. Pengukuran Pendapatan
Nilai pendapatan sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa
yang diterima dari lessee. Namun, terkadang lessor memberikan insentif
tertentu agar lessee bersedia melaksanakan perjanjian sewa.

3. Biaya Langsung Awal


Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa operasi
diakui sebagai asset sewaan dan dibebankan selama masa sewa dengan
dasar yang sama dengan pendapatan sewa.
Sewa bagi Lessor Pabrikan atau
Dealer
Sewa pembiayaan atas asset oleh lessor pabrikan atau dealer
memberikan dua jenis penghasilan, yaitu:
- Laba atau rugi yang ekuivalen dengan laba atau rugi dari penjualan
biasa atas asset yang disewakan, pada harga jual normal setelah
dikurangi potongan penjualan (jika ada).
- Penghasilan pembiayaan (bunga) selama masa sewa.
a. Pengakuan Awal dan Pengukuran
1. Pengakuan piutang dan Pendapatan
Dalam sewa pembiayaan ketika lessor adalah pabrikan atau dealer,
pada awal masa sewa lessor mengakui piutang sewasebesar nilai investasi
bersih, seperti halnya sewa pembiayaan pada umumnya. Nilai piutang
(investasi bersih) yang diakui lessor pada awal masa sewa adalah sebesar
nilai kini dari jumlah pembayaran sewaminimum yang akan diterima ditambah
nilai residu (jika ada) terlepas nilai residu dijamin atau tidak. Lessor juga
menghentikan pengakuan asset sewaan sebesar biaya perolehannya.
Selain itu, lessor juga mengakui pendapatan penjualan pada awal
masa sewa sebesar nilai wajar asset atau sebesar nilai kini dari pembayaran
sewa minimum, mana yang lebih rendah.
2. Tingkat Diskonto
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung pada tingkat
bunga pasar.
3. Nilai Residu
Jika asset yang disewakan memiliki nilai residu, maka
diperhitungkan dalam nilai investasi kotor terlepas apakah nilai residu
dijamin atau tidak.
4. Biaya Langsung Awal
Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau
dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui
sebagai beban ketika laba penjualan diakui.

b. Pengukuran Setelah Pengukuran Awal


Bagi lessor pabrikan atau dealer sama dengan sewa
pembiayaan pada umumnya yaitu lessor harus memisahkan antara
bagian pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan pokok atas pembayaran
sewa minimum pada setiap periode.
Transaksi Jual Dan Sewa-Balik
Transaksi jual dan sewa-balik meliputi penjualan suatu
asset dan penyewaan kembali asset yang sama. Tujuan
dilakukannya transaksi ini oleh lessee adalah untuk pendanaan
tanpa harus kehilangan manfaat dari asset operasionalnya.
Ketika menjual asset, lessee mendapatkan dana sebesar nilai
asset yang dijual dan masih dapat memanfaatkan sisa dana
tersebut atas jumlah yang belum dibayarkan sebagai
pembayaran sewa kepada lessor.
Pembayaran sewa dan harga jual biasanya saling
terkait karena keduanya dinegosiasikan dalam satu paket.
Pihak yang awalnya menjual asset akan menjadi lessee dan
yang membeli asset akan menjadi lessor.
Sewa Pembiayaan
a. Pengakuan dan Pengukuran
1. Lessee (Penjual)
Jika suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa
pembiayaan, maka selisih lebih hasil penjualan dari jumlah tercatat tidak dapat
diakui segera sebagai pendapatan oleh penjual (lessee), tetapi ditangguhkan
dan diamortisasi selama masa sewa.
Sedangkan untuk pengakuan asset sewaan dan liabilitas terkait
pada saat penjual (lessee) menyewa kembali mengacu pada ketentuan dalam
sewa pembiayaan.

Contoh 4: Transaksi jual dan sewa-balik


Mengacu pada contoh 1 dan 2 sebelum menyewanya dari PT Lessor
, PT lessee memiliki asset sewaan tersebut dengan biaya perolehan Rp
100.000.000 dan kemudian menjualnya kepada PT Lessor seharga Rp
150.000.000. PT Lessor akan mengakui nilai wajar asset tersebut sebesar Rp
150.000.000 dan kemudian digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran
sewa kepada PT Lessee. Asumsi tidak ada biaya langsung awal untuk kedua
pihak, maka jurnal yang dicatat oleh kedua belah pihak seperti yang disajikan
pada tabel berikut.
PT Lesse PT Lessor
2/1/15
Kas 150.000.000 Asset 150.000.000
Asset 100.000.000 Kas 150.000.000
Pendapatan Tangguhan 50.000.000

Asset Sewa Pembiayaan 150.000.000 Piutang Sewa Pembiayaan 150.000.000


Liabilitas Sewa Pembiayaan 150.000.000 Asset 150.000.000

Liabilitas Sewa Pembiayaan 41.933.445 Kas 41.933.445


Kas 41.933.445 Piutang Bunga 41.933.445

31/12/15
Benan Penyusutan 37.500.000 Tidak ada jurnal
Akumulasi Penyusutan 37.500.000

Beban Bunga 8.645.324 Piutang Bunga 8.645.324


Utang Bunga 8.645.324 Pendapatan Sewa Pembiayaan 8.645.324

Pendapatan Tangguhan 12.500.000 Tidak ada jurnal


Pendapatan Penjualan 12.500.000
2. Lessor (Pembeli)
Pengakuan piutang sewa pembiayaan pada lessor juga mengacu
kepada ketentuan dalam sewa pembiayaan, yaitu sebesar nilai wajar asset.
a. Penyajian dan Pengungkapan
Pendapatan tangguhan yang diakui lessee disajikan sebagai
liabilitas pada laporan posisi keuangan. Pengungkapan khusus diperlukan
untuk pengaturan sewa yang material dan tidak biasa dari perjanjian atau
persyaratan transaksi sewa dan jual-balik.

Sewa Operasi
a. Pengakuan dan Pengukuran
1. Lessee (Penjual)
jika suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa operasi:
 Jika lessee menjual asset tersebut pada nilai wajarnya, maka laba atau rugi
diakui segera
 Jika harga jual dibawah nilai wajarnya, maka laba atau rugi diakui segera,
kecuali rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa dimasa
depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus
ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran
sewa selama periode penggunaan asset
 Jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut
ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan asset
 Jika nilai wajar asset pada saat transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah
dari pada jumlah tercatatnya, rugi sebesar selisih antara jumlah tercatat dan
nilai wajar diakui segera.
Harga Jual Harga Jual Harga Jual
= > <
Nilai Wajar Nilai Wajar Nilai Wajar
(150=150) (160>150) (130<150)

Nilai wajar Laba sebesar 50 diakui segera Laba sebesar 50(nilai wajar-biaya Laba sebesar 30 (harga jual-
>Biaya perolehan perolehan) diakui segera. biaya perolehan) diakui segera
Laba sebesar 10 (harga jual-nilai
wajar) ditangguhkan dan
diamortasi.

Nilai wajar < Biaya perolehan Rugi sebesar 50 diakui segera Rugi sebesar 50 (biaya Rugi sebesar 70 (biaya
(150<200) perolehan-nilai wajar) diakui perolehan-harga jual) diakui
segera. segera.
Laba sebesar 10 (harga jual-nilai Jika rugi tersebut
wajar) ditangguhkan dan dikompensasikan dengan
diamortisasi. pembayaran sewa dimasa depan
yang lebih rendah dari harga
pasar, maka rugi tersebut harus
di tangguhkan dan diamortisasi.
Sedangkan untuk pengakuan beban sewa bagi lessee (penjual)
ketika menyewa kembali mengacu pada ketentuan dalam sewa operasi seperti
yang sudah dibahas sebelumnya.

2. Lessor (Pembeli)
Pengakuan pendapatan sewa operasi bagi lessor (pembeli) juga
mengacu kepada ketentuan dalam sewa operasi.

Analisis Laporan Keuangan


 perlakuan akuntansi atas sewa pembiayaan pada sewa operasi memiliki
dampak yang berbeda terhadap penyajian laporan keuangan. Pada sewa
pembiayaan, lessee mengakui asset sekaligus liabilitas sewa sehingga
berdampak kepada posisi di laporan keuangan. Sementara pada sewa
operasi, lessee tidak mengakui asset maupun liabilitas sewa di laporan
keuangan. Lesse hanya mengakui beban atas pembayaran sewa.
 Pada sewa pembiayaan, sekalipun asset bertambah, namun liabilitas juga
bertambah dengan porsi yang lebih bersar pada liabilitas jangka panjang.
Penambahan liabilitas akan berdampak negative terhadap rasio-rasio
keuangan seperti rasio utang terhadap ekuitas dan imbal hasil atas asset.
Hal ini lah yang menyebabkan banyak perusahaan menghindari untuk
mengakui suatu sewa sebagai sewa pembiayaan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai