Anda di halaman 1dari 13

Aspek Teknologi

Obat Bahan Alam

Yunita Suffiana,M.Sc.,Apt
• Aspek teknologi
• Pembuatan simplisia dan ekstrak
• Kandungan kimia hrs ajeg. Keajegan kadar
dipengaruhi oleh:
• Faktor genetik (bibit) ----> bibit unggul
• Lingkungan (tempat tumbuh, iklim, kondisi
tanah)
• Rekayasa agronomi (pupuk, perlakuan selama
tumbuh)
• Panen (waktu dan perlakuan pascapanen)
• Waktu dan cara panen merupakan faktor
penentu kualitas simplisia. Demikian juga bagian
tanaman; buah, daun, biji, rimpang, kulit batang,
dsb. Ingat kakao kita! Ingat produk coklat Swis?

• Biji: tidak dapat dipetik bersamaan waktu, bgt


jenis tanaman. Ada yg periodik atau bergantung
kematangan

• Buah
• Waktu buah masak fisiologis dipanen dengan
dipetik
• Kalau terlalu muda, rasa dan bau kurang enak,
kalau terlambat, kualitas rendah karena zat aktif
mengalami degradasi
• Daun
• Saat sudah tumbuh maksimal, dengan cara dipangkas
• Jika terlalu awal, kadar rendah (pembentukan
metobolit sekunder blm sempurna), jika terlambat,
kadar zat aktif juga rendah karena mengalami
degradasi.

• Rimpang
• Utk eksport (8 – 9 bln), untuk bibit (10 – 12 bln), utk
asinan/awetan (4 - 6 bln), utk obat (9 – 12 bln).
• Temu lawak: 10 – 12 bln (tanam awal musim hujan,
panen pertengahan musim hujan berikutnya).
• Bunga
• Bentuk segar: panen waktu kuncup tumbuh
maksimal (hampir mekar)
• Bentuk kering: panen stlh mekar
• Herba
• Panen sblm tanaman berbunga: terlalu awal
z.a. belum maksimal, kalau lambat daun
berkurang
• Sambiloto (3 -4 bln), pegagan (2 -3 bln),
meniran (3,5 bln), ceplukan (1 – 1,5 bln).
• Kayu: setelah terbentuk metabolit sekunder
• Pembuatan ekstrak
• Serbuk semakin halus, semakin mudah, ttp
akan sukar penyaringannya. Ukuran partikel
sesuai.
• Jika pd penyerbukan timbul panas --->
degradasi z.a. ----> atasi dg nitrogen cair.
• Cairan pelarut (kriteria)
• Selektif (kalau perlu kombinasi)
• Mudah penggunaannya
• Ekonomis
• Ramah lingkungan
• Aman, bukan bahan haram/najis
• Dari aspek keagamaan, farmasis muslim perlu meninjau
keberadaan alkohol dalam sedian farmasi.

• Alkohol lazim dijumpai dalam sediaan farmasi (obat dan


kosmetik), dan banyak dipertanyakan
kebolehan/kehalalannya. Jawaban yang lazim: boleh karena
darurat.

• Kedaruratan sudah berlangsung lama (lebih setengah abad,


sejak saya kecil (bahkan sebelumnya), sewaktu mahasiswa
farmasi, dan setelah jadi apoteker/farmasis).

• Pertanyaan yang patut diungkapkan: sampai kapan kondisi


darurat boleh berlaku? Siapa yang paling pantas
menjawab? Bukankah yang paling bertanggungjawab para
apoteker muslim?
• Keharaman alkohol terkait dengan khamr. Beberapa kaidah yang
patut direnungkan:

• “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan


menjadikan kamu setiap penyakit ada obatnya. Oleh karena itu
berobatlah, tetapi jangan berobatlah dengan yang haram” (HR Abu
Daud). -----> cari yg halal, hindari yg haram

• “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)


khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan” (Al-Maidah, 90).

• “Setiap yang memabukkan itu khamr dan setiap khamr itu haram”
(HR. Muslim)

• “Setiap yang memabukkan itu haram” (HR. Bukhari dan Muslim)

• Bagaimana penggunaan alkohol dlm sediaan ektrak?


• Metode ekstraksi
• Ekstraksi dg pelarut
• Cara dingin : maserasi dan perkolasi
• Cara panas : refluks, soxhelt, digesti (40 – 500
C), infus (96 – 980 C, 15 – 20 menit), dan dekok
(spt dekok, 30 menit).
• Destilasi uap. Simplisia tidak langsung kontak
dengan air mendidih, tetapi dilewati uap air
sehingga z.a. ikut terdestilasi
• Cara lain: ekstraksi berkesinambungan,
superkritikal karbondioksida, ekstraksi
ultrasonik, ekstraksi energi listrik
• Aspek standarisasi bahan alam
• Analisis Kimia
• Obat adalah bahan kimia ------> pemahaman
kimia secara komprehensif sangat diperlukan.
• Obat alami merupakan campuran bahan kimia,
diperlukan pemahaman metoda pemisahan
(liquid-liquid extraction, kromatografi), anailisis
kualitatif dan kuantitatif.
• Analisis kualitatif meliputi metode spektroskopi
(uv, ir, nmr, mass-spect), analisis kuantitatif
konvensional dan modern.
• Analisis biologi; penting utk uji khasiat dan
toksisitas
Aspek Analisis
• Analisis ualiatatif
- Konvensional : reaksi warna, penegendapan
organoleptik, t.l, dsb
- Modern: spektroskopi (uv, ir, nmr, ms, dll)
• Analaisis Kuantitatif
- Konvensional (gravimetri- titrimetri)
- Modern (Instrumental): spektrofotometri,
kromatografi, Bioanalisis, dll.
• Error
• Setiap analisis kuantitatif pasti ada error
• Dibedakan: Gross, Random, dan Systematic
error
• Hasil dengan gross error mesti dibuang
• Random error, tak terelakkan, relatif kecil,
saling menetralkan, +/-, muncul di sekitar
purata
• Sistemik, agak besar, searah (+/-), dpt
dikenali/diperkecil
• Beberapa istilah yang perlu diingat:
• Accuracy -----> true value
• Precision ------> reproducibility and
repeatability
• Selectivity
• Sensitivity -----> lod and loq

Anda mungkin juga menyukai