Anda di halaman 1dari 15

CHAPTER 14

FLUID POWER MAINTENANCE


AND SAFETY
MEMBERS:
• A D I T YA A G A L L O C H A (  ) 12-2016-013
• M . A F I F H AWA R I R . 12-2016-049
• MARULITUA S. 12-2016-077
• M I Q D A D F A R I S H A F. 12-2016-137
PENDAHULUAN
Pada awal tahun kemunculan dari sistem bertenaga fluida, proses maintenance sering
menggunakan metode hit-or-miss. Metode ini hanya digunakan saat sistem benar-benar dalam
keadaan rusak. Dewasa ini, metode ini tidak lagi dipakai karena dapat menghambat jalur produksi,
membutuhkan waktu yang sedikit lama untuk memperbaikinya, serta mengeluarkan biaya yang
tidak sedikit. Karena hal-hal tersebut, sekarang lebih banyak menggunakan metode preventive
maintenance, yaitu metode yang berguna untuk mencegah terjadinya berbagai kerusakan atau
permasalahan pada sistem hidrolik. Misalnya, pemasangan seal, pembersihan komponen secara
berkala, dan lain-lain.
PERMASALAHAN UMUM
Permasalahan umum yang menyebabkan sistem hidrolik rusak :
• Filter oli kotor dan tersumbat.
• Tipe oli yang tidak sesuai.
• Seal bocor.
• Temperatur kerja sistem melebihi temperatur kerja oli.
• Tekanan kerja sistem melebihi tekanan kerja oli.
• Tidak memadainya oli pada reservoir.
• Adanya kelonggaran dalam pipa sehingga pompa menarik udara.
Agar metode preventive maintenance berhasil dengan baik. Maka harus disertai dengan report yang
baik. Dimana report tersebut harus mencakup :
• Kerusakan yang terjadi, cara identifikasi kerusakan, serta tanggal.
• Deskripsi maintenance perbaikan yang terlah dilakukan. Harus disertai komponen yang diganti,
waktu yang dibutuhkan, serta tanggal.
• Arsip-arsip tanggal saat oli dites, ditambahkan, atau diganti. Tanggal pergantian filter juga harus
diarsipkan.
SEALING DEVICES
Seal digunakan untuk pencegahan kebocoran oli pada dalam pipa serta luar pipa (pencegahan oli
mengontaminasi operator serta lingkungan).
Tipe seal yang biasa digunakan :
• O-ring.
• Compression Packing (V- and U-shapes).
• Piston cup packings.
• Piston rings.
• Wiper rings.
SISTEM RESERVOIR
Sistem reservoir harus didesain dengan sebaik mungkin karena sistem reservoir adalah “jantung”
yang menentukan performa keseluruhan dan umur dari masing-masing komponen. Desain
reservoir tergantung dari sistem yang akan digunakan, misalnya berapa debit oli yang dibutuhkan,
waktu yang dibutuhkan siklus pergantian oli hidrolik, dan lain-lain.
Desain reservoir yang baik harus dapat mencegah adanya aliran turbulen ketika oli kembali masuk
ke dalam reservoir, dapat menyaring benda asing yang masuk, dapat mengeluarkan udara yang
terjebak dari oli, menjadi media perpindahan panas dari oli, dan dapat mempertahankan ketinggian
oli dengan baik agar tidak terjadi efek whirpool.
FILTER AND STRAINERS
Filter dan strainers digunakan untuk mencegah oli atau fluida kerja terkontaminasi dari benda asing,
bisa berupa gas, cairan, ataupun padatan.
Filter dan strainers memiliki konstruksi yang mirip, yaitu berbentuk piston yang didalamnya piston,
magnet, dan elemen filter. Strainer juga dapat disebut fliter kasar.
Ada 3 tipe dasar metode filtering yang digunakan pada sistem hidrolik :
• Mechanical, filter mengandung metal atau kain layar atau set dari metal disk yang terpisah.
Biasanya digunakan untuk menyaring partikel kasar dari fluida.
• Absorbent, menggunakan poros yang berbahan dasar seperti kertas, serpihan kayu, kain, dan
bahan yang bisa menyerap. Filter ini dapat menyerap partikel yang sangat kecil.
• Adsorbent, menggunakan tanah liat dan kertas yang telah diproses secara kimiawi.
Untuk dapat melakukan penyerapan dengan baik, harus diperhitungkan beta rasio dari filter agar
alat yang digunakan sesuai untuk menyerap beberapa partikel yang berkemungkinan masuk.
Rumusnya :
MASALAH YANG DAPAT DISEBABKAN
KARENA UDARA
Pada slide sebelumnya sudah dibahas bahwa udara harus dikeluarkan dari hidrolik. Udara dapat
menyebabkan masalah pada fluida hidrolik lewat 3 cara, yaitu udara bebas, gas yang terperangkap,
dan udara yang terlarut.
Udara tersebut dapat menyebabkan masalah sistem hidrolik, misalnya pengoperasian tidak stabil
pada aktuator, menyebabkan rendahnya tegangan geser pada fluida sehingga kekuatannya
berkurang, dapat menaikkan temperatur fluida, dan dapat menyebabkan kavitasi.
Untuk mencegah sistem rusak, diperlukan juga kontrol temperatur. Hal ini guna untuk mencegah
temperatur kerja fluida melebihi temperatur yang telah ditetapkan sebelumnya.
Temperatur berkemungkinan naik akibat adanya perpindahan panas dari pompa, pressure relief
valve, dan flow control valve.
Untuk mencegah temperatur fluida melonjak dibutuhkan juga cooler agar dapat mempercepat
perpindahan panas atau melakukan pendinginan.
Kenaikan temperatur dapat dirumuskan menjadi :
TABEL TROUBLESHOOTING
Masalah Penyebab

Pompa berisik Udara masuk, oli hidrolik terlalu kental, strainer kotor,
pompa rusak, kecepatan pompa berlebihan
Tekanan rendah Udara dalam fluida, PRL di set terlalu rendah atau
tidak diset dengan baik, pompa /aktuator yang sudah
usang.
Tidak ada tekanan Pompa salah arah, kekurangan oli, PRL terbuka terus,
poros pompa rusak
Aktuator tidak bergerak Kesalahan pada pompa, tekanan sistem terlalu
rendah, beban aktuator berlebih, check valve terbalik,
aktuator sudah tidak efektif, DCV tidak bergeser
Aktuator bergerak lambat Udara dalam sistem, fluida terlalu kental, kecepatan
pompa terlalu rendah, pompa rusak, kekurangan oli,
Fluida hirdrolik overheating Fluida kotor, heat exchanger tidak bekerja, jenis fluida
tidak tepat, reservoir terlalu kecil, kecepatan pompa
yang berlebih
SAFETY CONSIDERATIONS
Untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pada penggunaan sistem hidrolik, diperlukan
beberapa pertimbangan yang berkaitan dengan sistem hidrolik tersebut, baik dari desain, operator,
dan maintenance. OSHA (The Occupational Safety and Health Administration) mengeluarkan standar
yang harus dipenuhi dalam dunia industri yaitu :
• Workplace standards ; mencakup keamanan lantai, area masuk dan keluar, sanitasi dan
pelindungan kebakaran.
• Machines and equipment standards ; mencakup tentang pelindung mesin, teknik inspeksi dan
perawatan, alat pelindung, dan lain-lain.
• Material standards ; mencakup tentang tingkat mudahnya terbakar dan meledak, serta pengaruh
terhadap lingkungan.
• Employee standards ; mencakup tentang pelatihan tenaga kerja, peralatan pelindung dan P3K.
• Power source standards ; mencakup tentang peralatan elektrohidrolik, penumatik, dan sistem
pemipaan.
• Process standards ; mencakup tentang proses pemesinan dan lain-lain.
• Administrative regulations ; mencakup tentang hal-hal yang harus dipenuhi secara administrasi,
misalnya sertifikat K3, amdal, dan lain-lain.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai