Anda di halaman 1dari 20

Hazmi Wiratama

18710105

Dokter pembimbing
Dr. Muhammad Ali Yusni
Laporan kasus
 Anamnesis :
 Nama : an. Y
 Usia : 20 tahun
 Alamat : dusun krajan RT 008 RW 002, Purut
 Pekerjaan : -
 No. RM : 640164
 Jenis kelamin : laki-laki
 Tanggal pemeriksaan : 08-12-2018
 KU : Keluhan utama : nyerI pada tangan dan kaki post
KLL
 RPS : pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri pada
tangan dan kaki pasien post KLL beberapa jam yang
lalu. Pasien datang dengan dua orang temannya yang
juga mengalami KLL. Pasien datang dengan kondisi
patah pada tangan kanan, pada paha kiri dan kanan,
serta terdapat luka sobek pada bagian pelipis wajah
pasien. Pasien mengeluh merasa haus. Keadaan umum
pasien somnolen dan pasien Nampak seperti sedang
mengigau.
 RPD : DM (-), HT (-) ASMA (-)
 RPK : Tidak ada
 RIWAYAT SOSIAL : -
 RIWAYAT PENGOBATAN : TIDAK ADA
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : cukup
 Kesadaran : somnolen
 GCS : E4 V5 M6
 Status lokalis :
 Ditemukan adanya luka abrasi di pelipis pasien
 Ada tanda deformitas pada regio femur, antebrachii, dan
genu pasien
 Terdapat vulnus appertum pada regio genu dan pelvis
pasien
DIAGNOSIS BANDING
 MULTIPLE FRAKTUR
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Foto rontgen
DIAGNOSIS
 MULTIPLE FRAKTUR
TERAPI
 PEMBEDAHAN : REPOSISI DAN PASANG PLAT
 MEDIKAMENTOSA : Ceftriaxone, pantoprazole,
piracetam, ketorolac, infuse RL 1000cc loading dose
PROGNOSIS
 Prognosis multiple fraktur pada pasien ini adalah baik.
Namun membutuhkan waktu penyembuhan yang
cukup lama serta untuk melatih kembali pergerakan
pada organ pasien. Terkadang bisa terjadi kematian
jika pasien tidak mendapat pertolongan yang adekuat,
atau karena pasien mengalami bloodloss yang sangat
banyak sehingga mengalami syok hipovolemik.
pembahasan
 Pada kasus an. Y, ditemukan bahwa an. Y mengalami
kejadian KLL bersama dengan 2 orang temnnya yang
dibonceng. Pasien datang ke IGD dengan kondisi open
fraktur pada kedua femur, dislokasi pada kedua ankle,
open fraktur pada kedua lengan bawah, serta fraktur
pada pelvis. Pada kondisi ini, saat di IGD, pasien
terlebih dahulu distabilkan kondisinya serta
distabilkan kondisi dari sirkulasi perdarahannya.
 Setelah stabil kemudian beralih menangani fraktur
yang terjadi. Untuk pertolongan di IGD, dilakukan
perawatan luka, dibersihkan serta dilakukan imobilisa
untuk mencegah terjadinya fraktur yang lebih parah.
Serta untuk mengurangi rasa nyeri dan sakit yang
dialami oleh pasien.
 Imobilisasi pada pasien ini dilakukan dengan cara
memasangkan bidai pada bagian sepanjang femur
sampai ankle pasienm juga pada lengna atas pasien.
Tujuan dilakukan pembidaian adalah untuk fiksasi
dan supaya terbentuk jaringan orthotic. Pada pasien
dilakukan pembidaian pada sepanjang ekstermitas
bawah dan pada lengan atas pasien.
 Tujuan dari imobilisasi ini adalah agar pasien
berkurang rasa nyeri akibat fraktur serta untuk
menjaga bentuk tulang agar tidak berubah terlalu jauh
sehingga saat dilakukan reposisi, akan mudah untuk
meluruskan tulang dan memasang plat untuk fiksasi
dari tulang yang mengalami fraktur.
 Pada pasien ini juga dilakukan hecting untuk menjahit
luka sobek pada bagian pelipis serta pada bagian
tangan yang luka juga pada area luka pada fraktur.
Tujuannya adalah untuk menghentikan perdarahan
dan supaya immobilisasi pasien lebih mudak
dilakukan. Selain itu, hecting juga dilakukan agar
tidak terjadi bloodloss pada pasien.
 Selanjutnya direncanakan untuk dilakukan operasi
untuk fiksasi pada tulang yang mengalami fraktur
dengan cara fiksasi interna, yaitu dengan pemasangan
plat pada tulang yang fraktur. Tujuannya agar setelah
dilakukan operasi fiksasi, seteleh operasi bentuk
tulang akan kembali lurus serta tidak menimbulkan
rasa nyeri pada pasien. Untuk menangani nyeri pada
pasien setelah operasi, diberikan obat-obatan
pencegah nyeri
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai