NIM : 17.71.018032 KELAS : FARMASI B (Semester IV) TUGAS AGAMA ISLAM Shalat secara bahasa berarti berdo’a. dengan kata lain, shalat secara bahasa mempunyai arti mengagungkan. Sedangkan pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Ucapan di sini adalah bacaan-bacaan al-Qur’an, takbir, tasbih, dan do’a. Sedangkan yang dimaksud dengan perbuatan adalah gerakan-gerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam shalat. - Menurut Ash Shiddieqy, sholat ialah menggambarkan rukhus shalat atau jiwa shalat; yakni berharap kepada Allah dengan sepenuh hati dan jiwa raga, dengan segala kekhusyu’an dihadapan Allah dan ikhlas yang disertai dengan hati yang selalu berzikir, berdo’a & memujiNya. Dalam mengerjakan sholat harus selalu berusaha menjaga kekhusu’annya. Secara bahasa, khusyu’ berasal dari kata khasya’a yakhsya’u khusyu’an, yang berarti memusatkan penglihatan pada bumi & memejamkan mata/meringankan suara ketika shalat. Khusyu’ itu artinya lebih dekat dengan khudhu’ yakni tunduk & takhasysyu’ yakni membuat diri menjadi khusyu’. Khusyu’ ini bisa melalui suara, gerakan badan atau pengelihatan. ketiganya itu menjadi tanda kekhusyu’an bagi seseorang dalam melaksanakan shalat. Secara istilah syara’, khusyu’ ialah keadaan jiwa yang tenang & tawadhu’, kemudian khusyu’ dihati sangat berpengaruh dan akan tampak pada anggota tubuh lainnya. Menurut A. Syafi’i khusyu’ berarti menyengaja, ikhlas, tunduk lahir batin; dengan menyempurnakan keindahan bentuk ataupun sikap lahirnya (badan), serta memenuhinya dengan kehadiran hati, kesadaran dan pemahaman segala ucapan maupun sikap lahiriyah tersebut. SYARAT WAJIB SHALAT
Muslim (beragama Islam)
Berakal sehat Baligh Suci dari hadas kecil & hadas besar Sadar SYARAT SAH SHALAT
Telah masuk waktu sholat
Menghadap kiblat Menutup aurat Suci badan, tempat sholat dan pakaian yang digunakan dari najis mengetahui tata cara pelaksanaannya Niat Duduk di antara dua sujud Berdiri tegap bila mampu, dan Duduk Tasyahud Akhir diperbolehkan duduk atau berbaring bagi Membaca tasyahud akhir yang udzur Membaca shalawat Nabi Takbiratul ihram Mengucap salam pertama Membaca suratul fatihah pada setiap Tertib (Dilaksanakan secara berurutan) rokaatnya Ruku’ I’tidal Sujud Dalam melakukan sholat, tidak bisa semau-mau, tetapi waktunya telah ditentukan seperti dalam firman Allah “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang- orang yang beriman.” (QS. An-Nisa : 103). HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT Berhadas. Terkena najis yang tak termaafkan. Berkata – kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang memberikan pengertian. Terbukanya aurat. Mengubah niat,misalnya niat ingin memutuskan sholat. Makan atau minum walau sedikit. Bergerak berturut – turut tiga kali seperti melangkah. Membelakangi kiblat. Menambah rukun dengan perbuatan , seperti menambah jumlah ruku atau sujud. Tertawa terbahak – bahak. Mendahului imamnya dua rukun. Murtad artinya keluar dari islam. 1.Waktu sholat subuh Batas waktu sholat subuh yaitu sejak terbit nya fajar sidiq sampai terbitnya matahari . 2. waktu sholat Dzuhur Batas waktu sholat dzuhur yaitu : Awal waktu ,setelah cenderung matahari dari pertengahan langit ,dan Akhir waktu sholat Dzuhur yaitu apabila bayang – bayng sesuatu telah sama panjangnya dengan sesuatu tersebut . 3.Waktu sholat ‘ashar Batas waktu ‘ashar yaitu sejak habisnya waktu sholat dzuhur sampai dengan terbenamnya matahari 4. Waktu Sholat Magrib Batas waktunya yaitu sejak terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq atau awan senja merah 5.Waktu Sholat Isya Batas waktu sholat isya yaitu dari hilangnya awan syafaq sampai terbitnta fajar . Dari AL-Qur’an : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah allah dengan memurnikan ketaatan kepada nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;dan yang demikian itulah agama yang lurus”(Qs.al- Bayyinah(98:5) “Maka dirikanlah shalat tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali allah.Dia adalah pelindungmu,dan sebaik-baik penolong”(Qs.al-Hajj (22:78) Dalil hadits Rasulullah Saw : Dari Abdullah bin umar,dari Rasulullah saw,beliau bersabda : “Agama islam itu dibangun atas 5 perkara:agar mentauhidkan Allah,mendirikan shalat,menunaikan zakat,melaksanakan ibadah haji”.(HR. Al-Bukhari dan muslim) Seorang muslim wajib melaksanakan shalat ketika ia telah baligh dan berakal,akan tetapi sejak dini telah diperintahkan sebagai proses belajar dan latihan,sebagaimana hadist : “Perintahkanlah anak-anak kamu agar melaksanakan shalat ketika mereka berusia 7 tahun.Pukullah mereka ketika mereka berumur 10 tahun.Pisahkan tempat tidur mereka”.(HR.Abu Daud). Banyak keutamaan shalat berjamaah menurut Sunnah Rasulullah Saw, berikut ini beberapa keutamaan tersebut: 1. Lipat ganda amal. Sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis: Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Shalat berjamaah lebih baik daripada shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh tingkatan”. (HR. Muslim). 2. Allah Swt menjaga orang yang melaksanakan shalat berjamaah dari setan. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya setan itu bagi manusia seperti srigala bagi kambing, srigala menangkap kambing yang memisahkan diri dari gerombolannya dan kambing yang menyendiri. Maka janganlah kamu memisahkan diri dari jamaah, hendaklah kamu berjamaah, bersama orang banyak dan senantiasa memakmurkan masjid”. (HR. Ahmad bin Hanbal). Dalam hadis riwayat Abu ad-Darda’ disebutkan: “Ada tiga orang yang berada di suatu kampung atau perkampungan badui, tidak dilaksanakan shalat berjamaah, maka sungguh setan telah menguasai mereka. Maka laksanakan shalat berjamaah, karena sesungguhnya srigala hanya memakan kambing yang memisahkan diri dari jamaah”. (HR. Abu Daud). 3. Keutamaan shalat berjamaah semakin bertambah dengan banyaknya jumlah orang yang shalat. Berdasarkan hadits dari Ubai bin Ka’ab. Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya shalat seseorang dengan satu orang lebih utama daripada shalat sendirian. Shalat seseorang bersama dua orang lebih utama daripada shalatnya bersama satu orang. Jika lebih banyak, maka lebih dicintai Allah Swt”. (HR. Abu Daud). 4. Dijauhkan dari azab neraka dan dijauhkan dari sifat munafik, bagi orang yang melaksanakan shalat selama empat puluh hari secara berjamaah tanpa ketinggalan takbiratul ihram bersama imam. Berdasarkan hadits Anas bin Malik. Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah Swt selama empat puluh hari berjamaah, ia mendapatkan takbiratul ihram. Maka dituliskan baginya dijauhkan dari dua perkara; dari neraka dan dijauhkan dari kemunafikan”. (HR. At- Tirmidzi). Dalam hadis ini terdapat keutamaan ikhlas dalam shalat, karena Rasulullah Saw mengatakan: “Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah Swt”. Artinya tulus ikhlas hanya karena Allah Swt semata. Makna dijauhkan dari kemunafikan dan azab neraka adalah: dilepaskan dan diselamatkan dari kedua perkara tersebut. Dijauhkan dari kemunafikan, artinya: selama di dunia ia diberi jaminan tidak melakukan perbuatan orang munafik dan selalu diberi taufiq oleh Allah Swt untuk selalu berbuat ikhlas karena Allah Swt. Maka di akhirat kelak ia diberi jaminan dari azab yang menimpa orang munafik. Rasulullah Saw memberi kesaksian bahwa ia bukan orang munafik, karena sifat orang munafik merasa berat ketika akan melaksanakan shalat. Ada dua hadits yang berbeda, Hadits Pertama: Dari Abdullah, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: “Shalat perempuan di dalam Bait lebih baik dari pada shalatnya di dalam Hujr. Shalat perempuan di dalam Makhda’ lebih baik daripada shalatnya di dalam Bait”. (HR. Abu Daud). Hadits ini menunjukkan makna bahwa perempuan lebih baik shalat ditempat yang jauh dari keramaian Hadits Kedua: Dari Abdullah bin Umar, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah kamu melarang hamba Allah yang perempuan ke rumah- rumah Allah (masjid)”. (HR. al-Bukhari dan Muslim). Pendapat Imam an-Nawawi: Jika tidak menimbulkan fitnah, perempuan tersebut tidak memakai wangi-wangian (yang membangkitkan nafsu). Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah kamu larang hamba Allah yang perempuan ke rumah-rumah Allah (masjid). Hadit ini ini dan yang semakna dengannya jelas bahwa perempuan tidak dilarang ke masjid, akan tetapi dengan syarat-syarat yang disebutkan para ulama dari hadits-hadits, yaitu: tidak memakai wangi-wangian (yang membangkitkan nafsu), tidak berhias (berlebihan), tidak memakai gelang kaki yang diperdengarkan suaranya, tidak Pendapat Syekh Yusuf al-Qaradhawi: Kehidupan moderen telah membuka banyak pintu bagi perempuan. Perempuan bisa keluar rumah ke sekolah, kampus, pasar dan lainnya. Akan tetapi tetap dilarang untuk pergi ke tempat yang paling baik dan paling utama yaitu masjid. Saya menyerukan tanpa rasa sungkan, “Berikanlah kesempatan kepada perempuan di rumah Allah Swt, agar mereka dapat menyaksikan kebaikan, mendengarkan nasihat dan mendalami agama Islam. Boleh memberikan kesempatan bagi mereka selama tidak dalam perbuatan maksiat dan sesuatu yang meragukan. Selama kaum perempuan keluar rumah dalam Sholat merupakan rukun islam yang kedua,dan hukumnya wajib/fardhu bagi umat muslim baik laki-laki maupun perempuan yang sudah baligh dan berakal sehat. - 99 Tanya Jawab seputar shalat - Buku fiqih madrasah aliyah kelas I (Departemen Agama RI direktorat jendral kelembagaan agama islam jakarta 2002) - Shalat empat mazhab