• Anh-Vu Ngo
Author • A. Luana Stanescu
• Grace S. Phillips
https://radiopaedia.org/articles/o
esophageal-atresia?lang=us
USG bayi dengan atresia esofagus
https://radiopaedia.org/articles/o
esophageal-atresia?lang=us
MRI bayi dengan Atresia Esofagus
https://radiopaedia.org/articles/c
ongenital-tracheo-oesophageal-
fistula
USG bayi dengan Fistula Tracheoesofagus
Malrotasi atau anomali rotasi usus adalah kondisi yang disebabkan oleh tidak ada
atau tidak lengkapnya rotasi usus selama proses embriologis, dimana dapat
menyebabkan fiksasi usus secara abnormal.
Kondisi ini dapat diklasifikasikan sebagai “true malrotation”, atypical malrotation,
dan non-rotation. True malrotation melibatkan posisi abnormal duodenojejunal
junction atau ligament treitz di kuadran kanan atas yang “high-riding” cecum pada
bagian tengah atau atas abdomen, dengan pedikel mesenterik yang menyempit
sehingga berpotensi terjadinya volvulus midgut dan iskemi saluran cerna.
Selama perkembangan embriologis, saat terjadi fiksasi abnirmal dari posisi cecum
akan mengakibatkan terbentuknya perlengketan pada “perionial band” (Ladd
band) yang memanjang dari cecum hingga perut regio kanan. “Bands “/pita-pita
ini dapat menutupi duodenu dan berpotensi menyebabkan obstruksi duodenum.
Insiden malrotasi yang sebenarnya masih ada yang tidak diketahui karena tidak
tampak secara klinis, estimasi prevalensi 1 dari 500 kelahiran hidup.
Emesis billious pada neonatus merupakan keluhan klinis tersering pada kasus
malrotasi (Gambar 6A-6C). Kasus malrotasi dapat berkembang menjadi iskemi
dimana akan bermanifestasi nyeri perut, distensi, hematochezia, dan akhirnya
terjadi hipovolemik atau syok septik disertai peritonitis.
Duodenum inversum (Gambar 7) jarang ditemukan, biasanya tanpa gejala,
kondisi ini ditandai dengan melihat “the third duodenum” sebelum melintang
pada garis tengah di ligamen treitz. Redudansi duodenum, atau “wandering
duodenum” (Gambar 8) tampak dengan bentuk yang berkelok kelok. Dapat
dijumpai berupa duodenum proksimal yang membetuk satu atau beberapa
loop disebelah kanan tulang belakang (spine), tetapi melintasi garistengah
dengan tingkat ketinggian anatomi normal dan posisi yang normal saat
melintasi ligamentum treitz.
GANGGUAN
SALURAN CERNA BAWAH NEONATUS
ATRESIA JEJUNOILEAL
Imaturitas fungsi colon sering dikenal dengan “small left colon syndrome” dan
“meconium plug syndrome”. Istilah “meconium plug syndrome” dapat
menimbulkan salah persepri karena letak ileum terminal maka disebut “ileus
meconium”.
Frekuensi lebih tinggi ditemukan pada anak-anak dengan ibu diabtetes dan anak-
anak dengan ibu yang menerima magnesium sulfat sebagai tatalaksana
preeklamsia.
Gejala yang sering muncul adalah terlambatnya keluar meconium dan perut yang
kembung (distensi). Kelainan ini memiliki prognosis yang baik dan gejala akan
menghilang dalam beberapa hari.
Pada CE, microcolon seharusnya tidak ditemukan. istilah “small left colon
syndrome” berarti hanya colon distal yang mengecil, dan hal ini berbeda dengan
microcolon, dimana merupakan proses difus melibatkan seluruh colon. Meskipun
berada di distal usus kecil, rasio ukuran recto-sigmoid seharusnya tetap normal
(Gambar 13). Agen kontras umumnya dapat memperliatkan meconium berada di
colon.
Contrast enema may demonstrate a
small caliber to the left colon with
multiple filling defects within due to
retained meconium. The rectum is
usually normal in size, unlike
Hirschsprung disease.
HIRSCHPRUNG DISEASE (HD)
Dilatasi colon
ENTEROCOLITIS NEKROTIKAN
Abstrak
1 Abstrak 1 paragraf - (2paragraf terpisah
tujuan dan kesimpulan)
2 Secara keseluruhan informatif +
3 Tanpa singkatan selain yang baku +
4 Kurang dari 250 kata - ( 51kata)
Pendahuluan
1 Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf -