Anda di halaman 1dari 15

Dr.

Andi Wahyuningsih Attas, SpAn, KIC, MARS


Taman CIlandak IV/44 Cilandak Barat Cilandak Jakarta Selatan
Email : andiyoen.attas@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN RIWAYAT ORGANISASI


2013 : Magister Administrasi Rumah Sakit UI
2012 : Konsultan Intensive Care Universitas • Periode 2016 -2019 Ketua PERDATIN
Padjajaran Bandung • Periode 2016-2019 Ketua Persatuan Dokter
1998 : Spesialis Anestesi Universitas Indonesia Manajemen Medik
1987 : Sarjana Kedokteran Universitas
Hasanudin • Periode 2013– 2016 Ketua PERDATIN
• Periode 2012 – 2015 Ketua Asosiasi Rumah Sakit
Vertikal Indonesia (ARVI)
RIWAYAT JABATAN • Periode 2011 – 2012 Ketua Asosiasi Rumah Sakit
2011 – Sekarang : Direktur Utama RSUP Fatmawati Vertikal Indonesia (ARVI)
2010 – 2011 : Direktur Medik Spesialistik Direktorat Bina
Pelayanan Medik Spesialistik • Periode 2010 – 2013 Staf Ahli Pengurus
Kementerian Kesehatan RI PERDATIN (Perhimpunan Dokter Spesialis
2005 – 2010 : Direktur Umum, SDM dan Pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia)
RSUP Fatmawati

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


HARMONISASI HUBUNGAN
PENATA ANESTESI DAN
PERDATIN
DR. ANDI WAHYUNINGSIH ATTAS, SP.AN, KIC, MARS
KETUA PP PERDATIN PERIODE 2016-2019

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


HARMONIS
Spesialis Penata
Anestesi Anestesi

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


DASAR HUKUM

Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran

Peraturan Menteri Kesehatan No. 519/MENKES/PER/


III/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit

Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2016 Tentang


Izn dan Penyelenggaraan Praktik Penata Anestesi

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


STANDAR AOP 4 :
KOLABORASI ANTAR TIM KESEHATAN

Kolaborasi antar tim kesehatan merupakan


suatu bentuk kerjasama harmonis dengan
profesi lain (dokter, perawat, penata
anestesi, terapis, farmasi, dietisien,
radiographer, analis dll) sebagai mitra kerja
untuk tujuan yang sama yaitu memberikan
pelayanan kesehatan pada pasien dan
masyarakat yang optimal

DOKTER SPESIALIS ANESTESI - PENATA ANESTESI

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


Tujuan dari Kolaborasi
 Meningkatkan percepatan, efektivitas,
dan efisiensi upaya kesehatan
 Meningkatkan saling pengertian antar
profesi
 Meningkatkan hubungan saling percaya
 Meningkatkan daya, kemampuan dan
kekuatan
 Meningkatkan rasa saling menghargai
 Meningkatkan hubungan saling
memerlukan dan memberikan pelayanan

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


KOLABORASI
ANTARA DOKTER SPESIALIS ANESTESI
DAN PENATA ANESTESI

Penata
Anestesi

Dokter
Anestesi

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


Tindakan Anestesi
Tindakan medis yang dilakukan oleh
dokter spesialis anestesi dibantu oleh
penata anestesi di kamar operasi
pada pasien yang akan menjalani
pembedahan

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Penata
Anestesi

Bahwa Penata Anestesi merupakan salah satu dari


jenis tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
berupa asuhan kepenataan anestesi sesuai
dengan bidang keahlian yang dimiliki.

Penata Anestesi dalam menjalankan praktik


keprofesiannya berwenang untuk melakukan
pelayanan asuhan kepenataan anestesi pada:
praanestesi, intraanestesi, dan pascaanestesi.

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Penata
Anestesi

PASAL 11
Praanestesi Intraanestesi Pascaanestesi

•Persiapan •Pemantauan •Merencanakan


administrasi pasien peralatan dan obat- tindakan
•Pemeriksaan tanda- obatan ssi kepenataan pasca
tanda vital perencanaan teknik tindakan anestesia
•Pemeriksaan lain anestesia •Penatalaksanaan
yang diperlukan •Pemantauan dlm manajemen
•Pemeriksaan dan keadaan umum nyeri
penilaian status fisik pasien •Pemantauan kondisi
pasien •Pendokumentasian pasien pasca
•dst semua tindakan pemasangan kateter
apidural
•dst

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Penata
Anestesi

Pelimpahan
wewenang

Bila tidak terdapat dokter


spesialis anestesiologi
disuatu daerah

Penugasan dari
pemerintah sesuai
kebutuhan

Hanya dapat dilakukan di


fasilitas yankes milik
pemerintah atau daerah

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Penata
Anestesi

PASAL 13
Pelimpahan wewenang secara mandat dari Dokter
Spesialis Anestesiologi atau dokter lain dalam rangka
membantu pelayanan anestesi meliputi :
1. Pelaksanaan anestesia sesuai dengan instruksi dokter
spesialis anestesiologi
2. Pemasangan alat monitoring non invasif
3. Melakukan pemasangan alat monitoring invasif
4. Pemberian obat anestesi
5. Mengatasi penyulit yang timbul
6. Pemeliharaan jalan nafas
7. Pemasangan ventilasi mekanik
8. Pemasangan alat nebulasi
9. Pengakhiran tindakan anestesia dan
10. Pendokumentasian pada rekam medik

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


PASAL 14
1. Pelimpahan wewenang berdasarkan penugasan
pemerintah (pada pasal 12b) dalam hal tidak
terdapat dokter spesialis anestesiologi di suatu
daerah
2. Hanya dapat dilakukan oleh Penata Anestesi yang
telah mendapat pelatihan
3. Pelayanan pelimpahan kewenangan meliputi
pelayanan anestesi sesuai dengan kompetensi
tambahan yang diperoleh melalui pelatihan
4. Pelatihan merupakan tanggung jawab pemerintah
daerah provinsi /kabupaten bekerja sama dengan
organisasi terkait
5. Pelatihan harus terakreditasi sesuai ketentuan
6. Pelimpahanan wewenang hanya dapat
dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan milik
Pemerintah/Pemda

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Penata
Anestesi

PASAL 16

1. Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan


nyawa, penata anestesi dapat melakukan
tindakan pelayanan anestesi diluar
wewenangnya dalam rangka pertolongan
pertama

2. Pertolongan pertama ditujukan untuk


mengurangi rasa sakit dan menstabilkan
kondisi pasien

3. Penata anestesi wajib merujuk pasien kepada


tenaga kesehatan yang berkompeten setelah
pertolongan pertama selesai dilakukan

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Penata
Anestesi

PASAL 17

1. Penata anestesi dalam melaksanakan praktik


keprofesiannya wajib mengikuti pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan

2. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang


diberikan oleh dokter spesialis anestesiologi

3. Pendidikan dan pelatihan dapat bekerjasama


dengan organisasi profesi

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA


Kesimpulan
Untuk disepakati sesuai aturan

 Tindakan anestesi wajib dilakukan


oleh DOKTER SPESIALIS ANESTESI

 Pelimpahan wewenang kepada Penata


Anestesi
− Bila tidak ada Spesialis Anestesi
− Kebutuhan Daerah  tanggung jawab
PEMDA
− Keadaan Darurat

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai