Anda di halaman 1dari 47

Kebutuhan Dasar Manusia

1
PENDAHULUAN

Seks dan
Tabu seksualitas
penting utk
Seks dibicarakan
perkembangan
manusia

Perawat penting mengenal


Keterkaitan kesehatan seksual
sebagai bagian dari kesejahteraan

2
Topik seksual  bagian dari peran perawat 
membantu klien dalam memberikan
pembelajaran

Banyak perawat yg kurang percaya diri dlm


membicarakan masalah seksual dg klien

3
Dasar-dasar mendiskusikan masalah
seksualitas dengan pasien, seorang perawat
harus :
Memiliki pengetahuan ttg seksualitas
Memiliki ketrampilan dalam pengkajian
Komunikasi yg baik, dan
Sikap merawat yg sensitif

4
DEFINISI
 Seksualitas memiliki banyak aspek dan
diekspresikan melalui beragam perilaku.
 Seksualitas tdk semata bagian intrinsik dari
seseorang, namun berkaitan juga dengan
bagaimana berhubungan dg orang lain.
 Keintiman & kebersamaan scr fisik dg orang lain
mrp. kebutuhan sosial & biologis sepanjang
kehidupan manusia

5
Seksualitas dan seks  2 hal yg berbeda
Seks : mengacu pd bagian fisik dari
hubungan yaitu aktivitas seksual genital
Seks juga digunakan utk memberi label
gender (pria atau wanita)

6
Seksualitas  istilah yg lebih luas
diekspresikan melalui interaksi &
hubungan dg individu lainnya  pada
jenis kelamin yg sama maupun yg
berbeda mencakup bagaimana berfikir,
pengalaman, nilai-nilai, fantasi, dan
emosi
yang dimiliki.
7
Seksualitas berhubungan dengan
 Bagaimana seseorang merasakan tentang
diri mereka sendiri
 Bagaimana seseorang mengkomunikasikan
perasaan kepada orang lain melalui
berbagai tindakan yg dilakukan seperti :
sentuhan, pelukan, isyarat gerak tubuh,
cara berpakaian & kata- kata yang
diucapkan

8
 Identitas gender merupakan perasaan yang
ada dalam diri seseorang tentang jenis
kelaminnya :

Feminin atau maskulin  pola interaksi yang


berbeda yang diajarkan orang tua pada anak
perempuan maupun laki-laki untuk dapat
mengembangkan identitas gendernya

9
 Perilaku peran gender adalah bagaimana
seseorang berperan sesuai gendernya
termasuk nilai-nilai yang dianut individu
dan lingkungannya.
 Perawat perlu mengkaji kemungkinan
terjadinya perubahan peran gender pada
klien ataupun anggota keluarga sebagai
dampak dari hospitalisasi atau perubahan
status kesehatan

10
Orientasi seksual (identitas seksual) adalah
bagaimana seseorang mempunyai perasaan suka
terhadap orang lain, dengan lawan jenis atau
sejenis. Terbagi atas :
 P  W : heteroseksual
 P  P : homoseksual
 W  W : lesbianisme
 P/W : biseksual

11
KONSEP KESEHATAN SEKSUAL
Kesehatan seksual adalah
pengintegrasian aspek somatik,
emosional, intelektual, dan sosial dari
kehidupan seksual, dengan cara yang
positif yang memperkaya dan
meningkatkan kepribadian,
komunikasi dan cinta (WHO, 1975).
Mencakup dimensi biologi, psikologi
dan sosiokultural.

12
 Komponen kesehatan seksual : konsep
seksual seseorg, body image, identitas gender,
dan orientasi seksual
 Konsep seksual individu  nilai-nilai
tentang kapan, dimana, dengan siapa dan
bagaimana seseorang mengekspresikan
seksualitasnya.
 Konsep seksual diri yang negatif menghalangi
terbentuknya suatu hubungan dengan orang
lain

13
 Body image --- pusat kesadaran terhadap
diri sendiri --- secara konstan dapat berubah
---Bagaimana seseorang memandang
(merasakan) penampilan tubuhnya,
berhubungan dengan seksualitasnya --- bisa
terkait kehamilan, proses penuaan, trauma,
penyakit.
Contoh lainnya :
Wanita  bentuk tubuh dan payudara
Pria  tubuh berotot, dll

14
 Identitas gender --- suatu pandangan mengenai
jenis kelamin seseorang, sebagai laki-laki atau
perempuan ---mencakup komponen biologi, juga
norma sosial dan budaya
 Transgender : istilah bagi seseorang yang identitas
gender atau ekspresi gendernya berbeda dengan
anatomi jenis kelaminnya
Transgender mencakup --- cross-dresser, interseks,
transeksual pre operatif dan transeksual postoperatif
Cross-dresses : orang yang rutin menggunakan
pakaian dari jenis kelamin yang berbeda  sebagai
bentuk ekspresi gender --- namun tidak
dihubungkan dengan orientasi seksual. Banyak cross-
dresser adalah heteroseksual
15
Interseks : orang yang memiliki organ seksual
ganda (ambiguous) pada saat lahir ---
hermaprodit
Transeksual preoperatif adalah seseorang yang
mengalami konflik antara gender dengan
anatominya
Transeksual postoperatif adalah orang yang telah
menjalani operasi untuk mengubah gendernya

16
Karakteristik Kesehatan Seksual
Kemampuan mengekspresikan potensi seksual,
dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan
penyalahgunaan seksual.
Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan
kepuasan diri terhadap penampilan pribadi
Sesuai antara seks biologis, identitas gender, dan
perilaku peran gender
Kemampuan membuat keputusan pribadi
(otonomi) mengenai kehidupan seksual yang
dijalani dalam konteks personal dan etik sosial

17
Lanjutan…. Karakteristik Kesehatan
Seksual
Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui
komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta
Kemampuan menerima pelayanan kesehatan
seksual untuk mencegah dan mengatasi semua
masalah, dan gangguan seksual
Menerima tanggung jawab yang berkaitan dengan
peran gendernya
Menghargai sistem yang berlaku
Mampu membina hubungan efektif dengan orang
lain
18
Enam ketrampilan dasar perawat dalam
memberikan pelayanan seksualitas
1. Pengetahuan dan kenyamanan diri terhadap
seksualitas pribadi
2. Pengetahuan tentang pertumbuhan dan
perkembangan seksualitas sepanjang rentang
kehidupan
3. Pengetahuan tentang seksualitas dasar, termasuk
bagaimana masalah kesehatan dan
penyelesaiannya dapat mempengaruhi seksualitas
dan fungsi seks serta intervensi apa yang dapat
memfasilitasi ekspresi seksual

19
4. Keahlian komunikasi terapeutik

5. Menerima seksualitas sebagai area penting


dalam intervensi keperawatan dan adanya
kemauan bekerja dengan klien yang mempunyai
berbagai jenis ekspresi seksualitas

6. Kemampuan mengenal kebutuhan klien dan


anggota keluarga dalam mendiskusikan topik
seksualitas, tidak hanya dengan tulisan atau
audiovisual tapi juga melalui diskusi verbal
20
Review Anatomi & fisiologi sistem reproduksi pria &
wanita
 Organ seks wanita
Organ seks internal : vagina, uterus, tuba falopii dan
ovarium.
Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang
terdiri dari mons pubis (mons veneris), labia mayora,
labia minora, klitoris dan ostium vaginalis (introitus).

21
 Organ seks pria
Organ seks eksternal pria adalah penis dan skrotum.
Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis dan
duktus deferen, kelenjar prostat, vesikula seminalis

22
Tahap perkembangan seksual
Bayi (0 – 12 bulan )
Penentuan gender laki-laki atau perempuan
Pembedaan diri sendiri dengan orang lain secara
bertahap
Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan
Bayi laki-laki mengalami ereksi penis; bayi
perempuan mengalami lubrikasi vagina
Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal
spontan
Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu, memeluk,
membuai) --- senang & nyaman berinteraksi
dengan orang lain
23
Todler (1-3 tahun )
Identitas gender berkembang secara kontinyu
(terus menerus)
Mampu mengidentifikasi gender diri sendiri
Mulai menirukan tindakan orang tua yang berjenis
kelamin sama ,misal berinteraksi dengan boneka,
pakaian yang dipakai

24
Pra sekolah (4-5 tahun )
Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat
Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman
bermain
Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar
Belajar mengendalikan perasaan dan tingkah laku
Menyukai orang tua yang berbeda jenis
Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang
bayi

25
Usia sekolah (6-12 tahun )
Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang
tua yang berjenis kelamin sama (misalnya anak
perempuan dengan ibu)
Senang berteman dengan sesama jenis
Kesadaran diri meningkat
Mempelajari konsep dan peran gender
Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis
Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan tentang
perilaku seksual, menstruasi, reproduksi,
seksualitas

26
Remaja (12-18 tahun )
Karakteristik seks mulai berkembang
Mulai terjadi menarche
Mengembangkan hubungan yang menyenangkan
Dapat terjadi aktivitas seksual, misalnya
masturbasi
Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks /
heteroseks)
Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani
orang tua

27
Dewasa awal (18-40 tahun )
Terjadi aktivitas seksual
Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah
kuat
Beberapa pasangan berbagi tugas :
keuangan, pekerjaan rumah tangga
Mengalami ancaman terhadap body image
akibat penuaan

28
Dewasa tengah (40-65 tahun )
Penurunan produksi hormon
Wanita mengalami menopause (umumnya usia 40-55
tahun)
Laki-laki mengalami klimakterik secara bertahap
Mulai memperkokoh stándar moral dan etik

Dewasa akhir (65 tahun keatas )


Aktivitas seksual semakin berkurang
Sekresi vagina berkurang, payudara mengalami atrofi
Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan
memerlukan waktu lebih lama untuk dapat ereksi dan
ejakulasi
29
Faktor-faktor yang mempengaruhi
seksualitas
Budaya
Berpakaian, tata cara pernikahan, perilaku
yang diharapkan sesuai norma. Peran laki-laki
dan perempuan mungkin dipengaruhi budaya
Nilai-nilai religi (keagamaan)
Aturan atau batasan yang boleh dan tidak
boleh dilakukan terkait seksualitas. Misalnya
larangan aborsi, hubungan seks tanpa nikah

30
Status kesehatan
 Klien dapat mengalami penurunan keinginan
seksual karena alasan fisik.
 Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual.
 Citra tubuh yang buruk, terutama ketika
diperburuk oleh perasaan penolakan atau
pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat
menyebabkan klien kehilangan perasaannya
secara seksual.
31
Hospitalisasi

 Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa tidak


berguna.

 Klien yang mengalami pembedahan dapat merasa


kehilangan harga diri dan perasaan kehilangan 
bisa dalam hal maskulinitas dan femininitas.

32
Beberapa masalah yang berhubungan
dengan seksualitas

Penganiayaan seksual
 Mencakup tindak kekerasan pada wanita, pelecehan
seksual, perkosaan, pedofilia, inses, pornografi anak
 efek traumatik  masalah fisik dan psikologis 
berdampak pada disfungsi seksual.
 Anak-anak yang mengalami penganiayaan dapat berisiko
terhadap masalah kesehatan, emosional, perilaku sekolah
 peningkatan keagresifan dan setelah menjadi orang
dewasa  suka melakukan tindak kekerasan.
 Dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga.
Pelaku penganiayaan harus dilaporkan kepada yang
berwenang
33
Aborsi
 Dilakukan oleh wanita yang telah menikah
maupun oleh wanita yang berhubungan seks
sebelum nikah.
 Kontroversi baik yang pro maupun kontra.
 Klien mungkin dapat mengalami perasaan
bersalah dan berduka

34
Penyakit menular seksual (PMS)
 PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi
kepada pasangannya selama kontak seksual
yang intim.
 Tempat penularannya biasanya genital,
tetapi mungkin juga tertular melalui oral-
genital atau anal-genital.
 Klien malu mengungkapkan  perlu
ketrampilan komunikasi perawat

35
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Perawat menghubungkan riwayat seksual dengan
Masalah berikut:
Klien yang menerima pelayanan kesehatan untuk
kehamilan, infertilitas, kontrasepsi , atau klien yang
mengalami PMS (penyakit menular seksual)
Klien yang sakit atau yang sedang mendapat terapi
yang kemungkinan dapat mempengaruhi fungsi
seksualnya (misalnya klien dengan penyakit
jantung, DM, dll)
Klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual

36
Pengkajian seksual mencakup :
Riwayat Kesehatan seksual
Beri pertanyaan yang berkaitan dengan
seksualitas untuk menentukan apakah klien
mempunyai masalah atau kekhawatiran ttg
seksual.
Apakah klien merasa malu ataukah tidak
mengetahui bagaimana cara mengajukan
pertanyaan seksual secara langsung

37
Pengkajian fisik
Inspeksi dan palpasi
Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan
pengkajian fisik misalnya :
 Riwayat PMS,
 Infertilitas,
 Kehamilan,
 Adanya sekret yang tidak normal dari genital,
 Perubahan warna pada genital,
 Gangguan fungsi urinaria, dll.

38
Identifikasi klien yang berisiko
Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual
misalnya :
Adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh
akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan,
abnormalitas anatomi genital
Riwayat kekerasan seksual, perkosaan
Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka
bakar, tanda lahir, skar (mastektomi) dan adanya
ostomi pada tubuh

39
Terapi medikasi spesifik yang dapat
menyebabkan masalah seksual; kurangnya
pengetahuan/salah informasi tentang fungsi
seksual
Gangguan aktifitas fisik sementara maupun
permanen ; kehilangan pasangan
Konflik nilai-nilai pribadi dengan aturan religi

40
Diagnosa keperawatan
1. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d)
 Ketakutan tentang kehamilan
 Efek antihipertensi
 Depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan
pasangan

2. Disfungsi seksual b.d


 Cedera medulla spinalis
 Penyakit kronis
 Nyeri
 Ansietas akibat penempatan di rumah perawatan atau
panti

41
3. Gangguan citra tubuh b.d
 Efek mastektomi atau kolostomi yang baru
dilakukan
 Disfungsi seksual
 Perubahan pasca persalinan

4. Gangguan harga diri b.d


 Kerentanan yang dirasakan setelah
mengalami serangan infark miokardium
 Penganiayaan ketika masih kecil

42
Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi
diagnosa keperawatan yang lain misalnya :
Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi,
kontrasepsi, perubahan seksual normal) b.d
salah informasi dan mitos-mitos seksual
Nyeri b.d tidak adekuatnya lubrikasi vagina
atau efek pembedahan genital
Cemas b.d kehilangan fungsi seksual

43
Perencanaan keperawatan
Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah seksual
yang dialami klien, mencakup :
Mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan
kesehatan seksual
Meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan
seksual
Mencegah terjadinya atau menyebarnya PMS
Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan
Meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi
seksual
Memperbaiki konsep seksual diri
44
 Implementasi
Promosi kesehatan seksual -- penyuluhan /
pendidikan kesehatan.
Perawat : ketrampilan komunikasi yang baik,
lingkungan dan waktu yang mendukung privasi dan
kenyamanan klien.
Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik
dan faktor yang berhubungan --- pendidikan tentang
perkembangan normal pada anak usia todler,
kontrasepsi pada klien usia subur, serta pendidikan
tentang PMS pada klien yang memiliki pasangan seks
lebih dari satu.
Rujukan kesehatan mungkin diperlukan
45
Evaluasi
Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam
perencanaan.
Jika tidak tercapai, perawat mengeksplorasi
alasan-alasan tujuan tersebut tidak tercapai
Klien, pasangan dan perawat menetapkan
jangka waktu yang sesuai untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Komunikasi terbuka dan harga diri yang
positif

46
47

Anda mungkin juga menyukai