Anda di halaman 1dari 15

Koperasi dan Syirkah

Koperasi adalah wadah kemitraan, kerjasama,


kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang
sehat, baik, dan halal. Dan, lembaga yang seperti
itu sangat dipuji Islam.
Sebagai lembaga usaha pemberdayaan rakyat,
nilai-nilai dalam koperasi mengandung sejumlah
elemen mulia seperti keadilan, kebersamaan,
kekeluargaan, dan kesejehateraan bersama.
Dalam sejumlah kajian keislaman, koperasi termasuk
sebagai salah satu syirkah, syarikah. Dari segi bahasa,
syirkah artinya ikhthilath, yaitu berbaur.

Sedangkan secara istilah, syirkah atau kongsi ini


merupakan perserikatan yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang didorong oleh kesadaran untuk meraih
kemanfaatan.
Secara historis, jejak koperasi berdasarkan prinsip
syariah telah ada sejak abad III Hijriyah di Timur tengah
dan Asia Tengah. Secara teoritis, juga telah dielaborasi
oleh filsuf Al-Farabi.
As-Syarakhsi dalam Al-Mabsuth,
sebagaimana dinukil oleh M.
Nejatullah Siddiqi dalam Patnership
and Profit Sharing in Islamic Law. Ia
meriwayatkan, bahwa Rasulullah
saw. pernah ikut dalam suatu
kemitraan usaha semacam
koperasi, di antaranya dengan Said
bin Syarik di Madinah.
Di era modern, koperasi sebagai organisasi ekonomi
berbasis orang atau keanggotaan (membership
based association), menjadi kekayaan substantif
ekonomi negara-negara maju. Dari Skandinavia
hingga Asia Timur.
Meskipun, awalnya hanya countervailing power
(kekuatan pengimbang) kapitalisme swasta di bidang
ekonomi yang didominasi oleh perusahaan berdasarkan
modal persahaman (equity based association), yang
sering jadi sapi perah pemilik modal (share holders)
dengan sistem dan mekanisme targeting yang memeras
pengelola.
Spirit membership based association
teraktualisasikan dalam ‘tujuh kebaikan’. Buku-
buku modern menyebutnya sebagai social
capital (modal sosial).

Bung Hatta dalam buku


“Membangun Koperasi
dan Koperasi
Membangun”
mengkategorikan social
capital ke dalam 7 nilai
sebagai spirit koperasi.
7 nilai Spirit Koperasi
1. Kebenaran untuk menggerakkan kepercayaan (trust).
2. Keadilan dalam usaha bersama.
3. Kebaikan dan kejujuran mencapai perbaikan.
4. Tanggung jawab dalam individualitas dan solidaritas.
5. Paham yang sehat, cerdas, dan tegas.
6. Kemauan menolong diri sendiri serta menggerakkan
keswasembadaan dan otoaktiva.
7. Kesetiaan dalam kekeluargaan.
7 Prinsip Operasional Koperasi
Implementasi ketujuh nilai yang menjiwai kepribadian
koperasi versi Hatta, dituangkan dalam tujuh prinsip
operasional koperasi secara internal dan eksternal.
Ketujuh prinsip operasional itu adalah;
1. keanggotaan sukarela dan terbuka.
2. pengendalian oleh anggota secara demokratis.
3. partisipasi ekonomis anggota.
4. otonomi dan kebebasan.
5. pendidikan, pelatihan dan informasi.
6. kerjasama antar koperasi.
7. kepedulian terhadap
komunitas.
Nilai-nilai koperasi yang
kental dengan dimensi
sosial dan spiritual,
menjadikan manusia tidak
terjerembab melulu
sebagai homo economicus,
namun juga homo socius
yang religius.

Melalui koperasi, kita mendidik diri secara bersama-sama


untuk tidak hanya peduli dan mengamalkan nilai-nilai
yang dalam pandangan agama baik, tapi juga bermanfaat
dan bermakna secara sosial (kesalehan).
KOPERASI
SUDAH LEBIH DAHULU
SYARIAH
Beberapa faktanya
1. Motto koperasi adalah dari dan untuk kita (anggota),
lembaga ekonomi dan berwatak sosial alias gotong royong
dan saling membantu. Bisakah kita membayangkan jika
dikantor kita masing-2 (sebagian besar) jika tidak ada
koperasi? Kemana staf kita mendapatkan pinjaman, apalagi
pada kondisi darurat, ke atasan atau ke ka kantor? nggak
mungkin kan.
2. Untuk simpan pinjam (SP) koperasi hanya melayani anggota,
dan untuk menjadi anggota bersifat sukarela, dengan syarat
menyetujui AD dan ART yang didalam nya termasuk aturan
terkait SP, hak dan kewajiban anggota diatur dan disepakati
bersama dalam AD/ART atau RK-RAPB tahunan. Akad
dilakukan saat anggota mendaftar menjadi anggota dan
saat menerima pinjaman, walaupun dalam bentuk tanda
terima atau perjanjian pinjaman.
3. Koperasi tidak mengenal "bunga" tetapi "jasa" yang
mungkin ada anggapan sama saja, tetapi secara prinsip
dan substantial tentu sangat bebeda. Jasa terhadap
pinjaman di koperasi ditujukan untuk biaya pengeloaan
SP dan organisasi, penyisihan untuk ybs (dikembali
menjadi simpanan anggota (kl 30-40% dari jasa
pinjamannya yang diberikan melalui SHU bagiannya),
dan untuk keuntungan bersama SHU yang juga dibangi
klepada seluruh anggota. Sedangkan bunga adalah
beban atau nilai lebih dari suatu pinjaman yang
menjadi "hak mutlak pemberi pinjaman". Jasa
pinjaman di koperasi bervariasi, tetapi KPRI dilingkup
Balibangtan sekitar 8-15% pertahun.... (sesuai
kesepakatan dalam RAT)
4. Bagi anggota yang tidak pernah meminjam,
keberadaannya sebagai anggota sebenarnya
adalah amal, untuk membantu anggota yang lain,
selain juga akan mendaat SHU dari simpanannnya
yang insayaalah bersifat syariah, seyogianya atau
mudah2an halal...
5. Menurut Bung Hatta, koperasi adalah lembaga
ekonomi berwatak sosial, jadi kalau SP tanpa jasa
(sebagai keutungan koperasi/bersama) berarti
bukan lembaga ekonomi namanya, tetapi
lembaga sosial saja, sama halnya dengan arisan,
paguyuban, dll....

Anda mungkin juga menyukai