Anda di halaman 1dari 19

DIABETES MELITUS TIPE LAIN

PADA SINDROM CUSHING


Niko Julian
102016052
B3
SKENARIO 4
seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan sering lemas sejak 2
bulan yang lalu disertai dengan cepat haus, cepat,
lapar, dan sering kencing.

Rumusan Masalah : Seorang laki-laki berusia 45 tahun dengan


keluhan sering lemas sejak 2 bulan lalu diserta dengan cepat haus dan
lapar, sering kencing
MIND MAP
Epidemiologi, Etiologi, Patofisiologi, Gejala Klinis, Komplikasi, etc

KU : Tampak sakit
ringan
Anamnesis RM Kesadaran : Compos mentis
KU : Sering lemas
TTV : TD140/80 mmHg,
RPS : Banyak makan,
frekuensi napas 20 x/menit,
minum, sering kencing
nadi 80x/menit, suhu 36,5ºC
RPD : Asma sering kambuh
PF seluruh tubuh :wajah
RPK : Kencing manis (ibu)
moonface, BB 80 kg, TB 150
RP : Penggunaan prednison
cm, lpe 110 cm, lpa 85 cm.
Perbedaan Sindrom Cushing Diabetes Melitus Tipe Penyakit Cushing
2
Definisi Gangguan hormonal Kelainan metabolik Gangguan hormonal karena
(hiperkotisolism) akibat hiperglikemia adanya peningkatan kortisol
akibat dari Sekresi ACTH
berlebih
Etiologi ACTH dependent Resistensi insulin, ACTH dependent
ACTH independent defisiensi insulin relatif (pituitary adenoma)
Eksogen
Gejala Klinis Obesitas sentral, poliuria, polifagia, Sama dengan sindrom
moonface, purple striae, polidipsia. berat badan Cushing
fatigue, hipertensi, menurun, kulit kering
hiperglikemi, edema dan gatal, penglihatan
kabur, fatigue dan
mudah mengantuk,
kesemutan, dan
impotensi.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan level GDP, GDS, GD 2 PP. Radiologi (MRI, CT-
ACTH, Supresi HbA1C, TTGO scan), pemeriksaan level
Dexametasone, urin 24 ACTH basal
jam bebas kortisol,
radiologi, tes kortisol
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Glukosa darah
 Pemeriksaan level ACTH

 Supresi Dexametasone

 urin 24 jam bebas kortisol

 radiologi

 tes kortisol plasma.


WORKING DIAGNOSIS
KLASIFIKASI DIABETES MELITUS
Diabetes
Melitus

DM tipe DM
DM tipe 1 DM tipe 2
lain Gestasional
ETIOLOGI SINDROM CUSHING
EPIDEMIOLOGI
 Sindrom Cushing diestimasi memiliki insiden
tahunan sekitar 2,3 juta kasus per tahun di seluruh
dunia
 wanita dibandingkan pria (3:1 sampai 10:1).
 Prevalensi diabetes melitus pada pasien dengan
sindrom Cushing mencapai sekitar 20-45%.
 Sekitar 10-30% pasien sindrom Cushing menderita
gangguan toleransi glukosa dan prevalensi
keseluruhan pasien sindrom Cushing yang menderita
gangguan metabolisme glukosa mencapai sekitar
70%.
FAKTOR RESIO SINDROM CUSHING
 Usia (semakin tua semakin rentan)
 Jenis Kelamin ( Perempuan > Laki-laki)

 Gaya Hidup (Obesitas)

 Penggunaan Obat (Kortikosteroid jangka


panjang)
PATOFISIOLOGI SINDROM CUSHING
GEJALA KLINIS SINDROM CUSHING
KOMPLIKASI SINDROM CUSHING
 Obesitas sentral
 Dislipidemia
 Hipertensi
 Trombosis
 toleransi glukosa dan resistensi insulin
 kelainan psikiatrik,
 penyakit ginjal,
 Osteoporosis
 Kardiovaskular.
 Infeksi dan
TATALAKSANA SINDROM CUSHING
 Metyrapone 250 mg yang diberikan 2 kali sehari. menghambat beta-
hidroksilase. berguna untuk menurunkan kadar kortisol plasma
sebelum terapi definitif atau pada pasien radioterapi.
 Aminoglutethimide dengan dosis 1,5 gram sampai 3 gram sehari,
diawali dengan 25 mg tiap 8 jam. Obat ini berguna untuk
menghambat enzim-enzim steroidogenik sehingga akan
mempengaruhi sekresi steroid lain selain kortisol.
 Ketokonazole dengan dosis 400-800 mg perhari. Obat yang berguna
untuk menghambat steroidogenic cytochrome p-450-dependent enzyme
yang akan menurunkan kadar kortisol.
 Mitotane dengan dosis 5 g perhari..
 Pasireotide 600 uq injeksi subkutan dua kali sehari selama 15 hari.
Pada 75% kasus menunjukkan adanya penurunan kortisol, namun
normalisasi dari kortisol bebas dalam urin kurang dari 20% pasien.
TATALAKSANA DIABETES MELITUS
 Obat golongan sufonilurea - Glimepirid 4 mg/hari. jarang
menyebabkan hipoglikemia dibandingkan obat golongan
sulfonilurea lainnya (khlorpropamid, glibenclamid, glipizid)
 Obat golongan glinid- repaglinid 2 mg satu sampai tiga kali
sehari.
 Obat golongan biguanid, - metformin 500-800 mg dan
diberikan satu sampai tiga kali sehari.
 Penghambat alfa glukosidase (acarbose) - obat oral yang
diberikan dengan dosis 150-300 mg/hari setelah makan.
 Obat golongan thiazolindion / glitazon - pioglitazone 15-30 mg
dan diberikan satu sampai tiga kali sehari.
 Hormon insulin,
PROGNOSIS SINDROM CUSHING
 Mortalitas meningkat pada keganasan, gagal operasi, tatalaksana
yang tidak adekuat
 Setelah dilakukannya koreksi pada hiperkotikolism, keluhan tampak
semakin memberat. Deskuamasi kulit, arthrpathi karena lepas
steroid, letargi yang berat, perubahan mood, yang dapat berlangsung
selama berberapa minggu sebelum gejala membaik.
 Setelah dilakukannya pengobatan, gambaran klinis sindrom Cushing
akan menghilang setelah 2 bulan sampai 12 bulan.
 Hipertensi dan diabetes melitus akan membaik, namun mungkin
saja tidak menghilang.
 Osteopenia karena sindrom Cushing akan membaik dengan cepat
pada 2 tahun pertama setelah terapi.
 Gangguan reproduksi dan fungsi seksual akan kembali nomral
dalam jangka waktu 6 bulan yang menandakan bahwa fungsi dari
hipofisis anterior sudah tidak lagi terganggu.
PENCEGAHAN SINDROM CUSHING
 Sejauh ini, pencegahan untuk sindrom Cushing
sendiri masih belum banyak diketahui.
 Menghindari penggunaan obat-obatan yang
mengandung glukokortikoid dalam jangka
panjang (contoh : obat kortikosteroid).
 Diet dan gaya hidup yang baik juga dapat
membantu mengurangi faktor risiko dari
sindrom Cushing.
KESIMPULAN
 Diabetes melitus merupakan komplikasi yang terjadi
akibat dari tingginya kadar kortisol darah pada
sindrom Cushing yang menyebabkan terjadinya
glukoneogenesis yang meningkatkan kadar glukosa
darah dan resistensi insulin yang disebabkan oleh
gangguan metabolisme lipid dan protein. Bila
sindrom Cushing diobati dan kadar kortisol kembali
normal maka diabetes melitus yang disebabkan juga
akan kembali normal, namun ada kemungkinan
diabetes melitus tidak kembali semula shingga
diperlukan pengobatan dengan menggunakan anti
diabetik oral.

Anda mungkin juga menyukai