Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

“HIPERBILIRUBINEMIA”
Oleh :
Eufemia Febriosa Hubung, S.Ked
(1408010020)

Pembimbing Klinik I :
dr. Tjahyo Suryanto, M.Biomed, SpA

Pembimbing Klinik II :
dr. Irene K. L. A. Davidz, Sp. A, M. Kes

2019 SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


PENDAHULUAN
Bayi sering mengalami Fisiologis
ikterus pada minggu
pertama kehidupan,
terutama bayi kurang
bulan
Patologis

Peningkatan bilirubin dalam darah disebabkan oleh pembentukan


yang berlebihan dan atau pengeluaran yang kurang sempurna
Ikterus perlu ditangani dengan baik bilirubin bersifat neurotoxic,
mengakibatkan kecacatan atau kematian
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
 Nama : By. Ny. AR
 No. MR : 50-73-66
 Jenis kelamin : Perempuan
 Tanggal lahir : 4 Februari 2019
 Umur : 7 hari
 Berat Badan : 2600 gr
 Alamat : Penkase
 Tanggal MRS : 11 februari 2019
Anamnesis (11 februari 2019)
 Keluhan Utama : Bayi kuning
 Riwayat Penyakit Sekarang:
 Pasien datang diantar oleh kedua orangtuanya untuk kontrol di poli setelah keluar dari
rumah sakit dengan diagnosa respiratory distress sedang + neonatal kurang bulan-sesuai
masa kehamilan (NKB-SMK). Pasien dikeluhkan mata dan badan pasien berwarna kuning.
Pasien minum ASI tiap 3-4 jam, ASI (+) lancar bayi kuat menyusu. Pasien hanya diberikan
ASI dan tidak diberikan susu formula. BAB berwarna kuning, BAK baik.
 Riwayat penyakit dahulu :
Pasien lahir secara sectio caesarea atas indikasi gawat janin dan
solusio plasenta dengan usia kehamilan 35 minggu. Bayi lahir
dengan berat badan 2500 gram, panjang badan 46 cm. Pasien di
rawat dengan diagnosa respiratory distress sedang + neonatal
kurang bulan-sesuai masa kehamilan (NKB-SMK).
 Riwayat ASI : pasien diberikan ASI tiap 3-4 jam sehari
 Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga
yang mempunyai keluhan yang sama seperti pasien
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
 Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 TTV:
Nadi : 125x/menit
Napas : 58x/menit
Suhu : 36,5°C BB : 2600 g
SpO2 : 97% PB : 46 cm
Pemfis...
 Kulit : Pucat (-), sianosis (-), ikterik  Thoraks: Pengembangan dada simetris
(+) Kremer III-IV. kiri dan kanan, Retraksi dinding dada
 Kepala : Normocephal, rambut (-),
berwarna hitam, tidak mudah
dicabut.  Paru : Bunyi pernapasan vesikuler
 Mata : Konjungtiva anemis (-)/ (-), (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-).
sklera ikterik (+/+).  Jantung: Bunyi jantung I dan II tunggal,
 Hidung: Rhinorea (-), pernapasan reguler, murmur (-), gallop (-).
cuping hidung (-)
 Telinga: Otorea(-/-), Sekret (-/-),  Abdomen: Datar, bising usus (+) kesan
liang telinga (+/+). normal, tali pusat kering
 Mulut : Bibir lembab, pucat (-),  Genitalia: Leukore (-), perdarahan (-)
sianosis (-).
 Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3
 Leher : Pembesaran KGB (-)
detik, pucat -/-
Pemeriksaan penunjang (11/2/19)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN


KIMIA DARAH
BILIRUBIN TOTAL 13.40 (H) mg/dL
BILIRUBIN DIREK 0.40 (H) mg/dL
BILIRUBIN INDIREK 13.00 (H) mg/dL
11/3/19
S : kuning (+), sesak (-), biru (-) A :Hiperbilirubinemia

O: P:
Tanda-tanda vital : HR : 140x/menit, RR : 48x/menit, suhu • Rawat tali pusat
: 36,5°C, SpO2 : 90%  Jaga kehangatan bayi 36.5-37.5 C
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik : +/+  Fototerapi 2x24 jam (mulai jam 14.00)
Thoraks : pengembangan simetris, retraksi –  Ursodeoxycholic per oral 3x20 mg
Cor : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)  ASI 8x 60-70 cc/24 jam
Pulmo : vesikular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : supel, BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <3”
Kulit : Ikterik(+) kremer III-IV
12/3/19
S :kuning (+), sesak (-), biru (-) A :Hiperbilirubinemia

O: Tanda-tanda vital :
P:
HR : 140x/menit, RR : 48x/menit, suhu : 36,5°C, SpO2 :90%
 Rawat tali pusat
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik : +/+
Thoraks : pengembangan simetris, retraksi –
 Jaga kehangatan bayi 36.5-37.5
Cor : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-) C
Pulmo : vesikular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)  Fototerapi 2x24 jam
Abdomen : supel, BU (+)
 Ursodeoxycholic per oral 3x20
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <3”
mg
Kulit : Ikterik(+) berkurang
 ASI 8x 60-70 cc/24 jam
13/3/19
S :kuning (+) berkurang, sesak (-), biru (-), muntah (-) A :Hiperbilirubinemia

O: Tanda-tanda vital :
P:
HR : 150x/menit, RR : 50x/menit, suhu : 36,8°C, SpO2 : 96%
 Rawat tali pusat
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik : -/-
Thoraks : pengembangan simetris, retraksi - ,
 Jaga kehangatan bayi 36.5-
Cor : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-) 37.5 C
Pulmo : vesikular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)  Fototerapi stop jam 14.00
Abdomen : supel, BU (+)
 Ursodeoxycholic per oral
Ekstremitas :Akral hangat, CRT <3”
3x20 mg
Kulit : Ikterik (+) kremer I-II
 ASI 8x 60-70 cc/24 jam
RESUME
 Pasien perempuan umur 7 hari datang diantar oleh kedua orangtuanya untuk kontrol
dengan diagnosa respiratory distress sedang + neonatus kurang bulan-sesuai masa
kehamilan (NKB-SMK). Pasien dikeluhkan mata dan badan pasien berwarna kuning. Pasien
minum ASI tiap 3-4 jam, ASI (+) lancar bayi kuat menyusu. Pasien hanya diberikan ASI dan
tidak diberikan susu formula. BAB berwarna kuning, BAK baik.
Pemeriksaan fisik
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
HASIL LAB (11/2/19)
 Tanda-Tanda Vital:

 Nadi : 125x/menit; Napas: 58x/menit; BIL. TOTAL : 13.40 mg/dl


Suhu: 36,5°C; SpO2 : 97%
 BB : 2600 mg ; PB: 46 cm BIL. DIRECT : 0.40 mg/dl
 Kulit : ikterik (+) Kremer III-IV
BIL. INDIRECT : 13.00 mg/dl
 Mata : sklera ikterik (+/+)
Diagnosis Kerja Dan Terapi
TERAPI

 Rawat tali pusat


 Jaga kehangatan bayi
HIPERBILIRUBINEMIA 36.5-37.5 C
 Fototerapi 2x24 jam
 Ursodeoxycholic per oral
3x20 mg
 ASI 8x 60-70 cc/24 jam
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Teori
KASUS: Ikterus adalah gambaran klinis berupa
Pasien dikeluhkan mata pewarnaan kuning pada kulit dan
mukosa.
dan badan pasien
Jaringan permukaan yang kaya elastin,
berwarna kuning seperti sklera dan permukaan bawah
Pemeriksaan fisik : sklera lidah, biasanya menjadi kuning
ikterik dan seluruh pertama kali.
tubuh ikterik kecuali Ikterus akan tampak apabila serum
tangan dan kaki bilirubin pada neonatus > 5 mg/dL
(> 86 μmol/L).
Teori
Kasus

HASIL LAB (11/2/19)


BIL. TOTAL : 13.40 mg/dl

BIL. DIRECT : 0.40 mg/dl

BIL. INDIRECT : 13.00 mg/dl


TEORI :
Kasus :  Hiperbilirubinemia adalah
keadaan kadar bilirubin dalam
darah > 13 mg/dL
HASIL LAB (11/2/19)

BIL. TOTAL : 13.40 mg/dl  Bilirubin dalam darah terdiri dari


2 bentuk, yaitu bilirubin direk
BIL. DIRECT : 0.40 mg/dl dan bilirubin indirek
BIL. INDIRECT : 13.00 mg/dl
 Bilirubin total =bilirubin direk +
bilirubin indirek.
HIPERBILIRUBINEMIA
TEORI KASUS

Hiperbilirubinemia
patologis
Algoritma terapi sinar pada bayi TEORI

 Gunakan bilirubin total


 Faktor risiko : isoimune hemolytic
disease, defisiensi G6PD,
asfiksia, letargis, suhu tubuh
yang tidak stabil, sepsis, asidosis,
atau kadar albumin < 3 mg/dl
 Terapi sinar standar dilakukan
bila kadar BST 2-3 mg/dl
dibawah garis cut off point.
KASUS

4.6 Menurut
mg/dl normogram
bhutani,
Pasien tidak
diberikan
fototerapi
REKOMENDASI AAP, Tatalaksana hiperbilirubinemia pada
Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( <37 minggu )

KASUS : Bayi diberikan fototerapi


TEORI :
KASUS : ASI 8x 60-70 cc/24 jam
Menyusui dengan interval 2
jam dan tidak memberikan
kebutuhan cairan pasien dengan makanan tambahan, atau
terapi sinar ditambahkan 20% dari 8-10x per 24 jam
kebutuhan cairan berdasarkan
berat badan 2600 gram = 390 cc
ditambahkan dengan 20% dari Meningkatkan peristaltik
kebutuhan cairan (390 cc) = 78 cc dan frekuensi BAB sehingga
meningkatkan ekskresi
Kebutuhan cairan dalam 24 jam = 480 cc bilirubin.
(ASI 8X60-70 CC/24 jam)
Kesimpulan
Telah dilaporkan bayi pasien berumur 7 hari dengan
hiperbilirubinemia. Ditemukan ikterik pada mata dan
terlihat kuning di seluruh tubuh kecuali tangan dan
kaki. Setelah menjalani fototerapi selama 2 hari
keadaan membaik dan diberikan obat
ursodeoxycholic per oral 3x20 mg dan ASI 8x 60-70
cc/24 jam.
Terima Kasih..

Anda mungkin juga menyukai