Soeradji Tirtonegoro,
Klaten periode 14-25 Januari 2019
TUTORIAL
TINEA / DERMATOFITOSIS
◉ Nama : Sdr. A
◉ Jenis Kelamin : Laki-laki
◉ Usia : 19 tahun
◉ Alamat : Klaten
◉ Pekerjaan : Mahasiswa
◉ Status : Belum menikah
Anamnesis
Keluhan Utama :
Bercak kemerahan pada selangkangan disertai rasa
gatal sejak 2 minggu yang lalu
Anamnesis
14 HSPRS HPRS
Kondisi Umum
Kompos mentis, E4V5M6
Tanda Vital
TD : 117/75 mmHg
Suhu : 36,8oC
RR : 20x/menit
HR : 87x/menit
Pemeriksaan Fisik
Status Dermatologis
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis Banding :
◉ Tinea kruris
◉ Neurodermatitis
◉ Eritrasma
Diagnosis Kerja :
◉ Tinea kruris
Pemeriksaan Penunjang
◉ Dermatitis seboroik
◉ Psoriasis
◉ Dermatitis atopic
◉ Liken simpleks kronik
◉ Alopesia areata
◉ Trikotilomania
◉ Liken plano pilari
Terapi
◉ Infection often begins on the neck or chin, but the clinical manifestations of
tinea barbae depend upon the causative pathogen. Sometimes this
dermatophytosis can develop without characteristic lesions, but always with
pruritus.
◉ Tinea caused by zoophilic dermatophytes is more severe, It typically forms
an inflamed nodule/nodules with multiple pustules and draining sinuses on
its surface. Hairs are loose or broken; exudate, pus and crusts cover the
skin surface (kerion Celsi).
◉ Plucking hairs is easy and painless. Accompanying regional
lymphadenopathy may be evident; fever and malaise is not rare.
◉ Noninflammatory type caused by antropophilic dermatophytes begins as flat,
erythematous patches with raised border. Scaly patches may be studded
with papules, pustules or crusts. Hairs are broken close to the skin, they
may plug the hair follicle. Cutaneous patches may be single or multiple and
may be annular in shape. Patches can remain stabile for years or may
enlarge.
Differential Diagnosis
◉ Bacterial folliculitis,
◉ atopic dermatitis,
◉ contact dermatitis
◉ seborrheic dermatitis
Additional Examination
◉ Mycologic investigation is the basis for diagnosis. Mycological examination includes direct
microscopyand culture.
◉ In rare cases when Microsporum caniscauses tinea, Wood’s lamp examination is helpful, showing a
dull green fluorescence of the infected hairs.
◉ Collected material usually consists of depilated hairsand pustular masses. When the plaques are
superficial and without pustules the best examination material are scrapings from its border. Direct
examination in 20% potassium hydroxide with addition of dimethyl sulfoxide is fast, but requires
experience. Additional stain, such as Swartz-Lamkin, Parker blue-black ink or chlorazol
◉ black E stain, are sometimes helpful. The specimen is examined with a light microscope and
depending upon the causal fungi this examination shows typical hyphae.
◉ Cultures take approximately 3-4 weeks and are typically performed on Saburaud agar
◉ Histological examination is required only in difficult cases. Hematoxylin and eosin staining often does
not reveal fungal elements and periodic acid-Schiff (PAS) staining is recommended.
◉ In biopsy specimens, folliculitis and perifolliculitis are observed, with spongiosis and lymphocytic
follicular infiltrates. Sometimes microabscesses are formed by neutrophils within follicular keratin. A
mixed cellular inflammatory infiltrate is often present in in the dermis; in chronic kerions giant cells can
be observed. Arthroconidia and/or hyphae may be detected in stratum corneum, hair follicle and hair
shaft.
Treatment
◉ Bacterial folliculitis,
◉ atopic dermatitis,
◉ contact dermatitis
◉ seborrheic dermatitis
Pemeriksaan Penunjang
1. Sistemik 2. Topikal
• Flukonazol
Dewasa 150–200 mg/minggu selama 4–6 minggu,
Anak 6 mg/kg/minggu selama 4–6 minggu.
Ketokonazole 17
Dewasa 200-400 mg per hari, Anak 3,3-6,6 mg/kgBB/hari
• Itrakonazole 17
Dewasa 400 mg/hari selama 1 minggu, A5 mg/kg/hari
selama 1 minggu. Sediaan: 100 mg kapsul
• Griseofulvin
dewasa 500–1000 mg/hari (atau lebih) selama 4 minggu,
anak-anak 15–20 mg/kg/hari selama 4 minggu
• Terbinafin
Dewasa 250 mg/hari selama 2 minggu, Anak: 62,5 mg/hari
(<20 kg), 125 mg/hari (20–40 kg) atau 250 mg/hari (>40 kg)
selama 2 minggu. Sediaan: tablet 250 mg
Edukasi
1. Topikal: 2. Sistemik:
◉ Obat pilihan: golongan ◉ Obat pilihan: terbinafin oral 1x250
alilamin (krim terbinafin, mg/hari (hingga klinis membaik
butenafin) sekali sehari dan hasil pemeriksaan
selama 1-2 minggu. laboratorium negatif) selama 2
◉ Alternatif: Golongan azol: minggu
misalnya, krim mikonazol, ◉ Alternatif:
ketokonazol, klotrimazol 2 ○ Itrakonazol 2x100 mg/hari selama 2
minggu
kali sehari selama 4-6 ○ Griseofulvin oral 500 mg/hari atau 10-25
minggu. mg/kgBB/hari selama 2-4 minggu
○ Ketokonazol 200 mg/hari
Tinea manus
Definisi
◉ tinea pedis
◉ Tinea kruris
◉ Dermatitis kontak
◉ psoriasis
◉ keratoderma
◉ skabies
◉ pompoliks (eksema dishidrotik)
Pemeriksaan Penunjang
1. Topikal: 2. Sistemik:
◉ Obat pilihan: golongan alilamin ◉ Obat pilihan: terbinafin 250
(krim terbinafin, butenafin**) sekali mg/hari selama 2 minggu.
sehari selama 1-2 minggu. ◉ Anak-anak 5 mg/kgBB/hari
◉ Alternatif: selama 2 minggu.
○ Golongan azol: misalnya, krim mikonazol,
ketokonazol, klotrimazol 2 kali sehari
◉ Alternatif: itrakonazol 2x100
selama 4-6 minggu. mg/hari selama 3 minggu
○ Siklopiroksolamin (ciclopirox gel 0,77% atau 100 mg/hari selama 4
atau krim 1%) 2 kali sehari selama 4 minggu.
minggu untuk tinea manuum dan tinea int
erdigitalis
Tinea kruris
Anamnesis
◉ Eritrasma
◉ Kandidosis
◉ Dermatitis intertriginosa
◉ Dermatitis seboroik
◉ Dermatitis kontak
◉ Psoriasis
◉ Lichen simpleks kronis
Terapi
1. Topikal: 2. Sistemik:
◉ Obat pilihan: golongan ◉ Obat pilihan: terbinafin oral 1x250
alilamin (krim terbinafin, mg/hari (hingga klinis membaik
butenafin) sekali sehari dan hasil pemeriksaan
selama 1-2 minggu. laboratorium negatif) selama 2
◉ Alternatif: Golongan azol: minggu
misalnya, krim mikonazol, ◉ Alternatif:
ketokonazol, klotrimazol 2 ○ Itrakonazol 2x100 mg/hari selama 2
minggu
kali sehari selama 4-6 ○ Griseofulvin oral 500 mg/hari atau 10-25
minggu. mg/kgBB/hari selama 2-4 minggu
○ Ketokonazol 200 mg/hari
Tinea unguium /Onikomikosis
Definisi
◉ Kandidosis kuku,
◉ Onikomikosis dengan penyebab lain,
◉ Onikolisis,
◉ 20-nail dystrophy (trachyonychia),
◉ Brittle nail,
◉ Dermatitis kronis,
◉ Psoriasis,
◉ Lichen planu
Pemeriksaan Penunjang
Obat pilihan:
Terbinafin 1x250 mg/hari selama 6 minggu untuk kuku tangan dan
12-16 minggu untuk kuku kaki.
Alternatif:
Itrakonazol dosis denyut (2x200 mg/hari selama 1 minggu,
istirahat 3 minggu) sebanyak 2 denyut untuk kuku tangan dan 3-4
denyut untuk kuku kaki atau 200 mg/hari selama 2 bulan untuk
kuku tangan dan minimal 3 bulan untuk kuku kaki
Edukasi
◉ Gatal di kaki terutama sela-sela jari. Kulit kaki bersisik, basah dan
mengelupas.
Pemeriksaan Fisik
○ Tipe interdigital (chronic intertriginous type) Bentuk klinis yang paling banyak dijumpai.
Terdapat skuama, maserasi dan eritema pada daerah interdigital dan subdigital kaki,
terutama pada tiga jari lateral. Pada kondisi tertentu, infeksi dapat menyebar ke telapak
kaki yang berdekatan dan bagian dorsum pedis. Oklusi dan ko-infeksi dengan bakteri
dapat menyebabkan maserasi, pruritus, dan malodor (dermatofitosis kompleks atau
athlete’s foot).
○ Tipe hiperkeratotik kronik Klinis tampak skuama difus atau setempat, bilateral, pada
kulit yang tebal (telapak kaki, lateral dan medial kaki), dikenal sebagai “moccasin-type.”
Dapat timbul sedikit vesikel, meninggalkan skuama kolaret dengan diameter kurang
dari 2 mm. Tinea manum unilateral umumnya berhubungan dengan tinea pedis
hiperkeratotik sehingga terjadi “two feet-one hand syndrome”.
○ Tipe vesikobulosa Klinis tampak vesikel tegang dengan diameter lebih dari 3 mm,
vesikopustul, atau bula pada kulit tipis telapak kaki dan periplantar. Jarang dilaporkan
pada anak-anak.
○ Tipe ulseratif akut Terjadi ko-infeksi dengan bakteri gram negatif menyebabkan
vesikopustul dan daerah luas dengan ulserasi purulen pada permukaan plantar. Sering
diikuti selulitis, limfangitis, limfadenopati, dan demam.
Diagnosis Banding
◉ Tinea Manum
◉ Tinea Kruris
◉ Dermatitis Kontak
◉ Psoriasis
◉ Keratoderma
◉ Skabies
◉ Pompoliks (Eksema Dishidrotik)
Pemeriksaan Penunjang