Anda di halaman 1dari 15

Nama Kelompok 6 :

Muhammad Rusman Fadillah


Nur Hamidah
Nur Hasanah
Nur Herlindra Alawiyah
Priti
Putri Puji Astuti
Reni Anggraeni
Riska Noviani
Rossa Awalia Norfadillah
kejadian  kerusakan fungsi masyarakat  hilangnya nyawa
manusia, kerusakan sarana dan prasarana, terganggunya
perekonomian masyarakat, gangguan ekologi kehidupan, dan
segala dampaknya

Masyarakat tidak sanggup menghadapi sendiri


BENCANA ALAM
Contoh : peristiwa alam yaitu gempa bumi, gunung meletus, tsunami, banjir,
kekeringan, angin topan, tanah longsor, dan berbagai kejadian alam yang lain

BENCANA NON ALAM yaitu peristiwa non alam


Contoh : kegagalan teknologi, wabah penyakit, dan kejadian non
alam lain

BENCANA SOSIAL yaitu bencana yang diakibatkan oleh ulah


manusia
Contoh : konflik sosial dan terror.

Masalah besar bagi masyarakat yang terkena dampak bencana


adalah masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan jiwa
meningkat sebagai akibat dari bencana (WHO, 2013).
• cedera fisik (tingkat ringan-
berat  korban meninggal)
Masyarakat yang selamat dan
STRESOR FISIK tinggal di pengungsian juga
rentan mengalami gangguan
kesehatan fisik (penyakit)

STRESOR • lingkungan rusak dan


hilangnya harta benda
LINGKUNGAN (rumah, sawah, ladang dll)
• Pikiran  persepsi terhadap
kejadian yang dapat realistis dapat
STRESOR pula tidak realistik. Kehilangan orang
PIKIRAN yang dicintai  stressor yang sangat
berat, terlebih kejadian ini tidak
terduga sebelumnya

ANSIETAS DEPRESI
konsentrasi yang kurang, sakit
kepala, tidak nafsu makan, tidur
yang terganggu

ANSIETAS

sedih yang berkepanjangan, kehilangan


minat, merasa lelah walau tidak
DEPRESI bekerja, ada pikiran untuk mengahiri
kehidupan

PTSD
Post traumatic stress disorder (PTSD)
merupakan salah satu masalah kejiwaan yang
dapat terjadi pada korban bencana
PTSD  gangguan ansietas yang terjadi
akibat peristiwa traumatic/ bencana yang
mengancam keselamatan dan membuat
individu merasa tidak berdaya

1. PTSD akut terjadi 1-3 bulan setelah


bencana

2. PTSD kronik terjadi setelah 3 bulan

3. PTSD dengan onset yang memanjang


(with delayed onset)
• Merasakan kembali peristiwa traumatic
(reexperiencing symptom),
merasakan kejadian terjadi kembali, muncul dalam
bentuk bayangan, mimpi buruk, bertindak seakan
peristiwa terulang kembali, merasa sangat
menderita jika mengingatnya dan disertai detakan
jantung yang hebat dan berkeringat.
• Menghindar (avoidance symptom)
menghindar terhadap hal yang mengingatkan terhadap
peristiwa trauma. Hal ini dapat distimulus dari pikiran sendiri
atau lingkungan yang menimbulkan perasaan yang tidak
menyenangkan. Tanda dan gejala yang muncul adalah usaha
keras menghindari pikiran, perasaan atau perbincangan
tentang peristiwa traumatis, menghindari orang atau tempat
yang mengingatkan peristiwa traumatis, sulit mengingat
kejadian traumatis, kehilangan minat melakukan hal-hal positif,
merasa jauh dari orang lain, sulit merasakan kesenangan, tidak
punya harapan dan merasa kehidupan terputus.

• Waspada (hyperarousal symptom)


mengalami peningkatan mekanisme fisiologik tubuh pada saat
tubuh istirahat. Tanda dan gejala yang muncul seperti sulit
tidur, tidur tetapi gelisah, mudah dan lekas marah dan
meledak-ledak, sulit berkonsentrasi, selalu awas seakan bahaya
mengincar, gelisah, tidak tenang dan mudah terpicu/waspada.
1. Pengobatan dan pemulihan
kesehatan fisik
2. Pemberian bantuan
3. Pemulihan kesehatan mental
4. Pemberdayaan masyarakat
• Perawatan harus memilki skill
keperawatan yang baik.
• Perawat harus memiliki jiwa
dan sikap kepedulian
• Perawatan harus memahami
managemen siaga bencana
konsep coping merupakan hal
yang penting untuk
dibicarakan. Konsep coping
menunjuk pada berbagai
upaya, baik mental maupun
perilaku, untuk menguasai,
mentoleransi, mengurangi,
atau meminimalisasikan suatu
situasi atau kejadian yang
penuh tekanan.
• Mengenali instruksi ancaman bahaya,
• Mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan saat fase emergency
(makanan, air, obat-obatan, pakaian
dan selimut, serta tenda),
• Melatih penanganan pertama korban
bencana
• Usaha pertolongan diri sendiri (pada
masyarakat tersebut).
• Pelatihan pertolongan pertama dalam
keluarga seperti menolong anggota
keluarga dengan kecurigaan fraktur
tulang , perdarahan, dan pertolongan
pertama luka bakar.
• Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan
cek kesehatan sehari-hari.
• Tetap menyusun rencana prioritas asuhan
keperawatan harian.
• Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien
yang memerlukan penanganan kesehatan di RS.
• Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
• Memeriksa dan mengatur persediaan obat,
makanan, makanan khusus bayi, peralatan
kesehatan.
• Membantu penanganan dan penempatan pasien
dengan penyakit menular maupun kondisi kejiwaan
labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya
berkoordinasi dengan perawat jiwa.
• Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada
korban (ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan
seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun
reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia,
fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot).
• berlatih melakukan konsentrasi
• berlatih mengungkapkan hasil
konsentrasi melalui pikiran
• agar dapat mengekspresikan
kekuatan psikis, seseorang
harus memiliki kekuatan tubuh
(kesehatan fisik).
• berlatih menjaga kestabilan
dan ketenangan dalam berpikir
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai