Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

UNIVERSITAS SEBELAS MARET- RSUD Dr. MOEWARDI


2018
Pling Sering • Infeksi Saluran Kemih merupakan infeksi rumah sakit yang paling
sering ditemukan (Hospital Infection, 2007)

40% • Penyumbang terbesar berasal dari Infeksi Saluran Kemih akibat


Hospital Acquired Infection.

66-86%
• Infeksi tersebut berhubungan dengan pemasangan kateter urine.
Telah diketahui bahwa pemasangan kateter urine merupakan
predisposisi bakteriuria dan ISK
• CAUTI (Catheter-Assosiated Urinary Tract Infection) didefinisikan sebagai Infeksi
Saluran Kemih yang terjadi setelah pemasangan urine kateter ≥ 48 jam.
• Sehingga menyebabkan bertambahnya lama rawat hingga 2-4 hari serta
meningkatkan biaya perawatan.
• Hal ini juga menyebabkan penggunaan
antibiotika yang semestinya tidak
diperlukan.
Tujuan • Memperkirakan besarnya masalah
infeksi nosokomial / Hospital
Acquired Infections (HAIs) di RSUD
Umum Dr. Moewardi Januari 2018

Tujuan • Menurunkan insidens rate ISK akibat


pemakaian kateterisasi urin (CAUTI)

Khusus • Meningkatkan mutu pelayanan


RSUD Dr. Moewardi
• Jenis surveilans ini merupakan penelitian deskriptif observasional
• Pengambilan data dilakukan melalui autoanamnesis, alloanamnesis,
dan pemeriksaan fisik
• Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardhi Surakarta bangsal
MELATI 1 pada 31 januari 2018.
• Pengambilan sampel dilakukan dengan consequtive sampling, dimana
setiap pasien yang memenuhi kriteria inklusi akan dianalisis.
Kriteria inklusi : Kriteria eksklusi:

• menggunakan kateter • Pemasangan kateter urine


urine yang dipasang di luar RSUD Dr.
tenaga medis RSUD Dr. Moewardhi,
Moewardhi dalam jangka • Terdapat gejala awal ISK
waktu >2x24 jam dalam waktu <48 jam
• Minimal terdapat 1 dari setelah pemasangan
tanda-tanda ISK kateter urine
• Pasien masuk rawat inap
sudah terdiagnosa ISK
BANGSAL MELATI 1
• Terdapat 7 kamar bed terisi saat ini 43 pasien
• Diperoleh 10 Pasien yang terpasang kateter

Dengan hasil data Surveilance sebagai berikut…


Karakteristik Jumlah Persentase
Diagnosa
Penyakit Dalam 10 100
Indikasi
Tepat 10 100
Tidak 0
Jenis kateter
Silikon 0
Folley 10 100
Nomer Kateter
16 10 100
18
Pemakaian berulang
Ya 1 100
Tidak 9
No. Sample Jumlah Pemasangan
(Hari)
1 4
2 10
• Jumlah Hari Pemasangan adalah 1-7
3 6
hari
4 6
• Jumlah total 7 sampel = 20 hari
5 4
6 4
7 4
8 4
9 2

10 4
• Pemasangan dengan
teknik aseptic tidak
diketahui
No. Sample Keterangan
• Tidak dilakukan bladder trainning 1 √
2 √
dengan klem 100 % 3 √
4 √
5 √
6 √
7 √
No. Sample Keterangan
1 √
2 √
3 √
4 √
• Masih ada Indikasi 5 √
6
Pemasangan Kateter

7 √

urin 100 %
• Tidak ada pasien termasuk CAUTI.
• terdapat 1 pasien termasuk kedalam SUTI (Symptomatc UTI) dengan memenuhi
kriteria dalam CDC (Center of Disease Control and Prevention) : Memakai kateter lebih
dari 2 hari, pasien mengalami demam, nyeri suprapubik, urgency, hasil pemeriksaan
urin didapatkan Leukosit 15,2/LPB ; 75/ul.
• Tidak ada pasien yang dilakukan pemeriksaan kultur urin setelah terpasang kateter
urin
Nama/No.Reg Pencegahan ISK Keterangan
ny. S Pasang Tanggal 28-02-2018
01372674 Lepas -
Pemasangan dengan teknik aseptic Ya
Fiksasi dengan baik ya
Urin bag dibawah bladder Ya
Urin bag tidak menyentuh lantai Ya
Tidak dilakukan bladder training dengan klem Ya
Tidak membuka sambungan antara cath dengan selang urin bag Ya

Perineal dibersihkan dengan air dan sabun Tidak


Gelas ukur terpisah antar pasien Tidak
Masih ada indikasi pemasangan kateter urin ya
Gejala Klinik ISK
a. Demam >38 tidak
b. Nyeri suprabupik Ya
c. Urgency Ya
d. Frequency Tidak
e. Disuria Tidak
f. Nyeri ketok costovertebralis Tidak
g. Kuman biakan Urin >103 /ml Tidak dilakukan pemeriksaan
h. Pyuria (>10 leukosit urin) Ya (15,2/LPB; 75/ul)
A. Gejala Klinis
• Demam lebih dari 38 derajat Celcius
• Nyeri Suprapubic
• Urgency
• Frequency
• Dysuria Tidak ditemukan pasien
• Nyeri Ketok Costovertebralis
dengan gejala ISK pada
B. Kuman biakan urine ≥ 105/ ml
pemasangan kateter,
Tidak ada kejadian CAUTI
C. Pyuria (≥ 10 leukosit urin)
Faktor resiko yang menimbulkan infeksi harus diperhatikan
agar CAUTI tetap tidak terjadi dan kualitas PPI terjamin, seperti :
• penempelan urine bag menyentuh lantai,
• fiksasi kateter yang tidak baik,
• pembersihan perineal menggunakan sabun,
• penggunaan gelas ukur tampung urine yang terpisah tiap pasien,
• pelatihan bladder training
• tidak didapatkan indikasi pemasangan kateter urin.
Dari data surveilans ini dapat disimpulkan bahwa
penggunaan kateter urine menetap merupakan resiko
tinggi terjadinya Infeksi Saluran Kemih akibat Hospital
Acquired Infections (HAIs).
Mempertahankan kinerja perawatan dan pengendalian infeksi
khususnya CAUTI di Bangsal Melati 1 RSUD Dr. Moewardi

Anda mungkin juga menyukai