Anda di halaman 1dari 23

GANGGUAN

KESEIMBANGAN
ASAM BASA

Disusun Oleh :

Ayu Fadillah O.P


Cita Amanda Riani
Ploriensy Indah Chintya
Dian Wahyu Sari
Virgianni Ramanda J
Gorby Sandria
Rifki Ripaldi
Nugraheni Setia Ningsih
R Rindani Putri Amelia
Viki Melinda
• Pengertian Asam dan Basa
Molekul yang mengandung atom – atom hidrogen
yang dapat melepaskan ion hidrogen dalam larutan
dikenal sebagai asam.
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion
hidrogen.

 Keseimbangan Asam Basa


Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya
berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia
mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa
agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat
berjalan optimal.
 Prinsip Keseimbangan Asam Basa

1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35


sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
2. CO2 adalah gas dalam darah yang berperan sebagai
komponen asam. CO2 juga merupakan komponen
respiratorik. Nilai normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 berperan sebagai komponen basa dan disebut juga
sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24
mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen
asam atau berkurangnya jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen
basa atau berkurangnya jumlah komponen asam.
PENGATURAN KESEIMBANGAN ASAM
BASA
Untuk mencapai homeostatis, harus ada keseimbangan antara
asupan atau produksi ion hidrogen dan pembuangan ion
hidrogen dari tubuh. Dan seperti pada ion-ion lain, ginjal
memainkan peranan kunci dalam pengaturan-pengaturan ion
hidrogen. Akan tetapi, pengaturan konsentrasi ion hidrogen
cairan ekstraseluler yang tepat melibatkan jauh lebih banyak
daripada eliminasi sederhana ion-ion hidrogen oleh ginjal.
Terdapat juga banyak mekanisme penyangga asam basa yang
melibatkan darah, sel-sel, dan paru-paru yang perlu untuk
mempertahankan konsentrasi ion hidrogen normal dalam
cairan ekstraseluler dan intraseluler.
 pH cairan tubuh normal serta perubahan yang
terjadi pada asidosis dan alkalalosis
pH normal darah arteri adalah 7,4 , sedangkan pH darah
vena dan cairan interstetial sekitar 7,35 akibat jumlah
ekstra karbondioksida ( CO2 ) yang dibebaskan dari
jaringan untuk membentuk H2CO3. Karena pH normal
darah arteri 7,4 seseorang diperkirakan mengalami asidosis
saat pH turun dibawah nilai ini dan mengalami alkolisis saat
pH meningkat diatas 7,4. Batas rendah pH dimana
seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam adalah
sekitar 6,8 dan batas atas adalah sekitar 8,0.

pH intraseluler biasanya sedikit lebih rendah daripada pH


plasma karena metabolisme sel menghasilkan asam,
terutama H2CO3. Bergantung pada jenis sel, pH cairan
intraseluler diperkirakan berkisar antara 6,0 dan 7,4.
Hipoksia jaringan dan aliran darah yang buruk ke jaringan
dapat menyebabkan pengumpulan asam dan itu dapat
menurunkan pH intraseluler.
Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi
ion hidrigen dalam cairan tubuh untuk mencegah
asidosis atau alkalosis adalah:
1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam
cairan tubuh, yang dengan segera
bergabung dengan asam atau basa untuk
mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen
yang berlebihan.
2. Pusat pernapasan yang mengatur pembuangan
CO2 dari cairan ekstraseluler.
3.Ginjal yang dapat mengekskresikan urin asam
atau urin alakalin, sehingga menyesuaikan kembali
konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler
menuju normal selama asidosis dan alkalisis.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk
mengendalikan keseimbangan asam-basa
darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal,
sebagian besar dalam bentuk ammonia Ginjal
memiliki kemampuan untuk merubah jumlah
asam atau basa yang dibuang.
2.Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer).
3. Pembuangan karbondioksida.
Sistem Penyangga Ion Hidrogen dalam
Cairan Tubuh

Penyangga adalah zat apapun yang secara


terbalik dapat mengikat ion-ion
hidrogen,yang segera bergabung dengan
asam basa untuk mencegah perubahan
konsentrasi ion hidrogen yang berlebihan.
Sistem ini bekerja sangat cepet dan
menghasilkan efek dalam hitungan detik.
Ada 4 sistem penyangga dalam cairan tubuh yaitu:

1. Sistem penyangga bikarbonat


Sistem penyangga bikarbonat terdiri dari larutan air yang
mengandung dua zat:
1.Asam lemah ( H2CO3 )
2.Garam bikarboant ( NaHCO3 )
H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO2 dengan
H2 O :

CO2 + H2O H2CO3

pH cairan ekstraseluler sekitar 7,4 , sedangkan pK sistem


penyangga bikarbonat adalah 6,1 . Hal ini berarti bahwa
terdapat sistem penyangga bikarbonat dalam bentuk
HCO3- sebanyak 20 kali lebih besar daripada bentuk CO2
yang terlarut. Karena alasan inilah sistem tersebut bekerja
pada bagian kurva penyangganya buruk.
2. Sistem penyangga fosfat
Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara yang
serupa untuk mengubah asam kuat menjadi
asam lemah dan basa kuat menjdi basa lemah.
Natrium hidrogen fosfat ( Na2HPO4) adalah
basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat ( Na
H2PO4) adalah asam lemah.

HCl + Na2HPO4 ↔ NaH2PO4 + NaCl


NaOH + NaH2PO4 ↔ Na2HPO4 + H2O

Hasil dari reaksi ini adalah asam kuat, yaitu HCL,


digantikan oleh sejumlah asam lemah
tambahan Na2HPO4 dan penurunan pH
menjadi minimal.
3. Sistem protein
Sistem protein Sistem penyangga terkuat dalam
tubuh. Karena mengandung gugus karboksil yang
berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang
berfungsi sebagai basa. Protein banyak diantara
para penyangga yang paling kuat dalam tubuh
karena konsentrasinya yang tinggi, terutama
didalam sel.

Dalam sel darah merah, hemoglobin adalah


penyangga penting sebagai berikut :
H+ + Hb HHb
Pengaturan Pernapasan Terhadap
Keseimbangan Asam Basa

1. Ekspirasi CO2 paru-paru mengimbangi pembentukan


CO2 metabolik.
2.Peningkatan ventilasi alveolus menurunkan
konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler dan
meningkatkan pH
3.Peningkatan konsentrasi ion hidrogen merangsang
ventilasi alveolus
4.Kontrol umpan balik konsentrasi hidrogen oleh
sistem pernapasan
5.Efisiensi kontrol pernapasan terhadap
konsentrasi ion hidrogen
6.Kekuatan pernapasan sistem pernapasan
Kontrol Keseimbangan Asam-Basa Oleh
Ginjal
Ginjal mengatur konsentrasi ion hidrogen
cairan ekstraseluler melalui tiga mekanisme
dasar :
1. Sekresi ion-ion hydrogen
2. Reabsobsi ion-ion bikarbonat baru
3. Produksi ion-ion bikarbonat baru
Penyebab Gangguan Keseimbangan
Asam Basa
1. Gangguan fungsi pernafasan
2. Gangguan fungsi ginjal
3. Tambahan bebas asam/basa dalam tubuh
secara abnormal
4. Kehilangan asam/basa dari dalam tubuh
secara abnormal
 Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah
yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari
fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan
yang lambat.
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru
tidak dapat mengeluarkan karbondioksida
secara adekuat
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa
mengantuk. Jika keadaannya memburuk, rasa
mengantuk akan berlanjut menjadi stupor
(penurunan kesadaran) dan koma.
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan pH darah dan pengukuran
karbondioksida dari darah arteri.
 Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang
berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar
bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-
benar menjadi asam.
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan
kedalam 3 kelompok utama adalah:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika
mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang
diubah menjadi asam.
2.Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak
melalui metabolisme.Tubuh dapat
3.Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu
untuk membuang asam dalam jumlah yang
semestinya.
Asidosis metabolik ringan bisa tidak
menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita merasakan mual, muntah dan
kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam
atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan
penderita tidak memperhatikan hal ini.

Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan


berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang
diambil dari darah arteri (arteri radialis di
pergelangan tangan).
 Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah
menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam,
sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah
menjadi rendah.
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi,
yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah
karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan
adalah kecemasan.
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa
cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir
dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi
kejang otot dan penurunan kesadaran.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar
karbondioksida dalam darah arteri. pH darah juga sering
meningkat.
 Alkalosis Metabolik

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan


dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan


terlalu banyak asam.

Alkalosis metabolik dapat menyebabkan


iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut
dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali.
Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi
kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang)
otot yang berkepanjangan (tetani).

Anda mungkin juga menyukai