Anda di halaman 1dari 49

TANGANKU MEMERAH

KELOMPOK 5 – IKM
PEMICU 2
SELASA, 4 APRIL
2017
 Tutor : dr. Dewi
 Ketua : Putu Agus Satya Permana (405160071)
 Sekretaris : Rudi (405160049)
 Penulis : Erin Elvira (405160116)
 Anggota : Haninah Lukman Mahfoedz (405150200)
Hartati (405160005)
Shantika (405160027)
David Yohan (405160093)
Tizander Mayvians (405160138)
Cathlin Soeyanto (405160160)
Edwin Destra (405160183)
Putu Laksmi Febriyani (405160205)
Gita Prinita (405160229)
MATA KULIAH PENUNJANG
 Kedokteran Keluarga
 Kesehatan Kerja
TANGANKU MEMERAH
Tn. A usia 32 tahun dan istrinya 30 tahun, bekerja di perusahaan sebagai cleaning
service. Mereka mempunyai 3 orang anak : anak pertama laki-laki berusia 8 tahun,
anak kedua laki-laki berusia 5 tahun dan anak ketiga perempuan berusia 2 tahun. Tn.
A merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara. Kakak pertamanya perempuan usia 45
tahun, kedua perempuan usia 42 tahun, ketiga laki-laki usia 38 tahun, keempat laki-
laki usia 35 tahun. Orang tua Tn. A tinggal di kampong, usia ayahnya 70 tahun, ibunya
69 tahun. Di dalam keluarga Tn. A diketahui bahwa tidak ada riwayat penyakit
apapun.

Tn. A bersama anak dan istrinya tinggal bersama orang tua Ny. A. Ayah Ny. A 67 tahun
dan ibunya 63 tahun. Ny. A adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara. Kakak pertama
perempuan usia 33 tahun dan adiknya laki-laki usia 28 tahun.

Tn.A dan istrinya sudah bekerja di perusahaan tersebut selama 1 tahun, sejak 3 bulan
terakhir keduanya sering mengalami keluhan kedua telapan tangan dan jari-jari
tangan merah dan terasa gatal. Semakin hari semakin parah dan belakangan ini suka
terasa panas dan kadang perih.
Keluhan tersebut dirasakan Tn. A berkurang ketika berada di rumah, sedangkan
Ny. A tidak merasakan ada perubahan melainkan semakin parah. Mereka sudah
berobat ke Puskesmas dekat rumahnya, keluhan sempat membaik tetapi setelah
obat habis keluhan muncul kembali.

Setiap hari selain menyapu dan mengelap lantai, mereka juga harus
membersihkan kamar mandi dengan cairan pembersih. Sehari-hari mereka tidak
menggunakan alat pelindung diri dalam bekerja. Beberapa rekan kerjanya juga
mengalami hal yang sama. Setelah pulang kerja, Tn. A sudah tidak melakukan
pekerjaan apa-apa selain bermain bersama anaknya, sedangkan istrinya masih
harus mengerjakan beberapa pekerjaan rumah, seperti menyapu, mencuci
pakaian dengan tangan dan menyiapkan makanan. Masyarakat di lingkungan
tempat tinggal Tn. A memiliki tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.

Penghasilan suami istri ini hanya cukup untuk makan sehari-hari. Mertua Tn. A
tidak bekerja, mereka hanya membantu menjaga anak-anak Tn. A. pola makan
keluarga Tn. A terbiasa makan nasi dengan lauk kerupuk atau tempe atau ikan
asin. Mereka tinggal di rumah ukuran 6x6 meter, yang terdiri dengan 2 kamar
tidur, 1 ruang keluarga, 1 kamar mandi, 1 dapur. Sinar matahari tidak masuk
kalau siang hari karena tertutup bangunan lain yang lebih tinggi.
Keluhan tangan merah Tn. A dan istrinya semakin parah, mereka datang ke
klinik perusahaan dan bertemu dengan dr. H yang mempunyai latar
belakang sebagai dokter perusahaan yang baru bertugas di perusahaan
tersebut. Setelah mendengarkan cerita Tn. A, dr. H mulai memikirkan
apakah penyakit Tn. A dan istrinya ini disebabkan karena di tempat
kerjanya atau dari rumahnya.

Apabila anda adalah dr. H, apa yang harus anda lakukan untuk
menyelesaikan permasalahan kesehatan Tn. A dan keluarga serta lingkungan
tempat kerjanya ?
UNFAMILIAR TERMS

-
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja alat pelindung untuk melindungi tubuh dari bahan-bahan kimia ?
2. Mengapa gejala Tn. A di rumah mendingan sedangkan istrinya tidak ?
3. Apakah ada hubungan antara pekerjaan dan keluhan ? Jika ya, apa ?
4. Apakah mungkin gejala ditimbulkan dari cira pembersih kamar mandi ? Jika
ya, kenapa ?
5. Apa gatal yang dialami bias karena konsumsi ikan asin ?
6. Mengapa keluhan baru timbul 3 bulan yang lalu ?
7. Faktor apa yang mempengaruhi kemerahan dan gatal pada tangan Tn. A dan
istrinya ? Apakah riwayat penyakit yang mungkin menimbulkan gatal-gatal ?
Apa hubungan pendidikan yang rendah dengan penyakit yang diderita ?
8. Apakah sinar matahari yang tidak masuk ke dalam rumah mempengaruhi
keluhan ?
9. Apakah kondisi tersebut bias menular melalui kontak fisik ?
10. Mengapa gejala kembali muncul setelah obat habis ?
CURAH PENDAPAT
1. Safety helmet (helm, topi), sarung tangan, masker, apron, safety shoes, pelindung
telinga (ear plug, ear muff), face shield.
2. Tn. A dirumah tidak melakukan aktivitas apapun sedangkan istrinya masih harus
mengerjakan pekerjaan rumah -> mencuci -> detergen (bahan kimia).
3 dan 4 . Ada, kontak langsung dengan zat kimia tanpa pelindung diri sehingga tangan
panas dan gatal-gatal.
5. Tidak, karena pada kasus Tn. A, ia hanya merasakan gejala di tempat kerja.
6. Akumulasi zat kimia belum menimbulkan gejala dan baru cukup untuk menimbukan
gejala pada 3 bulan terakhir.
7. Pekerjaan -> kontak langsung dengan bahan kimia -> cairan pembersih (bukan
partikel).
Pendidikan -> kurang informasi dan pengetahuan.
Riwayat penyakit yang mungkin menimbulkan gatal : cacar
8. Tidak.
9. Tidak menular, karena masalah timbul dari pekerjaan.
10. Karena kembali bekerja dengan system yang sama tanpa alat pelindung diri
MIND MAPPING
Culture

Community =
rekan kerja
Personal
Behaviour = Pola mkan tidak
kebiasaan untuk baik, tidak bergizi Physco-socio-
tidak memakai economic
alat pelindung Fa
diri
Family environment =
pendidikan
Sick Care System spirit rendah Work =
= Puskesmas, Tugas
klinik Body = Cleaning
Tn. A
perusahaan gatal Ny. A Service
kemerah Mind
an
Human Physical
Biology Environment
= tempat
kerja
Human Made
Environment

Biosphere
LEARNING ISSUES

1. MM Pendekatan Kedokteran Keluarga dalam Penyelesaian


Masalah
2. MM Konsep Mandala Of Health
3. MM Diagnostik Holistik
4. MM tentang Genogram
5. MM Diagnosis Okupasi
6. MM Pengendalian Penyakit Akibat Kerja
7. MM Pajanan di Tempat Kerja
LI 1 : MM Pendekatan Kedokteran
Keluarga dalam Penyelesaian Masalah

KEDOKTERAN KELUARGA
 Ilmu Kedokteran Keluarga adalah cabang ilmu dalam
kedokteran ,yang dalam memberikan pelayanan
pengobatan mengunakan:
1.Dianogsis Holistik
2.Dianogsis Komprehensif
3.Dianogsis integrated
4.Dianogsis Continue
KEDOKTERAN KELUARGA
 Ilmu Kedokteran Keluarga adalah cabang ilmu dalam
kedokteran ,yang dalam memberikan pelayanan
pengobatan mengunakan:
1.Dianogsis Holistik
2.Dianogsis Komprehensif
3.Dianogsis integrated
4.Dianogsis Continue
LO 1: PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DALAM PENYELESAIAN
PERMASALAHAN

holistic
Prinsip prinsip pendekatan /
pelayanan kedoteran keluarga
 Pelayanan yang holistic dan komprehensif
 Pelayanan yang kontinu
 Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
 Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
 Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bag. Integral
dari keluarganya
 Mempertimbangkan keluarga,lingkungan kerja dan lingkungan
tempat tinggal
 Pelayanan yang menjunjung tinggi etika , moral, dan hukum
 Pelayanan yang dapat diaudit dan di pertanggung jawabkan
 Pelayanan yang Sadar biaya dan sadar mutu
comprehensive, continue,
integrated
Karakteristik dokter keluarga
yang baik  5star doctor

 Care provider
 Decision maker
 Community leader
 Communicator
 Manager
DOKTER UMUM DOKTER KELUARGA

CAKUPAN PELAYANAN TERBATAS LEBIH LUAS

SIFAT PELAYANAN SESUAI KELUHAN MENYELURUH,


PARIPURNA , BUKAN
SEKEDAR YANG
DIKELUHKAN
CARA PELAYANAN KASUS PER KASUS KASUS PER KASUS
DENGAN PENGAMATAN DENGAN
SESAAT BERKESINAMBUNGAN
SEPANJANG HAYAT
JENIS PELAYANAN LEBIH KURATIF , UNTUK LEBIH KEARAH
PENYAKIT TERTENTU PENCEGAHAN , TANPA
MENGABAIKAN
PENGOBATAN DAN
REHABILITASI
PERAN KELUARGA KURANG LEBIG DIPERHATIKAN
DIPERTIMBANGKAN DAN DILIBATKAN
PROMOTIF DAN TIDAK JADI PERHATIAN JADI PERHATIAN UTAMA
PENCEGAHAN
DOKTER UMUM DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN DOKTER- DOKTER-PASIEN DOKTER-PASIEN-TEMAN


PASIEN SEJAWAT DAN
KONSULTAN

AWAL PELAYANAN SECARA INDIVIDUAL SECARA INDIVIDUAL


SEBAGAI BAGIAN DARI
KELUARGA, KOMUNITAS
DAN LINGKUNGAN
LI 2 : MM Konsep Mandala Of Health
LI 3 : MM Diagnostik Holistik
 Holistik yakni memandang manusia sebagai mahkluk
biopsikososial
 Manusia terdiri dari komponen organ, nutrisi, kejiwaan
dan perilaku.
 kegiatan untuk mengidentifikasikan dan menentukan dasar
dan penyebab (disease), luka (injury), serta kegawatan
yang diperoleh dari keluhan riwayat penyakit pasien,
pemeriksaan penunjang dan penilaian internal dan
eksternal dalam kehidupan pasien dan keluarganya.
5 ASPEK DIAGNOSTIK HOLISTIK

1. Aspek Personal: alasan kedatangan, harapan,


kekhawatiran dan persepsi pasien
2. Aspek Klinis: Masalah medis, diagnosis kerja berdasarkan
gejala dan tanda/diagnosis penyakit
3. Aspek internal : seperti pengaruh genetik, gaya hidup,
kepribadian, usia, gender
4. Aspek eksternal dan psikososial: berasal dari lingkungan
(keluarga, tempat kerja, tetangga, budaya)
5. Aspek status fungsional pasien: Kualitas Hidup Pasien
LI 4 : MM tentang Genogram

- Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema


(visual map) dari silsilah keluarga pasien yang
berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera
mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga
pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga
- Biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang
siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga
serta hubungan antar anggota keluarga.
- Genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.
UNSUR-UNSUR GENOGRAM

1. Nama
2. Umur
3. Status menikah
4. Riwayat perkawinan
5. Anak-anak
6. Keluarga satu rumah
7. Penyakit-penyakit spesifik
8. Tahun meninggal
9. Pekerjaan
GENOGRAM

b:1947 b:1948 b:1950


b:1954
D D
T T

b:1972 b:1975 b:1979 b:1982 b:1985 b:1984 b:1987 b:1989

b:2009 b:2012 b:2015

Keterangan: :Tinggal serumah


DT Dermatitis
 Tujuan Genogram:
1.Warisan pola-pola keluarga
2.Tanggal-tanggal penting
3.Hubungan antar keluarga
4.Penyakit pada anggota keluarga
5.Jumlah anggota keluarga dan peran masing-masing
LI 5 : MM Diagnosis Okupasi
3. Hubungan
pajanan
2. Dasar
1. Diagnosis dengan D/
Pajanan yg
Klinis klinis atau
dialami
penyakit yg
dialami

5. Faktor 4. Apakah
6. Faktor lain individu yang pajanan cukup
di luar mempengaruhi untuk
pekerjaan timbulnya D/ menimbulkan
klinis D/klinis

7. Menentukan D/
okupasi/PAK
Tujuan dan manfaat 7 langkah
diagnosis okupasi
Tujuan melakukan diagnosis okupasi :
 Dasar terapi
 Membatasi kecacatan dan mencegah kematian
 Melindungi pekerja lain
 Memenuhi hak pekerja
Tujuan dan manfaat 7 langkah
diagnosis okupasi
Manfaat melakukan diagnosis okupasi :
 Pengendalian pajanan beresiko pada sumbernya
 Identifikasi resiko pajanan baru secara dini
 Asuhan medis dan upaya rehabilitasi pada pekerja yang sakit dan atau
cidera
 Pencegahan terhadap terulangnya / makin beratnya kejadian penyakit /
kecelakaan
 Perlindungan pekerja lain
 Pemenuhan hak kompensasi pekerja
LI 6 : MM Pengendalian Penyakit 1.BISING
2.SUHU
Akibat Kerja PARTIKEL 3.PENERANGA
N
BUKAN 4.RADIASI
PARTIKEL FAKTOR FAKTOR 5.TEKANAN
KIMIA FISIK UDARA
6.VIBRASI

PENYEBAB
PAK

FAKTOR
FAKTOR FAKTOR
PSIKOLOGI
ERGONOMIS BIOLOGI
S

1.VIRUS
2.JAMUR
3.PARASIT
4.RACUN
NAB (Nilai Ambang Batas)

 Pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam


sehari atau 40 jam seminggu.
 Sinar ultraviolet: 0,0001 mW/cm2
 Kebisingan :85 decibel A (dBA)
 Segmental vibration :4 m/det2
 Whole body vibration: 0,5 m/det2

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


1
2

3
LI 7 : MM Pajanan di Tempat
Kerja
1. Pengendalian melalui perundang-undangan (Legislative
Control)
2. Pengendalian melalui administrasi/organisasi
(administrative control)
3. Pengendalian secara teknis (Engineering Control)
4. Pengendalian melalui jalur kesehatan (medical Control)
UNDANG-UNDANG

1. Pengendalian melalui perundang-undangan (Legislative


Control), beberapa undang-undang tersebut antara lain :
a. UU No. 13 tahun 203 tentang ketenagakerjaan
b. Petugas Kesehatan non Kesehatan, UU No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
c. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 140/05 tahun 2002
tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja
ADMINISTRASI

2. Pengendalian melalui administrasi/organisasi


(administrative control)
a. Persyaratan penerimaan tenaga kerja/karyawan yang
meliputi batas umur, jenis kelain dan syarat kesehatan.
b. Pengaturan jam kerja
c. Penyusunan SOP (standar Operating Procedures)
d. Pelaksanaan prosedur keselamatan kerja
e. Pemeriksaan secara berkala terhadap penyebab
kecelakaan kerja dan upaya preventif
TEKNIS

3. Pengendalian secara teknis (Engineering Control)


a. Subtitusi bahan, alat dan proses kerja yang berbahaya
menjadi yang lebih aman
b. Penggunaan alat pelindung diri
c. Perbaikan sistem ventilasi
KESEHATAN
4. Pengendalian melalui jalur kesehatan (medical Control)
 Suatu upaya menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara
mengenal kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dengan deteksi dini,
maka upaya pengendalian atau bahkan mengurangi penderitaan dapat
dilakukan, serta mempercepat pemulihan kemampuan
produktivitas masyarakat pekerja.

Adapun pemeriksaan kesehatan kecelakaan kerja meliputi :


a. Pemeriksaan awal adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
sebelum seseorang/calon pekerja mulai melaksanaan pekerjaannya,
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status kesehatan calon
pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari
segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan
padanya.
APD (Alat Pelindung Diri)

1. Alat pelindung kepala


→ melindungi kepala dari benturan, kejatuhan benda, radiasi, api,
bahan kimia, mikroorganisme, dan suhu ekstrim. Contoh : helm
pengaman (safety helmet)
2. Alat pelindung mata dan muka
→ melindungi mata dan muka dari benturan, radiasi, api, partikel
di udara, bahan kimia, mikroorganisme, dan suhu ekstrim. Contoh
: kacamata pengaman (face shield)
3. Alat pelindung telinga
→ melindungi telinga dari kebisingan dan tekanan. Contoh :
Sumbat telinga(ear plug) dan penutup telinga (ear muff).
4. Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya
→ melindungi saluran pernapasan dari benturan, radiasi, api,
partikel di udara, bahan kimia, mikroorganisme, dan suhu ekstrim.
Contoh : masker
5. Alat pelindung tangan
→ melindungi tangan dari dari benturan, radiasi, api, partikel di
udara, arus listrik, bahan kimia, mikroorganisme, dan suhu
ekstrim. Contoh : sarung tangan dari berbagai bahan
6. Alat pelindung kaki
→ melindungi saluran pernapasan dari benturan, radiasi, api,
partikel di udara, bahan kimia, mikroorganisme, dan suhu ekstrim.
Contoh : sepatu dari berbagai bahan
7. Pakaian pelindung
→ melindungi tubuh dari dari benturan, radiasi, api, partikel di
udara, arus listrik, bahan kimia, mikroorganisme, dan suhu
ekstrim. Contoh : rompi(vests)
8. Alat pelindung jatuh perorangan
→ menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak
membentur lantai dasar dan membatasi gerak pekerja agar tidak
masuk ke tempat yang punya potensi jatuh. Contoh : sabuk
pengaman tubuh(harness)
9. Pelampung
→ melindungi tubuh dari tenggelam, melayang, dan mengatur
keterapungan di air. Contoh : jaket keselamatan (life jacket).
KESIMPULAN

 Dari pemicu yang telah kita pelajari Tn. A mengalami


penyakit yang disebabkan oleh hubungan kerja, sedangkan
istrinya mengalami penyakit akibat hubungan kerja.
SARAN

 Kami menyarankan agar setiap pekerja selalu


mengutamakan keselamatan dan kesehatan diri berbagai
pajanan yang ada ditempat kerja dengan memakai alat
pelindung diri yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

 Goh LG, Azwar A, Wonodirekso S. A Primer on Fammily


Medicine Practice. Singapore: Singapore International
Foundation, 2004.
 Suma’mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto, 2009.
 Academia.edu

49

Anda mungkin juga menyukai