Ppt. Titik Beku
Ppt. Titik Beku
begitu ya ?
Air dapat berada dalam 3 (tiga) fase zat, yaitu fase cair, gas
dan padat. Apakah Perbedaan yang terdapat pada ketiga fase
air tersebut ?
Kondisi yang membedakan antara fase padat, cair, dan gas
pada suatu cairan adalah jarak antara partikel (molekul –
molekul) cairan.
Pada fase gas, molekul – molekul zat berada pada jarak yang
sangat renggang.
Dan pada keadaan cair, molekul-molekul zat berada pada jarak
yang relatif lebih rapat dibandingkan dengan keadaan gas (uap).
PROSES PEMBEKUAN CAIRAN MURNI
Jika air murni dalam suatu wadah direndam dalam es batu dan air yang
telah diberi garam air murni tersebut akan membeku pada suhu tertentu
(normalnya 0 C yang diukur pada tekanan 1 atm). Sedangkan pada suhu
yang sama, adonan es belum membeku secara sempurna atau bahkan
belum membeku. Adanya bahan-bahan atau zat terlarut yang ditambahkan
dalam adonan es putar tersebut menghalangi gerak molekul pelarut murni
untuk membeku secara normal, sehingga titik beku larutan turun (terjadi
penurunan titik beku), akibatnya diperlukan suhu yang lebih rendah untuk
membekukannya.
Adanya partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, menyebabkan
terhambatnya proses pembekuan suatu cairan, sehingga agar proses
pembekuan dapat terjadi pada kondisi ini, dibutuhkan suhu yang
lebih rendah lagi dari suhu pembekuan (titik beku) pelarut murninya
(terjadi penurunan titik beku, TF)
∆Tf = Tfo – Tf
∆Tf = penurunan titik beku
Tfo = titik beku air, 0oC (pada tekanan 1
atm)
Tf = titik beku larutan
APA SAJAKAH YANG MEMENGARUHI PENURUNAN TITIK
BEKU LARUTAN?
Tabel Hasil Eksperimen Penurunan Titik Beku Larutan
No
Zat terlarut Konsentrasi Titik Beku Larutan Tf Penurunan Titik
(molal) (oC) Beku Larutan ∆Tf
(oC)
1
Garam dapur 1 -5 5
(NaCl)
2
Garam dapur 2 -10 10
(NaCl)
3
Gula pasir (C12H22O11) 1 -3 3
4
Gula pasir (C12H22O11) 2 -5 5
Penurunan titik beku larutan dipengaruhi oleh konstanta (tetapan) penurunan titik beku
molal pelarut (Kf)
Hubungan antara banyaknya partikel zat terlarut dengan nilai
penurunan titik beku larutan dinyatakan dengan persamaan :
∆Tf = Kf x m
Untuk larutan elektrolit, berlaku persamaan :
∆Tf = Kf x m x i
Karena ada 0,205 mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut, jumlah mol zat terlarut dalam
301 gram (0,301 kg) pelarut adalah
1. Penurunan titik beku molal benzena diketahui = 0,4 0C/molal, dan benzena
murni membeku pada suhu - 4,2 0C. Jika ke dalam 200 gram benzena
dilarutkan 3,6 gram gliserol (Mr = 90), larutan tersebut akan membeku pada
suhu .... ( 0C )
A. – 4,28 B. – 4,24 C. – 4,22 D. – 4,20
2. Agar diperoleh larutan yang membeku pada suhu – 0,25 0C, banyaknya K2SO4
yang harus dilarutkan ke dalam 500 gram air. Jika pada keadaan ini, nilai tetapan
penurunan titik beku molal air sebesar 1,86 0C /molal. Adalah ..... gram (Ar K =
39, S = 32 O = 16 )
A. 1,86 B. 3,89 C. 11,69 D. 17,40
3. Larutan 1,5 gram suatu zat nonelektrolit dalam 250 gram air, membeku 0,186 0C
di bawah titik beku air murni. Jika Kf air = 1,86 0C/molal. Maka Massa molekul
relatif zat tersebut adalah ….
A. 342 B. 180 C. 90 D. 60
4. Suatu larutan glukosa (dalam air ) membeku pada suhu – 3,6 0C. Jika Kf air = 1,8
0C/m , Kb air = 0,5 0C/m. larutan tersebut akan mendidih pada suhu …. ( 0C )
( Mr . Glukosa = 180 )
A. 100,1 B. 100,5 C. 101 D. 101,8
DIAGRAM P T
CAIR
J GAS
T
A B C D
P EF G H
CAIR
I
Keterangan diagram PT:
F–I : garis beku pelarut J GAS
Ttk F : Titik beku Pelarut
I–G : garis didih pelarut T
AB C D
Ttk G : Titik didih pelarut
Ttk I : Titik Tripel menunjukkan kesetimbangan fasa : padat – cair - gas
Titik ini juga menunjukkan nilai tekanan uap pelarut murni
Jika ke dalam pelarut dimasukkan suatu zat terlarut, maka akan terjadi penurunan
tekanan uap dari I ke J. Titik beku akan bergeser dari F ke E (dengan nilai A) dan
titik didih akan bergeser dari G ke H (dengan nilai D).
Tekanan
Osmosis?
Tekanan Osmotik ( ) adalah Tekanan yang dibutuhkan untuk
mencegah terjadinya proses osmosis
Hubungan antara jumlah partikel dengan besar tekanan osmotik suatu larutan
dinyatakan melalui persamaan :
a. Untuk Larutan Non elektrolit
Tekanan Osmotik ( ) = M . R . T
b. Untuk Larutan elektrolit
Tekanan Osmotik ( ) = M . R . T . i
Dimana :
= Tekanan Osmotik Larutan ( atm)
M = Molaritas Larutan ( mol/ liter )
R = Tetapan gas umum ( 0,082 liter atm/mol K )
T = Suhu (K)
i = Faktor Van’t Hoff ( 1 + ( n – 1 ) )
Jika 2 (dua) larutan ( misalnya larutan A dan larutan B ) dibandingkan
berdasarkan nilai tekanan osmotiknya masing-masing, maka akan
diperoleh 3 (tiga) keadaan :
1. Larutan A Hipertonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih tinggi
daripada tekanan osmotik larutan B
A >B
2. Larutan A Isotonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A sama dengan
tekanan osmotik larutan B
A = B
3. Larutan A Hipotonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih rendah
daripada tekanan osmotik larutan B
A <B
SOAL
1. Berapa gram MgCl2 ( Ar Mg = 24, Cl = 35,5 ) yang harus terlarut dalam 500
mL larutannya pada suhu 30 0C agar diperoleh larutan dengan tekanan osmotik
sebesar 6,2 atm ?
[ 3,95 gr ]
2. Agar diperoleh larutan yang isotonik terhadap larutan 6 gram urea (Mr = 60)
yang bervolume 500 mL, berapa gram sukrosa, C12H22O11 (Mr = 342) yang
harus terlarut dalam 100 mL larutannya pada suhu 27 0C.
[ 6,84 gr ]
Kesimpulan
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan
didapat suatu larutan yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan
dan sifat larutan itu sendiri.
Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah
partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama.
Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya,
sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.
Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif
larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Neraca Ohaus 3 Lengan