KESEHATAN JIWA
REFRESING PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN
PENATALAKSANAAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA
Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi psikotik akut dan
Skizofrenia meliputi:
– Pemeriksaan kesehatan jiwa;
– Edukasi
Mekanisme Pelayanan
1. Penetapan sasaran pada ODGJ berat ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan
menggunakan data RISKESDAS terbaru yang di tetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
2. Pemeriksaan kesehatan jiwa meliputi:
– Pemeriksaan status mental
– Wawancara
3. Edukasi kepatuhan minum obat.
4. Melakukan rujukan jika diperlukan
KESEHATAN JIWA
Keterangan :
Dikategorikan mengalami
masalah mental
emosional bila :
• Bila Jumlah “Ya” sebanyak
6 atau lebih pada
pertanyaan No 1 s.d 20
• Bila Jumlah “Ya” sebanyak
1 atau lebih pada
pertanyaan No 21 s.d 29
• Bila dikategorikan
mengalami gejala
gangguan mental
emosional segera
menghubungi petugas
untuk mendapatkan
bantuan
Format Pencatatan Pelaporan
Puskesmas
DETEKSI DINI MASALAH
KESEHATAN JIWA DI PUSKESMAS
•Pikiran, rencana, tindakan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri yang MENYAKITI
dimiliki saat ini / riwayat sebelumnya DIRI/USAHA
BUNUH DIRI
STRATEGINYA:
SKRINING GANGGUAN DEPRESI & ANXIETAS
PADA
PASIEN DENGAN KONDISI YANG
MENGINDIKASIKAN/BERISIKO TINGGI
Diagram Alur Pemeriksaan Masalah Keswa di Poli Umum
Keluhan Utama
KU Fisik KU Mental-Emosional
MASTER
SKRINING CHART
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Status Mental
• Pemeriksaan Fisik
• Diagnosis Banding
• DIAGNOSIS
Contoh Kasus
• ILUSTRASI KASUS 1:
• Seorang remaja laki-laki, bernama BS berusia 19 tahun
datang dengan keluhan sakit kepala.Sakit kepala hilang
timbul, tetapi hampir setiap hari dialaminya.Saat
keluhan sakit kepala menghebat, BS sampai
membentur-benturkan kepala atau menarik-narik
rambut.BS baru lulus SMA tahun lalu dan hingga saat
inibelummempunyai rencana selanjutnya, tidak bisa
memutuskan apakah akan kuliah, di fakultas apa, atau
akan bekerja. Sehari-hari tidak banyak yang dilakukan,
tampak murung dan mengurung diri di kamar.
• ILUSTRASI KASUS 2:
• Ny. S, 25 tahun, seorang ibu yang baru
melahirkan dua bulan yang lalu datang dibawa
suaminya.Ny. S tidak bisa tidur belakangan
ini.Dia tampak tidak bersemangat dalam
merawat bayinya, sering kali dibiarkan
menangis atau terlambat mengganti
popoknya.Bayinya perempuan, lahir cukup
bulan, lahir normal, ditolong oleh bidan.
• ILUSTRASI KASUS 3:
• Tn. A. yang berusia 48 tahun telah sering datang ke
Puskesmas untuk berobat gangguan lambungnya yang
sudah diderita sejak beberapa tahun yang lalu.Ia sering
mengeluh lambungnya sakit dan berkali-kali berobat.
Setelah minum antasida keluhannya agak mereda
tetapi tidak hilang dan kemudian memburuk
lagi.Keluhan disertai dengan jantung berdebar dan
telapak tangan yang sering berkeringat.Tn. A juga
menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus)
yang diketahui sejak setahun yang lalu.
Bila Dengan Metode 2 Menit Terdeteksi Ke Arah Gangguan
Jiwa, Lanjut ke Pemeriksaan Psikiatri untuk Diagnosis
18/06/2019
Permenkes No.5 tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasyankes Primer
• Afek depresif
• Pesimis
• Minat (-)
• Rasa bersalah
• Murung, sulit merasa senang
• Konsentrasi turun
• Retardasi psikomotor
37
Gangguan Depresi
• Berdasar frekuensi
– Tunggal (pertama kali): episode depresi
– Lebih dari 1 episode: gangguan depresi berulang
• Berat ringan gejala
– Depresi ringan
– Depresi sedang
– Depresi berat
• Ada tidak gejala somatik (pada depresi ringan dan
sedang)
• Ada tidak gejala psikotik (pada depresi berat)
Depresi
•Perasaan sedih berkepanjangan
Skizofrenia
•Kehilangan minat terhadap segala Depresi
sesuatu
•Perasaan bersalah, tidak ada harapan,
dan tidak berharga
•Mudah lelah dan nyeri di beberapa
bagian tubuh
•Gangguan pada pola makan dan tidur
Gangguan Bipolar
•Risiko bunuh diri
Ansietas/cemas
Gangguan Bipolar
Skizofrenia
•Perubahan mood naik turun Depresi
•Mood meningkat (disebut manik/ mania/ hipomanik)
•ditandai dengan ide-ide kebesaran, energi yang
berlebih, banyak bicara, tidak butuh tidur, banyak ide,
dan sering melakukan perilaku yang berisiko.
•Penurunan mood (disebut depresi)
•Sesuai gejala depresi
Gangguan Bipolar Ansietas/cemas
Gejala Negatif
• Emosi yang mendatar
• Tidak adanya motivasi dan energi
• Kehilangan minat dan kesenangan dalam
aktivitas
• Interaksi sosial berkurang
Kesulitan dalam
Pembicaraan mempertahankan percakapan
dan/atau tetap fokus pada
terdisorganisasi suatu topik
ya
Jika YA, maka Tangani keduanya, baik psikosis maupun
kondisi yang menyertai itu
KEGAWAT-
DARURATAN
PSIKIATRI
PENATALAKSANAAN GANGGUAN
PSIKOTIK DI PELAYANAN KESEHATAN
PRIMER
Rencana Penatalaksanaan
• Terdiri dari 2 komponen utama:
1. Intervensi psikososial
2. Intervensi farmakologik
Intervensi Farmakologik
Gangguan Psikotik
Intervensi Farmakologik
Sedasi + +++ +
Kencing tersendat + ++ +
Hipotensi ortostatik + +++ +
Efek samping +++ + + (bergantung dosis)
ekstrapiramidal**
Sindrom Neuroleptik Jarang Jarang Jarang
Maligna***
Tardive dyskinesia**** + + +
Perubahan EKG + + +
Kontraindikasi Hipersensitivitas, kesadaran Hipersensitivitas, kesadaran Hipersensitivitas terhadap
menurun, penyakit Parkinson menurun, penyakit risperidon
Parkinson
* Dosis lebih hingga mencapai 1 g mungkin diperlukan pada kasus-kasus yang berat.
** Gejala-gejala Ekstrapiramidal di antaranya reaksi distonia akut, tik, tremor, rigiditas otot dan roda gerigi (cogwheel).
***Sindroma Neuroleptik Maligna merupakan gangguan yang jarang tapi berpotensi mengancam nyawa. Dtandai dengan kekakuan otot,peningkatan suhu tubuh dan tekanan darah.
**** Tardive dyskinesia adalah efek samping jangka panjang dari medikasi antipsikotik yang ditandai oleh gerakan-gerakan otot yang involunter, khususnya wajah, tangan, dan dada.
Obat Antipsikotik Injeksi
Medikasi Haloperidol HCl Haloperidol Dekanoat Flufenazin Dekanoat
Risperidon
• Obat antikolinergik
– Triheksifenidil tab 2 mg
– Mayoritas pasien tidak memerlukan antikolinergik jangka
panjang evaluasi setiap 3 bulan
– Jangan diberikan malam hari gejala biasanya tidak
terjadi waktu tidur
Akatisia: Gejala
• Perasaan subektif yang tidak menyenangkan
mengenai kegelisahan dari dalam dirinya dan
dorongan kuat untuk bergerak
• Menghentakkan kaki waktu duduk
• Menggerakkan/menggoyangkan kaki, menyilangkan
dan meluruskan
• Bergantian memindahkan berat badan ke kaki kiri
dan kanan
• Mondar mandir
• Sering dikelirukan dengan agitasi psikotik
Akatisia: Awitan
• Akatisia akut
– Dalam beberapa jam sampai minggu setelah
dimulainya antipsikotik atau peningkatan dosis
• Akatisia tardiva:
– Perlu waktu lebih lama
– Dapat persisten setelah antipsikotik dihentikan
Akatisia: Pengobatan
• Mengurangi dosis antipsikotik
• Penggantian ke antipsikotik atipikal
• Obat yang dapat digunakan
– Propranolol 30 – 80 mg/hari (dosis terbagi)
– Klonazepam dosis rendah
– Difenhidramin
• Antikolinergik tidak memberi manfaat
Intervensi Psikososial
Gangguan Psikotik
Intervensi Psikososial
Gangguan Psikotik
1. Psikoedukasi
2. Fasilitasi rehabilitasi di komunitas
3. Follow-up
1. Psikoedukasi:
Pesan untuk Orang dengan Psikosis
• Kemampuan orang tersebut dapat dipulihkan;
• Penting: melanjutkan aktivitas sosial yang biasanya,
pendidikan, dan pekerjaan sejauh memungkinkan;
• Penderitaan dan masalah dapat dikurangi dengan
pengobatan;
• Penting: minum obat secara teratur;
• Hak setiap orang: dilibatkan dalam setiap keputusan yang
diambil berkaitan dengan pengobatannya;
• Penting: menjaga kesehatan dengan diet sehat, melakukan
aktivitas fisik secara aktif, mempertahankan perawatan diri.
1.Psikoedukasi:
Pesan tambahan untuk keluarga dari orang dengan
gangguan psikotik (1)
• Orang dengan psikosis mungkin mendengar suara-suara atau
menyakini secara jelas sesuatu yang salah.
• Orang dengan psikosis sering tidak menyadari bila dirinya sakit
dan kadang menjadi bersikap kasar..
• Harus ditekankan: Pentingnya pengenalan akan
kambuhnya/memburuknya gejala-gejala dan perlunya
penilaian ulang.
• Perlu ditekankan: pentingnya melibatkan orang dengan
psikosis dalam aktivitas keluarga dan sosial lainnya.
• Anggota-anggota keluarga sebaiknya tidak melakukan kritik
yang terus menerus atau keras atau bersikap kasar terhadap
anggota keluarga yang mengalami gangguan psikosis.
1.Psikoedukasi:
Pesan tambahan untuk keluarga dari orang dengan
gangguan psikotik (2)
• Orang dengan psikosis sering didiskriminasi meskipun
seharusnya mereka menikmati hak asasi manusia yang sama
dengan semua orang
• Orang dengan psikosis mungkin memiliki kesulitan
– untuk pulih, atau
– untuk berfungsi dalam lingkungan hidup atau lingkungan kerja yang
penuh stres.
• Secara umum, lebih baik seseorang tinggal bersama keluarga
atau anggota masyarakat di lingkungan yang mendukung di
luar lingkup rumah sakit.
– Perawatan di rumah sakit dalam waktu yang lama sebaiknya dihindari.
2. Fasilitasi Rehabilitasi di Komunitas (1)
rujukan
Rujukan Rujukan
eksternal internal