Anda di halaman 1dari 15

OTONOMI DAERAH

PEMERINTAHAN DAERAH
Pasal 18:
1. NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan
kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang.
2. Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten,
dan kota mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan.
ASAS PEMERINTAHAN DAERAH
1. Asas Desentralisasi
2. Asas Dekonsentrasi
3. Asas Tugas Pembantuan
OTONOMI DAERAH
Kewengan daerah kabupaten dan kota untuk
mengurus rumah tangganya sendiri, baik
dalam pengambilan keputusan, pembiayaan,
pelaksanaan dan pertanggungjawabannya.
Filosofi Penyelenggaraan Otonomi
Daerah
1. Dilihat dari sudut kekuasaan desentralisasi
dimaksudkan untuk mencegah penumpukan
kekuasaan pada satu pihak saja karena dapat
menimbulkan tirani.
2. Dari sudut politik, otonomi dianggap sebagai
tindakan pendemokrasian, untuk menarik
rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan
melatih diri dalam menggunakan hak-hak
demokrasi.
3. Dari sudut pemerintahan, desentralisasi adalah
untuk menciptakan pemerintahan yang effisien.
4. Dari sudut kultur, desentralisasi dimaksudkan
untuk memberi perhatian pada kekhasan daerah,
seperti geografis, sejarah, budaya, sosial dan
ekonomi.
5. Dari sudut perkembangan ekonomi, otonomi
dapat langsung membantu pembangunan di
daerah tersebut
ARGUMENTASI MEMILIH
DESENTRALISASI-OTONOMI DAERAH
1. Untuk terciptanya efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan.
2. Sebagai sarana pendidikan politik/demokrasi
di daerah sebagai training ground politik
nasional.
3. Pemerintahan daerah sebagai persiapan karir
politik lanjutan
4. Menciptakan stabilitas politik.
5. Kesetaraan Politik (Political equality)
6.Akuntabilitas publik
Konsep Dasar Otonomi Daerah
1. Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan
pemda dalam hubungan domestik kepada
daerah.
2. Penguatan peran DPRD sebagai representasi
rakyat lokal dalam penetapan kepada daerah
3. Pembangunan tradisi politik yang berkualitas
dengan akseptabilitas yang tinggi pula.
4. Peningkatan efektivitas fungsi-fungsi
pelayanan eksekutif.
5. Peningkatan efisiensi administrasi keuangan
daerah.
6. Pengaturan pembagian sumber-sumber
pendapatan daerah, pemberian keleluasaan
kepada daerah dan optimalisasi upaya
pemberdayaan masyarakat.
OTONOMI DAERAH DAN
DEMOKRATISASI
Memberikan otonomi kepada daerah berarti
memberikan Auto-Aktivitet, yaitu kemampuan
masyarakat daerah untuk merencanakan,
melaksanakan pengawasan terhadap aktivitas
mereka sendiri. Dengan demikian masyarakat
tidak saja diberi hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan terutama memperbaiki
nasibnya sendiri.
Konsekuensi Otonomi Daerah
1. Otda harus dipandang sebagai instrumen
desentralisasi dalam rangka
mempertahankan keutuhan serta
keberagaman bangsa.
2. Otda harus didefinisikan sebagai otonomi
bagi rakyat daerah, bukan otonomi bagi
pemda atau “daerah”
KONTRADIKSI
1. Munculnya “Raja-raja Kecil” di daerah
2. Korupsi bergeser dari pusat ke Daerah
GOOD GOVERNANCE
Menurut MTI:
1. Partisipasi Masyarakat
2. Tegaknya Supremasi Hukum
3. Transparansi
4. Peduli Stake Holder
5. Berorientasi Pada Konsensus
6. Kesetaraan
7. Efektivitas dan Efisiensi
8. Akuntabilitas
9. Visi Strategis

Anda mungkin juga menyukai