Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR

MUSHTHALAH HADITS
Roni Nuryusmansyah
PENGERTIAN MUSHTHALAH HADITS
 Mushthalah artinya adalah istilah.
 Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi, baik berupa:
(1) ucapan,
(2) perbuatan,
(3) taqrir/ketetapan, serta
(4) sifat fisik maupun sifat karakteristik
(akhlak).

Hadis juga disebut khabar, atau atsar. Akan


tetapi kedua istilah tsb juga disandarkan kepada
selain Nabi, misal sahabat, tabi’in, dll. Adapun
hadis, ini khusus disandarkan kepada Nabi.
 Mushthalah hadits adalah sebuah disiplin ilmu
yang membahas istilah-istilah yang digunakan
para ahli hadis (muhaddits) di dalam ilmu hadis.

 Dalam pengertian yang lain, mushthalah hadits


adalah sebuah disiplin ilmu yang membahas
usul/dasar-dasar dan kaidah-kaidah untuk
mengenal keadaan sanad dan matan suatu
hadis untuk mengetahui status/derajat hadis
(dari sisi penerimaan atau penolakan hadis).
MENGENAL SANAD & MATAN
 Sanad adalah Gocolo
silsilah/mata rantai
para perawi (orang yang
meriwayatkan) hadis. Gocole
 Matan adalah teks
hadis. Gocolu

 Contoh:
Gocoli
Saya mendengar dari
Gocola, dari Gocoli, dari
Gocolu, dari Gocole, Gocola
bahwa Gocolo berkata,
“Saya akan menikah
setelah Ramadan ini.” Saya
SAHABAT YANG PALING BANYAK
MERIWAYATKAN HADIS

1. Abu Hurairah (5374)


2. Abdullah bin Umar/Ibnu Umar (2630)
3. Anas bin Malik (2286)
4. Aisyah binti Abi Bakar (2210)
5. Abdullah bin Abbas/Ibnu Abbas (1660)
6. Jabir bin Abdillah (1540)
7. Abu Musa al-Asy’ari (1170)

Di antara yang lainnya: Abdullah bin Mas’ud,


Abdullah bin Amr bin Ash, Abu Dzar, Abu Darda,
dll.
MENGENAL KUTUBUS SITTAH &TIS’AH
 Kutubus sittah adalah enam buku induk hadis:
1. Shahih Bukhari
2. Shahih Muslim
3. Sunan Abu Dawud
4. Sunan Tirmidzi (ada yang bilang Turmudzi)
5. Sunan Nasa-i
6. Sunan Ibnu Majah

Jika yang dimaksud kutubut tis’ah (sembilah)


ditambah: Sunan Darimi, Muwaththa’ Malik,
dan Musnad Ahmad.
PEMBAGIAN HADIS BERDASARKAN METODE
PENUKILAN

Mutawatir Masyhur
Hadis
Ahad Aziz

Gharib
 Hadis mutawatir adalah hadis yang
diriwayatkan oleh banyak perawi sehingga
mustahil mereka bersepakat untuk berdusta.
 Hadis ahad adalah hadis yang belum mencapai
derajat mutawatir:
1. Masyhur/mustafidh, di salah satu thabaqat
(tingkatan) terdapat tiga perawi atau lebih tapi
tak sampai derajat mutawatir
2. Aziz: dua perawi
3. Gharib/fard: satu perawi
 Hadis ahad diterima secara mutlak jika
memenuhi syarat shahih suatu hadis.
PEMBAGIAN HADIS BERDASARKAN
PENERIMAAN ATAU PENOLAKANNYA

Shahih
lidzatihi
Shahih
Shahih
lighairi
Maqbul
Hasan
lidzatihi
Hadis Hasan
Hasan
lighairi
Mardud Dhaif
 Hadis shahih adalah hadis yang memuat lima syarat
keshahihan suatu hadis:
1. Bersambungnya sanad
2. Diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah
(terpercaya/adil/baik agama dan wibawanya)
3. Diriwayatkan oleh perawi yang kuat hafalannya
4. Tidak syadz (menyelisihi yang lebih kuat/banyak)
5. Tidak memiliki illah (cacat/aib yang samar, yang
bisa mencacati keshahihan suatu hadis)
 Hadis hasan, bedanya hanya diriwayatkan oleh
perawi yang sedang/standar hafalannya.
 Jika tidak memenuhi salah satu syarat di atas maka
hadis tsb dhaif/lemah.
 Hadis shahih lidzatihi (karena dzatnya) adalah
hadis yang sudah memenuhi kelima syarat
sebelumnya.
 Hadis shahih lighairi (karena selainnya) adalah
hadis hasan yang banyak jalur periwayatannya
dan saling menguatkan.
 Hadis hasan lidzatihi adalah hadis yang sudah
memenuhi kelima syarat sebelumnya (kecuali
perawinya hanya sedang hafalannya)
 Hadis hasan lighairi adalah hadis dhaif/lemah
yang banyak jalur periwayatannya dan saling
menguatkan.
Tampak
Terputusnya
sanad
Tersembunyi
Dhaif
Cacat dalam
ketsiqahan
Cacat/aib
pada perawi
Cacat dalam
hafalan
 Dhaif karena terputusnya sanad
- tampak: mu’allaq, mursal, mu’dhal, munqathi’
- samar: mudallas, mursal khafi
 Dhaif karena cacat/aib pada perawinya
- dalam ketsiqahan
pendusta, tertuduh suka berdusta, fasik, ahli
bid’ah, tidak dikenal
contoh: maudhu’ (palsu), matruk
- dalam hafalan
hafalannya lemah/jelek, banyak keliru
contoh: munkar, mu’allal, mudraj, maqlub,
mudhtharib, mushahhaf.
PEMBAGIAN HADIS BERDASARKAN
PENYANDARANNYA

Qudsi

Marfu’
Hadis
Mauquf

Maqthu’
 Hadis qudsi (ilahi/rabbani) adalah hadis yang
disandarkan kepada Allah. Berbeda dengan
Alquran. Berjumlah 200 lebih hadis.
 Hadis marfu’ adalah hadis yang disandarkan
kepada Rasulullah. Makna hadis secara dasar.
 Hadis mauquf adalah khabar yang disandarkan
kepada sahabat. Dalam hal ini hadis bermakna
khabar/atsar.
 Hadis maqthu’ adalah khabar yang disandarkan
kepada tabi’in atau yang di bawahnya.
JARH & TA’DIL
 Jarh adalah menyebutkan keadaan seorang
perawi yang menyebabkan ditolak riwayatnya.
Misal: dia pendusta, dia fasik, dia lemah, tidak
tsiqah, buruk hafalannya, tidak diambil
hadisnya
Jarh terbagi menjadi dua: mutlak, dan
muqayyad
 Ta’dil (rekomendasi) adalah menyebutkan
keadaan seorang perawi yang menyebabkan
diterima riwayatnya.
Misal: dia tsiqah, diambil hadisnya, tidak
mengapa, tak usah ditanya lagi tentangnya

Anda mungkin juga menyukai