Anda di halaman 1dari 69

SINTA JAVANI, SST

Paradigma masa lalu


Mencegah infeksi pd waktu melakukan
tindakan atau pasca tindakan pd pasien
AIDS tidak mengenal diskriminasi
Setiap MENIT diseluruh dunia
5 orang meninggal karena
Kasus kematian AIDS di Indonesia
pertama kali ditemukan di RSUP
Sanglah pd 15 April 1987
(wisatawan Belanda)
Epidemi memicu perubahan paradigma
Pencegahan Infeksi
Dikembangkan paradigma baru yg merupakan bg dr upaya
Pencegahan Infeksi utk melindungi petugas pelayanan
kesehatan (termasuk petugas kebersihan) & pasien lain dr
penularan

Pakai masker O2 lebih dulu sblm menolong


orang lain
Paradigma baru
Kewaspadaan Universal :
• Darah dan cairan tubuh setiap pasien
hrs dianggap terinfeksi

• Semua alat medis yg sudah selesai


dipakai hrs dianggap sebagai sumber
penularan

• Penularan dpt terjadi pd setiap pelayanan


kesehatan & pd setiap tingkat pelayanan
(puskesmas, rumah sakit)
Tes HIV tidak mungkin dilakukan pd semua
Px krn :
• Tes HIV tanpa memberitahu pasien
melanggar peraturan internasional &
HAM
• Biaya mahal

• Hasil tes sering baru diterima stl Px


selesai dirawat
• Hasil (-) palsu menyebabkan kurang kewaspadaan
• Hasil (+) palsu menyebabkan kegelisahan
yg tdk perlu utk pasien dan staf
Bila Kewaspadaan Universal diterapkan pd setiap Px, maka
petugas pelayanan kesehatan :
•Tdk perlu takut terkena infeksi saat memberikan pelayanan
•Tdk boleh melakukan diskriminasi pd Px AIDS
•Tdk perlu memasalahkan gaya hidup Px
DEFINISI
MIKROORGANISME :
Agen (bakteri, virus, jamur & parasit) yg
menyebabkan terjadinya infeksi
Mikroorganisme pd manusia sehat ada pd :
• permukaan kulit
• saluran nafas bagian atas
• usus
• vagina
ASEPSIS :
Membunuh mikroorganisme pd permukaan benda hidup
(kulit, jaringan) dan benda mati (peralatan medis) hingga
mencapai tingkat yg aman
ANTISEPSIS :
Membunuh/menghambat mikroorganisme pd kulit &
jaringan tubuh dg menggunakan larutan kimia
Larutan Antiseptik :
• Alkohol (60 - 90% Etil, Isopopil atau Metil Spiritus)
• Yodium (1 - 3%); Yodium Tingtur (Lar. Yodium dg Alkohol)
• Iodofor (Betadin)
• Klorheksidin gluconat 4 % (Hibiscrub, Hibitane)
• Klorheksidin gluconat & Setrimid (Savlon)
• Paraklorometaksilenol (Dettol)
Hal² yg hrs diperhatikan pd penggunaan antiseptik :
• Semua antiseptik dpt tercemar
• Siapkan wadah yg lebih kecil utk kebutuhan se-hari²
• Jangan merendam kasa atau lainnya didlmnya
• Botol yg sudah dibuka hrs habis dlm 1 minggu
• Simpan dlm tempat dingin dan gelap
• Cuci wadah setiap kali mengganti dan keringkan terlebih
dahulu
• Beri label dan catat tanggal penggantian
• Pemakaiannya dg cara menuang, bukan dg mencelupkan
kasa
KEWASPADAAN ISOLASI
( isolation precautions )
kombinasi
 Standard Precautions /Kewaspadaan Standar
gabungan dari
Universal Precautions/Kewaspadaan Universal
Body Substance Isolation/Isolasi duh tubuh
berlaku untuk semua pasien ,kemungkinan /terbukti infeksi ,setiap waktu
di semua yankes

 Transmission-based precautions/ Kewaspadaan berbasis transmisi


dipakai bila rute transmisi tidak dapat diputus sempurna hanya dengan
Standard precautions
dilaksanakan sebagai tambahan Kewaspadaan Standard

2-13
SIKLUS PENYEBARAN INFEKSI
Mikroorganisme patogen

Sumber

Pejamu

Tempat keluar
mikroorganisme

Tempat masuk
mikroorganisme

Metode transmisi
RANTAI PENULARAN PENYAKIT INFEKSI

Agen Penyebab
Infeksi
Bakteri, Jamur, Virus,
Riketsia, Parasit

Pejamu Rentan: Reservoir:


Immunocompromised; Pasca Manusia; Air dan Larutan;
bedah; Luka bakar; Obat; Peralatan
Penyakitkronik;Umur muda; Lansia

Tempat Masuk: Tempat Keluar:


Lapisan mukosa; Luka; Sal. Cerna; Ekskreta; Sekreta; Droplet
Sal. Kemih; Sal. nafas

Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak langsung,
droplet; melalui Udara; mel.
Benda; Vektor
2-15
PENCEGAHAN INFEKSI
Memutus rantai penyebaran infeksi
1) Kebersihan tangan
2) Penggunaan APD
3) Pengelolaan Limbah & benda tajam
4) Peralatan perawatan pasien
5) Kontrol lingkungan
6) Penatalaksanaan Linen
7) Kesehatan karyawan
8) Penempatan pasien
9) Hygiene respirasi/Etika batuk
10) Praktek menyuntik aman
11) Praktek lumbal pungksi

dirancang untuk mengurangi risiko terinfeksi penyakit menular pada petugas


kesehatan baik dari sumber infeksi yg diketahui & yg tidak diketahui 2-17
1 2
CUCI TANGAN PEMAKAIAN
ALAT
PELINDUNG
DIRI

3 4
PENGELOLAAN PENGELOLAAN
BENDA TAJAM ALAT
BEKAS PAKAI

5
PENGELOLAAN
LIMBAH
1
CUCI TANGAN
Sebelum dan sesudah
melakukan tindakan

Setelah melepas sarung tangan

Setelah terkena darah/cairan tubuh


Cara cuci tangan sesuai dengan kebutuhan :
1. Cuci tangan higienik atau rutin :
bertujuan mengurangi kotoran
dan flora yg ada di tangan
dg menggunakan sabun

2. Cuci tangan aseptik :


dilakukan sblm tindakan aseptik pd pasien dg
menggunakan antiseptik

3. Cuci tangan bedah /surgical handscrub :


dilakukan sblm melakukan tindakan
bedah dg antiseptik dan sikat
Mikro-organisme dpt tumbuh dan berkembang biak dlm
air yg diam meskipun telah diberi Antiseptik
• Hindari memasukkan tangan ber-ulang2
kedalam air di baskom
• Bila tidak ada air mengalir :
• Pakai gayung

Cara mengguyur dg gayung memiliki


risiko cukup besar utk terjadinya
pencemaran, baik melalui gagang gayung
ataupun percikan air bekas cucian
kembali ke bak penampungan air bersih
• Pakai alkohol
2
PEMAKAIAN
ALAT
PELINDUNG
DIRI
Pemakaian
Alat Pelindung
Diri
Disesuaikan dg
jenis tindakan
Topi
Apron
Masker

Sarung Tangan
Kaca mata

Baju Operasi

Sepatu
SARUNG TANGAN

Dipakai bila akan :

1. Melakukan tindakan pada pasien

2. Membersihkan alat-alat

3. Membuang sampah medis


CARA MEMAKAI SARUNG TANGAN

CARA MELEPAS SARUNG TANGAN


3
PENGELOLAAN
BENDA TAJAM
Beberapa perilaku yg menempatkan petugas
pelayanan kesehatan atau pasien dlm keadaan
berisiko :
• Menutup jarum suntik kembali
• Melepas jarum dari tabung
• Membengkokkan atau mematahkan jarum sebelum
dibuang
• Salah meletakkan jarum atau pisau/alat tajam
• Dekontaminasi alat suntik sblm dibuang

• Buang alat suntik tanpa ditutup dlm kontainer yg tahan


tusukan atau mesin penghancur

• Bakar kontainer
JARUM JAHIT
Bila pakai jarum tajam, stl selesai menjahit,
pegang benangnya
jarum akan
terkulai (tdk
dpt menusuk)

SKALPEL
SAAT TERTUSUK BENDA TAJAM
Setelah dipakai
Saat dipakai sebelum dibuang
40% 40%

Saat
Lain² pembuangan
5% 15%
PETUGAS PELAYANAN KESEHATAN
TERTUSUK BENDA TAJAM

MEDIS PARAMEDIS
37% 45%
Risiko terinfeksi akibat tertusuk benda tajam
Kasus 1
Residen (as op II) tertusuk jarum saat SC
pasien yg telah diketahui HIV (+)
Kasus 2
Residen tertusuk
jarum saat
menjahit luka epis
pasien HIV (+) yg
tdk diketahui
sblmnya
Kasus 3
PENANGANAN SETELAH TERTUSUK/TERPERCIK

Pertolongan Pertama
Bila tertusuk :
Cuci dg air mengalir dan sabun
Bila terpercik :
Cuci dg air
 Tes Antigen
 Bila belum divaksinasi, beri :
 Obat : Hepatitis B Hyperimmunoglobuline
 Vaksin

 Obat : Interferon

 Beri obat : Anti Retro Viral


 Periksa laboratorium sp 6 bulan
Di AMERIKA :
antara US $ 500 sampai $ 5,000

Di INDONESIA :
gratis

• Ketakutan dan kecemasan


• Penanganan toksisitas obat²an
• Waktu yg hilang selama menjalani
pengobatan
• Kemungkinan kehilangan pekerjaan
4
PENGELOLAAN
ALAT
BEKAS PAKAI
 Dekontaminasi:
Suatu proses untuk menghilangkan / memusnahkan
mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan
medis/objek, sehingga aman untuk penggunaan
selanjutnya.
- Pre Cleaning (Pembersihan)
- Disinfeksi
- Sterilisasi
 Pre Cleaning(Pembersihan) : Suatu proses untuk
menghilangkan kotoran yang terlihat pada peralatan medis /
objek dengan menggunakan detergen/enzimatik,air mengalir,
sikat sehingga kotoran / bahan organik hilang dari permukaan
 Disinfeksi : Suatu proses untuk menghilangkan /
memusnahkan mikroorganisme virus, bakteri, parasit, fungi dan
sejumlah spora pada peralatan medis / objek dengan
menggunakan cairan disinfektan
 Sterilisasi : Suatu proses menghilangkan/memusnahkan
semua bentuk mikroorganisme pada peralatan medis / objek
termasuk endospora yang dapat dilakukan melalui proses fisika
dan kimiawi dengan menggunakan alat sterilisator
 Peralatan Kritis :
Peralatan medis yang masuk kedalam jaringan tubuh steril atau sistem pembuluh
darah. Pengelolaan peralatan dengan cara sterilisasi
Contoh: instrumen bedah, kateter intravena, kateter jantung, dll
 Peralatan semi kritis :
Peralatan yang masuk / kontak dengan membran mukosa tubuh. Pengelolaan
peralatan medis dengan disinfeksi tingkat tinggi.
Contoh: endotracheal tube, endoscopi, nasogastric tube
 Peralatan non kritis :
Peralatan medis yang kontak dengan permukaan kulit yang utuh. Pengelolaan
peralatan medis dengan cara disinfeksi tingkat intermediate / tingkat rendah
Contoh: Tensimeter, stetoscope, bedpan, urinal, linen, apron.
 Alat medis habis pakai
 Permukaan meja / permukaan lain yang
tercemar / tumpahan darah atau cairan
tubuh pasien
 Linen bekas pakai yang tercemar darah/atau
cairan tubuh pasien
Alur Pemrosesan Alat Medis Bekas Pakai

Pre Cleaning (Neutral Detergen, Enzymatic, Helizim)

Pembersihan (Cuci bersih, tiriskan, keringkan)

Desinfeksi
Sterilisasi
(peralatan kritis)
Disinfeksi tingkat Disinfeksi
Masuk dalam pembuluh
darah/jaringan tubuh
tinggi tingkat rendah
Instrumen bedah (peralatan semi kritikal) (peralatan non kritikal)
Masuk dalam mucosa tubuh Hanya pada permukaan tubuh
Endotracheal tube, NGT yang utuh
Direbus Kimiawi Tensi meter, termometer

Dibersihkan dgn
air steril &
 Lakukan kebersihan tangan
 Pakai sarung tanganrumah tangga dan alat pelindung diri
(apron, masker, kaca mata) kalau perlu
 Bersihkan alat medis segera setelah dipakai dengan
menggunakan detergen atau enzimatik, sikat bila perlu,
kemudian cuci dengan air bersih.
 Buka sarung tangan
 Lakukan kebersihan tangan
Metode Sterilisasi

Sterilisasi dengan suhu tinggi


• Sterilisasi uap (Steam Heat)
• Sterilisasi panas kering (Dry Heat)

Sterilisasi dengan suhu rendah


• Ethylene Oxide
• Hydrogen Peroxide Plasma Sterilization
• Formaldehyde / formalin
Metode Sterilisasi

Sterilisasi dengan cairan kimia


• Paracetic acid
• Glutaral dehyde
• Hydrogen perroxide
 Metode sterilisasi paling tua, aman, efektif, relatif tidak
mahal, bersifat non toksik
 Suhu dan waktu:
 121 ° C (250° F) selama 30 menit
 132 ° C (270° F) selama 4 menit .
 Direkomendasikan untuk peralatan yang tahan panas dan
tahan uap.
 Daya bunuh yang kuat
 Daya penetrasi yang baik
 Aman / tidak toksik
 Bisa digunakan untuk semua alat indikator
 Proses cepat
 Pembersihan tidak adekuat
 Konsentrasi larutan disinfektan tidak tepat
 Penyimpanan tidak benar
 Penyimpanan basah setelah sterilisasi
DEKONTAMINASI
Mengurangi tetapi tdk menghilangkan
jumlah mikroorganisme pd alat & bahan
yg terkontaminasi oleh darah/cairan tubuh
selama atau setelah operasi

Prinsip
• Mematikan virus Hepatitis & AIDS
• Membuat alat² aman utk penanganan selanjutnya
• Harus dilakukan sblm pencucian alat²
Praktek
Alat-alat & sarung tangan yg baru selesai dipakai,
rendam dlm larutan KLORIN 0,5 %
selama 10 menit dan segera dicuci (WHO 1989)
DEKONTAMINASI

CUCI & BILAS


Prinsip
• Menghilangkan bahan² organik
Bahan² organik melindungi mikroorganisme terhadap
Sterilisasi & Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
• Harus dilakukan utk mengefektifkan Sterilisasi & DTT
Praktek
• Cuci dg air & deterjen
• Sikat sp tampak bersih

• Bilas dg air bersih

• Keringkan
DEKONTAMINASI

CUCI & BILAS


Metode terbaik

STERILISASI Prinsip
Membunuh semua mikro-
organisme (bakteri, virus,
jamur & parasit) termasuk
bakteri endospora dr
semua peralatan
Praktek
1. Menguapkan (Otoklaf )
Suhu hrs mencapai 121ºC
Tekanan106 kPa (15 lb/in2)
Waktu :
20 menit utk alat² yg tdk dibungkus
30 menit utk alat² yg dibungkus
2. Memanaskan (Oven)
Suhu 170ºC utk 1 jam atau 160ºC utk 2 jam
Diamkan selama 1 jam kmd dinginkan
selama 2 jam
Jarum & scalpel pd suhu 160 ºC , bila suhu lebih tinggi
mudah tumpul
3. Merendam (Kimiawi)
• Rendam dalam :
- Glutaraldehyde (Cydex)
selama 8 - 10 jam
atau
- Formaldehyde (Formalin)
selama 24 jam
• Bilas dg air steril
DEKONTAMINASI

CUCI & BILAS


Metode terbaik Metode Alternatif

STERILISASI DESINFEKSI TINGKAT TINGGI


Prinsip
Menghilangkan semua mikro-
organisme kecuali Endospora
Praktek
• Merebus
• Mengukus
• Merendam
1. MEREBUS
• Rebus selama 20 menit
Waktu 20 menit utk
ketinggian sp 5500 m
• Waktu merebus dihitung
sejak air mulai mendidih
• Alat² hrs terbenam seluruhnya
dlm air
• Jangan tambah apapun stl air
mulai mendidih
2. MENGUKUS
Kukus selama 20 menit dihitung sejak keluar uap

Tahun 1994

3. MERENDAM
Rendam dlm Larutan Desinfektan selama 20 menit :
• Klorin 0,1%
• Glutaraldehid ( Cydex) 2-4 %
• Formaldehid (Formalin) 8 %
• Hidrogen Peroksida (Perhydrol) 6 %
Bilas dg air mendidih
PENGELOLAAN ALAT² BEKAS PAKAI

Metode terbaik Metode alternatif

Kimiawi Otoklaf Oven Rebus Kukus Rendam


5
PENGELOLAAN
LIMBAH

Anda mungkin juga menyukai