Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN

BROMATOMETRI

REAKSI

APLIKASI BROMATOMETRI

BROMATOMETRI DALAM TITRASI

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


BROMATOMETRI

INDIKATOR YANG DIGUNAKAN


PENGERTIAN BROMATOMETRI

Bromatometri merupakan salah satu metode


penetapan kadar suatu zat dengan dasar
reaksi oksidasi dari ion bromat (bro3).

Oksidasi adalah suatu proses yang


mengakibatkan hilangnya elektron dari
dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila
suaatu unsur dioksidasi, keadaan
oksidasinya berubah ke harga yang lebih
positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat
yang memperoleh elektron, dan dalam
proses itu zat tersebut direduksi
BrO3 + 6H + 5Br 3Br2 + 3H2O
APLIKASI BROMATOMETRI

1. Senyawa-senyawa yang bersifat reduktor seperti vitamin c


2. Senyawa-senyawa yang mampu bereaksi secara subtitusi dengan brom seperti fenol,
asam salisilat, anilin dan sulfonamida
3. Senyawa-senyawa yang mampu bereaksi secara adisis dengan brom seperti kalsium
siklobarbital da etena

Reaksi brominasi senyawa-senyawa organik larutan standar seperti kalium bromat dapat
dipergunakan untuk menghasilkan sejumlah bromin dengan kuantitas yang diketahui.
Bromin tersebut kemudia dapat dipergunakan untuk membrominasi secara kuantitatif
berbagai senyawa organik.

Dalam suasaana asam, ion bromat mampu mengoksidasi iodida menjadi iod, sementara
dirinyaa direduksi menjadi brimida :
Bro3 - + 6H+ + 6I+ + Br- + 3 I2 + 3H2O
Analisa yang bertujuan untuk pencampuran antara larutan asam dan
basa dalam menentukann kadar suatu larutan dikenal denga proses
titrasi. Titrasi adalah penambahan titrat yang sudah diketahui
konsentrasinya kedalam titran yang volume atau molaritasnya
abelum diketahui
Dalam titrasi dikenal istilah larutan baku primer dan larutan baku
sekunder. Larutan baku primer adaalah laarutan yang telah
diketahui secara tepat konsentrasinya sedangkan larutan baku
sekunder adalah larutan yang dimana konsentrasinya ditentukan
dengan jalan pembakuan menggunakan larutan baku primer.
Bromatometri merupakan salah satu metode
oksidmetri dengan dasar reaksi ion bromat.
Oksidasi potensiometri yang relatif tinggui dari
sistem ini menunjukan bahwa kaliumbromat
adalah oksidator uaat. Hanya sajja kecepatan
reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan
kecepataan ini titrasi dilakukan dalam keadaan
panas dn dlam lingkungan asam kuat. Adanya
sedikit kelebihan kalium bromatdalam laruutan
menyebabkan ion bromide bereaaksi denga
ion bromite dan ion bromin yang dibebaskan
akann merubah larutan menjadi warna kuning
pucat. Warna ini sangat lemah sehingga tidak
mudah untuk menetapkan titik akhir
Indikator yang biasa digunakan dalam titrasi bromatometri
adalah larutan kaji. Komponen utama dari kanji yaitu amilosa
dan amilopekin. Indikator kanji bersifat reversible. Adpun
kekurangan kanji sebagai indikator adalah kanji tidaak larut
dalam air dingin. Suspensinya dalam aair tidaak stabil dann
bila penambahan kanji dilakukan pada awal titrasi dengan
iodium akanmembentuk kompleks iod-amilum .
Selain larutan kanji, indikator lainnya
Yang sering digunakan dalam
Titrasi bromatometri adalah
Kalium bromat jingga metal merah fuchsin permanganate
kalium iikromat amilum
Cara kerja
1. Pembuatan larutan baku bromin 0,1 N
- siapkan alat dan bahan
- timbang 3 gr Kalium Bromat + 15 gr kalium
bromida
- masukkan bahan ke labu takar 100 ml + air
250 ml ke dalam labu takar, kocok ad larut
sempurna
- tambahkan aquadest hingga batas tanda
- masukkan dalam botol beri etiket
2. Penetapan larutan bromin 0,1 N dengan
natriumtiosulfat
- larutan bromin di pipet 25 ml masukkan
dalam erlenmeyer
- encerkan dengan 120 ml air + 5 ml larutan
HCl , tutup lalu kocok perlahan
- tambahkan larutan kalium iodida 5 ml, di
tutup , kocok
- biarkan selama 5 menit pada suhu kamar dab
terlindung dari cahaya
- titrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat
0,1 N
3. Penetapan kadar INH
- siapkan alat dan bahan
- timbang INH 100 mg, masukkan dalam
erlenmeyer
- tambahkan aquadest ad 50 ml , ukur 10 ml
masing-masing masukkan dalam erlenmeyer
- tambahkan 5ml KBr kocok ad homogen
- tambahkan 2 ml HCl pekat
- tambahkan KI 10% , simpan tempat gelp
selama 5 menit
- titrasi dengan natriumtiosulfat , lihat
perubahan warna dan catat volume titrasi
4. Penetepan larutan kanji 5%
- siapkan alat dan bahan
- timbang kanji 5%
- ukur 5ml aquadest sambil di aduk
- panaskan diatas pemanas sambil terus
diaduk ad mendidih
- dinginkan sampai suhu 60-70 derajat celcius,
masukkan dalam botol larutan
- siap dipakai
Data Hasil Percobaan:

No. Nama Siswa Volume Volume


Absen Titrasi
Kelas : XII/…. akhir awal

Volume Rata-rata

 Perhitungan :
 V1 = 10 mL N1 = 0,097 N
 V2= …………………mL N2 = ………………...N
 V1 x N1 = V2 x N2
BEBERAPA JENIS INDIKATOR PADA TITRASI
BROMATOMETRI
1. INDIKATOR SENDIRI
APABILA TITRAN DAN ANALIT SALAH
SATUNYA
1. INDIKATOR AMILUM
2. INDIKATOR REDOKS
Keuntungan dan kerugian
1. Pelaksanaannya praktis dan mudah
2. banyak masalah yang ditemukan
3. Mempunyai perbandingan stoikiometri yang
sederhana
4. Kelemahannya yaaitu adanya sedikit kelebihan
broma dalam larutan yang menyebabkan ion bromide
bereaksi dengan ion bromate dan bromin yang
dibebaskan akan merubah larutan mejadi warna
kuning pucat yang lemah sehingga tidak mudah Tidak
untuk menetapkan titik akhir titrasi
5. Bromin yang dilepaskan ini tidak stabil karena
mempunyai tekanan uap yang tinggi dan mudah
menguap karena penetapanharus dilakukan pada suhu
terendah
 Indikator Sendiri
Apabila titrant dan analit salah satunya sudah
berwarna, sebagai contoh penentuan oksalat dengan
permanganat dimana larutan oksalat adalah larutan yang
tidak berwarna sedangkan permanganat berwarna ungu tua,
maka warna permanganat ini dapat dipakai sebagai
indikator penentuan titik akhir titrasi.
Pada saat titik akhir titrasi terjadi maka warna larutan
akan berubah menjadi berwarna merah muda akibat
penambahan sedikit permanganat.
Contoh lain titrasi redoks yang melibatkan indikator
sendiri adalah titrasi alkohol dengan menggunakan kalium
dikromat.
• Indikator Amilum
Indikator amilum dipakai untuk titrasi redoks yang melibatkan iodine. Amilum
dengan iodine membentuk senyawa kompleks amilum-iodin yang bewarna biru
tua. Pembentukan warna ini sangat sensitive dan terjadi walaupun I2 yang
ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit.

• Indikator Redoks
Indikator redoks melibatkan penambahan zat tertentu kedalam larutan yang akan
dititrasi. Zat yang dipilih ini biasanya bersifat sebagai oksidator atau reduktor
lemah atau zat yang dapat melakukan reaksi redoks secara reversibel. Warna
indikator dalam bentuk teroksidasi dengan bentuk tereduksinya berbeda sehingga
perubahan warna ini dapat dipakai untuk penentuan titik akhir titrasi redoks.
Reaksi indikator dapat dituliskan sebagai berikut: (Inox bentuk teroksidasi dan
Inred bentuk tereduksi) Indikator redoks berubah warnanya pada kisaran potensial
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai