Anda di halaman 1dari 26

Kementerian Pekerjaan Umum

Direktorat Jenderal Cipta Karya

Percepatan Pencapaian
Target MDGs Bidang Cipta Karya
Oleh
Direktur Jenderal Cipta Karya

Jakarta, 31 Mei 2010


Kerangka Penyajian
A. Pengantar
1. Inpres 3/2010 Program Pembangunan yang Berkeadilan
2. Keterkaitan Inpres 3/2010 dengan Bidang Cipta Karya

B. Kebijakan dan Strategi Pencapaian MDGs Bidang Cipta Karya


1. Isu Strategis
2. Pencapaian Target MDGs
3. Kontribusi Terhadap Pencapaian Target MDGs

C. Kondisi Saat Ini (2009) Sektor Air Minum


1. Pencapaian Akses Air Minum Aman Tahun 2009
2. Pencapaian Cakupan Pelayanan Perpipaan Perkotaan Tahun 2009

D. Kondisi Saat Ini (2009) Sektor Sanitasi


1. Pencapaian Pelayanan Sanitasi Perkotaan Tahun 2009
2. Cakupan Pelayanan Sanitasi Perkotaan Tahun 2009

E. Program Percepatan Pencapaian Target MDGs Bidang Cipta Karya


1. Program Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Inpres 3/2010
Program Pembangunan yang Berkeadilan

1. Pro Rakyat
2. Keadilan untuk Semua (Justice for All)
3. Pencapaian Tujuan Pembangunan
Milenium (Millenium Development
Goals – MDGs)
Inpres 3/2010
Program Pembangunan yang Berkeadilan
1. Pro Rakyat 3. Pencapaian Tujuan Pembangunan
 Program penanggulangan kemiskinan Milenium (MDGs)
berbasis keluarga  Program pemberantasan kemiskinan dan
 Program penanggulangan kemiskinan kelaparan
berbasis pemberdayaan masyarakat  Program pencapaian pendidikan dasar
 Program penanggulangan kemiskinan untuk semua
berbasis pemberdayaan usaha mikro dan  Program pencapaian kesetaraan gender
kecil dan pemberdayaan perempuan
2. Keadilan untuk Semua (Justice for All)  Program penurunan angka kematian anak
 Program keadilan bagi anak  Program kesehatan ibu
 Program keadilan bagi perempuan  Program pengendalian HIV/AIDS, malaria,
 Program keadilan di bidang dan penyakit menular lainnya
ketenagakerjaan  Program penjaminan kelestarian
 Program keadilan di bidang bantuan hukum lingkungan hidup
 Program keadilan di bidang reformasi  Program pendukung percepatan
hukum dan peradilan pencapaian MDGs
 Program keadilan bagi kelompok miskin
dan terpinggirkan
Keterkaitan Inpres 3/20 dengan
Bidang Cipta Karya

1. Program Penanggulangan
Kemiskinan Berbasis pada
Pemberdayaan Masyarakat:
 PNPM Perkotaan,
 PPIP,
 PISEW
2. Program Penjaminan Kelestarian
Lingkungan Hidup:
 Air Minum
 Sanitasi
Isu Strategis
Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
1. Isu Lingkungan
Daya dukung air baku semakin terbatas akibat
pengelolaan tangkapan air kurang baik, pencemaran
domestik dan industri dan eksploitasi sumber air daya air
yang berlebihan, sementara jumlah penduduk meningkat
2. Isu Pelayanan Air Minum dan Sanitasi
 Cakupan pelayanan air minum dengan sistem
perpipaan masih rendah (Nasional 26,72 % :
Perkotaan 35,03 % & Perdesaan 14,29 %)
 Tingkat kehilangan air rata-rata masih tinggi (Nasional
37 %) dan tekanan air di jaringan distribusi masih
rendah
 Akses prasarana dan sarana sanitasi dasar sudah
mencapai 78,86 % (perkotaan 90,03 % dan
perdesaan 68,29 %) yang layak hanya 51,02 %
(perkotaan 69,55 % dan perdesaan 34,00 %) sesuai
Data BPS, 2009
 Semakin tingginya tingkat timbulan sampah dan
belum optimalnya penangan persampahan
Isu Strategis
Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
3. Isu Daya Saing
Ketersediaan infrastruktur dasar
perkotaan yang layak tentunya akan
meningkatkan daya saing kota itu
sendiri
• Kapasitas kelembagaan terkait
penyelenggaraan SPAM dan
sanitasi masih perlu ditingkatkan
• Kesulitan pendanaan untuk
pengembangan, operasional, dan
pemeliharaan SPAM dan PS
sanitasi karena rendahnya tarif
dan tingginya beban utang PDAM
• Potensi masyarakat dan dunia
usaha belum diberdayakan secara
optimal
Pencapaian Target
Millenium Development Goals (MDGs)
Goal 7 Target 10
Penurunan sebesar separuh proporsi jumlah penduduk tanpa akses terhadap
sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar
pada 2015.
MDGs PROGRESS REPORT 2009
No. INDIKATOR 1993 2007 SAAT INI TARGET CATATAN
(%) (%) (2009) 2015
(%) (%)
Proporsi penduduk terhadap air
A. 20.90 52.10 47.63 60.30
bersih
- Sumber air terlindungi – perkotaan 87.60 49.79 57.54 Menurun
- Sumber air terlindungi - perdesaan 52.10 45.65 61.60 Menurun
B. Perpipaan 25,49 36,36
Air minum perpipaan kota 30.80 35.03 47,39 Meningkat
Air minum perpipaan desa 9.00 14.29 19,76 Meningkat
Proporsi penduduk terhadap
B. 24.74 51.02 62.37
sanitasi yang layak
- Rumah Tangga di Perkotaan 56.60 69.55 78.30 On Track
- Rumah Tangga di Perdesaan 11.08 34.00 55.54 On Track
Kontribusi Terhadap Pencapaian
Target MDGs (Sektor Air Minum)

– Kontribusi Renstra PU terhadap pencapaian MDGs 10,7 Juta Jiwa (4,3%)


sebesar Rp 11,8 Triliun
– Potensi kontribusi PDAM/KPS/Pinjaman Perbankan/Non Perbankan (IIF)
terhadap pencapaian MDGs 20 Juta Jiwa (8,1%) sebesar Rp 22 Triliun
– Untuk pencapaian
target MDGs 2015
sebesar 8,305,260
Belum Terlayani di
2015, 39.7% Juta Jiwa (3,35%)
Existing 2009, 44.5%
diharapkan dapat
PDAM, 8.1%
dipenuhi melalui
SPAM bukan
jaringan perpipaan
SPAM BJP
Terlindungi 3,35%
terlindungi
PU, 4.3%
Kontribusi Terhadap Pencapaian
Target MDGs (Sektor Air Minum)

2. Dana Pemerintah (APBN dan APBD) diprioritaskan untuk


a. Peningkatan akses bagi IKK/Daerah Rawan Air/MBR, yaitu:
 APBN sebagai stimulan
 Pemerintah daerah perlu meningkatkan alokasi dana APBD
b. Fasilitasi penyehatan PDAM agar kinerja lebih baik
3. PEMDA harus mampu meningkatkan kinerja PDAM agar secara
mandiri mampu meningkatkan pelayanan, baik melalui dana sendiri
maupun melalui pinjaman dana Perbankan
4. Pemerintah Pusat dan Daerah harus mendorong KPS jika
diperlukan melalui Government Support
5. Pemerintah memberikan fasilitasi dukungan air baku untuk air
minum (Renstra 2010-2014: 11.120 L/detik).
Kontribusi Terhadap Pencapaian
Target MDGs (Sektor Sanitasi)
1. Kontribusi Sektor Sanitasi
Masih blm  Kontribusi Renstra PU terhadap
Terlayani 2015,
21.70%
pencapaian MDGs 5.160.000
jiwa (3.50 %) sebesar Rp.
4,985 Trilyun
GAP, 15.87%
Eksisting, 56.70%  Potensi Kontribusi DAK
Sanitasi sebesar 3.291.000 jiwa
(2.23 %) sebesar Rp 1,7 T.
 Gap pencapaian target MDGs
2015 adalah sebesar 15,87%
DAK, 2.23%
PU, 3.50% yang diharapkan dapat
dipenuhi oleh APBD, swasta,
dan masyarakat.
2. Dalam rangka untuk memenuhi target bebas BABS pada tahun 2015 (100%
penduduk perkotaan) maka perlu peningkatan akses sanitasi lagi terhadap
31.965.310 jiwa (21,7 %) melalui :
 Peningkatan alokasi DAK Sanitasi bagi MBR sebanyak 3.426.681 jiwa (10,72%).
 Swadaya masyarakat, bagi masyarakat menengah ke atas sebanyak 28.538.629
jiwa (89,28%).
Pencapaian Akses Air Minum Aman Tahun 2009
70.00
62.09 Target MDGs 60,30%
60.00 53.49
56.62

50.00
Rata-rata Nasional 47,63% 45.90
44.43
41.21
39.15
40.00 36.69

30.00
20.00
10.00
0.00

Perkotaan Pedesaan Total


Air Air Air
Propinsi Air Air minum Air Air minum Air Air minum
minum minum minum
Kemasan tdk layak Kemasan tdk layak Kemasan tdk layak
layak layak layak
Bengkulu 10.37 42.95 46.68 2.16 27.51 70.33 5.02 32.89 62.09
Lampung 15.94 37.51 46.55 2.82 41.27 55.91 6.20 40.30 53.49
Kep. Bangka Belitung 35.59 34.56 29.85 12.97 39.09 47.93 23.96 36.89 39.15
Kep. Riau 47.23 36.78 15.99 1.43 38.61 59.96 25.67 37.64 36.69
Jawa Barat 22.15 40.97 36.89 5.97 39.74 54.29 15.14 40.43 44.43
Banten 38.29 27.38 34.33 9.13 27.03 63.84 26.86 27.24 45.90
Kalimantan Barat 15.38 76.37 8.25 1.71 45.49 52.80 5.26 53.53 41.21
Kalimantan Tengah 17.17 53.23 29.60 1.68 28.36 69.96 6.80 36.58 56.62
Grafik Pencapaian Cakupan Pelayanan Perpipaan Perkotaan
per Provinsi Tahun 2009

70.00 65.56
Target MDGs 60,30%
60.00 55.70

50.00 45.07

40.00 Rata-rata Nasional 35,03%


30.00
23.54
20.41
20.00 13.86
16.00
10.18
10.00

0.00

JUMLAH PENDUDUK 2009 CAKUPAN PELAYANAN


JUMLAH JIWA PENDUDUK 2009
NO. PROVINSI JUMLAH SR PERPIPAAN
TERLAYANI * (BPS) KOTA DESA PERKOTAAN
1 BANGKA BELITUNG 10,811.00 59,460.50 1,138,100.00 584,368.00 553,732.00 10.18
2 RIAU & KEP. RIAU 246,310.00 1,354,705.00 6,821,800.00 5,756,045.00 1,065,755.00 23.54
3 BENGKULU 54,398.00 299,189.00 1,666,900.00 663,830.00 1,003,070.00 45.07
4 LAMPUNG 60,492.00 332,706.00 7,491,900.00 2,401,159.00 5,090,741.00 13.86
5 BANTEN 187,236.00 1,029,798.00 9,782,800.00 6,437,109.00 3,345,691.00 16.00
6 JAWA BARAT 996,548.00 5,481,014.00 41,501,500.00 26,861,117.00 14,640,383.00 20.41
7 KALIMANTAN BARAT 133,033.00 731,681.50 4,319,100.00 1,313,560.00 3,005,540.00 55.70
8 KALIMANTAN TENGAH 83,302.00 458,161.00 2,085,800.00 698,791.00 1,387,009.00 65.56
Pencapaian
Cakupan Pelayanan Sanitasi Perkotaan 2009

No Indikator Cakupan Pelayan 2009 (%) Keterangan

1. Perkotaan
- Improved 69.55 ROADMAP BPS 2010
- Unimproved 30.45
2 Nasional
- Improved 51.02 ROADMAP BPS 2010
- Unimproved 48.98

jumlah jiwa terlayani sanitasi yang layak di perkotaan 85,318,452


total jumlah jiwa terlayani 118,044,719
jumlah penduduk total nasional (jiwa) 231,369,500
jumlah penduduk perkotaan (53.02%) 122,672,109
Grafik
Cakupan Pelayanan Sanitasi Perkotaan 2009

90.00

Target MDGs di Perkotaan 78,30% 81.35


80.00 77.16 77.30
74.93

70.00
61.85
59.32 58.22
60.00 56.29

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
Program Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
1. Program APBN Ditjen Cipta Karya
 Kegiatan Penyediaan Air Minum Perkotaan
• IKK di 820 IKK dengan alokasi dana Rp 4,7 T
• MBR/RSH/Rusuna di 577 kawasan dengan alokasi Rp 1,2 T
• Kawasan khusus (KAPET, Kab. Pemekaran, dan Perbatasan) di 100 kws dengan Rp 292 M
 Kegiatan Penyediaan Air Minum Perdesaan dengan alokasi Rp 4,51 T yang terdiri dari:
• Desa Rawan Air/Terpencil/Pulau Kecil Terluar di 2.340 desa
• Pamsimas di 2.310 desa
 Kegiatan Penyediaan Sistem Sanitasi
• Pengembangan PS AL Sistem Off Site di 11 kota dengan alokasi dana Rp 4,13 T
• Pengembangan PS AL Sistem On Site di 210 kab/kotadengan alokasi dana Rp 331 M
 Kegiatan Persampahan
2. Program DAK Air Minum dan Sanitasi
 DAK Air Minum, meliputi kegiatan mengoptimal SPAM Terbangun (pemanfaatan sisa
kapasitas terpasang) dan/ atau pembangunan baru SPAM bagi masyarakat pada IKK dan
desa rawan air, kekeringan dan kumuh perkotaan
 DAK Sanitasi, meliputi kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) dg
prioritas utama pada kegiatan pengembangan prasarana dan sarana air limbah komunal
berbasis masyarakat, prioritas selanjutnya pengembangan fasilitas pengurangan sampah
berbasis masyarakat dengan pola 3R serta pengembangan prasarana dan sarana drainase
mandiri yang berwawasan lingkungan
 Alokasi dana DAK Air Minum dan DAK Sanitasi adalah Rp 3,4 T
Program Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

3. Program Percepatan Penyediaan Air Minum Perkotaan melalui Pembiayaan


Pinjaman Bank Nasional
a. Program ini hanya dapat diikuti oleh PDAM yang memiliki kinerja sehat dan
menerapkan tarif FCR, serta PDAM yang telah mengikuti program restrukturisasi
utang dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan.
 Peraturan Presiden No 29 tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi
Suku Bunga oleh Pemerintah Pusat
 PMK Nomor 229/2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Jaminan
dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam rangka Percepatan
Penyediaan Air Minum
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21 tahun 2009 tentang Pedoman
Kelayakan Investasi Pengembangan SPAM oleh PDAM
b. Peran Pemerintah Pusat dalam mendukung pinjaman PDAM pada Perbankan
Nasional yang mendapatkan jaminan dan subsidi bunga adalah:
 Fasilitasi penyiapan proposal pengembangan SPAM PDAM pada Perbankan
Nasional.
 Dukungan Ketersediaan Air Baku
Program Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
4. Program Hibah Air Minum dan Air Limbah
a. Program ini merupakan upaya percepatan penambahan jumlah sambungan rumah (SR
Air Minum/Air Limbah) baru melalui penerapan output based.
b. Hibah Air Minum dan Air Limbah dimaksudkan juga sebagai insentif bagi pemerintah
daerah, yang melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan
penyediaan pelayanan air minum dan air limbah di daerahnya.
c. Pemerintah daerah disyaratkan untuk melakukan penyertaan modal atau penerusan
hibah dari pemerintah daerah kepada PDAM/PDAL, dan selanjutnya PDAM/PDAL
membangun SR. Pembangunan SR diutamakan bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR) di wilayah perkotaan.
d. Dana hibah dapat dicairkan oleh pemerintah daerah setelah adanya verifikasi oleh Tim
Verifikasi mengenai kinerja pelayanan SR selama 2 (dua) bulan kepada pelanggan yang
menjadi sasaran untuk program ini.
e. Hingga saat ini pencapaian Alokasi Dana Program Hibah Air Minum telah diprogramkan
bagi 22 (duapuluh dua) kabupaten/kota di Indonesia, dan akan terus dikembangkan bagi
Pemda yang berminat mengikuti program ini hingga akhir tahun 2014. Sedangkan untuk
Program Dana Hibah Sanitasi sudah dilaksanakan di 5 kota.
Program Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

5. Program Percepatan Sanitasi


untuk Mendorong Swadaya
Masyarakat
 Kegiatan kampanye, edukasi,
advokasi dan pendampingan
seperti lokakarya nasional dan
roadshow nasional.
 Persiapan kaderisasi fasilitator
 Penyusunan Strategi Sanitasi
Kota
 Penyusunan memorandum
program
 Implementasi
 Pemantauan, pembimbingan,
evaluasi dan pembinaan
Progres Pelaksanaan Kegiatan Ditjen Cipta Karya
Tahun 2010

Progres
Paket Yang Belum Progres
No. Provinsi Keuangan
Kontrak Fisik (%)
(%)
1 Kepulauan Riau 23 paket (47,92 %) 10.23 11.33
2 Bengkulu 30 paket (42,86 %) 6.77 12.76
3 Bangka Belitung 22 paket (43,14 %) 4.68 6.85
4 Lampung 3 paket (7,14 %) 19.27 17.61
5 Banten 32 paket (53,33 %) 9.43 10.80
6 Jawa Barat 55 paket (74,32 %) 4.53 4.79
7 Kalimantan Barat 35 paket (54,69 %) 3.69 3.99
8 Kalimantan Tengah 2 paket (4 %) 12.45 15.01
Progres Nasional 1.193 paket (46,93 %) 10.80 9.78

Anda mungkin juga menyukai