Anda di halaman 1dari 13

Pemberian Oksigen

Kelompok I
1.Marsel Buleno
2.Noris Gorogoro
3.Sally Robot
4.Lidya Patasaka
5.Yusrianti Akase
6.Agustina Ishak
7.Ririn Kalaki
8.Tita Lowo
9.Feibiola Lengkong
10.Janet Tenda
Pemberian Oksigen

Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian


bantuan gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan
pernapasan ke dalam paru yang melalui saluran pernapasan dengan
menggunakan alat khusus.
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-
paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu
oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui 3 cara, yaitu
melalui kateter nasal , kanula nasal, dan masker oksigen.
Tujuan Pemberian Oksigen

1. Memenuhi kekurangan oksigen.


2. Membantu kelancran metabolisme
3. Sebagai tindakan pengobatan.
4. Mencegah hipoksia.
5. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung.
Indikasi

Terapi ini dilakukan pada penderita :

1. Dengan anoksia atau hipoksia


2. Dengan kelumpuhan alat-alat pernapasan
3. Selama dan sesudah dilakukan narcose umum.
4. Mendapat trauma paru
5. Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock. Dispeneu, cyanosis,apneu.
6. Dalam keadaan koma
Lanjuutttt,,,,,,

1. Tabung oksigen beserta isinya.


2. Regulator dan flow meter.
3. Botol pelembab.
4. Masker atau nasal prong
5. Slang penghubung.
Persiapan pasien :
- Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
Persiapan lingkungan :
- Menutup pintu , jendela, dan memasang sampiran.
Prosedur Kerja

Kateter Kanul

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


2. Cuci tangan.
3. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 L
/mnt. Kemudian obsevasi humidifier dengan melihat air bergelembung.
4. Atur posisi dengan semi-fowler.
5. Ukur kateter nasal dimulai dengan lubang telinga sampai ke hidung dan berikan tanda.
6. Buka saluran udara dari tabung oksigen.
7. Berikan minyak pelumas (vaselin/jeli).
8. Masukkan kedalam hidung sampai batas yang ditentukan.
9. Lakukan pengecekkan kateter apakah sudah masuk apa belum, dengan menekan lidah
pasien menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di belkang uvula).
Lanjuttt,,,,

10. Fiksasi pada daerah hidung.


11. Periksa kateter nasal setiap 6-8jam.
12. Kaji cuping, septum, dan mukosa
hidung serta periksa kecepatan aliran
oksigen tiap 6-8 jam.
Kanula Nasal
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan,
biasanya 1-6 L/mnt. Kemudian observasi humidifier pada tabung
dengan adanya gelembung air.
4. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk
kenyamanan pasien.
5. Periksa kanula tiap 6-8 jam
6. Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan
aliran oksigen tiap 6-8 jam.
7. Catat kecepatan aliran oksigen rute pemberian dan respon klien.
8. Cuci tangan setelah prosdur yang dilakukan.
Masker Oksigen

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


2. Cuci tangan.
3. Atur posisi dengan semu-fowler.
4. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan,
biasanya 6-10L/mnt. Kemudian observasi humidifier pada
tabung air dengan adanya gelembung
5. Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien
dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien.
6. Periksa kecepatan tiap 6-8 jam, catat kecepatan aliran oksigen,
rute pemberian , dan respon klien.
7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Tata kerja
1. Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan.
3. Hubungkan nasal prong atau masker dengan selang oksigen ke botol
pelembab.
4. Pasang ke penderita
5. Atur aliran oksigen ssuai dengan kebutuhan.
6. Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi, lepas nasal prong atu masker
dari penderita.
7. Tabung oksigen di tutup.
8. Penderita di rapikan kembali.
9. Peralatan dibereskan.
Perhatian
 Amati tanda-tanda vital sebelum selam dan sesudah pemberian oksigen.
 - Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan , misalnya : api, yang dapat
menimbulkan kebakaran.
 - Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada
pada botol.
 - Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila
tidak dipakai.
 - Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan
kering.
 - Pemberian oksigen harus hati-hati terutam apada penderita penyakit paru
kronis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan
hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran.
 - Terapi oksigen sebaiknya di awali dengan aliran 1-2 L/mnt, kemudian
dinaikkan pelan-pelan sesuai kebutuhan.
Kesimpulan

Pemberian oksigen adalah suatu tata cara pemberian


oksigen pada penderita yang mengalami gangguan
pernapasan ke dalam paru-paru melalui saluran
pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen.
Pemberian oksigen digunakan pada pasien yang mengalami
trauma paru , anoksia atau hipoksia. Pemberian oksigen
bertujuan untuk memenuhi pasien yang kekurangan
oksegen.

Anda mungkin juga menyukai