Anda di halaman 1dari 60

Pengaruh Likuiditas, Kebijakan Utang, Pertumbuhan

Perusahaan serta Dewan Komisaris dan Komite Audit pada


Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 - 2017

Oleh:
Putu Desy Pirdayanti
Putu Desy Pirdayanti
1506305125
1506305125
2

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Dividen menjadi salah satu pertimbangan bagi investor untuk
menanamkan modalnya di suatu perusahaan untuk mencari
tingkat pengembalian investasi (return).

PSAK No. 23 merumuskan dividen sebagai distribusi laba


kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi mereka dari
jenis modal tertentu.
Latar belakang

Kebijakan dividen telah menjadi teka-teki utama dalam keuangan perusahaan.


Mengurangi atau menghilangkan dividen sama saja dengan pengumuman bahwa
perusahaan itu secara finansial tertekan. Dewan direksi harus memikirkan
kebijakan dividen dengan sangat hati-hati

Kebijakan dividen seringkali menimbulkan konflik keagenan.

Adanya konflik agensi inilah yang cenderung membuat keputusan pembagian dividen
menjadi keputusan yang sulit bagi perusahaan. Sehingga kebijakan dividen yang
optimal perlu diperhatikan karena dapat menciptakan keseimbangan antara dividen
saat ini dan pertumbuhan di masa depan.

4
Fenomena

Tabel 1.1 Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Burrsa Efek Indonesia tahun 2013 - 2017

Nama Perusahaan Dividend Payout Ratio

2013 2014 2015 2016 2017

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 66,13 94,29 35,07 88,35 138,55

Duta Pertiwi Nusantara Tbk. 11,44 0 15,11 0 14.08

Gudang Garam Tbk. 35,56 28,67 77,73 74,93 64.52

Argha Karya Prima Industry Tbk. 66,7 15,62 22,13 0 0

Sumber: Data diolah (2019)

5
Fenomena

Menurut Riyanto (2011:267), faktor-faktor yang mempengaruhi


kebijakan dividen suatu perusahaan adalah posisi likuiditas suatu
perusahaan, kebijakan hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan
dan pengawasan terhadap perusahaan. Pada penelitian kali ini
penulis tertarik untuk meneliti pengaruh variabel tersebut
terhadap kebijakan dividen.

Sumber: www.idx.co.id

6
Latar belakang
Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen

Kebijakan Kontrol pada


Likuiditas Growth Perusahaan
Hutang

Dividen merupakan kas Apabila sebuah perusahaan


menetapkan bahwa pelunasan Perusahaan yang sedang
keluar, maka semakin Kebijakan dividen seringkali
hutangnya diambil dari laba tumbuh pasti akan
besar posisi kas dan menimbulkan permasalan
ditahan, maka perusahaan meningkatkan investasi untuk
likuiditas perusahaan agensi sehingga diperlukan
harus menahan sebagian besar masa mendatang yang diambil
pihak ketiga sebagai control
secara keseluruhan akan pendapatannya untuk keperluan dari laba yang ditahan, namun
terhadap perusahaan salah
semakin besar tersebut, yang ini berarti bahwa disisi lain para pemegang
satunya adalah dewan
kemampuan perusahaan sebagian kecil saja dari saham/investor menginginkan
komisaris dan komite audit.
pendapatan yang dapar laba yang akan dibagikan dalam
untuk membayar dividen
dibayarkan sebagai dividen. bentuk dividen.
7
Latar Belakang
Research Gap
Positif Negatif Selama lebih dari lima dekade, kebijakan dividen
Likuiditas Suharli (2007), Idawati Griffin (2010), Franklin dan
(2011), Wicaksana Muthusamy (2010), Nur merupakan topik yang senantiasa
(2012), Sarmento et al Azmi (2012) serta Novatiani
(2014) dan Mehta dan Oktaviani (2012) diperbincangkan dan diperdebatkan di dunia
(2012)

Kebijakan Latiefasari (2011) dan Dewanti (2011), Elissya


keuangan dan investasi. Banyak teori-teori yang
Hutang Tania (2014) (2013) serta Rahmawati,
dkk (2014)
bermunculan namun belum ada yang dapat
Pertumbuhan Amidu (2006), Khoirul Erni (2012) dan Sari (2015) menjelaskan perilaku dividen secara sempurna
Perusahaan Hikmah (2013), Dame
dan Purnawati (2016),
Larasati (2015), Lili
(2015) dan Bayu Pati
(2016) Penelitian ini dilakukan selain untuk membuktikan
Dewan Ratessa (2012), Ginting Ghasemi et al. (2013) dan pernyataan dalam buku Bambang Riyanto mengenai
Komisaris (2015) dan
Mansourinia et al.
Kurnianti (2016)
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
(2013) juga didasari oleh masih terjadi inkonsistensi pengaruh
Komite Audit Jiraporn et al. (2011), Nimer et al. (2012)
Al-Swidi et al. (2012),
dari variabel-variabel independen terhadap variabel
Kyereboah-Coleman
(2008) serta Setiawan
dependen. Hasil dari penelitian terdahulu tersebut
dan Yuyetta (2013) menimbulkan kesenjangan penelitian (research gap).

8
Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
1. Apakah likuiditas berpengaruh pada kebijakan 1. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas pada
dividen perusahaan manufaktur ? kebijakan dividen perusahaan manufaktur

2. Apakah kebijakan hutang berpengaruh pada 2. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan hutang
kebijakan dividen perusahaan manufaktur ? pada kebijakan dividen perusahaan manufaktur

3. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh


pada kebijakan dividen perusahaan manufaktur 3. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan
? perusahaan pada kebijakan dividen perusahaan
manufaktur
4. Apakah dewan komisaris pada kebijakan
dividen perusahaan manufaktur ?
4. Untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris
pada kebijakan dividen perusahaan manufaktur
5. Apakah komite audit berpengaruh pada
kebijakan dividen perusahaan manufaktur ?
5. Untuk mengetahui komite audit pada kebijakan
dividen perusahaan manufaktur
﹡ Menambah wawasan terhadap ﹡ Sebagai pertimbangan dalam
informasi khususnya bagi ilmu mengambil mengenai kebijakan
dividen dan memberikan
ekonomi yang berkaitan dengan informasi serta menjadi
pasar modal sehingga dapat masukan untuk memahami
memberikan tambahan faktor-faktor yang
memengaruhi kebijakan dividen
informasi bagi penelitian perusahaan.
selanjutnya
Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Konseptual,
dan Hipotesis Penelitian
BAB III Metode Penelitian

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan


Easy to change
BAB V Simpulan dan Saran
colors, photos and
Text.
BAB II
﹡ KAJIAN PUSTAKA,
﹡ KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN

12
Kajian Pustaka

Faktor-Faktor
Kebijakan
Dividen yang
Teori Sinyal Dividen
Teori Mempengaruhi
keagenan Kebijakan
Dividen
Kajian Pustaka
Teori keagenan Teori sinyal

﹡Jensen dan Meckling (1976) yang


menyatakan bahwa hubungan keagenan Signaling theory menjelaskan bahwa
adalah suatu kontrak dimana satu atau lebih informasi mengenai dividen kas yang
orang (principal) melibatkan orang lain dibayarkan perusahaan mengisyaratkan
(agen) untuk melakukan suatu jasa yang prospek perusahaan di masa mendatang.
meliputi pemberian kewenangan dan
pemberian keputusan atas nama principal.
﹡ Perbedaan kepentingan antara agen dan Peningkatan pembayaran dividen akan
dianggap sebagai sinyal positif yang berarti
prinsipal sering menimbulkan permasalahan perusahaan mempunyai prospek yang baik.
agensi. Masalah keagenan ini muncul karena Sebaliknya, jika terjadi penurunan
ada kecenderungan dari management untuk pembayaran dividen akan dianggap sebagai
melakukan moral hazard dalam sinyal negative yang berarti perusahaan
memaksimalkan kepentingannya sendiri mempunyai prospek yang tidak begitu baik
dengan mengorbankan kepentingan
principal. 14
Kajian Pustaka
Dividen Kebijakan Dividen

Dividen merupakan pendapatan yang


diberikan kepada pemegang saham jika Kebijakan dividen adalah suatu keputusan
perusahaan memperoleh laba. Secara guna menentukan apakah laba yang
umum dividen merupakan pembagian diperoleh perusahaan akan dibagikan
keuntungan yang diperoleh perusahaan kepada investor sebagai dividen atau akan
kepada pemegang saham preferen dan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
saham biasa sesuai dengan kebijakan pembiayaan investasi di masa mendatang.
dividen yang telah ditetapkan oleh
perusahaan

15
Kajian Pustaka
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen
3. Tingkat pertumbuhan
1.Tingkat likuiditas perusahaan
perusahaan 4. Pengawasandana
2. Kebutuhan terhadap
untukperusahaan
membayar
hutang
Posisicepat
Semakin kas atau likuiditas
tingkat dari suatu
pertumbuhan Apabila perusahaan menetapkan bahwa
perusahaan merupakan faktor penting Variabel
pelunasanpenting
hutangnyalainnya
akanadalah
diambilkan
perusahaan,
yang harusmaka makin besar kebutuhan
dipertimbangkan sebelum pengawasan terhadap perusahaan
dari laba ditahan, berarti perusahaan
akan mengambil
dana untuk keputusan
membiayaiuntuk
pertumbuhan Mempercayakan pada pembelanjaan
harus menahan sebagian besar dari
perusahaan tersebut.
menetapkan Semakindividen
besarnya besar yang intern dalam rangka
pendapatannya untukusaha
keperluan
kebutuhan
akan dana waktu mendatang
dibayarkan kepada para untuk tersebut, hal ini berarti
mempertahankan controlbahwa hanya
terhadap
pemegang
membiayai saham. Dividenperusahaan
pertumbuhannya, merupakan sebagian kecilberarti
perusahaan, saja dari pendapatan
mengurangi atau
dividend
cashbiasanya
outflow,lebih
makasenang
makin untuk
kuatnya posisi earning yang dapat dibayarkan sebagai
payout ratio-nya.
tersebut dividen, dengan kata lain
likuiditas
menahan suatu perusahaan,
pendapatannya daripadaberarti
dibayarkan perusahaan harus menetapkan dividend
makin
sebagai besar kemampuannya untuk
dividen payout ratio yang rendah.
membayar dividen.
16
Kajian
17 Pustaka

Likuiditas Kebijakan Hutang


Likuiditas adalah kemampuan Apabila perusahaan menetapkan bahwa
perusahaan untuk membayar pelunasan hutangnya akan diambilkan
kewajiban- kewajibannya yang segera dari laba ditahan, berarti perusahaan
harus dipenuhi. Kewajiban-kewajiban
harus menahan sebagian besar dari
yang harus dipenuhi adalah hutang
jangka pendek, oleh karena itu rasio pendapatannya untuk keperluan
ini bisa digunakan untuk mengukur tersebut, hal ini berarti bahwa hanya
tingkat keamanan kreditor jangka sebagian kecil saja dari pendapatan atau
pendek, serta mengukur apakah earning yang dapat dibayarkan sebagai
operasi perusahaan tidak akan dividen, dengan kata lain
terganggu bila kewajiban jangka perusahaan harus menetapkan dividend
pendek ini segera ditagih. payout ratio yang rendah.
Kajian
18 Pustaka

Pertumbuhan Perusahaan Dewan Komisaris


Menurut Brigham dan Houston (2009) • Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor
pertumbuhan perusahaan adalah 40 Tahun 2007 ayat 6 menjelaskan dewan
perubahan (peningkatan atau komisaris adalah organ yang bertugas
penurunan) total aset yang dimiliki oleh melakukan pengawasan secara umum dan/atau
perusahaan. khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
Dalam hal ini, perusahaan dengan memberi nasihat kepada direksi. Dewan
tingkat pertumbuhan perusahaan yang komisaris merupakan salah satu fungsi control
cepat harus lebih banyak mengandalkan dalam perusahaan.
pada dana eksternal. Semakin tinggi
pertumbuhan perusahaan maka semakin
besar kebutuhan dana untuk
pembiayaan ekspansi.
Kajian
19 Pustaka

Komite Audit
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: Kep. 29/PM/2004 tentang
pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit mendefinisikan komite
audit sebagai komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas
pengawasan pengelolaan perusahaan. Dengan adanya komite audit akan memperkecil
kemungkinan manajemen melakukan manajemen laba dengan pengawasan atas
laporan keuangan dan dari audit eksternal.
Kerangka Konseptual

20
Hipotesis Penelitian : Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen

● Sesuai dengan teori sinyal, likuiditas juga mampu menunjukkan


sinyal kepada investor bahwa kondisi perusahaan sedang dalam
keadaan yang baik dan mampu membayarkan dividen.

● Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2007), Idawati (2011),


Wicaksana (2012), Sarmento et al (2014) dan Mehta (2012)
menunjukkan hasil bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen, sehingga memunculkan hipotesis penelitian:

● H1: Likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan


dividen perusahaan manufaktur di Indonesia.
21
Hipotesis Penelitian : Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Kebijakan Dividen

●● Jika manajer
Menurut memutuskan
Sutrisno (2001) untuk
rasiomembayar hutang
utang adalah yang dimiliki,
penggunaan maka
aktiva
akan
atau sedikit
sumber kas yangditersedia
dana dan laba
mana untuk ditahan yangtersebut
penggunaan dapat dibagikan
perusahaan
kepada pemegang saham.
harus menanggung Adanya
biaya tetap kebijakan hutang inibeban
atau pembayaran akan menjadi
tetap.
sebuah sinyal bagi investor bahwa perusahaan tidak akan memberikan
dividen kepada mereka.

● Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dewanti (2011), Elissya (2013) serta
Rahmawati, dkk (2014) menemukan bahwa kebijakan hutang yang diproksikan
dengan DER berpengaruh negatif pada kebijakan dividen, sehingga
memunculkan hipotesis:

● H2: Kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan


dividen perusahaan manufaktur di Indonesia.

22
Hipotesis Penelitian : Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen

● Teori agensi merupakan salah satu dari teori yang penting dalam
kebijakan dividen. Teori Agensi mengemukakan bahwa adanya
pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat
menyebabkan konflik.

● Menurut Amidu (2006), Khoirul Hikmah (2013), Dame dan Purnawati


(2016), Larasati (2015), Lili (2015) dan Bayu Pati (2016) hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa variabel growth berpengaruh negatif
terhadap DPR, sehingga menimbulkan hipotesis:

H3: growth berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen


perusahaan manufaktur di Indonesia.
23
Hipotesis Penelitian : Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Kebijakan Dividen

● Teori Agensi mengemukakan bahwa adanya pemisahan antara kepemilikan dan


pengelolaan perusahaan dapat menyebabkan konflik. Konflik tersebut dikarenakan
principal yang diwakili oleh shareholder dan agent yang direpresentasikan oleh manajer
dan direksi memiliki perbedaan kepentingan. Dewan komisaris dibutuhkan oleh
pemegang saham untuk menjamin terpenuhinya hak-hak mereka dalam pengambilan
keputusan oleh pihak-pihak yang memiliki kendali terhadap perusahaan

● Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ratessa (2012), Ginting (2015) dan
Mansourinia et al. (2013) menunjukkan bahwa dewan komisaris berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, sehingga memunculkan
hipotesis:

● H4: Dewan komisaris berpengaruh positif terhadap


kebijakan dividen perusahaan manufaktur di Indonesia.
24
Hipotesis Penelitian : Pengaruh Komite Audit terhadap Kebijakan Dividen

● Teori Agensi mengemukakan bahwa adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan
perusahaan dapat menyebabkan konflik. Konflik tersebut dikarenakan principal yang diwakili
oleh shareholder dan agent yang direpresentasikan oleh manajer dan direksi memiliki perbedaan
kepentingan. Komite audit merupakan orang yang melakukan pengawasan terhadap perusahaan. Adanya
komite audit diharapkan mampu mengontrol dan memonitor keputusan yang dilakukan manajer itu sudah
benar yang berarti bahwa keputusan tidak memihak suatu pihak, namun mengikat semua pihak yang
berkepentingan di dalam perusahaan.

● Jiraporn et al. (2011), Al-Swidi et al. (2012), Kyereboah-Coleman (2008) serta


Setiawan dan Yuyetta (2013) yang menyatakan bahwa komite audit memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

● H5: Komite audit berpengaruh positif terhadap kebijakan


dividen perusahaan manufaktur di Indonesia.
25
Pengaruh likuiditas, kebijakan utang, pertumbuhan perusahaan serta dewan
komisaris dan komite audit pada kebijakan dividen perusahaan manufaktur di
BEI tahun 2013-2017

Latar Belakang: Fenomena fluktuasi dividend payout ratio perusahaan


manufaktur di BEI periode 2013-2017 yang mengindikasikan terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang dipilih
perusahaan
Rumusan Masalah:
Apakah likuiditas, kebijakan utang, pertumbuhan perusahaan serta dewan
komisaris dan komite audit mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017?
Kajian Teoretis:
Kajian Empiris:
1.Teori Sinyal •Franklin dan Muthusamy (2010)
2. Teori Stakeholder •Griffin (2010)
3. Dividen
4.Teori Kebijakan Dividen
•Al-Zorqan (2011)
5. Likuiditas •Ginting (2015)
6. Kebijakan Huang •Dame dan Purnawati (2016)
7. Pertumbuhan Perusahaan
8. Dewan Komisaris
•Isticharoh (2017)
9. Komite Audit

Hipotesis Penelitian

Metode Penelitian: Observasi nonpartisipan

Analisis Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji Regresi Linear Sederhana,
Uji Kelayakan Model (Uji F), Analisis Koefisien Determinasi (R2), Hipotesis

Hasil dan Pembahasan


Gambar 3.1 Desain Penelitian
Simpulan dan Saran
Metode Penelitian
Lokasi Obyek
Identifikasi
Penelitian Penelitian
variabel
Penelitian ini dilakukan Dalam penelitian ini, obyek
 Variabel independen
pada perusahaan penelitian yang dipilih penulis
yaitu likuiditas, kebijakan
manufaktur yang adalah kebijakan dividen pada hutang, pertumbuhan
terdaftar di Bursa perusahaan manufaktur yang perusahaan, dewan

Efek Indonesia (BEI) terdaftar di Bursa Efek


komisaris dan komite
audit
pada tahun 2013 sampai Indonesia tahun 2013-2017  Variabel Dependen yaitu
2017. Kebijakan Dividen
27
Definisi Operasional Variabel
Kebijakan Hutang Pertumbuhan Perusahaan
Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan Kebijakan hutang menurut Riyanto (2004:98) Rasio pertumbuhan (growth)
dalam memenuhi kewajiban jangka adalah adalah kebijakan yang diambil pihak menunjukkan tingkat asset
pendeknya. Dalam perhitungan likuiditas
yang dimiliki perusahaan dari
manajemen dalam rangka memeperoleh sumber
tahun ke tahun. Maka growth
perusahaan ada beberapa perhitungan pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat dapat dirumuskan sebagai
yang dapat dilakukan salah satunya adalah digunakan untuk membiayai aktivitas operasional berikut: (Laksono, 2006):
current ratio.Current Ratio dapat perusahaan.
dirumuskan sebagai berikut (Wiagustini, 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡h: =
2010:94) Menurut James C. Van Horne & John M.
Wachowocz, JR, kebijakan hutang dapat
dirumuskan dengan DAR.

Current Ratio =
DER =

28
Definisi Operasional Variabel
Komite Audit Kebijakan Dividen
Dewan Komisaris

Perhitungan jumlah dewan Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh Kebijakan dividen merupakan
keputusan perusahaan dalam
komisaris pada penelitian ini dapat dewan komisaris untuk melakukan tugas
menentukan besar bagian dari laba
dihitung dengan rumus (Suryani pengawasan pengelolaan perusahaan. Menurut perusahaan yang akan dibagikan
(2013): kepada investor dan diinvestasikan
Elmagrhi et al (2017), perhitungan komite audit
kembali dalam perusahaan.
UDK = ∑jumlah seluruh anggota dapat dihitung dengan menggunakan jumlah Kebijakan dividen pada penelitian ini
dewan komisaris diukur menggunakan dividend payout
komite audit:
ratio (DPR) yang dihitung dengan
rumus (Syarifah dan Zuhrotun, 2009)
yaitu :
UKA = ∑jumlah seluruh anggota komite
audit

DPR =

29
Populasi Sampel
Sampel yang digunakan dalam
Populasi dalam penelitian ini penelitian ini adalah perusahaan
adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
manufaktur yang terdaftar di Efek Indonesia dan memenuhi
Bursa Efek Indonesia periode kriteria sampel yang telah
2013-2017. digunakan.
Kriteria sampel
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
dan menerbitkan laporan keuangan tahun 2013-
2017.
2. Perusahaan manufaktur yang membagikan
dividen tahun 2013-2017.
3. Jenis mata uang yang digunakan dalam laporan
keuangan adalah mata uang rupiah.
Uji
Multikolinearitas
Uji Normalitas
Model regresi yang bebas dari
Uji normalitas yang multikolinearitas adalah yang
digunakan dalam penelitian mempunyai nilai tolerance lebih
ini adalah uji Kolmogorov- besar dari 0,1 atau nilai VIF kurang
smirnov dari 10

Uji Autokorelasi
Uji Heteroskedasitas
menguji apakah dalam
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya model regresi linier ada
heteroskedastisitas dalam penelitian korelasi antara kesalahan
ini adalah dengan uji Glejser. penganggu. Menggunakan
Durbin Watson
Analisis Linear Berganda
Y = β0 – β1X1 + β2X2 +β3X3+ β4X4 + β5X5 + e

Keterangan:
Y : dividend payout ratio
X1 : likuiditas
X2 : Kebijakan hutang
X3 : pertumbuhan perusahaan
X4 : dewan komisaris
X5 : komite audit
β0 : Konstanta
β1 β2β3 β4 β5 :Koefisien Regresi
e :standard error

32
Koefisien Determinasi
Uji Kelayakan Model
Uji Hipotesis (Uji t)
(Uji F)

Digunakan sebagai ukuran Jika nilai siginifikansi > Menggunakan uji


signifikansi t. Uji parsial (uji
seberapa jauh kemampuan 0,05 Penelitian tidak layak t) dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh
model dalam menjelaskan dilanjutkan pengaruh satu variabel
variansi variabel terikat. Jika nilai siginifikansi </= independen secara
individual dalam
Semakin mendekati satu 0,05 Penelitian layak menerangkan variasi
variabel dependen. Apabila
semakin baik. dilanjutkan nilai p-value t ≥ α, maka H0
diterima dan H1 ditolak
33
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian

1. Sektor manufaktur merupakan sektor terbesar di Indonesia


dengan badan usaha terbanyak, sehingga dapat memeroleh data
dengan jumlah yang cukup dan hasil yang cukup variatif.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 34
perusahaan selama lima tahun dengan total observasian sebanyak
170 data observasian.
3. Daerah atau wilayah penelitian adalah Bursa Efek Indonesia
(BEI), khususnya perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
dengan memeroleh data melalui alamat website BEI
(www.idx.co.id).
4. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode non probability dengan teknik purposive
sampling.

35
4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian
Tabel 4.1 Hasil Seleksi Pemilihan Sampel
Sumber: Data Sekunder diolah, 2019

Kriteria Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam 157


Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Perusahaan manufaktur yang tidak (119)
membagikan dividen berturut-turut kepada para
pemegang sahamnya dari tahun 2013-2017

3. Perusahaan yang tidak menyajikan angka- (4)


angka dalam laporan keuangan dengan mata
uang rupiah
4. Jumlah sampel Penelitian 34
Tahun pengamatan 5
Total sampel dalam lima tahun Penelitian 170

36
4.2 Hasil Uji

Tabel 4.3 Statistik Deskripstif Variabel Penelitian

Std.
N Min Max Mean
Deviation

Likuiditas 101 0,2098 4,9911 2,3639 1,1883


Kebijakan Hutang 101 0,1331 0,7518 0,3973 0,1535

Pertumbuhan Perusahaan 101 -0,0602 0,2891 0,1105 0,0738

Dewan Komisaris 101 2,0000 10,0000 4,8218 1,7855


Komite Audit 101 2,0000 10,0000 4,6040 1,7151
Kebijakan Dividen 101 0,0440 0,8514 0,3899 0,1934
Valid N (Listwise) 101

Sumber: Data diolah, 2019 (Lampiran 3)

37
xt Here

Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi

TeNilai minimum Deviasi standar untuk li


nilai maksimumnya rMean untuk varia
variabel likuiditas a adalah 4,9911 yang t ble likuiditas adal kuiditas adalah 1,1883
dalah 0,209 yaitu erdapat pada Mando ah 2,3639 hal ini yang memiliki makna di
PT Selamat m Indonesia Tbk. berarti rata-rata mana terjadi penyimpan
Sempurna Tbk pada tahun 2015. likuiditas pada gan nilai likuiditas pada
pada tahun sampel amatan nilai rata-ratanya
2013 yang digunakan sebesar 1,1883.
dalam penelitian
ini berjumlah
2,3639.
xt Here

Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi

Nilai minimum variable nilai maksimumnya ada Mean untuk kebijakan


kebijakan hutang adalah hutang adalah 0,3972 Deviasi standar untuk
lah 0,7518 yang terdapa
0,1331 yaitu PT Indoce t pada PT Multi Bintan hal ini berarti rata-rata
kebijakan hutang adalah 0,1535
ment Tunggal Prakarsa kebijakan hutang pada
Tbk. pada tahun 2016
g Indonesia Tbk. pada t sampel amatan yang di yang memiliki makna dimana
ahun 2014. gunakan dalam penelit
ian ini berjumlah 0,39 terjadi penyimpangan nilai IOS
72.
pada nilai rata-ratanya sebesar

0,1535.
xt Here

Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi

Nilai minimum variabel Nilai maksimumnya adalah Mean untuk pertumbuhan Deviasi standar untuk
pertumbuhan perusahaan 0,2891 yang terdapat pada perusahaan adalah 0,1105
pertumbuhan perusahaan adalah
adalah -0,0602 yaitu Sup PT Asahimas Flat Glass Tbk hal ini berarti rata-rata
reme Cable Manufacturi pertumbuhan perusahaan 0,0738 yang memiliki makna
ng & Commerce Tbk. pa
. pada tahun 2016. pada sampel amatan yang
da tahun 2015 digunakan dalam peneliti dimana terjadi penyimpangan
an ini berjumlah 0,1105.
nilai pertumbuhan perusahaan

pada nilai rata-ratanya sebesar

0,0738.
xt Here

Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi

Nilai minimum variabel Nilai maksimumnya adalah Mean untuk variable Standar untuk dewan komisaris
dewan komisaris adalah 10 yang terdapat pada Astra dewan komisaris adalah adalah 1,7854 yang
2 yaitu PT Ekadharma In International Tbk. pada tahu 4,8217 hal ini berarti rata memiliki makna dimana terjadi
ternational Tbk. pada tah -rata dewan komisaris pa penyimpangan nilai tingkat pem
un 2017
n 2014. da sampel amatan yang d bayaran dividen pada nilai rata-r
igunakan dalam penelitia atanya sebesar 1,7854.
n ini berjumlah 4,8217.
xt Here

Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi

Nilai minimum variabel Nilai maksimumnya adalah Mean untuk variable kom
komite audit adalah 2 yai ite audit adalah 4,6039 ha Deviasi standar untuk
10 yang terdapat pada Astra
tu PT Ekadharma Interna International Tbk. pada tahu l ini berarti rata-rata komi
tional Tbk. pada tahun 2 te audit pada sampel amat dewan komisaris adalah 1,7151
016
n 2015. an yang digunakan dalam
yang memiliki makna dimana
penelitian ini berjumlah 4
,6039.
terjadi penyimpangan nilai

tingkat pembayaran dividen

pada nilai rata-ratanya sebesar

1,7151.
xt Here

Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi

Deviasi standar untuk


Nilai minimum variabel Nilai maksimumnya adalah Mean untuk kebijakan di kebijakan dividen adalah 0,1934
kebijakan dividen adalah 0,8514 yang terdapat pada P viden adalah 0,3898 hal i yang memiliki makna dimana
0,0440 yaitu pada tahun T Merck Tbk. pada tahun 20 ni berarti rata-rata kebija terjadi penyimpangan nilai
PT. Mayora Indah Tbk 2 kan pada sampel amatan kebijakan dividen pada nilai
012,
17. yang digunakan dalam pe rata-ratanya sebesar 0,1934.
nelitian ini berjumlah 0,3
898.
Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

Data penelitian yang digunakan dikatakan berdistribusi normal a


Unstandardized Residual
pabila apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari α = 0,
N 101 05.
Kologorov-Smirnov 0,069
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200 model persamaan yang diuji sebesar 0,200 lebih
besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan data yang digunakan
dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.
Sumber: Data diolah, 2019 (Lampiran 4)
Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Likuiditas (X1) .409 2.442 Bebas multikol

Kebijakan Hutang (X2) .396 2.526 Bebas multikol Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai
tolerance dan VIF dari seluruh variable tersebut
Pertumbuhan Perusahaan (X3) .935 1.070 Bebas multikol menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk setiap
variabel lebih besar dari 10% dan nilai VIF lebih
Dewan Komisaris (X4) .193 5.178 Bebas multikol kecil dari 10 yang berarti model persamaan
regresi bebas dari multikolinearitas.
Komite Audit (X5) .194 5.147 Bebas multikol
Sumber: Data diolah, 2019 (Lampiran 4)
Hasil Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig Keterangan


Likuiditas (X1) 0,059 Bebas heterokedastisitas

Kebijakan hutang (X2) 0,431 Bebas heterokedastisitas

Pertumbuhan perusahaan (X3) 0,572 Bebas heterokedastisitas


Dewan Komisaris (X4) 0,372 Bebas heterokedastisitas

Komite Audit (X5) 0,732 Bebas heterokedastisitas


Sumber: Data diolah, 2019 (Lampiran 7)
Oleh karena nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel absolute residual berada diatas 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan pada penelitian ini tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. diketahui nilai signifi
kansi dari variabel likuiditas sebesar 0,059 (> 0,05), nilai signifikansi dari variabel kebijakan hutang sebesar 0,431 (>0,05), nilai sig
nifikansi dari variable pertumbuhan perusahaan 0,572 (>0,05), signifikansi dari variabel dewan komisaris yakni sebesar 0,372 (>0,0
5) dan signifikansi dari variabel komite audit yakni sebesar 0,732 (>0,05). Oleh karena nilai signifikansi dari masing-masing variabe
l independen terhadap variabel absolute residual berada diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan pada pe
nelitian ini tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized
Standardized Coefficients t Sig.
Model Coefficients
B Std. Error Beta
(Constants) 0.653 0.15 4.342 0

Likuiditas -0.022 0.024 -0.138 -0.918 0.361

Kebijakan Hutang -0.438 0.193 -0.348 -2.277 0.025

Pertumbuhan Perusahaan -0.591 0.261 -0.226 -2.27 0.025

Dewan Komisaris 0.01 0.024 0.093 0.424 0.673

Komite Audit -0.004 0.025 -0.036 -0.165 0.87

R Square 0,122
Adjusted R Square 0,075
F Hitung 2,632
Signifikansi F 0,028

Sumber: Data diolah, 2019 (Lampiran 7)


Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari rekapitulasi hasil analisis

regresi linear berganda berdasarkan pada hasil analisis koefisien regresi

pada Tabel 4.7 adalah sebagai berikut:

Y = 0,653 - 0,022X1 - 0,438 X1 - 0,591X3 + 0,01X4 – 0,004X5 + ε

Sumber: Data diolah, 2019 (Lampiran 7)


Hasil Uji Kelayakan Model
Tabel 4.9 Hasil Uji Kelayakan Model

Tabel 4.9 Uji Kelayakan Model

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


.028
Regression .455 5 .091 2.632 b

Sumber: Data diolah, 2019 (Lampiran 8)

•Berdasarkan hasil uji pada tabel, dapat dilihat nilai uji F


adakah 2,632 dan nilai signifikansi sebesar 0,028 < 0,05.
Hal ini menujukkan bahwa model penelitian ini layak
digunakan sebagai alat anailisis untuk menguji pengaruh
variable independen pada variable dependen.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi


Model R R2 Adjusted R2 Std. Error of the Esti
mate
1 .349a .122 .075 .1859937

Sumber: Data diolah, 2019 (Lampiran 8)

Hasil uji koefisien determinasi dalam Tabel 4.9 menunjukkan besarnya nilai R2 adala
h sebesar 0,122. Ini berarti 12,2 persen variasi kebijakan dividen dapat dijelaskan ole
h variabel likuiditas, kebijakan hutang, pertumbuhan perusahaan, dewan komisaris d
an komite audit. Sedangkan sisanya sebesar 83,4% dipengaruhi oleh variabel lain di
luar dari model yang digunakan dalam persamaan.
51
Likuiditas tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap
Kebijakan Dividen

nilai signifikansi uji t dari variabel likuiditas


dengan nilai p-value sebesar 0,361 lebih
besar dari α = 0,05 serta nilai koefisien
regresi sebesar -0,198. Hal ini Penjelasan :
mengindikasikan bahwa likuiditas  semakin likuid suatu perusahaan
berpengaruh tidak signifikan pada tidak semata-mata membuat pihak
kebijakan dividen, sehingga hipotesis manajemen perusahaan akan
pertama dalam penelitian ini ditolak. menggunakan dana yang tersedia
untuk membayarkan dividen
Nugrahaeni (2018) kepada pemegang saham. Dana
yang tersedia akan digunakan
Kazmierska-Joswiak (2015) untuk memenuhi kewajiban
perusahaan yang masih belum
terpenuhi.
52
Kebijakan Hutang Berpengaruh Signifikan Terhadap
Kebijakan Dividen

nilai signifikansi uji t dari variabel


kebijakan hutang dengan nilai p-value
sebesar 0,025 lebih kecil dari α = 0,05
serta nilai koefisien regresi sebesar -
2,277. Hal ini mengindikasikan bahwa Penjelasan :
kebijakan hutang berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen, sehingga Adanya keputusan
hipotesis kedua dalam penelitian ini perusahaan untuk membayar
diterima.
hutang/ mengajukan hutang
Putri (2017) menjadi sinyal dalam
keputusan untuk tidak
Isicharoh (2016) membagikan dividen kepada
investor.
Rahmawati, dkk (2014)
53
Pertumbuhan Perusahaan Berpengaruh Signifikan
Terhadap Kebijakan Dividen

nilai signifikansi uji t dari variabel


pertumbuhan perusahaan dengan nilai p-
value sebesar 0,025 lebih kecil dari α =
0,05 serta nilai koefisien regresi sebesar -
2,270. Hal ini mengindikasikan Penjelasan :
pertumbuhan perusahaan berpengaruh
ketika perusahaan memiliki pertumbuhan
signifikan pada kebijakan dividen, asset yang tinggi, maka manajemen akan
sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian memanfaatkan hal tersebut untuk
ini diterima. memaksimalkan kegiatan operasional
perusahaan. Hal ini karena semakin banyak
asset yang dimiliki perusahaan maka akan
Amidu (2006) semakin meningkat pula biaya untuk asset
Khoirul Hikmah (2013) tersebut, sehingga perusahaan cenderung
akan membiayai ekspansi daripada
Dame dan Purnawati (2016)
Larasati (2015) membagikan dividen.
Lili (2015)
Bayu Pati (2016)
54
Dewan Komisaris Berpengaruh Tidak Signifikan
Terhadap Kebijakan Dividen

nilai signifikansi uji t dari variabel dewan


komisaris dengan nilai p-value sebesar
0,673 lebih besar dari α = 0,05 serta nilai
koefisien regresi sebesar 0,464. Hal ini
mengindikasikan bahwa dewan komisaris Penjelasan :
berpengaruh tidak signifikan pada Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan
kebijakan dividen, sehingga hipotesis hanya bertugas sebagai perwakilan
keempat dalam penelitian ini ditolak. pemegang saham untuk mengawasi dan
memberi nasihat kepada direksi. Dewan
Komisaris tidak diperkenankan ikut campur
dalam pengambilan keputusan operasional.
Triwulan dan Wahidahwati (2012) Oleh sebab itu, berapapun jumlah dewan
komisaris, dewan Komisaris tidak ikut campur
Lilik (2015) dalam pengambilan keputusan terkait
pembagian dividen kepada pemegang saham.
55
Komite Audit Berpengaruh Tidak Signifikan Terhadap
Kebijakan Dividen

nilai signifikansi uji t dari variabel komite


audit dengan nilai p-value sebesar 0,870
lebih besar dari α = 0,05 serta nilai
koefisien regresi sebesar -0,165. Hal ini
mengindikasikan bahwa komite audit
Penjelasan :
berpengaruh tidak signifikan pada
jumlah komite audit yang besar belum tentu
kebijakan dividen, sehingga hipotesis menjadi sinyal bahwa pengawasan keuangan
keempat dalam penelitian ini ditolak. perusahaan telah baik sehingga kemungkinan
pembagian dividen menjadi tinggi. Komite
audit memiliki wewenang untuk mengawasi
keuangan perusahaan namun keputusan
Nimer et al. (2012) pembagian dividen tetap menjadi keputusan
Dissanyake dan Dissabandara (2018). manajemen dalam rapat umum pemegang
saham.
56

Teori Agensi

Teori Sinyal

 Dapat memberikan refrensi


tambanhan bagi perusahaan.
 Memberikan informasi sebagai
bahan pertimbangan bagi
pengguna laporan keuangan
BAB V
Simpulan dan Saran
58

Simpulan
1. Likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
kebijakan dividen
2. Kebijakan hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kebijakan dividen.
3. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen.
4. Dewan komisaris berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kebijakan dividen.
5. Komite audit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
kebijakan dividen
59
Bagi Perusahaan
Saran Bagi perusahaan sebaiknya
mempertimbangkan berbagai keputusan
keuangan yang diambil karena pengambilan
keputusan tersebut akan memberikan sinyal
kepada investor untuk menanamkan dana
pada perusahaan.
Bagi Investor
Pertimbangan dalam melakukan
investasi
Bagi peneliti selanjutnya
Menambah jumlah sampel lebih luas
dan memperpanjang periode
pengamatan
60

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai