KERACUNAN MAKANAN (Franklin)
KERACUNAN MAKANAN (Franklin)
Oleh :
Franklin V. R. Waromi
20180811018064
Keracunan makanan merupakan suatu kondisi
gangguan pencernaan yang disebabkan oleh konsumsi
makanan atau air yang terkontaminasi dengan zat
patogen dan atau bahan kimia, misalnya Norovirus,
Salmonella, Clostridium perfringens, Campylobacter,
dan Staphylococcus aureus.
Keluhan
1. Diare akut.
Pada keracunan makanan biasanya berlangsung kurang dari 2 minggu. Darah
atau lendir pada tinja; menunjukkan invasi mukosa usus atau kolon.
2. Nyeri perut.
3. Nyeri kram otot perut; menunjukkan hilangnya elektrolit yang mendasari,
seperti pada kolera yang berat.
4. Kembung.
Faktor Risiko
1. Riwayat makan/minum di tempat yang tidak higienis
2. Konsumsi daging/unggas yang kurang matang dapat dicurigai untuk
Salmonella spp, Campylobacter spp, toksin Shiga E coli, dan Clostridium
perfringens.
3. Konsumsi makanan laut mentah dapat dicurigai untuk Norwalk-like virus,
Vibrio spp, atau hepatitis A.
Pemeriksaan fisik harus difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi.
Pemeriksaan Penunjang
Kriteria Rujukan
1. Gejala keracunan tidak berhenti setelah 3 hari ditangani
dengan adekuat.
2. Pasien mengalami perburukan.
Peralatan
1. Cairan rehidrasi (NaCl 0,9%, RL, oralit )
2. Infus set
3. Antibiotik bila diperlukan
Prognosis
Prognosis umumnya bila pasien tidak mengalami
komplikasi adalah bonam.
Referensi
1. Panduan Pelayanan Medik. PAPDI.
2. Panduan Puskesmas untuk keracunan makanan. Depkes: Jakarta. 2007. (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2007)