Anda di halaman 1dari 22

TATALAKSANA

1. Non operative
2. Operative
1. Puasakan
2. Beri cairan intravena
3. Ganti cairan yang hilang dengan memberikan garam
normal sebanyak 10–20 ml/kgBB cairan bolus, ulangi
sesuai kebutuhan, ikuti dengan kebutuhan cairan
rumatan 150% kebutuhan normal
4. Beri antibiotik segera setelah diagnosis ditentukan:
ampisilin (25–50 mg/ kgBB/dosis IV/IM empat kali
sehari), gentamisin (7.5 mg/kgBB/dosis IV/IM sekali
sehari) dan metronidazol (7.5 mg/kgBB/dosis tiga kali
sehari).
RUJUK
SEGERA
kepada dokter bedah
Apendektomi harus dilakukan
sesegera mungkin untuk
mencegah perforasi dan
terbentuknya abses
Penatalaksanaan Konservatif
(Non-Operative)
 Penatalaksanaan konservatif adalah dengan pemberian obat-
obatan tanpa operasi.
 Penatalaksanaan non-operatif pada pasien apendisitis akut
nonperforasi dapat dipertimbangkan.
 Apendisitis sederhana pada dewasa bisa berhasil diobati dengan
antibiotik, tetapi angka kejadian peritonitis dalam 30 hari lebih
tinggi daripada pasien yang dilakukan operasi apendektomi, serta
dijumpai angka kekambuhan 15 % dalam 1 tahun.
 Bila setelah tiga hari pemberian antibiotik intravena
 tidak ada perbaikan yang bermakna 
penatalaksanaan konservatif dianggap gagal.
 Menurut sebuah penelitian meta-analisis menyimpulkan
bahwa walaupun antibiotik dapat digunakan
sebagai terapi primer pada apendisitis sederhana,
operasi apendektomi masih menjadi terapi
definitif untuk apendisitis akut
Penatalaksanaan
Operative

 Segera lakukan apendektomi


untuk mencegah terbentuknya
abses atau terjadi nya perforasi
Apendektomi
Apendektomi merupakan terapi definitif pada
apendisitis karena dapat dicapai perbaikan spontan
setelah apendektomi dan angka kekambuhan setelah
terapi konservatif dengan antibiotik cukup besar (14 –
35 %) (DynaMed, 2013).
Terdapat dua teknik :
apendektomi terbuka dan apendektomi laparoskopi.
 Keuntungan apendektomi terbuka  cepat dan hemat biaya
 Keuntungan apendektomi laringoskopi  hasil estetika lebih
bagus dan kembalinya ke aktivitas normal lebih cepat, penurunan
tingkat infeksi luka pasca operasi
Indikasi apendektomi

1. Pasien dengan gejala klasik apendisitis,


pemeriksaan fisik dan laboratorium yang
mendukung apendisitis.
2. Pasien dengan gejala atipikal dan temuan
radiografi konsisten dengan apendisitis.
3. Pasien dengan gejala atipikal yang mengalami
perburukan (nyeri menetap dan suhu meningkat,
pemeriksaan klinis memburuk, leukosit
meningkat)
Kotraindikasi apendektomi

1. Tidak ada kontraindikasi untuk dilakukan operasi


apendektomi. Akan tetapi, pasien dengan abses
periapendiks yang berbatas tegas, operasi
apendektomi biasanya ditunda. Abses dilakukan
drainase terlebih dahulu, baik secara per kutan
maupun operasi
 Apendektomi langsung dilakukan setelah diagnosis
ditegakkan
 Antibiotik secara IV (untuk bakteri gram negatif
anaerob dan enterobakter)  sefalosporin generasi
ketiga  biasanya diberikan terutama pada
appendisitis perforasi  diteruskan hingga suhu tubuh
dan hitung jenis leukosit kembali normal
 Pemberian antibiotik dapat menurunkan angka
kematian
 Jika talak terlambat  terjadi ruptur  terbentuk
abses dan perforasi yang sudah menutup
 Diberikan antibiotik
 Dilakukan drainase dengan cara :
 Tabung kecil dari plastik atau karet dimasukan lewat kulit ke
dalam abses dengan bantuan ultrasound dan CT yang
menunjukan lokasi abses  pus keluar melalui tabung
 Dilakukan interval apendektomi (apendiks diangkat
setelah bebebrapa minggu abses dikeluarkan) 
untuk mencegah serangan apendisitis berikutnya 
caranya :
 Insisi 2-3 inci diatas area apendiks  kuadran kanan
bawah abdomen  melihat dan memastikan daerah
sekitar apendiks  pengangkatan dilakukan dengan
melepaskan apendiks dari perlekatan nya dengan
mesenteriumabdomen dan kolon  menggunting
apendiks dari kolon  menjahit lubang kolon tempat
apendiks sebelumnya (jika ada pus lakukan drainase) 
dijahit dan ditutup
 Jika apendiks tidak ruptur  pasien dapat pulang dalam 1-2
hari
 Jika terdapat perforasi terutama terjadi peritoniti  pasien
tetap tinggal 4-7 hari
 Antibiotik IV  diberikan untuk membantu mengobati
infeksi dan membantu penyembuhan abses
 Jika saat pembedahan apendiks ternilai normal dan sudah
dipastikan tidak ada penyebab lain dari masalah pasien 
angkat apendiks yang terlihat normal karna apendiks curiga
mengalami apendisitis ringan atau yang awal
Antibiotik
 Antibiotik diberikan sebulum operasi  mengurangi tingkat infeksi luka
pasca operasi.
 Terapi antibiotik intravena untuk membunuh bakteri usus (misalnya,
cefalosporin generasi kedua, gentamisin, metronidazol) harus diberikan
segera setelah diagnosis apendisitis perforasi dikonfirmasi.
 Apendisitis gangrenosa memerlukan terapi antibiotik 48 – 72 jam.
 Pada apendisitis komplikata/ lanjut, antibiotik monoterapi (piperacilin/
tazobaktam) minimal diberikan 3 hari efektif untuk menurunkan
komplikasi infeksi pascaoperasi pada anak yang akan dioperasi
apendektomi (strong recomendation, moderate quality evidence).
 Dosis pertama diberikan segera setelah tegak diagnosis apendisitis akut
terbukti.
 Dosis kedua diberikan 30 menit sebelum dilakukan insisi operasi.
 Terapi antibiotik perioperatif terbukti efektif mencegah komplikasi
pascaoperasi apendektomi
 Lanjutkan monoterapi minimal 3 hari (dosis ketiga) pada anak dengan
apendisitis komplikata.
 Antibiotik intravena diberikan selama di rumah sakit, dilanjutkan
antibiotik per oral bila pasien sudah cukup sehat untuk pulang
Analgetik
 Pemberian terapi analgetik pascaoperasi harus konsisten
sesuai dengan jadwal pemberian
 Berikan terapi antiemetik parenteral bila diperlukan serta
antipiretik.
Referensi
 https://med.unhas.ac.id/kedokteran/en/wp-
content/uploads/2016/10/APPEDISITIS-AKUT.pdf
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/
57830/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
 http://www.ichrc.org/942-apendisitis
 http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122559-S09008fk-
Karakteristik%20pasien-Literatur.pdf
 https://www.sages.org/publications/patient-
information/patient-information-for-laparoscopic-
appendectomy-from-sages/
 http://www.firstmed.ae/laparoscopic-appendectomy/

Anda mungkin juga menyukai

  • Minggu 1
    Minggu 1
    Dokumen27 halaman
    Minggu 1
    Yuliawati Banjarnahor
    Belum ada peringkat
  • Faal Case 4
    Faal Case 4
    Dokumen40 halaman
    Faal Case 4
    Yuliawati Banjarnahor
    Belum ada peringkat
  • CPAP
    CPAP
    Dokumen32 halaman
    CPAP
    Yuliawati Banjarnahor
    Belum ada peringkat
  • Gejala Tuberkulosis
    Gejala Tuberkulosis
    Dokumen18 halaman
    Gejala Tuberkulosis
    Yuliawati Banjarnahor
    Belum ada peringkat