Anda di halaman 1dari 17

MATEMATIKA

EKONOMI

Pendidikan Matematika
STKIP Nias Selatan

Topik:
1. Fungsi Pajak, subsidi pada Keseimbangan Pasar,
2. Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Oleh: Hestu Tansil La`ia, M.Pd


Visi Program Studi Pendidikan Matematika
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Nias Selatan sebagai pusat penghasil guru
matematika yang terampil, kompeten dan rujukan dalam penyelenggaraan pendidikan,
penelitian, pelatihan, pengabdian, pengembangan dan penerapan ilmu serta teknologi di
bidang pendidikan matematika di era globalisasi di tahun 2020 tingkat daerah dan
nasional.

Misi Program Studi


1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan tenaga guru pendidikan matematika
yang unggul, cerdas, terampil, bertanggungjawab dan berdaya saing tinggi.
2. Menyelenggarakan penelitian pengabdian kepada masyarakat dan pengembang-an ilmu untuk
menghasilkan karya akademik yang unggul dalam bidang pendidikan matematika.
3. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan untuk terampil dalam melaksanakan kegiatan akademis dan
mengintegrasikan wawasan lingkungan sebagai sarana, sumber, dan media pembelajaran matematika.
4. Menerapkan IPTEK dalam pengajaran Pendidikan Matematika
5. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, untuk meningkatkan kualitas dan kinerja program studi
pendidikan matematika.
6. Memberdayakan alumni dalam rangka peningkatan peran dan citra Program Studi Pendidikan
Matematika.
7. Membangun organisasi yang sehat berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi
diri secara berkesinambungan.
Fungsi Pajak
Pajak yang dikenakan terhadap hasil produksi suatu perusahaan, sebetulnya
secara teoretis pajak tersebut sepenuhnya dibebankan terhadap konsumen,
yaitu dengan cara menaikan harga jual barang sesuai dengan beban pajak
yang dikenakan untuk setiap unit barangnya. Akibat adanya beban pajak
tersebut, akan mempengaruhi fungsi penawaran, sehingga fungsi penawaran
akan berubah, sedangkan fungsi permintaan tidak akan berubah (tetap).

Jika dimisalkan 𝑃𝑠 adalah harga sebelum kena pajak, maka harga setelah
kena pajak akan berubah sebesar: 𝑷′𝒔 = 𝑷𝒔 + 𝒕 (𝑃𝑠′ : harga setelah pajak).
Jadi rumus harga setelah kena pajak adalah:
𝑷𝒔 = 𝒂 + 𝒃𝑸𝒔
𝑷′𝒔 = (𝒂 + 𝒃𝑸𝒔 ) + 𝒕
Lanjutan

Jika 𝑄𝑠 = 𝑎 + 𝑏𝑃𝑠 , dengan adanya pajak sebesar 𝑡 ,


sementara 𝑃𝑠′ = 𝑃𝑠 + 𝑡 yang berarti harga sebelum ada
pajak yakni: 𝑃𝑠 = 𝑃𝑠′ − 𝑡 selanjutnya harga baru setelah
ada pajak dapat dituliskan dalam bentuk persamaan
seperti berikut:
𝑸′𝒔 = 𝒂 + 𝒃(𝑷′𝒔 + 𝒕)
Lanjutan 𝑷′𝒔 = 𝑷𝒔 + 𝒕

𝑷𝒔 = 𝒂 + 𝒃𝑸

𝑷𝒆 (𝑸𝒆 , 𝑷𝒆 )

𝑷𝟏 (𝑸𝟏 , 𝑷𝟏 )
𝑷𝒔 = 𝒂 − 𝒃𝑸

𝟎 𝑸𝒆 𝑸𝟏

Keterangan:
1. Keseimbangan pasar sebelum pajak: 𝐸1 (𝑄1 , 𝑃1 )
2. Keseimbangan pasar setelah pajak: 𝐸𝑒 (𝑄𝑒 , 𝑃𝑒 )
3. Pajak yang diterima Pemerintah: 𝑇 = 𝑡 × 𝑄𝑒
4. Beban pajak yang ditanggung konsumen: 𝑃𝑒 − 𝑃1
5. Beban pajak yang ditanggung produsen: 𝑇 − 𝑡𝑘
Contoh:
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran suatu barang dinyatakan oleh
𝑃𝑑 = 100 − 5𝑄 dan 𝑃𝑠 = 40 + 4𝑄, dan terhadap barang tersebut dikenakan
pajak sebesar 𝑡 = 10, maka tentukan:
a. Titik keseimbanagan pasar sebelum ada pajak
b. Titik keseimbanagan pasar setelah ada pajak
c. Besar pajak yang diteruima pemerintah
d. Besar pajak yang ditanggung oleh produsen dan konsumen setiap unit
barang
e. Besar pajak yang ditanggung konsumen untuk seluruh unit barang yang
terjual
f. Gambar grafiknya
Fungsi Subsidi
Subsidi yang diberikan oleh pemerintah terhadap hasil produksi suatu perusahan,
sebetulnya secara teoritis subsidi tersebut sepenuhnya dinikmati oleh konsumen.
Yakni dengan adanya subsidi, harga barang akan mengalami penurunan sesuai
besarnya subsidi yang diberikan untuk seiap unit barang. Dengan adanya subsidi,
akan mempengaruhi fungsi penawaran, sedangkan fungsi permintaan tetap.

Jika dimisalkan 𝑃𝑠 adalah harga sebelum subsidi, maka untuk setiap unit
barang tersebut diberikan subsidi sebesar 𝑠, maka harga barang setelah ada
subsidi akan berubah sebesar: 𝑷′𝒔 = 𝑷𝒔 − 𝒔 (𝑃𝑠′ : harga setelah ada subsidi).
Jadi rumus harga setelah kena pajak adalah:
𝑷𝒔 = 𝒂 + 𝒃𝑸𝒔
𝑷′𝒔 = 𝒂 + 𝒃𝑸𝒔 − 𝒔
Jika 𝑸𝒔 = 𝒂 + 𝒃𝑷𝒔 maka setelah ada subsidi sebesar s: 𝑷′𝒔 = 𝑷𝒔 + 𝒔
𝑷′𝒔 = 𝑷𝒔 − 𝒔
𝑷′𝒔 = 𝒂 + 𝒃𝑸𝒔 − 𝒔
Lanjutan 𝑷𝒔 = 𝒂 + 𝒃𝑸

𝑷′𝒔 = 𝑷𝒔 + 𝒔

𝑷𝒆 (𝑸𝟏 , 𝑷𝟏 )

𝑷𝟏 (𝑸𝒆 , 𝑷𝒆 )
𝑷𝒔 = 𝒂 − 𝒃𝑸

𝟎 𝑸𝒆 𝑸𝟏

Keterangan:
1. Keseimbangan pasar Sebelum kena Subsidi: 𝐸𝑒 (𝑄𝑒 , 𝑃𝑒 )
2. Keseimbangan pasar Setelah dikenakan subsidi: 𝐸1 (𝑄1 , 𝑃1 )
3. Subsidi yang dinikmati konsumen: 𝑃1 − 𝑃𝑒
4. Beban pajak yang ditanggung produsen: 𝑆 − 𝑆𝑘
EG
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran suatu barang dinyatakan oleh 𝑃𝑑 =
80 − 2𝑄 dan 𝑃𝑠 = 20 + 4𝑄 , dan terhadap barang tersebut dikenakan Subsidi
sebesar 𝑠 = 4, maka tentukan:
a. Titik keseimbanagan pasar sebelum ada Subsidi
b. Titik keseimbanagan pasar setelah ada Subsidi
c. Besar Subsidi yang dinikmati oleh konsumen yang diberikan untuk tiap unit
barang dan keseluruhan barang
d. Besar subsidi yang dinikmati oleh produsen yang diberikan untuk tiap unit
barang dan keseluruhan barang
e. Besar Subsidi yang diberikan pemerintah
f. Grafik
Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Defenisi

Pendapatan (Y) adalah keseluruhan barang dan jasa yang diterima oleh seluruh anggota keluarga
yang dinilai dengan uang

Pendapatan Nasional (Y): keseluruhan barang dan jasa yang dinilai dengan uang yang dihasilkan
oleh seluruh lapisan masyarakat selama jangka waktu tertentu.

Tabungan (S): sisa dari pendapatan yang tidak digunakan untuk pengeluaran

Konsumsi (C): tindakan manusia untuk menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang.
Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Fungsi Konsumsi

Fungsi Konsumsi yakni hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional ke


dalam bentuk persamaan digunakan beberapa asumsi sebagai berikut:
Jika 𝑌 = 0 artinya masyarakat tetap akan melakukan pengeluaran konsumsi
minimum (otonom).
Jika terjadi kenaikan pendapatan, maka konsumsi akan meningkat dengan
jumlah yang lebih kecil dibanding kenaikan pendapatan. Peroporsi kenaikan
pendapatan yang akan dikonsumsi adalah tetap, yang sering disebut dengan
Marginal Propensity to Consume (MPC).

Break Even Income/Break Even Point (BEI/BEP) merupakan tingkat


pendapatan dimana besar pendapatan sama dengan besar pengeluaran untuk
konsumsi “𝑌 = 𝐶”
Formula
Pengeluaran konsumsi dirumuskan menggunakan persamaan linear yakni:
𝑪 = 𝒂 + 𝒃𝒀
Keterangan:
𝑌 : Pendapatan (income)
𝐶 : Konsumsi
𝑎 : konstanta (besarnya konsumsi saat tidak ada pendapatan/konsumsi otonom
𝑏 : Tambahan melakukan konsumsi/hasrat konsumsi
𝑨𝑷𝑪 = 𝑪Τ𝒀 dan 𝑴𝑷𝑪 = ∆𝑪Τ∆𝒀
Untuk mencari 𝑎 kita menggunakan rumus:
𝒂 = 𝑨𝑷𝑪 − 𝑴𝑷𝑪 𝒀
Untuk mencari 𝑏 kita gunakan rumus:
𝑴𝑷𝑪 = ∆𝑪ൗ∆𝒀
Ket:
𝐴𝑃𝐶 : Average Propencity to Consume
MPC : Marginal Peopencity to Consume
Fungsi Tabungan

Pendapatan yang didapatkan untuk konsumsi dan tabungan di rumuskan:


𝑌 =𝐶+𝑆
Keterangan:
𝑌 : Pendapatan
𝐶 : Konsumsi
𝑆 : Saving (Tabungan)
CTT: So can you Find The Formula of Saving Function:

Di dalam fungsi tabungan, ada yang disebut dengan hasrat menabung atau
Marginal Propensity Save (MPS). Yakni perbandingan pertambahan tabungan
dengan pendapatan:
∆𝑺
𝑴𝑷𝑺 =
∆𝒀
Pada Fungsi Tabungan 𝑆 = −𝑎 + 1 − 𝑏 𝑌 dan pada konsumsi otonom 𝑎 = 0 maka:
𝑆 = 1 − 𝑏 𝑌 hal ini menunjukkan bahwa 𝑀𝑃𝑆 = 1 − 𝑏. Karena 𝑏 = 𝑀𝑃𝐶, maka:
𝑀𝑃𝑆 = 1 − 𝑀𝑃𝐶 atau 𝑀𝑃𝑆 + 𝑀𝑃𝐶 = 1.
Artinya untuk fungsi tabungan berbentuk garis lurus besarnya nilai 𝑆, yakni
Marginal Propensity to Save untuk semua tingkatan pendapatan nasional adalah
sama.

Beberapa faktor yang mempengaruhi fungsi tabungan:


1. Pendapatan yang diterima
2. Hasrat untuk menabung Marginal Propensity Save)
3. Tingkat suku bunga bank
Contoh

1. Pada tingkat pendapatan Rp. 500.,- besar konsumsi Rp. 400.,- dan pada tingkat pendapatan Rp.
1000.,- besar konsumsi Rp. 600.,-. Berdasarkan data di atas, buatkah fungsi konsumsinya.
2. Jika diketahui fungsi konsumsi 𝐶 = 100 + 0,75 𝑌. Tentukan MPC dan pendapatan saat Break Even
Income
3. Jika diketahui fungsi konsumsi 𝐶 = 200 + 0,80 𝑌. Tentukan MPC dan pendapatan saat Break Even
Income
4. Diketahui fungsi konsumsi masyarakat adalah 𝐶 = 60 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟 + 0,7𝑌. Jika pendapatan nasionalnya
adalah 300.000 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟 maka besar tabungan masyarakat adalah:
5. Dalam suatu masyarakat memiliki fungsi konsumsi 𝐶 = 70.000 + 0,25 𝑌. Kemudian pendapatan
nasional negara tersebut adalah Rp. 160.000,-. Maka hitunglah besar tabungan masyarakat
KUIS
Diskusikan dengan pasanganmu masalah berikut ini:

1. Jika diketahui pada saat harga produk suatu barang yang ditawarkan sebesar Rp. 60,- tercatat
jumlah permintaan sebanyak 100 unit. Pada waktu berikutnya terjadi kenaikan permintaan
sebanyak 140 unit, dan pada saat itu juga produsen menaikan harga menjadi Rp. 75,-. Setiap
unit barang dikenakan pajak sebesar 𝑡 = 12.
2. Pada saat harga produk barang yang ditawarkan sebesar Rp. 20,- jumlah permintaan barang
sebanyak 100 unit, sedangkan pada saat harga baranag yang ditawarkan sebesar Rp. 40,- jumlah
barang yang diminta sebanyak 60 unit. Setiap unit barang dikenakan pajak sebesar 12.
3. Untuk pertanyaan nomor 1 dan 2: (a). Tentukan masing-masing persamaannya sebelum dan
sesudah kena pajak, (b). Lukis grafik fungsi masing-masing, (c). Tentukan titik keseimbangan
soal nomor 1 dan 2 sebelum dan sesudah kena pajak, (d). Besar pajak yang ditanggung
konsumen, (e). Besar pajak yang ditanggung produsen, (f). Besar pajak yang diterima
pemerintah, (g). Grafik keseimbangan pasar sebelum dan setelah kena pajak.
4. Saat Yuna memiliki pendapatan $ 5.000, dia memiliki tabungan sebesar $ 1.500. Kemudian
pendapatan Butet bertambah $ 8.000, dengan demikian tabungannya naik juga menjadi $ 2.700.
tentukan fungsi konsumsinya.
Tugas Dirumah

1. Jika diketahui pada saat harga produk suatu barang yang ditawarkan sebesar Rp. 60,- tercatat
jumlah permintaan sebanyak 100 unit. Pada waktu berikutnya terjadi kenaikan permintaan
sebanyak 140 unit, dan pada saat itu juga produsen menaikan harga menjadi Rp. 75,-. Setiap
unit barang dikenakan subsidi sebesar 𝑠 = 7.
2. Pada saat harga produk barang yang ditawarkan sebesar Rp. 20,- jumlah permintaan barang
sebanyak 100 unit, sedangkan pada saat harga baranag yang ditawarkan sebesar Rp. 40,- jumlah
barang yang diminta sebanyak 60 unit. Setiap unit barang dikenakan subsidi sebesar 𝑠 = 7.
3. Untuk pertanyaan nomor 1 dan 2: (a). Tentukan masing-masing persamaannya sebelum dan
sesudah dikenakan subsidi, (b). Lukis grafik fungsi masing-masing persamaan, (c). Tentukan titik
keseimbangan soal nomor 1 dan 2 sebelum dan sesudah dikenakan subsidi, (d). Besar subsidi
yang dinikmati konsumen, (e). Besar subsidi yang dinikmati produsen, (f). Besar subsidi yang
diberikan pemerintah, (g). Grafik keseimbangan pasar sebelum dan setelah dikenakan subsidi.
4. Serupa Laia memiliki pendapatan sebesar $ 1.000.000 dengan pendapatan hasil taruhan. Dia
mengkonsumsi pada saat pertaruhan sebesar $ 1.300.000. kemudian pada saat ia naik gaji, ia
memperoleh pendapatan hasil taruhannya lagi sebesar $ 1.250.000 dan kebutuhan konsumsinya
pada saat itu juga naik yakni $ 1.500.000. tentukanlah pendapatan Serupa Laia pada titik
keseimbangan antara pendapatan dan konsumsi yang dilakukan Serupa.

Anda mungkin juga menyukai