Coagulation (Dic)
KELOMPOK 6
Fransisca Kirrik
La Kariadin
Novita Sari
Resky Aprianti
Selin Anugrah
Tasya Dwi Anggraeni
APA SIH DIC ITU???
Disseminated Intravascular Coagulation
(DIC) merupakan kondisi terjadinya pembekuan
darah pada pembulu darah kecil pada tubuh.
Pembekuan darah ini dapat mengurangi atau
mengahambat aliran darah melalui pembuluh
darah, yang dapat merusak organ tubuh.
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi DIC dapat terjadi pada 30-50%
pasien yang mengalami sepsis, dan 1% dari total
keseluruhan pasien yang dirawat inap. DIC dapat
terjadi pada seluruh usia, ras dan jenis kelamin.
Sebuah studi yang dilakukan oleh the JAAM
memperlihatkan DIC pada pasien sepsis memiliki
mortalitas yang lebih tinggi dibanding DIC pada
pasien-pasien trauma (34,7% vs 10,5%). Sepsis
akibat aborsi dengan infeksi clostridium dan syok
yang disertai DIC berat memiliki mortalitas 50%.
ETIOLOGI
Penyebab DIC dapat diklasifikasikan berdasarkan
keadaan akut atau kronis. DIC pun dapat merupakan akibat
dari kelainan tunggal atau multipel.
DIC akut :Infeksi Bakteri (gram negatif, gram positif,
ricketsia), virus (HIV, varicella, CMV, hepatitis, virus dengue),
fungal (histoplasma), parasit (malaria) – Keganasan :
Hematologi (AML), Metastase (mucin secreting
adenocarcinoma) Trauma berat aktivasi tromboplastin
jaringan.Reaksi Hemolitik, Reaksi transfuse, Gigitan ular,
Penyakit hati, Acute hepatic failure, luka bakar.
DIC kronik : Keganasan tumor solid, lekemi, Obstetri :
intrauterin fetal death, abrasio plasenta – Hematologi :
sindrom mieloproliferatif Vaskular : rematoid artritis,
penyakit raynaud Cardiovascular nfark miokard Inflamasi;
ulcerative colitis, penyakit crohn, sarcoidosis.
PATOFISIOLOGI
https://youtu.be/bVwUGXVHGmg
DIAGNOSIS
1. Anamnesi
Pada anamnesis digali adanya riwayat sepsis,
trauma, kemungkinan komplikasi obstetri,
kelainan vaskuler, atau keganasan (riwayat
penyakit).
Manifestasi klinis berupa perdarahan dapat
dikeluhkan pasien dimulai dari perdarahan
ringan hingga perdarahan internal. Pada DIC
kronik, perdarahan biasanya terbatas pada
permukaan kulit atau mukosa saja.
2. Pefisis
Pemeriksaan fisik Pada DIC akut, yang
dapat ditemukan biasanya merupakan bagian
dari kondisi yang menyebabkan/mendasarinya
serta sistem/organ yang terlibat. Pada kondisi
DIC kronis ataupun subakut, manifestasi
utamanya adalah trombosis sebagai akibat
berlebihnya produksi trombin, dan tanda-
tanda trombo-emboli vena.
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hitung Trombosit
Pra Analitik Analitik
Alat : Dipipet darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES
Mikroskop ECKER sampai garis tanda “101″. Segeralah kocok selama 3
Hemocytometerm menit.
Cover Glass Dibuang 3-4 tetes campuran darah dan rees ecker
Spoit 3 Cc Dilanjutkan dengan di masukkan campuran darah dan rees
Tabung EDTA ecker kedalam kamar hitung improved new bawer
Bahan : sebanyak 1-2 tetes
Rees Ecker Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar
Darah dalam cawan petri tertutup selama 10 menit agar
Tisue trombosit mengendap
Aquadest Di hitung jumlah trombosit dalam seluruh bidang besar di
tengah ( 25 kamar sedang untuk menghitung
trombositmemakai lensa 10 x dan 40 x)
Jumlah trombosit keseluruhan dikalikan 2000 ( jumlah
trombosit / ul darah )
Nilai rujukan :150.000 –
Pasca Analitik 400.000 ribu sel / mm3 darah
b. Protrombin Time(PT)
Persiapan sampel :
Bahan pemeriksaan PT adalah plasma sitrat yang diperoleh dari
sampel darah vena dengan antikoagulan trisodium sitrat 3.2%
(0.109 M) dengan perbandingan 9:1.
Alat : Bahan :
Tabung reaksi 1. Plasma sitrat
Inkubator 2. Reagen tromboplastin dan CaCl2
Rak tabung
Batang pengaduk
Nilai Rujuan :
10-14 detik
1. Reagen tromboplastin 200 µl dimasukkan dalam tabung
2. Plasma sitrat 200µl dimasukkan dalam tabung 2
3. Tabung 1 dan 2 di inkubasi selama 3 menit dalam incubator
yang bersuhu 37ºC
4. Ambil plasma 100µl pada tabung 2, masukkan dalam tabung
1
5. Jalankan stopwatch, aduk amati hingga terjadi bekuan
6. Hentikan stopwatch ketika sudah tampak bekuan fibrin
7. Tes diulang pada plasma control.
c. Activated Parsial Tromboplastin Time (APTT)
Alat Bahan
Waterbath Reagent OBT
Tabung serologi Plasma Citrat Normal : 35 – 45
Pipet 1 ml Na Citrat 3,8% detik.
Rak tabung CaCl2
Stopwtach Larutan NaCl
Pasca Analitik
• Interpretasi Hasil :11 – 16 detik.
f. Kadar D-dimer
• Pra Analitik
• Persiapan sampel :
Bahan pemeriksaan D-dimer Sampel darah vena yang dimasukan ke
dalam vacutainer plastik berkapasitas volume 2,7 mL yang mengandung
sodium citras dengan kadar 0,109 M (9:1). Sampel disentifugasi untuk
mendapatkan supernatan untuk dilakukan pemeriksaan kadar D-dimer.
• Alat :
– Spuit 3 cc / Venoject
– Vacutainer tube Na citras 3,2 %
– Torniquete
– Pemeriksaan kadar D-dimer : Coagulometer Sysmex CA-1500
– Sarung tangan karet
• Bahan :
• Reagen untuk pemeriksaan kadar D-dimer, terdiri dari D-Dimer Innovance
Reagen, D-Dimer Innovance Accelerator, dan D-Dimer Innovance
Reconstitution Medium.
• Coagulometer Sysmex CA-1500
Analitik
• Tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan D-dimer
• Spesimen yang digunakan adalah plasma darah dengan
antikoagulan natrium citras 3,2 %
• Siapkan seluruh reagen, standar kerja dan specimen.
• Darah dihomogenkan, disentrifugasi 3000 rpm selama 5 menit
• Diambil supernatannya dan disimpan di suhu < -200 C. Stabilitas
sampel pada suhu ini dapat mencapai 1 bulan
• Kadar D-dimer diperiksa menggunakan alat dan reagen dari
Coagulometer Sysmex CA-1500 dengan metode Latex enhance
turbidimetric test.
• Hasil akan tercetak secara otomatis
• Cut off kadar D-dimer metode ini adalah 500 µg / L.
Pasca Analitik
• Kebanyakan hasil uji laboratorium menyatakan nilai 0-
300 ng/ml sebagai rentang nilai normal. Nilai di atas 250, 300 atau
500 ng/ml (berbeda tergantung alat uji) dinyatakan sebagai positif.
TERIMAH KASIH