Anda di halaman 1dari 26

Demam Rematik Akut &

Penyakit Jantung Rematik


Pendahuluan
 Demam Rematik Akut (DRA) dan Penyakit Jantung Rematik
(PJR) paling sering didapat.

 DRA di Indonesia  0,3 – 0,8 pada anak usia 5-15 tahun

 DRA penyebab utama penyakit jantung didapat pada negara


berkembang (usia 5 tahun – dewasa muda

 DRA kelainan imunologik : terjadi akibat reaksi lambat infeksi


Streptokokus B-hemolitikus grup A (SGA)

 Timbul 1 – 5 minggu setelah infeksi (rata-rata 3 minggu.


Epidemiologi
 Di USA : 0,6 per 100.000 pada usia 5-19
tahun.
 Srilangka : 100-150 per 100.000
 India : 6-11 per 1000
 Indonesia :
 RSCM : 60-80 kasus baru per tahun
 Jogjakarta : 30-60% dari pasien dirawat karena
penyakit jantung.
Patogenesis
 Teori :
 Kerentanan genetik terhadap demam rematik
berhub dgn hiperaktifitas thd antigen
Streptokokus
 Ryholec : kerentanan thd demam rematik
berkaitan dgn respon imun yg berlebihan thd
antigen
 Duding & Ayoub : Respon imun yg berlebihan
thd karbohidrat SGA pd pasien2 katup rematik
berhub dgn pewaris petanda HLA-DR2/DR4.
Patogenesis
 Mekanisme cedera jaringan :
 Kaplan dkk (Konsep persamaan antigenik) : antibodi
yg dihasilkan oleh infeksi Streptokokus vs antigen
bakteri yg memberi reaksi silang dgn jaringan
penjamu.
 Cedera jaringan : terjadi krn mek imunologis
humoral/seluler menyebabkan cedera jaringan pd
demam rematik
 Ruam kulit o/k vaskulitis
 Nodul subkutan o/k nekrosis fibrinoid sentral
Patogenesis
 Benda ASCHOFF (pd karditis rematik) :
 Infiltrat perivaskuler sel besar dgn inti
polimorf & sitoplasma basofil tersusun dalam
rosette sekeliling pusat fibrinoid yg avaskuler.
 Beberapa sel inti banyak/inti mata burung
hantu.
 Terdapat pada daerah miokardium tetapi
paling sering dalam jaringan aurikuler kiri
Manifestasi Klinik DR
 Kumpulan gejala dan tanda klinik
 Paling sering Arthritis
 Paling serius Karditis
 Paling aneh Korea
 Sering tanda-tanda ini terjadi bersamaan /
dapat pula terjadi berdiri sendiri.
Manifestasi Klinis DR
 Mayor :
 Karditis
 Poli arthritis
 Korea Sydenham
 Eritema
Marginatum
 Nodulus subkutan
Manifestasi Klinis DR
 Minor :
 Artralgia
 Demam
 Lab : LED meningkat, CRP (+), Leukositosis.
 Pemanjangan interval PR pada EKG
Pemeriksaan Laboratorium
 Belum ada yang spesifik untuk DRA.
 Diagnostik DR terdiri dari 3 kriteria :
1. Bukti adanya infeksi Streptokokus yaitu dengan
pemeriksaan ASTO
2. Reaksi fase akut (leukositosis, LED meningkat,
dan CRP (+)
3. Bukti adanya keterlibatan jantung (interval PR
yang memanjang pada EKG, sinus takikardi),
Toraks foto (pericarditis)
Gambaran Ekokardiografi
 Diagnostik miokarditis & pericarditis
 Kontraktilitas miokardium (EF)
 Derajat regurgitasi katup mitral dan aorta
 Dimensi ventrikel.
Diagnosis
 Dapat mengenai sejumlah organ dan
jaringan, secara bersamaan atau berdiri
sendiri.
 Tidak ada manifestasi / uji lab yang khas
untuk diagnostik.
 Diagnostik didasarkan atas kriteria mayor
dan minor.
Dasar Diagnostik
 Sangat mungkin
 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor
 Disertai bukti infeksi SGA
 ASTO meningkat
 Kultur (+)
 Meragukan
 2 mayor
 1 mayor + 2 minor
 Tidak terdapat bukti infeksi SGA
 Pengecualian
 Diagnostik DRA dapat ditegakkan dengan hanya ditemukan korea
saja.
Dasar Diagnostik
 WHO (2003) memakai Kriteria Jones untuk DR
serangan I dan Rekuren pada pasien yang tidak
ada PJR.
 DR Rekuren pada yang sudah ada PJR minimal
ada 2 kriteria minor dan bukti infeksi SGA
sebelumnya.
 Kriteria diagnostik PJR ditujukan pada pasien
yang datang pertama kali dengan adanya MS
murni / kombinasi MS dan MI / Penyakit katub
aorta.
Kriteria WHO 2004 (DR & PJR)

Kategori Diagnostik Kriteria


DR serangan pertama 2 mayor + 1 minor dan
2 minor + bukti infeksi SGA
DR rekuren tanpa PJR 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor
+ bukti infeksi SGA
DR rekuren dengan PJR 2 minor + Bukti infeksi SGA

Korea Sydenham Tidak perlu kriteria mayor atau


infeksi SGA
PJR MS murni / MS + MI / Tidak diperlukan kriteria
Penyakit katub aorta lainnya untuk mendiagnosis PJR
Tatalaksana
 Sesuai dengan Taranta & Markowitz :
 Tindakan umum dan tirah baring
 Pemusnahan streptokokus
 Pengobatan antinyeri dan anti radang.
Panduan Aktifitas pada DRA
Pemusnahan Streptokokus
 Benzatin Penicillin G dosis tunggal
 Dosis 1,2 juta / im untuk BB>30kg, dan 600.000/im bila
BB<30kg
 Jika alergi terhadap Benzatin Penicillin G : Eritromisin
40 mg/kgBB/hari dibagi 2-4 dosis selama 10 hari
 Alternatif lain :
 Oral penisilin V, 2x250mg
 Oral sulfadiazin, 1gr sekali sehari
 Oral Eritromisin, 2x250 mg
Panduan Obat Anti Inflamasi

Artritis Karditis Karditis Karditis Berat


Ringan Sedang
Prednison 0 0 0 2 – 6 minggu

Aspirin 1 – 2 minggu 3 – 4 minggu 6 – 8 minggu 2 – 4 bulan

Dosis : Prednison 2 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis


Aspirin 100 mg/kgBB/hari, dibagi 4 – 6 dosis

Dosis prednison di tappering off pada minggu terakhir


pemberian dan mulai diberikan aspirin.

Setelah minggu ke – 2 aspirin diturunkan, 60 mg/kgBB/hari.


Pencegahan
 Benzatin Penicillin G 600.000 U /im untuk
BB < 30 kg, dan 1,2 juta U / im untuk BB >
30 kg,setiap 2-8 minggu.
 Pilihan lain :
 Penisilin V peroral 125-250 mg 2x sehari
 Sulfadiazin 1g peroral sekali sehari
 Eritromisin 250 mg peroral 2 kali sehari.
Definisi PJR
 Kelainan jantung yang menetap akibat demam
rematik sebelumnya.
Patofisiologi
 Dapat mengenai perikardium, miokardium dan
endokardium
 Menetap pada endokardium terutama katup
 Katup Mitral dan aorta yang paling sering
terkena (MI, MS, AI, AS)
Manifestasi Klinis
 Anamnesa : ada riwayat demam rematik pada
waktu lampau.
 Pemeriksaan fisik : ditemukan kelainan katup
berupa insufisiensi atau stenosis
 Pemeriksaan penunjang : toraks foto, EKG, dan
Echo.
 Komplikasi : gagal jantung, endokarditis
bakterial subakut, tromboemboli.
 Tatalaksana : tergantung kelainan katup yang
terjadi  bisa sampai dengan operasi.
 Pencegahan : sesuai pencegahan terhadap DRA.
 Prognosis : tergantung berat ringannya kelainan
katup

Anda mungkin juga menyukai