Anda di halaman 1dari 16

CHAPTER 6

AKHLAK ISLAM
Shonanda Akbar R (201660162)
Indah Nur Permatasari (201750331)
Carissa Stella Wibowo (201850529)
PENGERTIAN DAN RUANG
LINGKUP AKHLAK

Berasal dari kata “Khalaqa” dengan akar kata


“Khuluqan” yang berarti perangai, tabiat, dan adab atau
sistem perilaku yang dibuat.
Muhammad bin Ilaan Ash-Shadieqy : akhlak adalah
suat pembawaan dalam diri manusia yang dapat
menimbulkan perbuatan yang baik dengan cara yang mudah
tanpa dorongan dari orang lain.
Ibnu Maskawaih : akhlak adalah bentuk kejiwaan yang
bertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan
baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang
disengaja.
Dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah perbuata
manusia yang dilakukan dengan spontan tanpa melalui
sebuah pertimbangan dan pemikiran sebelumnya.
RUANG LINGKUP AKHLAK

1. Akhlak terhadap Allah SWT (Khaliq) :


a. Al-Hubb : mencintai Allah SWT melibihi
cintanya kepada apapun dan siapapun
b. Al-Raja : mengharapkan karunia dan
berusaha memperoleh kehidupan
c. As-Syukr : mensyukuri karunia dan nikmat
Allah
d. Qana’ah : ikhlas menerima qadha dan qoda
Illahi
e. Memohon ampun hanya kepada Allah SWT
f. At-Taubat : bertaubat hana kepada Allah,
taubat yyang paling tinggi yaitu taubat nasuha
yaitu benar benar bertaubat .
2. Akhlak terhadap Makhluk, dibagi menjadi 2:
a. Akhlak Terhadap Manusia
 Mencintai Rasulullah
 Akhlak Terhadap orang tua
 Akhlak terhadap diri sendiri
 Akhlak terhadap keluarga
 Akhlak terhadap tetangga
 Akhlak kepada masyarakat
b. Akhlak terhadap lingkungan hidup
(bukan manusia)
UKURAN BAIK DAN BURUK

 Secara umum pengertian tentang baik dan buruk sangatlah


relatif dan bersifat individual.
 Sedangkan ukuran baik dan buruk dalam akhlak adalah
ketentuan dari Allah SWT dan Rasul-nya yang baik sesuai
dengan kehendak-Nya. Bagi muslim penilaian baik dan bruk
tidak tergantung pendapat, pemikiran, golongan atau aliran
tertentu, melainkan berdasarkan Al-Quran dan Sunnah
Rasul.
 Ukuran baik dan buruk dalam filsafat etika tidak selalu
sejalan dengan ajaran islam. Seperti dalam aliran
hedonisme, aliran sosialisme,utilitarisme, sosialisme dan
humanisme.
Ukuran Baik dan Buruk dalam Islam

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah untuk memberi petunjuk kepada
manusia jalan mana yang ahrus ditempuh dalam meniti dan menata kehidupan. Islam
menetapkan norma-norma kehidupan itu sebagai ukuran standar untuk menentukan apakah
suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang itu baik secara individual maupun kelompok
sudah benar atau tidak.
Norma-norma kehidupan yang ditetapkan oleh islam tsb, dating dari Allah, bersifat
sacral, absolut, imperative, akurat, dan universal.
Norma-norma islam (akhlak) diwujudkan dalam bentuk perintah dan larangan,
dorongan dan cegahan, pujian dan kecaman, serta harapan dan penyesalan atas suatu
perbuatan yang dilakukan.
Yang baik dan benar adlh apa yang diperintahkan, didorongkan, dipuji dan diharapkan
oleh islam untuk dilakukan. Apa yang dilarang dan dicegah, dikecam, dan diharapkan untuk
ditinggalkan, yg buruk dan yg tidak diharapkan untuk dilakukan dan apa yg diperintahkan,
didorongkan, dipuji, & diharapkan utk ditinggalkan.
Rasulullah Sebagai Cont0h Akhlak Islami

Allah SWT berfirman :


“Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yg
baik bagi manusia.” (QS. Al-Ahzab : 21)
Karena Rasulullah merupakan uswatun hasanah bagi umat
manusia, maka beliau harus ditaati dalam seluruh aspek
kehidupannya.

Sifat – sifat Rasulullah :


 Shidiq
 Tabligh
 Amanah
 Fathanah
Sidiq (Jujur)
Adalah akhlak utama yg Nabi Muhammad praktikan dalam berinteraksi
kepada semua mahluk/manusia. Sifat ini telah melekat pada diri Rasulullah jauh
sebelum beliau diangkat menajdi Nabi dan Rasul, sehingga beliaupun bergelar
“Ash-Shidiq Al-Amin” (Jujur lagi terpecaya).

 Tabligh (Menyampaikan Kebenaran)


Beliau menyampaikan kebenaran dengan kasih saying, transparan,
membimbing, visioner, komunikatif dan memberdayakan. Beliau Istiqomah
melaksanakan perintah Allah dan tidak pernah menyelewengkannya.
Fathanah (Cerdas)
Profesional, Semangat Belajar, Berkelanjutan, Inovatif, Terampil, Adil.
Merupakan sifat Rasul yg sangat baik. Bagaimana mungkin seseorang akan mau
mengikutinya jika beliau tidak mempunyai kecerdasan yang luar biasa. Tanpa
factor ini seseorang takan mampu meyakinkan kebenaran dalam risalahnya.

Amanah (Terpecaya)
Siap bertanggung jawab, cepat tanggap, obyektif, akurat, & disiplin. Amanah
merupakan akhlak yang paling dasar dalam islam.
Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yg
berhak menerimanya.” (An-Nisa; 58)
Rasulullah bersabda :
“Enam perkara yg dapat menjamin kalian masuk
surga : Jujurlah jika berbicara, tepatilah jika
berjanji, laksanakan amanah jika kalian dipercaya,
peliharalah kemaluanmu, jagalah pandanganmu,
dan tahanlah tanganmu.” (HR. Ahmad)
Hubungan Akidah, Syariah, & Akhlak

Akidah, Syariah, dan Akhlak adlh komponen ajaran islam yg tidak bias dipisahkan antara satu dgn yg
lainnya. Hubungan ketiganya adalah kausalitas. Akidah harus mampu menggerakan seseorang utk
melakukan & mematuhi Agama Islam. Ajaran tsb diharapkan dapat mendidik seseorang utk bisa
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah contoh ayat-ayat dalam Alquran yg mencerminkan hubungan ketiga aspek tsb.
 QS. Al-Baqarah (2) ; 183, yg artinya :
“Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

 QS. Al-Maidah (5) ; 8, yg artinya :


“Hai orang-orang yg beriman hendaknya kamu jadi orang-orang yang selalu menegakan
(Kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

 QS. Al-Ankabut (29) ; 45, yg artinya :


“Bacalah apa yg telah diwahyukan kepadamu yaitu alkitab (Alquran) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar, & sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain) dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Contoh Akhlak Rasulullah SAW

Dalam satu kesempatah usai shalat berjamaah di masjid, Rasulullah SAW yg baru sembuh dari sakit berdiri didepna
jamaahnya dan berkata, “Duhai sahabat, kalian tahu umurku tak akan lagi Panjang, siapakah diantara kalian yg pernah
merasa teraniyaya oleh si kemah ini ? Bangkitlah sekarang utk mengambil qisas (pembalasan), jangan kau tunggu
hingga kiamat menjelang, karena Sekarang itu lebih baik”. Semua yg hadir terdiam, semua mata menatap lekat Nabi yg
terlihat lemah. Tak akan pernah ada dlm benak mereka perilaku Nabi yg terlihat janggal. Apa pun yg dilakukan Nabi, selalu
saja indah. Segala hal yg diperintahkannya selalu membuihkan bening saripati cinta. Tak akan rela sampai kapanpun, ada
yg menyentuhnya meski hanya secuil jari kaki. Apapun akan digadaikan utk membela Al-Musthafa (Nabi).

Melihat semua terdiam, Nabi mengulangi lagi ucapannya, kali ini suaranya terdengar lebih keras. Masih saja para
sahabat duduk tenang. Hingga ucapan ketiga kali, seorang laki-laki berdiri menuju Nabi. Dialah ‘Ukasyah Ibnu Muhsin. “Ya
Rasul Allah, dulu aku pernah bersamamu di perang Badar. Untaku dan untamu berdampingan, dan akupun
menghampirimu agar dapat menciummu, duhai kekasih Allah, saat itu engkau melecutkan campuk kepada untamu agar
dapat berjalan lebih cepat, namu sesungguhnya engkau memukul langkung samping ku” ucap ‘Ukasyah.

Mendengar ini Nabi pun menyuruh Bilal mengambil cambuk dirumah putrinya, Fatimah. Tampak keengganan
menggelayuti Bilal, langkahnya terayuh begitu berat, ingin sekali ia menolak perintah tsb. Ia tidak ingin cambuk yg
dibawanya itu melecut tubuh Nabi yg baru saja sembuh.
Abu Bakar & Umar bin Khattab maju kedepan dan berkata kpd Ukasyah, “Derahlah kami sesukamu,
pilihlah bagian mana saja yg kau inginkan. Jangan sekali-kali kau pukul Rasul”. Namun Rasulullah
meminta keduanya duduk kembali dan membiarkan Ukasyah melanjutkan. Begitupun ketika Ali bin Abi
Thalib berdiri dan mengajukan dirinya utk diqisas menggantikan baginda Nabi.

Ketika Rasulullah membuka gamisnya, maka terlihatlah tubuh indah nan mulia milik lelaki pilihan
itu. Saat itulah Ukasyah membuang cambuk ditangannya dan melompat memeluk tubuh mulia itu.
“Siapakah yg sampai hati mengqisas manusia indah sepertimu. Aku hanya berharap tubuhku melekat
dngn tubuhmu hingga Allah SWT dng keistimewaan ini menjagaku dari sentukan api neraka”. Dengan
tersenyum, Nabi berkata: “Ketahuilah duhai manusia, siapa yg ingin melihat penduduk surga, maka
lihatlah pribadi lelaki ini”. Ukasyah lengsung tersungkur dan bersujud memuji Allah.

Beliaulah Rasulullah SWT yg merupakan seorang yang mampunyai akhlak yang mulia yg banyak
merendahkan diri dan berdoa kehadirat Allah SWT agar menganugerahkan baginda dengan kebaikan
adab dan kemuliaan akhlak budi pekerti.
Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yg baik bagi kamu yaitu bagi
orang yg senantiasa mengharapkan (keridaan) Allah & (balasan baik) hari akhirat, serta ia juga
banyak menyebut dan mengingat Allah (dalam masa susah dan senang).” (QS Al-Ahzab; 21)

Maka Allah SWT menganugerahkan Baginda Al-Qur’anul Karim yg mengandung pengajaran


mengenai adab dan kesopanan.

“Aisyah r.a. pernah menyamakan akhlak Rasulullah SAW dengan alquran.” (Riwayat Muslim – Saad
Hisham).

Allah juga memuji Nabi Muhammad SAW dlm firmannya :

“Dan sesungguhnya Engkau (Wahai Muhammad) mempunya akhlak yang tinggi (mulia).” (QS
Al-Qalam ; 4)
NO QUESTION !!
• 201850309 dasar ukuran baik dan buruk
• 201650256 berjilbab tapi akhlak buruk lebih baik dari tidak berjilbab
tapi baik
• 201880160 bagaimana cara kita meneladani sifat rasulullah
• 201850481 bagaimana sikap kita apabila orangtua tidak
menganggap kita sebagai anak

Anda mungkin juga menyukai