Pneumonia
PPOK
Pembimbing :
dr. Iswahyuni
Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri
Panti Werdha Kristen Hana - Ciputat
Periode 25 September 2017 – 28 Oktober 2017
Anggita Tri Lestari (406152007)
Indra Kurniawan (406152026)
FK UNTAR
Asma
Keadaan saluran napas yang mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap
rangsangan tertentu peradangan.
Penyempitan ini bersifat sementara/reversible.
Reaksi asma
Neuropeptida
dpt tjd tanpa Reaksi asma tjd neuropeptid bronkokonstriksi,
melibatkan sel melalui reflek sensorik senyawa edema bronkus,
mast, misal : saraf ujung P, neurokinin A, eksudasi plasma,
hiperventilasi, saraf eferen dan Calcitonin hipersekresi
inhalasi udara vagal mukosa Gen-Related lendir, dan
terangsang Peptid (CGRP) aktifasi sel-sel
dingin, asap, inflamasi.
kabut
KLASIFIKASI
Non Atopi
ETIOLOGI
Atopi
BERAT Campuran
PENYAKIT
KLASIFIKASI
Interminten
WAKTU
SERANGAN Persisten
Brittle Asma
Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan
gambaran klinis
Gejala Gejala malam Parameter
hari
Derajat 1 Gejala < 2 X seminggu ≤ 2 X ≤ 2 X sebulan FEV1/FVC ≥ 80 %
Asma intermitten sebulan.Asimtomatik dan PEF prediksi
normal antar serangan Variasi < 20 %
Derajat 2. > 2 X per minggu tapi < 1 x per > 2x sebulan FEV1/FVC ≥ 80 %
Persisten ringan hari prediksi
Variasi 20% - 30%
Derajat 3. Gejala setiap hari > 1 per > 1 per minggu FEV1/FVC 60 % -
Persisten sedang minggu.Menggunakan agonis β2 80 % prediksi
tiap hari.Serangan mengganggu Variasi > 30 %
aktivitas.
Serangan > 2 X per minggu tapi <
1 x per hari
Derajat 4. Gejala terus menerus Sering sering FEV1/FVC ≤ 60 %
Persisten berat Aktivitas fisik terbatas prediksi
Serangan Variasi > 30 %
Gambaran Klinis
• Gambaran klinis asma klasik : serangan
episodik batuk, mengi, dan sesak napas.
• Pada awal serangan rasa berat di dada, dan
pada asma alergik mungkin disertai pilek atau
bersin.
• Muncul karena faktor pencetus ex : asap
rokok, perubahan cuaca
Pemeriksaan Penunjang
1. Spirometer untuk menilai beratnya obstruksi dan efek
pengobatan
2. Peak Flow Meter (PFM) untuk mengukur jumlah udara
yang berasal dari paru
3. X-Ray thoraks untuk menyingkirkan penyakit yg tdk
disebabkan oleh asma
4. Pemeriksaan IgE (skin prick test)
5. Petanda inflamasi penilaian semi-kuantitatif inflamasi
saluran napas melalui biopsi paru, pem. sel eosinofil
dalam sputum, kadar oksidan nitrit udara yg dikeluarkan
dgn napas
6. Uji hipereaktifitas bronkus (HRB) tes provokasi dgn
nebulasi droplet ekstrak alergen spesifik
Penatalaksanaan
6 komponen dalam pengobatan asma :
1. Penyuluhan kepada pasien
2. Penilaian derajat beratnya asma
3. Pencegahan dan pengendalian faktor pencetus
serangan
4. Perencanaan obat-obat jangka panjang
5. Merencanakan pengobatan asma akut (serangan
asma)
6. Berobat secara teratur
Penilaian berat serangan
Klinis : gejala (batuk, sesak, mengi, dada terasa berat) yang
bertambah
APE < 80 % prediksi/nilai terbaik
Terapi awal
Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (setiap 20 menit, tiga kali
dalam 1 jam), atau bronkodilator oral
Respon baik :
Gejala membaik Respon buruk :
Perbaikan dengan agonis beta-2 dan bertahap Gejala menetap atau bertambah
selama 4 jam. APE > 80% prediksi/nilai terbaik.
Lanjutkan agonis beta-2 inhalasi setiap 3-4 jam buruk
untuk 24-48 jam.
APE < 60% prediksi/nilai terbaik
Alternatif : bronkodilator oral setiap 6-8 jam. Tambahkan kortikosteroid oral
Steroid inhalasi diteruskan dengan dosis tinggi Agonis beta-2 diulang Segera ke
(bila menggunakan steroid inhalasi) selama 2
minggu, kemudian kembali ke dosis sebelumnya dokter/IGD/RS
Berat Penyakit Pencegahan jangka panjang Pengobatan mengatasi serangan
Berdasarkan lokasi
Berdasarkan infeksi :
klinis dan - Pneumonia Lobaris
epidemiologi : - Pneumonia Lobularis
- Komuniti - Pneumonia
- Nosokomial interstitial
- Aspirasi
Patofisiologi
• Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada
kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan
merusak permukaan epitel saluran napas.
• Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai
permukaan :
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonisasi dipermukaan mukosa. paling banyak
Pertahanan tubuh menurun mikroorganisme
dpt menuju alveoli peradangan dibagi
dalam 4 stadium :
1. Stadium I (4-12 jam perama/ Kongesti)
2. Stadium II (48 jam berikutnya / Hepatisasi
Merah)
3. Stadium III ( 3-8 hari/ Hepatisasi Kelabu)
4. Stadium IV (7-11 hari / Resolusi)
Diagnosis
Batuk
Sputum
Gejala Mayor
produktif
Sesak napas
DIAGNOSIS
Gejala Minor Nyeri dada
Peningkatan Konsolidasi
Pemeriksaan jumlah paru pada PF
Laboratorium leukosit >
10.000/Ul
dan Leukosit >
Peningkatan 12 ribu/uL
Gambaran LED
radiologi
Penatalaksanaan
Kategori Keterangan Kuman Penyebab Obat Pilihan I Obat Pilihan II
Kategori 1 - Usia penderita -S.pneumonia -Klaritromisin 2x250 mg - Siprofloksasin
< 65 tahun -M.pneumonia 2x500mg atau Ofloksasin
- Peny.Penyerta (-) -C.pneumonia -Azitromisin 1x500mg 2x400mg
- Dapat berobat jalan -H.influenzae
-Legionale sp -Rositromisin 2x150 mg atau -Levofloksasin 1x500mg
-S.aureus 1x300 mg atauMoxifloxacin
-M,tuberculosis 1x400mg
-Batang Gram (-) -Doksisiklin 2x100mg
Derajat III : Gagal napas atau gagal jantung VEP1/KVP < 75%
PPOK Berat kanan VEP1 30% prediksi
Penatalaksanaan
Tatalaksana PPOK stabil
Dipertimbangkan mukolitik
Keterangan :
- Kortikosteroid hanya diberikan kepada penderita dengan uji steroid + (bila dgn
pemberian steroid oral selama 10-14 hari atau inhalasi selama 6 minggu-3 bulan
perbaikan gej. Klinis atau fungsi paru
- SABA : short acting ẞ2 Agonis
- LABA : long acting ẞ2 Agonis
Terima kasih