1
Klasifikasi metode analisis (Skoog, 1-2)
3
Satuan
1 Å = 1 angstrom = 10-10 m = 10-8 cm
1 µ = 1 mikron = 10-6 m = 10-4 cm = 104 Å
1 mµ = 1 milimikron = 10-9 m = 10-7 cm = 10 Å
(Gearien,133)
8
Interaksi antara sinar dan zat (Miller,152) (3)
9
Eksitasi elektronik (1)
11
Electronic transitions involving , σ and n electrons (3)
12
Analisis Kualitatif (1)
Serapan sinar UV/Vis ditentukan oleh (Shimadzu, 4.4.1)
- Kromofor : gugus fungsional yang menyerap sinar
a.l : >C=C<, >C=O, -N=N-, -N=O, ← mempunyai multiplet
bonding (Shimadzu,4.4.1)
-NO2, -C=C- (Miller,154)
15
Informasi Analisis pada range UV-Vis (b) (Kellner,531-532)
Absorption maxima of some Absorption maxima of nonconjugated
conjugated chromophores chromophores
max max
Substances Chromophore Transition
(nm) (nm)
CH3-CO-CH=CH2 225 -C-C- σ σ* 150
CH2=CH-CH=CH2 217 -O- n σ* 185
CH3(CH=CH)3CH3 274 -N< n σ* 195
CH3(CH=CH)5CH3 342 -S- n σ* 195
CH3(CH=CH)7CH3 401
>C=O * 190
C6H6 203
n * 300
C6H5-CH=CH2 248 (weak)
>C=C< * 190 16
Analisis Kualitatif (4)
Pergeseran serapan maksimum ke arah yang
lebih panjang pergeseran batokromik
(=pergeseran merah) (Settle,486;Miller,155)
Pergeseran ini dapat disebabkan oleh terikatnya ausokrom pada
kromofor (Miller,155;Williams,7) atau perubahan pelarut (Williams,7)
Pergeseran serapan maksimum ke arah yang
lebih pendek pergeseran hipsokromik
(=pergeseran biru) (Settle,486;Miller,155)
Pergeseran ini dapat disebabkan oleh perubahan pelarut (makin polar)
atau substituen pada molekul (Miller,155-156), atau fenomena seperti
hilangnya konyugasi (Williams,7)
Kenaikan instensitas serapan, misalnya karena terikatnya ausokrom pada
kromofor atau efek pelarut (makin polar) efek hiperkromik
(Miller,155-156)
19
Analisis Kuantitatif (Settle,498) (3)
Ada beberapa tehnik analisis yang dikembangkan untuk jenis
sampel berlainan. Penentuan secara langsung dilakukan jika
molekul analit memiliki suatu kromofor. Standar harus
digunakan untuk menentukan absorbsivitas sehingga
konsentrasi dapat dihitung dengan persamaan berikut
A = a.b.c
or by establishing acalibration plot from which the
concentration can be determined by graphic interpretation or
by regretion analysis.
Penentuan secara tidak langsung umumnya dilakukan jika
molekul analit tidak memiliki “a suitable chromophore”.
Dalam hal ini, analit direaksikan secara kuantitatif dengan
molekul yang memiliki suatu kromofor and correlating the
diminution of absorbance with the concentration of the
analyte, atau dengan mereaksikannya dengan suatu reagen
yang dapat membentuk suatu gugus kromofor.
20
Hukum Lambert-Beer (1)
Cara menyatakan hukum Lambert-Beer :
22
Hukum Lambert-Beer (3)
Jika BM suatu zat tidak diketahui, atau jika yang
ditetapkan berupa campuran (Williams,8), intensitas serapan
dinyatakan sebagai E 1%
1 cm atau A 1 cm , serapan larutan zat
1%
10 ε = 1%
E 1 cm X mol. berat
24
Pelarut (1)
• Harus dapat melarutkan zat uji dan meneruskan
radiasi pada daerah yang digunakan (Pecsok,153)
• Senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa yang hanya
memiliki gugus alkil jenuh, gugus alkohol, dan gugus
eter adalah transparan (tidak memberikan serapan)
pada daerah 200-1000 mµ
dapat digunakan sebagai pelarut pada penentuan
spektra yang melalui daerah ini (Dyer,8-9)
• Pelarut paling umum untuk penentuan spektrum UV
adalah etanol 95% (Dyer,4)
Etanol absolut komersial mengandung residu benzen
yang memberikan serapan pada daerah UV (Williams,2)
25
Pelarut (2)
• Air dan heksana juga sering digunakan (Dyer,4)
• Perbedaan pelarut dapat menggeser posisi puncak
serapan (Dyer,4). Serapan maksimum dalam larutan etanol
terjadi pada yang lebih panjang dibandingkan dalam
larutan heksana (Diktat, 31)
26
Pelarut (Kellner,532) (3)
27
Pelarut (4)
28
Pelarut (5a)
29
Pelarut (5b)
30
Pelarut (5c)
31
Analisis kuantitatif campuran (Pecsok,137) (1)
32
Analisis kuantitatif campuran (Pecsok,136) (2)
Jika sistem terdiri lebih dari satu komponen yang menyerap,
diasumsikan :
- proses penyerapan oleh spesies tidak tergantung spesies
yang lain
- serapan semua spesies adalah aditif
Pada serapan maksimum untuk komponen I pada 1, terdapat
serapan komponen II
Pada serapan maksimum untuk komponen II pada 2,
terdapat serapan komponen I
Spektrum serapan untuk campuran I dan II merupakan
jumlah kurva kedua komponen
33
Analisis kuantitatif campuran (Pecsok,136-137) (3)
Rumus Perhitungan :
Pada At 1 A11 = εI1.b.cI dan AII1 = εII1.b.cII
A 1 = AI1 + AII1 = εI1.b.cI + εII1.b.cII
Pada At 2 A12 = εI2.b.cI dan AII2 = εII2.b.cII
A 2 = AI2 + AII2 = εI2.b.cI + εII2.b.cII
A 1 = serapan campuran yang diamati pada 1
A 2 = serapan campuran yang diamati pada 2
AI1 = serapan komponen I dalam campuran pada 1
AI2 = serapan komponen I dalam campuran pada 2
εI1, εI2, εII1 dan εII2 = absorbsivitas molar komponen I
dan II pada 1 dan 2
CI dan CII = konsentrasi respective komponen I dan II
dalam campuran 34
Conto….
• Artinya???
35
Analisis kuantitatif campuran (Pecsok,137-138) (4b)
Hasil pengukuran : larutan A410 A460
Ti 0,760 0,513
V 0,185 0,250
Alloy 0,715 0,657
Dari larutan standar :
ATi410 = aTi410 . b . cTi
aTi410 = 0,760/5 = 0,152
Dengan cara yang sama diperoleh :
aTi460 = 0,103, aV410 =0,037, aV460 = 0,050
Untuk larutan alloy : At 410 nm: 0,715 = 0,132CTi + 0,037CV
At 460 nm: 0,657=0,103CTi + 0,050 Cv
Solution of these simultaneous equations yields
CTi = 3,0 mg/100 ml, CV = 6,9 mg/100 ml 36
% Ti = 0,30 % V = 0,69
H. Tahapan Kerja Analisis (1)
1. Mencari “Operating Time” (OT)
Tujuan :
mengetahui waktu dimana suatu proses reaksi
berlangsung stabil
Pada saat reaksi berlangsung stabil (=pada saat OT)
diukur serapan larutan uji
Pengukuran pada saat reaksi berlangsung tidak stabil
data yang diperoleh tidak menentu
Bagaimana mencari dan mengetahui OT ?
37
H. Tahapan Kerja Analisis (2)
2. Mencari maksimum (maks)
Tujuan :
memperoleh serapan maksimum
Serapan maksimum diperoleh jika pengukuran
dilakukan pada maks
Perubahan serapan per unit konsentrasi pada maks
adalah sangat besar (Skoog,87)
“ semua yang terserap larutan uji idealnya juga terukur
maksimal oleh spektrofotometer “ sehingga diperoleh
hasil uji yang maksimal.
maks harus dicari walaupun dalam prosedur
aslinya biasanya juga telah disebutkan (petunjuk,14)
Bagaimana mencari dan mengetahui maks ?
38
39
H. Tahapan Kerja Analisis (3)
3. Membuat kurva standar
a. Dibuat dari satu seri larutan standar - menggunakan
zat standar - dalam berbagai kadar
Zat standar = zat yang diuji (terdapat dalam larutan uji)
b. Diukur serapan satu seri larutan standar pada OT dan
maks yang diperoleh pada tahap 1 dan 2.
Serapan tiap-tiap kadar larutan standar dicatat, dicari
persamaan garis lurus dan koefisien korelasinya;
absis (X) untuk konsentrasi (c) larutan standar,
ordinat (Y) untuk serapan (A)
40
Kurva kalibrasi
41
42
H. Tahapan Kerja Analisis (4)
4. Mencari kadar zat dalam larutan uji
a. Larutan uji dalam kuvet yang telah dipersiapkan
diukur serapannya pada OT dan maks yang
telah diketahui.
Dilakukan beberapa kali pengulangan pengujian
(4 replikasi).
b). Dengan bantuan kurva standar atau persamaan
garis linier yang diperoleh dapat diketahui kadar
zat dalam sampel.
43
I. Instrumen (1)
Spektrofotometer
provide a plot of the intensity of transmitted or absorbed
light versus wavelength (Dyer,4;Settle,488)
Penggolongan berdasarkan sistem optik
-- single beam
Sistem optik -- -- single detector
-- double beam --
-- double detector
Pada double beam,
sumber cahaya utama terbagi menuju 2 beam :
satu menuju kuvet (mengandung larutan sampel) dan satu
menuju kuvet (mengandung pelarut referensi) (Dyer, 4)
Yang dimiliki Farmasi UAD ?
double beam – double detector (UV-1700) 44
I. Instrumen (2)
45
I. Instrumen (3)
46
I. Instrumen (Settle,489) (4)
47
Sumber sinar
48
49
• Filter atau monokromator
Ada beberapa cara untuk mengisolasi/mendapatkan
sinar monokromatik yang diinginkan. Salah satunya
adalah dengan menempatkan suatu filter di depan wadah
sampel
filter dapat berupa glass filter atau gelatin filter (Wratten),
yang mempunyai bandwidths yang luas dan puncak emisi
yang rendah (Hicks,26)
[Bandwidth (nm) glass filter : 150+, gelatin filter : 25-50;
Transmisi (%) glass filter : 25-90%, gelatin filter : 5-30
(Beckett,227)]
50
Skema monokromator
prisma (Pecsok,150)
51
Sampel
52
Kuvet
Untuk Vis dari gelas atau kuarsa (quartz) (Pecsok,153;Kellner,530)
53
54
K. Blangko (Hicks dkk., 22-23; Gearien,139)
55
Detektor
56
57
Aplikasi UV/Vis (Harvey, 395-398)
Bidang lingkungan
(misal : analisis berbagai logam dalam air)
Bidang klinik
(misal : analisis barbiturat dalam serum)
Bidang industri
Bidang industri farmasi : analisis antibiotika, hormon,
vitamin, analgesik)
Bidang industri lain : analisis makanan, cat, gelas, logam
Bidang Forensik
58 (misal : analisis narkotika, alkohol dalam darah)
Spektrum elektromagnetik dan sinar visibel
59
Panjang gelombang dan warna sinar
60
Modul 2
61
Absorpsi
• Berkas radiasi elektromagnet bila dilewatkan
pada sampel kimia maka sebagian akan
terabsorpsi
• Energi elektromagnet yang ditransfer ke
molekul sampel akan menaikan tingkat energi
(tingkat tereksitasi)
• Eksitasi energi dapat berupa eksitasi
elektronik, vibrasi dan rotasi
• Molekul akan dieksitasi sesuai dengan panjang
gelombang yang diserapnya
• Hampir semua gugus fungsi organik memiliki
bilangan gelombang serapan khas di daerah
yang tertentu
Vibrasi molekul
• Jenis vibrasi:
1. Vibrasi ulur (Stretching Vibration),
yaitu vibrasi yang mengakibatkan
perubahan panjang ikatan suatu
ikatan
2. Vibrasi tekuk (Bending Vibrations),
yaitu vibrasi yang mengakibatkan
perubahan sudut ikatan antara dua
ikatan
Spektroskopi IR
Spektroskopi Infra Merah
• Merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan
radiasi elektromagnetik yang berada
pada daerah panjang gelombang 0.75
– 1.000 µm atau pada bilangan
gelombang 13.000 – 10 cm-1
• Umumnya digunakan dalam penelitian
dan industri
• Menggunakan teknik absorpsi
Instrumentasi
Spektroskopi IR
• Sumber Radiasi
- Nerst Glower
• Daerah Cuplikan/Sampel
• Monokromator
– Prisma garam batu
• Detektor
- Detektor termal
• Signal Prosessor dan Readout
Fourier Transform Infra
Red
Bruker Vertex 70
Diagram Skematik dari
Spektrometer IR
Instrumentasi Fourier
Metode Spektroskopi Infrared
Identifikasi Gugus Fungsi
Frekuensi dapat dijadikan penentu
gugus fungsi dengan persamaan :
ð= 1/(2πc)√(K/µ)
Metode Spektroskopi Infrared
Identifikasi Gugus Fungsi
Frekuensi dapat dijadikan penentu gugus fungsi, dengan
klasifikasi seluruh daerah frekuensi IR menjadi 3 atau 4
bagian.
Pembagian IR
1. Daerah dekat IR ( 0,2-2,5µ )
2. Daerah Fundamental (2,5-50µ)
3. Daerah jauh IR (50-500µ)
baseline
peak
intensitas
%T = x 100
intensitas orisinil
• Wavenumber menyatakan panjang gelombang yang dipancarkan (cm-1)
CH3COOH
Analisis Kualitatif dengan Inframerah
• Daerah ulur hidrogen. (3700-2700 cm-1)
Puncak terjadi karena vibrasi ulur antara atom H dengan atom
lainnya. Ikatan hidrogen menyebabkan puncak melebar
dan terjadi pergeseran gelombang ke arah lebih
pendek. Perubahan struktur dari ikatan CH akan menyebabkan puncak bergeser
ke arah yang maksimum.
K
θ
A
θ Kristal
Collimators
II
θ θ d
d sin θ
Keterangan :
n = 1 (bilangan bulat positif)
λ = 1,54 Ǻ (panjang gelombang sinar X yang dipakai dalam
percobaan)
a = nilai rata-rata parmeter kisi
dhkl = jarak antar atom dalam kisi kristal (KBr)