Anda di halaman 1dari 34

Pyonephrosis dan Abses

Perirenal
ANATOMI
Ginjal
• Ginjal berjumlah 2 buah
• Berat ginjal + 150 gram (125-170 gram pada
laki-laki, 115-155 gram pada perempuan).
• Letak ginjal  retroperitoneal, sebelah dorsal
dari cavum abdomen.
– Ginjal Kiri (bagian atas) setinggi vertebra lumbal I
– Ginjal Kanan (bagian atas) setinggi vertebra
lumbal IV
• Ginjal dilapisi oleh:
– Luar  Capsula Adiposa
– Dalam  Capsula Renalis
Ginjal
• Bila dibuat irisan memanjang dari medial ke
lateral tampak 2 bagian  cortex sebelah luar,
medulla sebelah dalam.
– Cortex  terdapat corpusculi renalis, tubuli concorti,
permulaan tubulus collectus.
– Medulla  piramid renalis  calix major & calix
minor  kemudian bergabung menjadi pelvis renalis
 berlanjut sebagai ureter. Pada Medula terdapat
Ansa henle (sebagian pars descendens & pars
ascendens tubulus henle) dan sebagian besar tubulus
collectus.
Ginjal
• Vaskularisasi Ginjal
– Ginjal mendapat darah dari A. Renalis merupakan
cabang dari Aorta Abdominalis.
– Sebekum memasuki ginjal A. Renalis bercabang
menjadi 2 yaitu  ramus anterior & ramus
posterior.
Ginjal
• Ramus ini bercabang menjadi:
– A. Segmentalis  memvaskularisasi 1 segmen
ginjal. Arteri Segementalis bercabang menjadi:
• A. Interlobaris  bercabang menjadi A. Interlobularis
• A. Arcuata  bercabang menjadi A. Arteriole Afferent
 menuju Capsula Bowmani bersatu menjadi
Arteriolae Efferent  Glomerolus.
Ginjal
• Arterolla Efferent membentuk anyaman
pembuluh darah pada tubulus contortus dan
tubulus henle. Sebagian memberi cabang ke
Pelvis renalis  A. Recta
• A. Recta memvaskularisasi tubulus henle dan
tubulus Colectivus membentuk anyaman
pembuluh darah menjadi V. Recta
PYONEPHROSIS
Epidemiologi
• Pyonephrosis adalah keadaan dimana terjadi
destruksi supuratif parenkim ginjal disertai
hilangnya fungsi ginjal yang irreversible.
• Wanita (73%) lebih sering dibandingkan pria
(27%).

3. Scarneci I, Constantina A, Grigorescu D, Maxim L. Pyonephrosis: diagnosisand treatment: report of 65


cases. Prezentare de cas. J.M.B nr. 2. 2015; 122-5.
Faktor Resiko
Penyakit urologis terkait seperti kalkulus ureter, hidronefrosis tingkat sedang
/berat, kehadiran kalkulus staghorn, kalkulus ganda dan ginjal yang tidak
berfungsi sebagai prediktor pyonephrosis.

Riwayat masa lalu dari operasi urologis ditemukan terkait dengan pyonephrosis.

Infeksi dan obstruksi saluran kemih bagian atas berperan dalam etiologinya.

Imunosupresi dari obat-obatan (steroid), penyakit (diabetes mellitus, AIDS), dan


variasi anatomi (ginjal pelvis, ginjal tapal kuda) juga dapat menjadi faktor risiko
untuk pyonephrosis.

4. Patodia M, Goel A, Singh V, Singh BP, Sinha RJ, Kumar M, et al. Are there any predictors of pyonefrosis in
patients with renal calculus disease? Urolithiasis 2017 Aug;45(4):415-20. Doi: 10.1007/s00240-016-0933-2.
Etiologi
Pada Penyebab
Lithiasic ureteral obstruction

dasarnya, intrinsik: Partially or totally obstructive kidney stones


(calculus impacted in pyeloureteral junction, coral
calculus)
Pyeloureteral junction syndrome
penyebabnya
Upper tract urothelial tumours
adalah
Clots
obstruksi Papillary necrosis
saluran kemih
dapat Penyebab Infiltrative bladder tumours with obstruction
or compression of the ureteral orifice
menyebabkan ekstrinsik: Prostatic carcinoma

pyonephrosis. inferior polar renal cyst lower polar vessel

Retroperitoneal lymphadenopathy

Retroperitoneal fibrosis.

5. Schaeffer AJ, Schaeffer EM. Infections of the urinary tract. Champbell-Walsh Urology 9th edition. Saunders
Elsevier. 223-96.
.
Etiologi
• Eschericia coli (55%)
• Klebsiella (3%)
• Proteus (1,5%)
• Pesudomonas (1,5%)

• Steril urine cultures ? (30%)

3. Scarneci I, Constantina A, Grigorescu D, Maxim L. Pyonephrosis: diagnosisand


treatment: report of 65 cases. Prezentare de cas. J.M.B nr. 2. 2015; 122-5.
Anamnesis
• Riwayat memiliki batu ginjal
• Riwayat menjalani operasi batu ginjal?
• Riwayat neoplasia with secondary pelvic
ureteral obstruction?
• Riwayat penggunaan obat-obatan
Immunosupresif?
• Riwayat DM tipe 1 dan 2?
• Riwayat AIDS?

3. Scarneci I, Constantina A, Grigorescu D, Maxim L. Pyonephrosis: diagnosisand


treatment: report of 65 cases. Prezentare de cas. J.M.B nr. 2. 2015; 122-5.
Gejala Klinis
• Nyeri pinggang
• Demam dan mengigil
• Gejala iritatif selama miksi (dysuria &
frequency)

3. Scarneci I, Constantina A, Grigorescu D, Maxim L. Pyonephrosis: diagnosisand treatment: report of 65 cases. Prezentare
de cas. J.M.B nr. 2. 2015; 122-5.
5. Erol A, Coban S, Tekin A. A giant case of pyonephrosis resulting from nephrolithiasis. Case Rep Urol 2014:161640.
doi: 10.1155/2014/161640
Pemeriksaan Fisik
• Pada pemeriksaan fisik, massa abdomen yang
teraba mungkin juga berhubungan dengan
ginjal hidronefrotik.

5. Erol A, Coban S, Tekin A. A giant case of pyonephrosis resulting from nephrolithiasis. Case Rep Urol
2014:161640. doi: 10.1155/2014/161640
Pemeriksaan Penunjang
• CT-scan tanpa kontras (modalitas terbaik)
– CT lebih efektif daripada USG karena mengidentifikasi penyebab
obstruksi (batu, fibrosis retroperitoneal, massa metastasis, dll.), dan
patologi abdomen seperti hidronefrosis lebih baik.
• USG
• Urografi Intravena
• MRI
• Percutaneous drainage

• Radiografi polos  batu


• Pemeriksaan Fungsi Ginjal
• Urinalisa
• Leukosit
3. Scarneci I, Constantina A, Grigorescu D, Maxim L. Pyonephrosis: diagnosisand treatment: report of 65 cases. Prezentare
de cas. J.M.B nr. 2. 2015; 122-5.
5. Erol A, Coban S, Tekin A. A giant case of pyonephrosis resulting from nephrolithiasis. Case Rep Urol 2014:161640.
doi: 10.1155/2014/161640
Diagnosis
• Diagnosis didasarkan pada kriteria klinis (nyeri lumbar,
nefromegali, demam piuria), dalam hubungannya dengan
investigasi paraclinical (ultrasonografi, CT, urografi intravena)
Diagnosis Banding
• Hydronephrosis
• Tumor Ginjal
• Perirenal Abses
Tatalaksana
• Total Nephrectomy (tanpa memandang etiologi apapun).
Nephrectomy dapat dianggap sebagai pilihan pengobatan
yang baik jika ginjal kontralateral masih utuh dan berfungsi
normal.
• Antibiotik pada pyonephrosis diadministrasikan dari awal,
bahkan jika tidak adanya hasil kultur dan antibiogram
(sefalosporin + aminoglikosida  untuk menghindari kondisi
sepsis.
Komplikasi

Komplikasi penting yang bisa


terjadi jika drainase perkutan
Adhesi antara ginjal yang terkena dilakukan pada pyonephrosis
Urosepsis dan organ di sekitarnya adalah kemungkinan membuka
(duodenum & vena cava inferior). rongga pleura, dengan
penyebaran septik ke rongga
pleural dan empiema pleura.

Lesi intraoperatif pada colon


Pada saat operasi terbuka, secara
(paling sering di sebelah kiri),
tidak sengaja membuka rongga
duodenum; vena cava inferior;
pleura atau rongga peritoneum.
laserasi kutub inferior lien.

6. Schaeffer AJ, Schaeffer EM. Infections of the urinary tract. Champbell-Walsh Urology 9th edition. Saunders
Elsevier. 223-96.
7. Reinhart K, et al. Markers for sepsis diagnosis: what is useful?. Crit Care Clin 22: 2006; 503-19.
Abses Perirenal
Epidemiologi
• Dua puluh persen hingga 60% dari pasien dengan
abses perinefrik terkait batu ginjal.

1. Okafor CN, Onyeaseo EE. Perinepric abscess. PubMed 2019.


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536936/
Etiologi
Abses perirenal dapat terjadi melalui penyebaran infeksi secara
hematogen dari fokus di luar ginjal atau penyebaran lokal dari
infeksi urologis terkait.

Infeksi ini dapat


berasal dari
trauma, hati, leher
Infeksi asenden Hematogen -->
Penyebaran lokal - rahim, pankreas,
dari kandung Abses ginjal yang sebagian besar
-> migrasi keluar kandung empedu,
kemih dengan pecah melalui disebabkan oleh
infeksi ginjal --> dan usus buntu
pielonefritis kapsul Staphylococcus
lemak perirenal. atau dari penyakit
terkait. aureus.
usus kecil Crohn,
atau osteomielitis
vertebral.

1. Okafor CN, Onyeaseo EE. Perinepric abscess. PubMed 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536936/


Etiologi
• Organisme yang paling sering dijumpai adalah
Escherichia coli (51,4%), Staphylococcus
aureus, dan Klebsiella pneumonia.

2. Liu XQ, Wang CC, Liu YB, Liu K. Renal and perinephric abscesses in West China Hospital: 10-year retrospective-
descriptive study. World J Nephrol. 2016 Jan 06;5(1):108-14.
Faktor Resiko
Diabetes mellitus

Kehamilan

Infeksi saluran kemih

Kelainan struktural pada saluran kemih

Kelainan saluran kemih lainnya seperti:


• Nefrolitiasis terutama batu staghorn besar
• Kandung kemih neurogenik
• Refluks vesikoureteral
• Tumor obstruktif
• Nekrosis papiler
• Penyakit ginjal polikistik.

1. Okafor CN, Onyeaseo EE. Perinepric abscess. PubMed 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536936/


Gejala Klinis
• Demam (75%)
• Mengigil (65%)
• Nyeri pinggang
• Nyeri perut
– Rasa nyeri dapat menjalar ke arah selangkangan atau tungkai

• Disuria dan frequency yang khas dari ISK  biasanya tidak ditemukan
• Pasien lanjut usia dan pasien dengan neuropati otonom, pasien dengan diabetes
atau alkoholisme kronis  gejala timbul yang lebih lamban.
• Pasien juga dapat mengalami nyeri kuadran kanan atas dengan ekstensi hati abses
perinefrik atau nyeri dada ketika ada ekstensi ke paru-paru dan empiema terkait.

1. 1. Okafor CN, Onyeaseo EE. Perinepric abscess. PubMed 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536936/


3. Lee BE, Seol HY, Kim TK, Seong EY, Song SH, Lee DW, Lee SB, Kwak IS. Recent clinical overview of renal and perirenal
abscesses in 56 consecutive cases. Korean J. Intern. Med. 2008
Anamnesis
• Riwayat infeksi saluran kemih?
• Riwayat batu ginjal?
• Riwayat penyakit ginjal lain?
• Riwayat DM?
Pemeriksaan Fisik
• Nyeri pada perkusi daerah costovertebral
(75%)
• Teraba massa (60%)
• Perubahan kulit (inflamasi)

1. Okafor CN, Onyeaseo EE. Perinepric abscess. PubMed 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536936/


5. Tsukagoshi D, Dinkovski B, Dasan S, Jethwa J. Perinephric abscess secondary to a staghorn calculus presenting as a
subcutaneous abscess. CJEM. 2006 Jul;8(4):285-8.
Pemeriksaan Penunjang
• CT scan dengan kontras (modalitas terbaik)
– Mengidentifikasi abses dan menentukan luasnya.
– Menilai penyebaran nanah perinephric ke struktur yang berdekatan termasuk
hati, organ retroperitoneanl, mediastinum, dan diafragma. Fasia Gerota
biasanya membatasi abses di dalam area perinefrik.
• Radiografi polos
– Abnormalitas radiologis ini termasuk tidak adanya margin psoas, adanya
massa abdomen, ginjal yang membesar dengan batas yang tidak jelas, batu
radio-opak dan bayangan ginjal yang tidak jelas.
• USG  menunjukkan pemisahan horizontal antara urin (kepadatan
rendah) dan nanah (cairan lebih padat).

• Urinalisis
• Kultur darah  mencari penyebab penyebaran infeksi yang hematogen.
• Leukosit

1. Okafor CN, Onyeaseo EE. Perinepric abscess. PubMed 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536936/


Diagnosis Banding
• Acute pyelonephritis complicated by papillary necrosis-progressive
infection with necrosis of the renal pyramids
• Emphysematous pyelonephritis-gas producing necrotizing infection
involving the parenchyma of the kidney
• Acute lobar nephronia without renal tissue necrosis-variant of acute
pyelonephritis that manifests as nonsuppurative renal infection
• Xanthogranulomatous pyelonephritis- variant of chronic pyelonephritis
with large destruction of the kidney
• Malakoplakia- granulomatous E. coli inflammatory disease
• Renal cell carcinoma

1. Okafor CN, Onyeaseo EE. Perinepric abscess. PubMed 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536936/


Tatalaksana
Antibiotik empirik
• Abses < 3 cm harus awalnya diobati dengan antibiotik
• Durasi antibiotik harus minimal 2 hingga 3 minggu
• Durasi pengobatan harus disesuaikan dengan waktu perbaikan laboratorium dan klinis dan resolusi abses.
• Antibiotik empiris pada awalnya harus diarahkan terhadap organisme gram negatif dan Staphylococcus
aureus.
• Pilihan antibiotik empiris juga tergantung pada organisme yang dicurigai.
• Pada pasien dengan pielonefritis dan abses perinefrik terkait Enterobacteriaceae.
• Pada pasien dengan bakteremia Staphylococcus dengan abses perinefrik  Staphylococcus.
• Pasien stabil  Terapi empiris dapat ditunda, drainase dapat segera dilakukan untuk mengidentifikasi
organisme penyebab.

Percutaneous drainase
• Harus dilakukan jika gejala dan kelainan radiografi bertahan setelah beberapa hari pengobatan antibiotik yang
tepat.

Intervensi bedah (Drainase abses hingga Nephrectomy)


• Diindikasikan dalam kasus-kasus ketika tidak berhasil diobati dengan terapi antibiotik dan drainase kateter
perkutan.

1. Okafor CN, Onyeaseo EE. Perinepric abscess. PubMed 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536936/


Komplikasi
• Sepsis
• Pneumonia
• Bleeding
• Fistula formation to stomach, small bowel, and
lung
• Subphrenic abscess
• Possible rupture into the peritoneum
• Possible perforation through the diaphragm
• Empyema
1. Okafor CN, Onyeaseo EE. Perinepric abscess. PubMed 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536936/

Anda mungkin juga menyukai