MOLA HIDATIDOSA
Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
dibandingkan dengan negara-negera Barat.
Faktor ovum :
ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi
terlambat dikeluarkan.
Usia :
ibu yang terlalu muda atau tua (36-40 tahun) beresiko
50% terkena penyakit ini.
Imunoselektif dari sel trofoblast
Keadaan sosioekonomi yang rendah
Paritas tinggi
Defisiensi vitamin A
Kekurangan protein
Infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas.
KLASIFIKASI
Mola hidatidosa dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
• Teori ini menyatakan bahwa janin mati Pada penyakit trofoblas, yang abnormal
pada usia kehamilan 3-5 minggu .Hal inilah adalah sel-sel trofoblas dimana fungsinya juga
yang menyebabkan gangguan peredaran menjadi abnormal. Hal ini menyebabkan
darah sehingga terjadi penimbunan cairan terjadinya reabsorpsi cairan yang berlebihan
dalam jaringan mesenkim dari villi dan kedalam villi sehingga menimbulkan
akhirnya terbentuklah gelembung- gelembung. Sehingga menyebabkan gangguan
gelembung. peredaran darah dan kematian janjin.
• Menurut Reynolds, kematian mudigah itu
disebabkan karena kekurangan gizi
berupa asam folik dan histidine pada
kehamilan hari ke 13 dan 21. Hal ini
menyebabkan terjadinya gangguan
angiogenesis.
MANIFESTASI KLINIS
Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya dan tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
Keluar jaringan mola seperti buah anggur yang merupakan diagnosa pasti
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan dalam
Ada kehamilan disertai • Inspeksi : Abdomen • Memastikan besarnya
gejala dan tanda nampak cembung uterus :
kehamilan, perdarahan • Palpasi : Uterus • Uterus terasa lembek
pervaginam berulang membesar tidak sesuai • Terdapat perdarahan
cenderung berwarna coklat dengan usia kehamilan, dalam kanalis servikalis
dan kadang bergelembung teraba lembek, tidak
seperti busa. teraba bagian-bagian
- Hiperemesis. janin,ballotement serta
- Hipertiroid. gerakan janin.
• Auskultasi : tidak
terdengar bunyi denyut
jantung janin
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan kadar hCG Pemeriksaan USG Pemeriksaan Foto
Rentogen Thorax
Hasil yang didapatkan Gambaran badai salju Biasanya dilakukan
melebihi kadar hcG (snow flake patten/Snow karena kemungkinan
normal pada kehamilan storm) atau gambaran metastase ke paru-paru
(10.000 - 30.000 sarang lebah (honey
mIU/mL) comb).
BetaHCG urin > 100.000
mlU/ml
Beta HCG serum >
40.000 IU/ml
Perdarahan
Perdarahan berulang Infeksi Korio-
yang hebat yang dapat sekunder karsinoma
sampai syok menyebabkan
anemia
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
Nama : Ny. L
Umur : 19 tahun
Alamat : Jl. Labu
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Tgl masuk RS : 06 Mei 2017
Tgl pemeriksaan : 06 Mei 2017
Jam : 17.55 wita
ANAMNESIS
ANAMNESIS
Keluhan Utama : keluar darah dari jalan lahir
Riw. Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD kebidanan RS Anutapura Palu
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir, dialami sejak
kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengaku darah yang keluar banyak dan sesekali keluar
gumpalan kecil. Pasien juga mengeluh nyeri perut terutama
bagian bawah. Pasien sudah 3 bulan lebih tidak haid
kemudian pasien periksa ke bidan dan dinyatakan positif
hamil. Keluhan disertai dengan adanya mual dan muntah,
pusing (+), sakit kepala (-), Gerakan janin (-) BAK biasa dan
BAB lancar.
G2P0A1 Usia Kehamilan : 14-15 minggu
HPHT: 13-11-2016 Menarche : 13 tahun
TP : 20-08-2017 Perkawinan : Pertama, 2thn
Riwayat Penyakit Terdahulu:
Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat keluhan yang
Suntik KB ( -)
IUD ( -)
Susuk KB ( -)
Lain-lain ( -)
Riwayat obstetri
Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema palpebra (-/-),
pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, batas jantung
DBN
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Bunyi jantung I/II
murni regular
Abdomen :
I : Tampak agak membesar
P : Teraba tinggi fundus uteri berada setinggi umbilikus, balotement (-), tidak
teraba bagian janin, nyeri tekan (+)
Ekstremitas :
Atas : Akral hangat, edema -/-
Bawah : Akral hangat, edema -/
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN GENITALIA
Inspekulo : tidak dilakukan
Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) :
Dinding vagina normal, masa (-), portio tebal (+), lunak (+),
Ø(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
103/µL
HbsAg Non reaktif
Pemeriksaan β-HCG
Rencana Terapi
Infus RL 20 tpm
Meloxicam 2x7,5 mg
Pro Kuretase
Rencana Monitoring
Observasi keadaan umum dan vital sign
Observasi perdarahan
FOLLOW UP
Perawatan hari I : 7-05-2017
S Nyeri perut (+), mual (-) muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-) perdarahan
pervaginam (+) sedikit, BAK biasa, dan BAB lancar
O TD : 120/70 mmHg N : 80 kali/menit
R : 20 kali/mnt S : 36,5oC
Konjungtiva anemis (-/-).
A G2P0A1 + Gravid 14-15 minggu + Mola Hidatidosa
P IVFD RL 20 tpm
Inj Transamin 1 ampul/8 jam
Drips oxytocin 1 ampul dalam RL 500 cc 28 tpm
Meloxicam 2x7,5 mg
Foto thorax
Siapkan 2 kantong darah WB
Rencana kuret besok
FOLLOW UP
Perawatan hari II : 8-05-2017
S Nyeri perut (+), mual (-) muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-) perdarahan
pervaginam (+) sedikit,” BAK biasa, dan BAB lancar
O TD : 120/80 mmHg N : 84 kali/menit
R : 20 kali/mnt S : 36,7oC
Konjungtiva anemis (-/-).
Hasil foto thorax : Bronchitis disertai lymphadenopathy hiler + cardiomegaly +
elongatio aorta
A G2P0A1 + Gravid 14-15 minggu + Mola Hidatidosa
P IVFD RL 20 tpm
Inj Transamin 1 ampul/8 jam
Drips oxytocin 1 ampul dalam RL 500 cc 28 tpm
Meloxicam 2x7,5 mg
Konsul penyakit dalam
Kuret dilakukan jika sudah di acc dari penyakit dalam
FOLLOW UP
Dilakukan kuretase dan dikeluarkan jaringan seperti anggur dengan jumlah yang
banyak, berat mola ±1000 gram, perdarahan bergumpal ± 500 cc
Dokumentasi mola :
Faktor Resiko dari mola hidatidosa : Pada kasus ini, sesuai teori faktor resiko
terjadinya kehamilan mola, pertama
• Usia : ibu yang terlalu muda atau tua berhubungan dengan usia ibu yaitu usia
(36-40 tahun) beresiko 50% terkena muda (19 tahun), faktor kedua
penyakit ini. kemungkinan dikarenakan keadaan
• Keadaan sosioekonomi yang rendah sosioekonomi yang rendah, sehingga
• Defisiensi vitamin A kekurangan asupan protein dan asam
• Kekurangan protein folat.
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Gejala klinis dari mola hidatidosa : Pada kasus ini, sesuai teori gejala klinis yang
ditemukan adalah keluhan perdarahan dari
• Amenorea dan tanda – tanda kehamilan jalan lahir, dialami sejak kurang lebih 2
• Perdarahan pervaginam dari bercak minggu SMRS.
sampai perdarahan berat. Merupakan Pasien sudah 4 bulan tidak menstruasi
gejala utama dari mola hidatidosa kemudian pasien periksa ke bidan dan
• Uterus sering membesar lebih cepat dari dinyatakan positif hamil namun gerakan janin
biasanya dan tidak sesuai dengan usia belum dirasakan oleh pasien. Keluhan disertai
kehamilan. dengan adanya mual dan muntah serta
• Tidak dirasakan tanda – tanda adanya pusing.
gerakan janin maupun ballotement
• Hiperemesis. Pasien dapat mengalami
mual dan muntah cukup berat.
• Keluar jaringan mola seperti buah anggur
yang merupakan diagnosa pasti
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Menurut teori diagnosis pasti dari Pada kasus ini, sesuai teori pada
mola hidatidosa biasanya dapat pemeriksaan USG ditemukan
dibuat dengan ultrasonografi adanya gambaran snow storm atau
dengan menunjukkan gambaran badai salju,
yang khas berupa “vesikel-vesikel”
(gelembung mola) dalam kavum
uteri atau “badai salju” (snow flake
pattern/snow storm).
Teori Kasus
Dignosis yang paling tepat bila Pada kasus ini, sesuai teori setelah
didapatkan pengeluaran dilakukan kuretase, jaringan mola
gelembung mola dapat dilihat secara langsung, dan
penegakan diagnosis tidak sulit
untuk dibuat.
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Penatalaksanaan pada mola Pada kasus ini, penatalaksanaan
hidatidosa : sudah sesuai teori yaitu yang
1. Perbaikan keadaan umum pertama memperbaiki keadaan
2. Pengeluaran jaringan mola umum pasien, dan dilakukan
- Kuretase pengeluaran jaringan mola dengan
- Histerektomi kuretase bukan dengan histerktomi,
3. Pemeriksaan tindak lanjut dikarenakan histerektomi dilakukan
pada mola resiko tinggi usia lebih
dari 30 tahun, Paritas 4 atau lebih,
dan uterus yang sangat besar yaitu
setinggi pusat atau lebih, sementara
pada pasien ini usia 19 tahun, dan
belum memiliki anak.
TERIMA KASIH