Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

MOLA HIDATIDOSA

PEMBIMBING KLINIK : dr. DJEMI, SPOG, MARS

JEINUN GEMINI JAMADI, S.Ked (N 111 15


050)
PENDAHULUAN

Penyakit trofoblas ialah penyakit yang mengenai sel-sel trofoblas dimana


terjadi suatu keabnormalan konsepsi plasenta yang disertai sedikit atau bahkan
tanpa perkembangan janin.

Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
dibandingkan dengan negara-negera Barat.

Di Indonesia sendiri didapatkan kejadian mola pada 1 : 85 kehamilan.


Biasanya dijumpai lebih sering pada usia reproduktif (15-45 tahun); dan pada
multipara.
DEFINISI

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan


yang berkembang tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin dan hampir seluruh
vili korialis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidropik
EPIDEMIOLOGI

Umumnya wanita Asia lebih


tinggi daripada wanita di
negara Barat.

Di Indonesia, mola hidatidosa dianggap


sebagai penyakit yang penting dengan
insiden yang tinggi (data RS di Indonesia,
1 per 40 persalinan),
ETIOLOGI
 Mola hidatidosa disebabkan oleh adanya over-
production jaringan yang membentuk plasenta.
 Dalam keadaan kehamilan normal, plasenta berfungsi
memberikan nutrisi untuk janin.
 Namun pada kasus mola hidatidosa, jaringan
berkembang menjadi suatu masa yang abnormal
sehingga tidak dapat berfungsi secara normal
FAKTOR RESIKO

Faktor ovum :
ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi
terlambat dikeluarkan.
Usia :
ibu yang terlalu muda atau tua (36-40 tahun) beresiko
50% terkena penyakit ini.
Imunoselektif dari sel trofoblast
Keadaan sosioekonomi yang rendah
Paritas tinggi
Defisiensi vitamin A
Kekurangan protein
Infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas.
KLASIFIKASI
Mola hidatidosa dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

Complete mole Parsials mole

Bila tidak disertai janin Bila disertai janin atau


bagian dari janin
disebut mola parsialis
atau Parsials mole
PATOFISIOLOGI
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis
dari penyakit trofoblas :

Teori Missed Abortion Teori Neoplasma

• Teori ini menyatakan bahwa janin mati Pada penyakit trofoblas, yang abnormal
pada usia kehamilan 3-5 minggu .Hal inilah adalah sel-sel trofoblas dimana fungsinya juga
yang menyebabkan gangguan peredaran menjadi abnormal. Hal ini menyebabkan
darah sehingga terjadi penimbunan cairan terjadinya reabsorpsi cairan yang berlebihan
dalam jaringan mesenkim dari villi dan kedalam villi sehingga menimbulkan
akhirnya terbentuklah gelembung- gelembung. Sehingga menyebabkan gangguan
gelembung. peredaran darah dan kematian janjin.
• Menurut Reynolds, kematian mudigah itu
disebabkan karena kekurangan gizi
berupa asam folik dan histidine pada
kehamilan hari ke 13 dan 21. Hal ini
menyebabkan terjadinya gangguan
angiogenesis.
MANIFESTASI KLINIS

Amenorea dan tanda – tanda kehamilan

Perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan berat. Merupakan gejala


utama dari mola hidatidosa, sifat perdarahan bisa intermiten selama berapa minggu
sampai beberapa bulan sehingga dapat menyebabkan anemia.

Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya dan tidak sesuai dengan usia
kehamilan.

Tidak dirasakan tanda – tanda adanya gerakan janin maupun ballotement

Hiperemesis. Pasien dapat mengalami mual dan muntah cukup berat.

Keluar jaringan mola seperti buah anggur yang merupakan diagnosa pasti
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan dalam
Ada kehamilan disertai • Inspeksi : Abdomen • Memastikan besarnya
gejala dan tanda nampak cembung uterus :
kehamilan, perdarahan • Palpasi : Uterus • Uterus terasa lembek
pervaginam berulang membesar tidak sesuai • Terdapat perdarahan
cenderung berwarna coklat dengan usia kehamilan, dalam kanalis servikalis
dan kadang bergelembung teraba lembek, tidak
seperti busa. teraba bagian-bagian
- Hiperemesis. janin,ballotement serta
- Hipertiroid. gerakan janin.
• Auskultasi : tidak
terdengar bunyi denyut
jantung janin
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan kadar hCG Pemeriksaan USG Pemeriksaan Foto
Rentogen Thorax
Hasil yang didapatkan Gambaran badai salju Biasanya dilakukan
melebihi kadar hcG (snow flake patten/Snow karena kemungkinan
normal pada kehamilan storm) atau gambaran metastase ke paru-paru
(10.000 - 30.000 sarang lebah (honey
mIU/mL) comb).
BetaHCG urin > 100.000
mlU/ml
Beta HCG serum >
40.000 IU/ml

Dignosis yang paling tepat bila didapatkan pengeluaran


gelembung mola
PENATALAKSANAAN

1. Perbaikan keadaan umum

2. Pengeluaran jaringan mola


• Kuretase
• Histerektomi
3. Pemeriksaan tindak lanjut
KOMPLIKASI

Perdarahan
Perdarahan berulang Infeksi Korio-
yang hebat yang dapat sekunder karsinoma
sampai syok menyebabkan
anemia
IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien
Nama : Ny. L
Umur : 19 tahun
Alamat : Jl. Labu
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Tgl masuk RS : 06 Mei 2017
Tgl pemeriksaan : 06 Mei 2017
Jam : 17.55 wita
ANAMNESIS
ANAMNESIS
Keluhan Utama : keluar darah dari jalan lahir
Riw. Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD kebidanan RS Anutapura Palu
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir, dialami sejak
kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengaku darah yang keluar banyak dan sesekali keluar
gumpalan kecil. Pasien juga mengeluh nyeri perut terutama
bagian bawah. Pasien sudah 3 bulan lebih tidak haid
kemudian pasien periksa ke bidan dan dinyatakan positif
hamil. Keluhan disertai dengan adanya mual dan muntah,
pusing (+), sakit kepala (-), Gerakan janin (-) BAK biasa dan
BAB lancar.
 G2P0A1 Usia Kehamilan : 14-15 minggu
 HPHT: 13-11-2016 Menarche : 13 tahun
 TP : 20-08-2017 Perkawinan : Pertama, 2thn
Riwayat Penyakit Terdahulu:
 Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat keluhan yang

serupa. Riwayat penyakit jantung(-), ginjal (-), hipertensi (-),


diabetes mellitus (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
 Menurut pasien di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan
seperti pasien. Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes
mellitus, dan asma disangkal dalam keluarga disangkal.

Riwayat Kontrasepsi (Keluarga Berencana)


 Pil KB ( -)

 Suntik KB ( -)

 IUD ( -)

 Susuk KB ( -)

 Lain-lain ( -)
 Riwayat obstetri

1 gravid 14-15minggu, kuret


PEMERIKSAAN FISIK
 KU : Sedang
 Kesadaran : Kompos mentis
 Vital sign :
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Nadi : 87 kali/menit
 Respirasi : 20 kali/menit
 Suhu : 36,6ºC

 Kepala – Leher :
 Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema palpebra (-/-),
pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Thorax :
 I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)

 P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)

 P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, batas jantung
DBN
 A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Bunyi jantung I/II
murni regular
 Abdomen :
 I : Tampak agak membesar

 A : Peristaltik usus (+) kesan normal

 P : Timpani diseluruh kuadran

 P : Teraba tinggi fundus uteri berada setinggi umbilikus, balotement (-), tidak
teraba bagian janin, nyeri tekan (+)
 Ekstremitas :
 Atas : Akral hangat, edema -/-
 Bawah : Akral hangat, edema -/
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN GENITALIA
 Inspekulo : tidak dilakukan
 Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) :

 Dinding vagina normal, masa (-), portio tebal (+), lunak (+),
Ø(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Parameter Nilai Normal Hasil

WBC 4.0-12 x 103/ µL 9,4

RBC 4.0-6.2 x 106/ µL 3,72

HGB 11-17 g/dL 11,1

PLT 150-400 x 243

103/µL
HbsAg Non reaktif

Plano test (+)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Ultrasonografi (USG) :

Gambaran snow storm atau badai salju

Kesan : Mola hidatidosa


RESUME
 Pasien wanita usia 20 tahun datang ke IGD kebidanan Rumah
Sakit Anutapura Palu dengan keluhan perdarahan dari jalan
lahir, dialami sejak ±2 minggu SMRS. Pasien mengaku darah
yang keluar banyak dan sesekali bergumpal. Pasien juga
mengeluh nyeri perut terutama bagian bawah. Pasien sudah
4 bulan tidak menstruasi kemudian pasien periksa ke bidan
dan dinyatakan positif hamil. Gerakan janin belum dirasakan
oleh pasien. Keluhan disertai dengan adanya nausea, vomitus,
dan vertigo.
 Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum baik,
composmentis. Tanda vital; TD 120/80 mmHg, N 87 x/menit, R
19x/menit, S 36,6oC. Konjungtiva; anemis -/-.
RESUME
 Pada pemeriksaan abdomen, abdomen tampak mengalami
pembesaran, perkusi redup pada abdomen kuadran bawah,
teraba tinggi fundus uteri berada setinggi umbilikus,
balottment (-), tidak teraba bagian janin, nyeri tekan (+).
Pada pemeriksaan vaginal toucher didapatkan dinding vagina
normal, massa (-), portio tebal (+) lunak (+) Ø (-).
 Pemeriksaan laboratorium; leukosit 9,4 x103/μL, eritrosit 3,72
x106/μL, hemoglobin 11,1 g/dL, platelet 243 x103/Μl,
plano test (+). Pemeriksaan USG menunjukkan gambaran snow
storm atau badai salju yang memberikan kesan mola
hidatidosa
DIAGNOSIS
G2P0A1 22 tahun + Gravid 14-15 minggu +
abortus Mola Hidatidosa
PENATALAKSANAAN
 Rencana Diagnosis
 Foto Thorax

 Pemeriksaan β-HCG

 Rencana Terapi
 Infus RL 20 tpm

 Inj Transamin 1 ampul/8 jam/IV

 Meloxicam 2x7,5 mg

 Pro Kuretase

 Rencana Monitoring
 Observasi keadaan umum dan vital sign

 Observasi perdarahan
FOLLOW UP
Perawatan hari I : 7-05-2017
S Nyeri perut (+), mual (-) muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-) perdarahan
pervaginam (+) sedikit, BAK biasa, dan BAB lancar
O TD : 120/70 mmHg N : 80 kali/menit
R : 20 kali/mnt S : 36,5oC
Konjungtiva anemis (-/-).
A G2P0A1 + Gravid 14-15 minggu + Mola Hidatidosa
P  IVFD RL 20 tpm
 Inj Transamin 1 ampul/8 jam
 Drips oxytocin 1 ampul dalam RL 500 cc 28 tpm
 Meloxicam 2x7,5 mg
 Foto thorax
 Siapkan 2 kantong darah WB
 Rencana kuret besok
FOLLOW UP
Perawatan hari II : 8-05-2017
S Nyeri perut (+), mual (-) muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-) perdarahan
pervaginam (+) sedikit,” BAK biasa, dan BAB lancar
O TD : 120/80 mmHg N : 84 kali/menit
R : 20 kali/mnt S : 36,7oC
Konjungtiva anemis (-/-).
Hasil foto thorax : Bronchitis disertai lymphadenopathy hiler + cardiomegaly +
elongatio aorta
A G2P0A1 + Gravid 14-15 minggu + Mola Hidatidosa
P  IVFD RL 20 tpm
 Inj Transamin 1 ampul/8 jam
 Drips oxytocin 1 ampul dalam RL 500 cc 28 tpm
 Meloxicam 2x7,5 mg
 Konsul penyakit dalam
 Kuret dilakukan jika sudah di acc dari penyakit dalam
FOLLOW UP
Dilakukan kuretase dan dikeluarkan jaringan seperti anggur dengan jumlah yang
banyak, berat mola ±1000 gram, perdarahan bergumpal ± 500 cc
Dokumentasi mola :

Gambar 1. Molahidatidosa. Terdapat jaringan bulat yang


menyerupai gelembung-gelembung putih, berisi cairan jernih
dengan ukuran bervariasi.
LAPORAN OPERASI
 Pasien diposisikan secara litotomi dibawah pengaruh anestesi
 Desinfeksi daerah kerja menggunakan kasa steril dan betadine
 Memasang duk steril untuk batasi area kerja
 Memasang speculum anterior dan posterior pada mulut Rahim
 Menjepit serviks dengan tenaculum pada arah jam 11
 Melepaskan speculum anterior
 Mengukur panjang uterus dengan sonde
 Melakukan kuretase mola hingga dipastikan tidak ada mola yang tersisa,
dikeluarkan sisa mola sedikit
 Melepas tenaculum dan speculum posterior
 Membersihkan area kerja dengan kasa steril dan betadine
 Memasang tampon vagina 1 buah
 Membersihkan area luar vagina
 Operasi selesai
PEMERIKSAAN POST KURET
S : Nyeri perut (+), PPV (+), Mual(+), Muntah (+), Pusing (+), Sakit kepala (+), BAB / BAK (+/+)
O : TD : 140/100 mmHg R : 25x/mnt
N : 88 x/mnt S :36,7o
TFU : 4 jari dibawah umbilikus
A : P0A1 + Post kuret 3 jam yang lalu atas indikasi molahidatidosa
P : Instruksi post kuretase :
IVFD RL + oksitosin 1 amp 28 tpm
Inj. Asam transamin 1 amp/8jam
Inj. Ranitidin 1amp/8jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
Inj. Ondansentron 1 ampul/8 jam
Inj. Dexamethasone 1 ampul/8 jam
Transfusi WB 1 labu 20 tpm
Pronalgest supp
Observasi TTV dan perdarahan
Bed rest total
FOLLOW UP POST KURET
09-5-2017
S: Nyeri perut post kuretase (+),perdarahan pervaginam (+) sedikit-sedikit, mual (-) muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAK biasa, dan BAB lancar
O :Ku : sedang Kesadaran : komposmentis
TD: 130/70 mmHg N: 84 x/m
P: 20 x/m S : 36,5 °C Konjungtiva anemis -/- TFU : 4 jari dibawah umbilikus
Nyeri tekan suprapubik (+)
Lab : Hb : 10,4 g/dl. HCT : 28,5 %. PLT : 141 ribu/uL WBC : 7,3 ribu/Ul
A : P0A1 + Post Kuret hari I atas indikasi molahidatidosa
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Ranitidin 1 ampul/8 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8jam
Inj. Ondansentron 1 ampul/8 jam
Cefadroxil 500 mg 2x1
Metronidazole 500 mg 3x1
Metilergotamin 3x1
 10-05-2017
S: Nyeri perut (-),perdarahan pervaginam (-) , mual (-) muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAK biasa, dan BAB lancar
O :Ku : Baik Kesadaran : komposmentis
TD: 120/90 mmHg N: 80 x/m P: 20 x/m S: 36,5 O
Konjungtiva anemis -/- TFU : 4 jari dibawah umbilikus Nyeri tekan suprapubik (-)
A : P0A2 + Post kuretase hari ke II a/i molahidatidosa
P : Cefadroxil 500mg 2x1
Vit C 3x1
Metilergotamin 3x1 tab
Pasien boleh pulang
Kontrol poli
PEMBAHASAN
Teori Kasus

Faktor Resiko dari mola hidatidosa : Pada kasus ini, sesuai teori faktor resiko
terjadinya kehamilan mola, pertama
• Usia : ibu yang terlalu muda atau tua berhubungan dengan usia ibu yaitu usia
(36-40 tahun) beresiko 50% terkena muda (19 tahun), faktor kedua
penyakit ini. kemungkinan dikarenakan keadaan
• Keadaan sosioekonomi yang rendah sosioekonomi yang rendah, sehingga
• Defisiensi vitamin A kekurangan asupan protein dan asam
• Kekurangan protein folat.
PEMBAHASAN
Teori Kasus

Gejala klinis dari mola hidatidosa : Pada kasus ini, sesuai teori gejala klinis yang
ditemukan adalah keluhan perdarahan dari
• Amenorea dan tanda – tanda kehamilan jalan lahir, dialami sejak kurang lebih 2
• Perdarahan pervaginam dari bercak minggu SMRS.
sampai perdarahan berat. Merupakan Pasien sudah 4 bulan tidak menstruasi
gejala utama dari mola hidatidosa kemudian pasien periksa ke bidan dan
• Uterus sering membesar lebih cepat dari dinyatakan positif hamil namun gerakan janin
biasanya dan tidak sesuai dengan usia belum dirasakan oleh pasien. Keluhan disertai
kehamilan. dengan adanya mual dan muntah serta
• Tidak dirasakan tanda – tanda adanya pusing.
gerakan janin maupun ballotement
• Hiperemesis. Pasien dapat mengalami
mual dan muntah cukup berat.
• Keluar jaringan mola seperti buah anggur
yang merupakan diagnosa pasti
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Menurut teori diagnosis pasti dari Pada kasus ini, sesuai teori pada
mola hidatidosa biasanya dapat pemeriksaan USG ditemukan
dibuat dengan ultrasonografi adanya gambaran snow storm atau
dengan menunjukkan gambaran badai salju,
yang khas berupa “vesikel-vesikel”
(gelembung mola) dalam kavum
uteri atau “badai salju” (snow flake
pattern/snow storm).

Teori Kasus
Dignosis yang paling tepat bila Pada kasus ini, sesuai teori setelah
didapatkan pengeluaran dilakukan kuretase, jaringan mola
gelembung mola dapat dilihat secara langsung, dan
penegakan diagnosis tidak sulit
untuk dibuat.
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Penatalaksanaan pada mola Pada kasus ini, penatalaksanaan
hidatidosa : sudah sesuai teori yaitu yang
1. Perbaikan keadaan umum pertama memperbaiki keadaan
2. Pengeluaran jaringan mola umum pasien, dan dilakukan
- Kuretase pengeluaran jaringan mola dengan
- Histerektomi kuretase bukan dengan histerktomi,
3. Pemeriksaan tindak lanjut dikarenakan histerektomi dilakukan
pada mola resiko tinggi usia lebih
dari 30 tahun, Paritas 4 atau lebih,
dan uterus yang sangat besar yaitu
setinggi pusat atau lebih, sementara
pada pasien ini usia 19 tahun, dan
belum memiliki anak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai