Anda di halaman 1dari 33

CONTENTS OF TALK INTERMEZZO

PENGERTIAN

TIPE ALTERASI

PRACTICE
WHY DO WE MINE?

Because people want, and sometimes


demand, the products made from minerals,
metals, and energy that comes from the Earth.

Everything Is Made Of Something


When a person wants
something, rarely does he think
about the source of materials that
are necessary to make that
product.
Everything you want or buy
that is tangible has to be made of
something, and that something is
materials from our natural
resources. Most of it is made
from minerals, metals and
petrochemicals.

And That Something Comes


From Our Natural Resource
ALTERASI HIDROTHERMAL ????
Alterasi hidrothermal adalah pergantian mineralogi dan komposisi kimia yang terjadi
ketika batuan berinteraksi dengan fluida hidrothermal (White, 1996). Alterasi terjadi
sebagai proses kesetimbangan antara mineral-mineral batuan yang berinteraksi dan
larutan fluida hidrothermal.
Sistem hidrotermal dapat didifinisikan sebagai sirkulasi fluida panas (50 sampai
>500C), secara lateral dan vertikal pada temperatur dan tekanan yang bervarisasi, di
bawah permukaan bumi (Pirajno, 1992). Sistem ini mengandung dua komponen utama,
yaitu
sumber panas (heatsource) dan sumber fluida.
Alterasi terjadi sebagai proses kesetimbangan antara mineral-mineral batuan yang berinteraksi
dan larutan fluida hidrothermal. Alterasi umumnya terjadi bersama dengan terbentuknya
pengisian rekahan-rekahan oleh urat-urat atau gangue. Jika kenampakan alterasi ini pada tubuh
batuan memiliki pola keteraturan maka kita bisa membaginya menjadi suatu zona yang disebut
zona alterasi.
FLUIDA A FLUIDA B
BATUAN A BATUAN B

Interaksi Fluida A dan Batuan A akan menghasilkan Alterasi (Ubahan)


hidrotermal berupa Batuan B dan fluida B atau batuan B saja.

ENDAPAN MINERAL ENDAPAN BIJIH


SUMBER PANAS UTAMA : PROSES MAGMATISME

Oleh karena itu, tempat dimana terjadi proses magmatisme, cenderung


terbentuk sistem hidrotermal. Baik magmatisme yang membentuk
plutonisme maupun vulkanisme
FLUIDA UTAMA : FLUIDA MAGMATIK
DAN METEORIK

Fluida hidrotermal dapat berasal dari:


• Fluida Magmatik
• Air Meterorik
• Air Connate
• Air Metamorfik
• Air Laut
GENESA FLUIDA MAGMATIK

Fraksi-fraksi volatil hidrous yang umumnya lebih ringan dan alkalik, cenderung
terakumulasi pada bagian atas kantong magma, disebut sebagai Fluida
magmatik (atau juvenile), dalam artian masih fres, belum terkontaminasi dan
Gunungapi
belum pernah muncul di permukaan. Komponen volatil di dalam magma
umumnya terdiri dari H2O, H2S, CO2, HCl, HF, dan H2 (sebagian besar adalah
H2O, yaitu sekitarAir1-15%).
laut
Air meteorik
Fluida magmatik
ALTERATION STYLE

Pengaruh alterasi hidrothermal terhadap batuan dapat dibagi menjadi tiga


(White, 1996) yaitu :

1) Pengaruh yang bekerja pada individual mineral secara selektif

2) Pengaruh yang terjadi hanya pada urat dan batasnya,

3) Pengaruh pada keseluruhan batuan secara pervasive,


ALTERATION STYLE

1. Pengaruh yang bekerja pada individual mineral secara selektif


Proses ini terjadi dalam dua kondisi dimana batuan yang berinteraksi fluida bersifat
tidak reaktif sehingga hanya mineral-mineral yang dapat bereaksi dengan fluida yang
dapat menunjukkan pengaruh alterasi. Atau jumlah fluida yang sedikit (rasio
fluida:batuan rendah). Proses ini umumnya terjadi pada zona alterasi propilitik.
ALTERATION STYLE

2. Pengaruh yang terjadi hanya pada urat dan batasnya


Pengaruh ini dapat digunakan jika alterasi yang teramati di batuan hanya
berhenti di sekitar tubuh urat dan tidak terjadi mineralisasi mayor di sana.
Pengaruh jenis ini dapat digunakan untuk menunjukkan posisi pusat sumber
fluida hidrothermal dengan memperhatikan densitas dan distribusi
persebarannya di batuan.
ALTERATION STYLE

3. Pengaruh pada keseluruhan batuan secara pervasive,

Pengaruh ini terjadi disebabkan oleh dua hal yaitu:

a) Terdapat suatu peristiwa struktur utama yang memungkinkan fluida hidrothermal


masuk ke dalam seluruh tubuh batuan dan mengalterasi seluruh komponen
batuan secara intensif.

b) Batuan memiliki banyak rekahan yang memungkinkan bagi fluida untuk masuk ke
dalamnya dan mengalterasi seluruh batuan tersebut.
ALTERATION INTENSITY

Intensitas alterasi, tingkat alterasi teramati pada batuan (Morrison, 1996).

- Tidak teralterasi, tidak dijumpai mineral sekunder


- Lemah, mineral sekunder hadir <25% volume batuan
- Sedang, mineral sekunder berkisar 25-75% volume batuan
- Kuat, mineral sekunder hadir >75% volume batuan
- Intens/Total, mineral sekunder hadir >90% volume batuan
MEKANISME PEMBENTUKAN
ALTERASI HIDROTHERMAL
Selama proses alterasi terjadi terdapat beberapa jenis reaksi kimia yang terjadi yaitu :

-Hidrolisis; perpindahan molekul air dari fluida ke dalam mineral.


-Hidrasi-dehidrasi; perpindahan molekul air pada mineral ke dalam fluida.
-Metasomatisme alkali dan alkali tanah; merupakan reaksi aktif antara fluida dengan batuan dan mineral
yang mengakibatkan terjadinya pengurangan atau penambahan unsur pada batuan dan mineral tersebut.
-Dekarbonasi; merupakan reaksi yang terjadi pada pusat area skarn, dimana mineral-mineral karbonat
(kalsit atau dolomit) tergantikan oleh mineral-mineral silika dan mengalami kombinasi dengan komponen-
komponennya
-Silisifikasi; merupakan penambahan mineral silika ke dalam batuan seperti penambahan mineral
kalsedon, opal, atau jasper
-Silisikasi; penggantian mineral-mineral pada batuan oleh mineral silika
-Reduksi-oksidasi; merupakan reaksi penting yang berpengaruh terhadap kandungan ferri-ferrous iron,
dan mineralogi sulfur dan ikatan lainnya. Reaksi ini juga berpengaruh pada sistem yang bereaksi dengan
kandungan unsur vanadium, uranium, mangan dan pasangan-pasangan redoks lainnya.
-Reaksi-reaksi lainnya seperti karbonatisasi, desulfidasi, sulfidasi dan fluoridasi.
MEKANISME PEMBENTUKAN
ALTERASI HIDROTHERMAL
Perubahan-perubahan tersebut akan tergantung pada:

• karakter batuan dinding,


• karakter fluida (Eh, pH),
• kondisi tekanan maupun temperatur pada saat reaksi berlangsung (Guilbert dan
Park, 1986),
• konsentrasi, serta lama aktivitas hidrotermal (Browne, 1991 dalam Corbett dan
Leach, 1996).
• temperatur dan kimia fluida merupakan faktor yang paling berpengaruh pada
proses ubahan hidrotermal (Corbett dan Leach, 1996).
TIPE ALTERASI (ALTERATION TYPE)

Pembagian alterasi menurut Guilbert (1986) berdasarkan pembagian


oleh Meyer dan Hemley (1967)
Potassik, dikenal juga dengan istilah alterasi biotit-ortoklas, ditemukan adanya kandungan K-
silikat. Terdapat pembentukan K-feldspar bersama atau tanpa kandungan biotit dan serisit,
umumnya disertai dengan sisa kandungan kalsium-garam dalam aksesoris mineral seperti
anhydrit [CaSO4], apatit [(Ca,Mg,Fe)CO3], fluorit [CaF2], kalsit atau sideromagnesio kalsit,
kalkopirit, molibdenit, pirit, magnetit, atau hematit. Pada alterasi ini ditemukan adanya
penambahan kandungan potash seperti yang terdapat pada K-feldspar. Ditemukan adanya
penggantian kandungan hornblenda atau klorit oleh biotit dan plagioklas K-Fledspar.
TIPE ALTERASI (ALTERATION TYPE)

Propilitik, merupakan jenis alterasi yang terjadi dengan menghasilkan kehadiran


mineral-mineral seperti epidot, klorit, dan karbonat yang menggantikan komposisi
mineral plagioklas serta hornblenda-biotit (klorit, montmorilonit, dan epidot) pada
batuan. Terkadang dijumpai adanya kehadiran K-felspar seperti albit. Terjadi juga
proses metasomatisme pada kandungan alkali-alkali tanah atau proses peluluhan
(leacing) yang tidak berpengaruh.
TIPE ALTERASI (ALTERATION TYPE)

Alterasi filik atau serisitik (SCP), merupakan alterasi yang didominasi oleh serisit
pilosilikat, sebuah nama yang diberikan karena terdapatnya asosiasi dengan mineral-
mineral mika berbutir halus seperti muskovit, hydromika, dan phengite. Semua
mineral-mineral asli di batuan seperti feldspar, mika dan mineral mafik terubah
menjadi mineral serisit dan kuarsa. Dijumpai kehadiran mineral aksesoris minor seperti
pirit, klorit, leukoksen, rutil yang terbentuk dari titanium biotit, serta sphene dan
mineral aksesoris lainnya. Terdapat tambahan mineral biotit atau biotit-klorit yang
tidak dibarengi dengan kehadiran K-feldspar. Tipe alterasi tersebut dapat dijumpai
dengan batuan asal seperti batuan andesit mafik pada sistem porfiri
TIPE ALTERASI (ALTERATION TYPE)

Argilik (clay alteration), alterasi yang terdiri dari kumpulan mineral-mineral ubahan
berupa kaolin yang berasal dari plagioklas dan montmorilonit yang berasal dari
amfibol dan plagioklas. Terdapat K-fledspar yang tidak berpengaruh, terjadi peluluhan
kandungan alkali-alkali tanah dalam jumlah yang besar. Alterasi ini terjadi pada suhu
yang rendah dan rendah perbandingan rasio K+/H-.
TIPE ALTERASI (ALTERATION TYPE)

Argilik lanjut (Advance Argilic), menunjukkan adanya pebandingan rasio K+/H+ dan
Na+/H+ yang rendah dan terbentuk pada kondisi asam yang tinggi dengan fluida yang
kaya akan kandungan H+. Peluluhan yang kuat terhadap semua kandungan alkali
terjadi. Pada suhu tinggi berkisar 300°C, terbentuk mineral-mineral alunite, dickite,
diaspore, pyrofilit, pyrofilit-andalusit, pada suhu yang lebih rendah akan terbentuk
mineral kaolin atau dickit dalam jumlah banyak. Kuarsa melimpah dan alunit, topaz,
zunyite, turmalin dan hidro-kloro-fluor-boro-aluminosilika lainnya juga terbentuk.
Distribusi dari argilik lanjut kurang beraturan daripada tipe alterasi lainnya tetapi
umum dijumpai pada daerah yang mengalami mineralisasi.
TIPE ALTERASI (ALTERATION TYPE)

Greisen hampir sama dengan argilik


lanjut atau filik tetapi menunjukkan lebih
banyak kandungan serisit atau muskovit
dan tidak adanya kehadiran pyrofilit.
Kuarsa, muskovit dan topaz
mendominasi dengan turmalin, fluorit,
rutil, kasiterit, wolframit dan magnetit
sebagai mineral aksesoris umum.
TIPE ALTERASI (ALTERATION TYPE)

Skarn merupakan asosiasi dari kandungan silika yang kaya akan besi dan
memiliki kandungan kalsium, alterasi ini mengandung amfibol, piroksen,
garnet, epidot-zoisit, dan piroksenoid yang menggantikan batugamping
atau dolomit. Umumnya terdapak kandungan silika, aluminium, besi dan
magensium dalam jumlah yang melimpah.
TIPE ALTERASI (ALTERATION TYPE)

Tipe Alterasi menurut Corbett & Leach, 1996


TIPE ALTERASI (ALTERATION TYPE)

Tipe Alterasi menurut Seedorf, et. al, 2005


PETA ALTERASI
NOW WHAT ???

Mineral Exploration
Geothermal Exploration
Mitigation and Construction
PRACTICE
DESKRIPSI BATUAN ALTERASI

Warna batuan:
Tekstur batuan:
Mineralogi:
- Mineral primer
- Mineral sekunder (key mineral alteration)
- Mineral tambahan
- Mineral gangue (jika terdapat kehadiran urat)
Intensitas alterasi
Bentuk/efek alterasi
Ukuran butir
Deskripsi mineralogi*
Nama batuan
Tipe alterasi
DESKRIPSI BATUAN ALTERASI
Rene I. Gonzales modified

Rock type*: Alteration style: (SLC/PRV/WSP)


Color: Mineralization*:
Texture: Mineralization style*: (SPT/DISS/INTS/PRV)
Grain size: Veinning*:
Oxidation: (frsh/low/med/strong) - vein type : (qz/car/chl/cly/cal/...etc)
- oxide mineral - vein direction
Magnetism: (non/low/med/strong) - vein structure: (MSV/BRC/SWM/STW/LAV)
Alteration type: (Arg/InArg/AdArg/Prop/ - vein texture:
InProp/Plc/Ptsc/Slc) (DRZ/SGR/COMB/ZON/COLF/CRUS/...etc)
Alteration intensity: - intensity
(non/low/med/strong/total) Others*:
- alteration mineral
EXAMPLE

Dio; GGr; str alt; lox (hem-lmn); low weath; str mag; chl-
ser-epi-mag±bio-ill; FGr; F= qz: 5% fd: 10% hb: 7%; Gm=
qz: 15% chl: 30%; mag-cpy-py spt; vein m: n10e/88,
n285e/90; vein a: n343e/85, n33e/65, n350e/70,
n322/68, n285e/84; vein d: n233e/67; 6/1; float
potassic-dio-sil boulder ±1m
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION
REFERENCES

-Bastin, Edson S., 1953, Interpretation of ore textures, Ithaca, New York
-Corbett, G,J., T.M. Leach. 1996. Southwest Pacific Rim gold/copper systems : structure,
alteration, and mineralization . A workshop presented for the Society of Exploration
Geochemists at Townville, 145pp.
-Guilbert, J., M., Charles F.P. Jr. 1986. The geology of ore deposits. Freeman, New York, 985pp.
-Hedenquist, J.W. dan Houghton, B. F. 1996. Epithernal gold mineralisation and its volcanic
environments , 50, Elsevier, Amsterdam, 423pp.
-Morrison, Kingston, 1996, Magmatic-related hydrothermal system, short course manual,
Australia.
-Reyes,A. G., dan Giggenbach, W. F., 1992, Petrology and fluid chemistry of magmatic-
hydrothermal systems in the Phillipines, In : Y.K. Kharaka dan A. S. Maest (Editors) Water rock
Interaction. Proceedings of the 7th International Sympossium on Water-Rock Interaction, Park
City, USA, Balkema, Rotterdam, pp, 1341-1344
-Thompson, A. J. B., dan Thompson J. F. H., 1996, Atlast of alteration “A field and petrographic
guide to hydrothermal alteration minerals”, Geological Association of Canada Mineral Deposit
Divisions. Canada
-White, Noel,1996, Hydrothermal alteration in porphyry copper system. Unpublished

Anda mungkin juga menyukai