Anda di halaman 1dari 44

PENGGUGURAN KANDUNGAN

(Abortus)

Djumadi Achmad
DEFINISI
Pengguguran kandungan atau abortus menurut:
 Kamus Besar Bahasa Indonesia : terjadi
keguguran janin, melakukan abortus sebagai
melakukan pengguguran (dengan sengaja
karena tidak menginginkan bakal bayi yang
dikandung itu);
DEFINISI

 Medis : berakhirnya kehamilan sebelum


fetus dapat hidup sendiri diluar
kandungan.
 Batas umur kandungan 28 minggu dan
berat fetus kurang dari 1000 gram.
 Ilmu Hukum Pidana : abortus provokatus
kriminalis;
INSIDENS

 Angka kejadian abortus sulit didapatkan


karena dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
 WHO memperkirakan di Asia Tenggara
terdapat 4,2 juta abortus setiap tahunnya,
termasuk di Indonesia yaitu sekitar 750.000 -
1,5 juta.
INSIDENS

Dari sekitar 1 juta wanita Indonesia yang


melakukan aborsi setiap tahunnya :
 sekitar 50 % berstatus belum menikah 
10-21% diantaranya dilakukan oleh remaja
 8-10% kegagalan KB
 2-3 % kehamilan yang tidak diinginkan oleh
pasangan menikah.
KALSIFIKASI ABORTUS

Menurut proses terjadinya abortus dibagi menjadi:


 Abortus yang terjadi secara spontan atau natural

 Abortus yang terjadi akibat kecelakaan

 Abortus provocatus medicinalis atau abortus


therapeuticus
 Abortus provocatus criminalis atau abortus
kriminal
CARA-CARA MELAKUKAN ABORTUS

Metode-metode yang dipergunakan untuk


aborsi biasanya disesuaikan dengan umur
kandungan. Metode-metode itu antara lain:
 Pada kehamilan sampai dgn 4 minggu:
 Kerjafisik yang berlebihan.
 Mandi air panas.

 Melakukan kekerasan di daerah perut.

 Obat pencahar
Metode-metode
aborsi
CARA-CARA MELAKUKAN ABORTUS
 Obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
 Electric shock untuk merangsang rahim.

 Menyemprotkan cairan ke dalam liang vagina.

 Pada kehamilan sampai 8 minggu:

 Pemberian obat-obatan yang merangsang otot


rahim dan pencahar agar terjadi menstrual flow
dan preparat hormonal guna mengganggu
keseimbangan hormonal.
CARA-CARA MELAKUKAN ABORTUS

 Penyuntikan cairan ke dalam rahim agar


terjadi separasi plasenta dan amnion, atau
menyuntikkan cairan yang mengandung
karbol (carbolic acid).
 Menyisipkan benda asing ke dalam mulut
rahim seperti kateter atau pensil agar terjadi
dilatasi mulut rahim yang berakhir dengan
abortus.
Alat-alat Injeksi Dari Berbagai Macam Kasus Aborsi
CARA-CARA MELAKUKAN ABORTUS

Klasifikasi obat-obat yang digunakan yaitu:


 Obat yang bekerja langsung pada uterus:

 Echolics, yaitu golongan obat yang


meningkatkan kontraksi uterus, misalnya
ergot, quinin, oksitosin (ekstrak hipofise
posterior) dan jenis kulit tumbuhan cotton
root.
CARA-CARA MELAKUKAN ABORTUS

 Obat yang bekerja langsung pada uterus:


 Emmenagogum, golongan obat untuk
merangsang terjadinya menstruasi. Obat
yang sering digunaan antara lain: savin,
boraks, apiol, dan golongan estrogen.
CARA-CARA MELAKUKAN ABORTUS

 Obat yang bekerja melalui sistem genito-urinaria:


 Minyak pennyroyal.

 Minyak terpentin.
CARA-CARA MELAKUKAN ABORTUS

 Obat yang bekerja melalui sistem gastrointestinal:


 Emetik, yang paling sering digunakan adalah
emetik tartar.
 Golongan pencahar: minyak croton,
volovynth, minyak jarak, lidah buaya, dll.
CARA-CARA MELAKUKAN ABORTUS

 Obat yang bersifat racun sistemik:


 Racun tumbuhan: buah pepaya mentah, buah
nenas mentah, madar juice, lal citra, buah
Daucus carota.
 Racun logam: cairan timah (mengandung
oksida timah dan minyak zaitun), tembaga,
arsen, garam air raksa.
CARA-CARA MELAKUKAN ABORTUS

Tindak kekerasan yang dapat menyebabkan


terjadinya abortus berupa:
 Tindak kekerasan yang bersifat umum:
 Kekerasan langsung terhadap uterus:
 Trauma pada abdomen, seperi pukulan, tendangan

 Menggunakan ikatan yang kencang pada abdomen

 Olahraga yang keras seperti menunggang kuda,


bersepeda, meloncat.
CARA-CARA MELAKUKAN ABORTUS

 Mengangkat barang-barang berat


 Menaruh lintah pada perineum

 Berendam dalam cairan dingin dan panas


berganti-ganti
 Pemijatan uterus melalui dinding abdomen

 Kekerasan tidak langsung pada uterus, misalnya


tindakan yang menyebabkan kongesti pelvis atau
perdarahan intrauterin.
CARA-CARA MELAKUKAN ABORTUS

 Tindak kekerasan yang bersifat lokal:


 Merobek selaput amnion.

 Penggunaan ganggang laminaria.

 Stick abortus.

 Penggunaan jarum suntik.

 Menyalurkan listrik tegangan rendah pada dinding


abdomen sebelah bawah.
Pergeseran letak kantong fetus akibat injeksi sabun
dan air
Gambar fetus yang diaborsi
KEMUNGKINAN YANG DAPAT TERJADI PADA
ABORTUS

 Janin yang mati atau dirusak keluar tanpa


menggangu kesehatan ibu.
 Terjadi komplikasi pada ibu: kejang, diare,
perdarahan dan kondisi kesehatan yang kritis.
 Kematian yang berlangsung cepat akibat
terjadinya syok vagal, perdarahan hebat dan
emboli udara.
KEMUNGKINAN YANG DAPAT TERJADI PADA
ABORTUS

 Kematian yang berlangsung lambat (dua hari


atau lebih) setelah abortus , yang umumnya
disebabkan oleh: infeksi ginjal, infeksi umum,
keracunan, syok, perdarahan hebat dan
emboli.
KOMPLIKASI ABORTUS

Komplikasi dari aborsi antara lain:


 Sepsis, yang disebabkan oleh aborsi yang
tidak lengkap dimana sebagian atau seluruh
produk pembuahan masih tersisa dalam
rahim.
 Perdarahan, yang disebabkan oleh aborsi yang
tidak lengkap, cedera organ panggul atau usus.
KOMPLIKASI ABORTUS

Komplikasi dari aborsi antara lain:


 Bendungan sistem pembuluh darah oleh
bekuan darah, gelembung udara atau
cairan.Termasuk juga gangguan bekuan darah
karena infeksi berat serta keracunan obat-obat
abortif yang merusak ginjal.
 Kemandulan, akibat infeksi yang
mengakibatkan tertutupnya tuba falopii.
KEMATIAN PADA ABORTUS KRIMINALIS

Berdasarkan terjadinya kematian, dibagi sbb:


 Kematian yang segera (immediate deaths), terutama
disebabkan oleh emboli udara dan inhibisi; perdarahan
lebih jarang dijumpai.

 Kematian yang lambat (delayed deaths), umumnya


disebabkan oleh infeksi Clostridium welchii dan Clostridium
tetani.

 Inhibisi vagal, dapat terjadi bila korban tidak dianestesi


serta intervensi instrumen atau penyuntikan cairan yang
terlalu dingin atau terlalu panas secara tiba-tiba.
PEMERIKSAAN KORBAN ABORTUS

 Pemeriksaan korban hidup perlu diperhatikan tanda


kehamilan , pemeriksaan toksikologi, pemeriksaan
makroskopik dan mikroskopik terhadap jaringan dan
janin yang mati serta kaitan genetik antara janin
dengan tersangka ibu.

 Pemeriksaan korban yang mati tergantung metode


yang dipakai dalam pengguguran.
PEMERIKSAAN KORBAN ABORTUS

 Abortus dengan obat-obatan : pem. toksikologi


 Abortus dengan instrumen : terjadi robekan atau
perforasi rahim atau jalan lahir.
 Abortus dengan penyemprotan : tampak cairan yang
berbusa antara dinding uterus dengan fetal membrane,
separasi sebagian placenta, gelembung-gelembung
udara yang dapat ditelusuri pada vena pada rahim
sampai ke bilik jantung kanan.
TINDAK PIDANA PENGGUGURAN
KANDUNGAN

Pasal-pasal KUHP yang berkaitan dengan


abortus:
 Pasal 346 KUHP

 Pasal 347 KUHP

 Pasal 348 KUHP

 Pasal 349 KUHP

 Pasal 299 KUHP


 Pasal 346 KUHP
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau
mematikan kandngannya atau menyuruh orang lain untuk
itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun

 Pasal 347 KUHP


1.Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita tanpa
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
2.Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas
tahun.
 Pasal 348 KUHP
1.Barang siapa sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetuannya ,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
enam bulan.
2.Jika perbuatannya itumengakibatkan matinya wanita
tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
 Pasal 349 KUHP
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun
melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan
yang diterapkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana
yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan
pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
 Pasal 299 KUHP
1.Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruh supaya diobati, dengan diberitahukan atau
ditimbulkan harapan bahwa karena pengobatan itu hamilnya
dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun atau pidana denda paling banyak empat puluh
lima ribu rupiah.
2.Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari
keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai
pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau
juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3.Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk
melakukan pencarian itu.
PENGERTIAN DAN PERSYARATAN TINDAKAN
MEDIS TERTENTU MENURUT UU 23/1992
PASAL 15

UU no. 23/1992 tentang kesehatan pasal 15 menyatakan


bahwa pada prinsipnya tindakan medis tertentu terhadap
wanita hamil (termasuk pengguguran kandungan)
diperbolehkan asal terpenuhinya indikasi medis yaitu
demi menyelamatkan nyawa ibu atau janinnya. Selain itu
dipenuhi juga persyaratan lainnya, yaitu:
PENGERTIAN DAN PERSYARATAN TINDAKAN
MEDIS TERTENTU MENURUT UU 23/1992
PASAL 15

1.Adanya izin dari yang bersangkutan, suami atau


keluarganya.
2.Dilakukan oleh dokter yang mempunyai keahlian dan
kewenangan (dokter spesialis kebidanan dan kandungan).
3.Diputuskan setelah dokter yang bersangkutan
berkonsultasi dengan dokter lain, ahli hukum, ahli agama,
psikolog atau psikiater.
4.Dilakukan pada fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas
dan sarana yang memadai (RS) dan khusus ditunjuk oleh
pemerintah.
PENGERTIAN DAN PERSYARATAN TINDAKAN
MEDIS TERTENTU MENURUT UU 23/1992
PASAL 15

Pelanggaran atas persyaratan-persyaratan tersebut


mendapat sanksi pidana selama-lamanya
limabelas tahun ditambah denda maksimal lima
ratus juta rupiah.
PERAN ETIKA DAN ORGANISASI PROFESI

 Setiap perempuan sebagai warga negara memiliki hak


untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai
dan negara berkewajiban menyediakan hal itu.
 Dalam hal hak reproduksi, termasuk pula didalamnya
hak untuk membuat keputusan mengenai reproduksi
yang bebas dari diskriminasi, paksaan, dan kekerasan
seperti dinyatakan dalam dokumen-dokumen hak-hak
azasi manusia.
PERAN ETIKA DAN ORGANISASI PROFESI

 Sebuah Lokakarya tentang Kesehatan Perempuan yang


diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia dan The Ford Foundation, merumuskan hak-
hak pasien sebagai berikut:

a. Hak memperoleh pelayanan kesehatan yang mendasar,


mudah diakses, tepat dan terjangkau.
b. Hak untuk terbebas dari perlakuan diskriminatif, artinya
tidak ada perbedaan perlakuan berdasarkan jenis kelamin,
warna kulit, agama, suku angsa.
PERAN ETIKA DAN ORGANISASI PROFESI

c. Hak memperoleh informasi dan pengetahuan mengenai:


1. Kondisi kesehatan
2. Berbagai pilihan penanganan
3. Perlakuan medis yang diberikan
4. Waktu dan biaya yang diperlukan
5. Risiko, efek samping dan kemungkinan
keberhasilan dari tindakan yang dilakukan
PERAN ETIKA DAN ORGANISASI PROFESI

d. Hak memilih tempat dan dokter yang menangani


e. Hak untuk dihargai, dijaga privasi dan kerahasiaannya
f. Hak untuk ikut berpartisipasi dalam membuat
keputusan
g. Hak untuk mengajukan keluhan
PERAN ETIKA DAN ORGANISASI PROFESI

Pelayanan yang diharapkan dalam aborsi, antara


lain tersedianya sarana pelayanan formal yaitu:
a. Fasilitas konseling
b. Jaminan tindakan aborsi
c. Pengetahuan tentyang prosedur, usia
kehamilan dan risiko kehamilan
d. Pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi, alat kontrasepsi (mencegah
aborsi berulang).

Anda mungkin juga menyukai