Anda di halaman 1dari 26

Hepatitis A

B9
Corryana Theresia (102009258)
Prisilia Lewerissa (102011093)
Nico Stefan (102012010)
Fina Otta Apelia (102012086)
Putri Aprilia (102012272)
Elizabeth Angelina (102012354)
Fanly (102012362)
Muhammad bin Shahrulzaman (102012489)
Nur Shahada binti Kasunadi Natar (102012510)
• Laki-laki 29 tahun, mual muntah tidak bisa
makan sejak 3 hari sebelum masuk ke rumah
sakit. Satu minggu masuk ke rumah sakit,
orang sakit demam ringan selama 3 hari. Satu
hari sebelum masuk ke rumah sakit, orang
sakit buang air kecil seperti teh pekat. Tiga
minggu sebelum masuk rumah sakit orang
sakit makan di tempat yang kurang bersih.
Rumusan Masalah
• Laki laki 29 tahun mual muntah dan tidak bisa
makan sejak 3 hari smrs.
• Demam ringan 3 hari satu minggu smrs.
• Tiga hari smrs BAK seperti teh pekat.
Hipotesis
• Laki-laki 29 tahun, mual muntah tidak bisa
makan sejak 3 hari sebelum masuk ke rumah
sakit. Satu minggu masuk ke rumah sakit,
orang sakit demam ringan selama 3 hari. Satu
hari sebelum masuk ke rumah sakit, orang
sakit buang air kecil seperti teh pekat. Tiga
minggu sebelum masuk rumah sakit orang
sakit makan di tempat yang kurang bersih.
Pasien ini mungkin menderita hepatitis A.
Anamnesa
• Identitas
• Keluhan utama
• Riwayat penyakit sekarang
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat sosial
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi keadaan umum : compos mentis
TTV: normal
kulit dan sklera pasien tampak ikterik
• Palpasi teraba pembesaran hati dengan konsistensi
lunak dan berujung tajam
nyeri tekan pada region hipokondria kanan
• Perkusi didapatkan pelebaran hati yaitu satu jari
dibawah arcus costae dan dua jari di bawah processus
xyphoideus
• Pada pemeriksaan Murphy Sign, tidak didapatkan
sebarang hasil positif.
Pemeriksaan Penunjang
• IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6
bulan setelahnya.
• Anti HAV yang positif tanpa IgM anti HAV
• Hiperbilirubinemia
1. Bilirubin direk 4,25mg/dL(N<0,4mg/dL)
2. Bilirubin indirek 4,1mg/dL(N<0,7mg/dL)
• Peningkatan enzim hepar alanin aminotransferase
(ALT), aspartat aminotransferase (AST), alkali fosfatase
(AP)
• Thrombosit 263,000mm3
• Leukosit 6,400mm3
Differential Diagnosis
• Demam kuning
• infeksi virus
• Amerika Selatan, Kepulauan Karibia dan Afrika
• saluran hati, ginjal, jantung dan
gastrointestinaldemam mendadak, kulit
menguning (jaundice) dan perdarahan
• gigitan nyamuk yang terinfeksi
• menyebabkan gejala mirip flu, menguning baik
dari kulit dan bagian putih mata, dan dapat
menyebabkan kematian.
• Hepatitis virus B
• Virus
• Penularan melalui darah
• paling sering muncul dan merupakan penyebab
utama kanker hati dan transplantasi hati.
• hepatitis B kronis, sirosis hati, sirosis hati yang
lanjut, kanker hati, dan keterlibatan dari organ-
organ diluar hati atau extrahepatic
• didiagnosis dari hasil-hasil tes-tes darah spesifik
virus hepatitis B (serologi): HbsAg, HBV-DNA
• Hepatitis E
• mirip dengan hepatitis A
• fecal oral
• terjadi di daerah bersanitasi buruk yang
mendukung penularan virus.
• sembuh tanpa penyakit jangka panjang.
• ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati
akut yang berbahaya
• mencegahnya melalui penerapan standar
kebersihan yang baik.
Virus Agen Cara Masa inkubasi Pemeriksaan
penularan laboratorium
HAV Virus RNA rantai Fekal oral, 15-45 hari, rata- Infeksi akut IgM anti
tunggal makanan, air, rata 30 hari HAV
parenteral Infeksi lama IgG.
(jarang)
HBV Virus DNA Parenteral, 60-180 hari, rata- HbsAg (infeksi akut),
berselubung seksual, darah rata 60-90 hari HbeAg (infeksius),
ganda anti Hbs, HbcAg, anti
Hbc.
HCV Virus RNA untai Darah, 15-160 hari, rata- Anti HCV
tunggal hubungan rata 50 hari
seksual
HDV Virus RNA untai Darah, 30-60 hari, rata- Anti HDV, HdAg,
tunggal hubungan rata 35 hari HbsAg
seksual
HEV Virus RNA untai Fekal oral, air 15-60 hari, rata- Anti HEV, RNA HEV
tunggal tak rata 40 hari dengan PCR.
berkapsul
Working Diagnosis
• Hepatitis A
Etiologi
• anggota famili pikornaviradae
• partikel membulat berukuran 27
hingga 32-nm
• mempunyai simetri kubik, tidak
mempunyai selubung serta tahan
terhadap panas dan asam.
• mempunyai genom RNA beruntai
tunggal dan linear dengan ukuran
7,8 kb,
• Memiliki 1 serotipe, empat
genotipe. Tipe I dan III paling umum
ditemukan pada manusia.
• Stabil dalam lingkungan selama 1
bulan
• Masa inkubasi 2-4 minggu
• Dapat diinaktivasi dengan
pemanasan dengan suhu minimal
85°C selama 1 menit atau dengan
pengenceran natriumhipoklorit
dalam air dengan kadar 1:100
• kesehatan lingkungan yang
kurang memadai, penyediaan air
Epidemiologi minum yang tidak memenuhi
syarat, tingkat sosial ekonomi,
tingkat pendidikan masyarakat

Tinggi: di negara-negara Menengah: Di negara- Rendah: di negara maju


berkembang dengan negara berkembang, dengan sanitasi yang baik
sanitasi yang sangat buruk negara dengan ekonomi di dan kebersihan di tingkat
dan perilaku personal daerah transisi di mana infeksi rendah. Penyakit ini
hygiene yang kurang baik, kondisi sanitasi sangat dapat terjadi pada remaja
risiko infeksi lebih besar bervariasi. Ada daerah dan orang dewasa di
dari 90%. Sebagian besar yang memiliki sistem kelompok berisiko tinggi
infeksi terjadi pada anak sanitasi yang sudah seperti pengguna narkoba
usia dini dan mereka yang memadai, namun juga ada suntik, pria gay, orang
terinfeksi tidak memiliki yang masih kurang. yang bepergian ke daerah
gejala nyata. Wabah jarang Ironisnya, kondisi ekonomi risiko tinggi dan populasi
karena anak-anak yang yang terus membaik dan terisolasi, misalnya ditutup
lebih tua dan orang kesehatan dapat komunitas agama.
dewasa umumnya kebal. menyebabkan tingkat
Prevalensi penyakit di lebih tinggi dari penyakit,
daerah seperti ini seperti infeksi terjadi pada
tergolong rendah dan kelompok usia lebih tua,
jarang terjadi wabah. dan wabah besar dapat
terjadi (kejadian luar
biasa).
Patofisiologi
• Stadium penyakit
1. Stadium Inkubasi
• Periode antara infeksi HAV dan munculnya gejala berkisar 15 – 49
hari, rata-rata 25-30 hari. Inkubasi tergantung jumlah virus dan
kekebalan tubuh.
2. Stadium Prodromal
• Ditandai dengan gejala seperti : mual, muntah, nafsu makn
menurun, merasa penuh diperut, diare, yang diikuti oleh
kelemahan, kelelahan, demam, sakit kepala, gatal-gatal, nyeri
tenggorokan, nyeri sendi, gangguan penciuman dan pengecapan,
sensitif terhadap cahaya, kadang-kadang batuk. Gejala ini seperti
“febrile influenza infection”. Pada anak-anak dan remaja gejala
gangguan pencernaan lebih dominan, sedangkan pada orang
dewasa lebih sering menunjukkan gejala ikterik disertai mialgia.
3. Stadium Klinis
• 90% dari semua pasien HAV akut adalah subklinis, sering tidak
terdeteksi. Akhir dari prodromal dan awal dari fase klinis di tandai
dengan urin yang berwarna coklat, urobilinogenuria persisten,
proteinuria ringan dan microhaematuria dapat berkembang. Feses
biasanya acholic, dengan terjadinya ikteric 60-70% pada anak-
anak, 80-90% pada dewasa. Sebagian gejala mereda, namun
demam bisa tetap terjadi. Hepatomegali, nyeri tekan hepar
splenomegali, dapat ditemukan. Akhir masa inkubasi LDL dapat
meningkat sebagai espresi duplikasi virocyte, peningkatan SGOP,
SGPT, GDH. Nilai Transaminase biasanya tidak terlalu diperlukan
untuk menentukan derajat keparahan. Peningkatan serum iron
selalu merupakan ekspresi dari kerusakan sel hati. AP dan LAP
meningkat sedikit. HAV RNA terdeteksi sekitar 17 hari sebelum
SHPT meningkat dan beberapa hari sbelum HAV IgM muncul.
Viremia bertahan selama rata-rata 79 hari setelah peningkatan GPT
, durasinya sekitar 95 hari.
4. Penyembuhan
• Fase ikterik berlangsung sekitar 2-6 minggu. Parameter
laboratorium benar-benar normal setelah 4-6 bulan. Normalisasi
dari serum asam empedu juga dianggap sebagai perameter dari
penyembuhan
Gejala Klinis
• demam, malaise, kehilangan
nafsu makan, sakit kepala, nyeri
otot, lelah dan lemah, diare,
mual, ketidaknyamanan perut,
urin gelap dan sakit kuning yaitu
menguningnya kulit dan putih
• Pada orang dewasa, jumlah
kasus ikterus yang terjadi
sebesar 70%. Kulit, mata dan
selaput lendir
menguning, menyebabkan urin
gelap dan tinja berwarna terang
tanah liat
Terapi
• Rawat Inap -dehidrasi • Pemberian obat anti mual
yang signifikan karena mencegah rasa mual dan
muntah muntah yang berlebihan
• kekurangan cairan akibat • Hindari alcohol dan ubat
muntah yang berlebihan ubatan yang boleh
dan terus menerus menyebabkan radang hati
sehingga terjadi
komplikasi kekurangan
cairan dan elektrolit
disarankan untuk
dilakukan perawatan di
rumah sakit.
• Diet Hati
• Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa
memberatkan fungsi hati, dengan cara:
• Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah
kerusakan lebih lanjut dan/atau meningkatkan fungsi
jaringan hati yang tersisa.
• Mencegah katabolisme protein.
• Mencegah penurunan BB atau meningkatkan BB bila
kurang.
• Mencegah atau mengurangi asites, varises esophagus, dan
hipertensi portal.
• Mencegah koma hepatik.
• Diet Hati I (DH I)
• Diet Garam Rendah I (DGR
I) • Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan
akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi dan
• Diet garam rendah I pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan.
diberikan kepada pasien Melihat keadaan pasien, makanan diberikan
dengan edema, asites dan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian
atau atau hipertensi berat. protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan
dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral
Pada pengolahan dengan asam amino rantai cabang (Branched
makanannya tidak Chain Amino Acid /BCAA) yaitu leusin, isoleusin,
menambahkan garam dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan
dapur. Dihindari bahan diuresis belum sempurna, pemberian cairan
makanan yang tinggi maksimal 1 L/hari.
kadar natriumnya. Kadar • Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat
Natrium pada Diet garam besi, dan tiamin; karena itu sebaiknya diberikan
selama beberapa hari saja. Menurut beratnya
rendah I ini adalah 200- retensi garam atau air, makanan diberikan
400 mg Na. sebagai Diet Hati I Garam rendah. Bila ada asites
hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik,
diberikan Diet Garam Rendah I. Untuk
menambah kandungan energi, selain makanan
per oral juga diberikan makanan parenteral
berupa cairan glukosa.
• Diet Hati II (DH II) • Diet Hati III (DH III)
• Diet hati II diberikan sebagai • Diet Hati III diberikan sebagai
makanan perpindahan dari diet hati II makanan perpindahan dari Diet Hati
kepada pasien dengan nafsu II atau kepada pasien hepatitis akut
makannya cukup. Menurut keadaan (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis
pasien, makanan diberikan dalam Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu
bentuk lunak / biasa. Protein makannya telah baik, telah dapat
diberikan 1 g/Kg berat badan dan menerima protein, lemak, mi9neral
lemak sedang (20-25% dari dan vitamin tapi tinggi karbohidrat.
kebutuhan energi total) dalam Menurut beratnya tetensi garam atau
bentuk yang mudah dicerna. air, makanan diberikan sebagai Diet
Makanan ini cukup mengandung Hati III Garam Rendah I.
energi, zat besi, vitamin A & C, tetapi
kurang kalsium dan tiamin. Menurut
beratnya retensi garam atau air,
makanan diberikan sebagai diet hati
II rendah garam. Bila asites hebat dan
diuresis belum baik, diet mengikuti
pola Diet Rendah garam I.
Komplikasi
• berkembang menjadi hepatitis fulminan A
• racun dari virus hepatitis membunuh jumlah
tinggi abnormal sel-sel hati yaitu sekitar ¾ dari
jumlah sel hati, dan hati mulai mati
• transplantasi hati langsung untuk menghindari
kematian
• disfungsi otot dan kegagalan organ multiple.
Prognosis
• Prognosis hepatitis A adalah sangat baik.
Penderita akan sembuh dengan sendirinya
dan hati normal sempurna. Tidak terdapat
karier pada hepatitis A dan penyakit hati
kronik tidak terjadi. Namun, jika terjadi
komplikasi, kematian dapat terjadi.
Kesimpulan
• Pasien didiagnosa menderita hepatitis A.
Hipotesis diterima.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai