Anda di halaman 1dari 31

KEKERASAN TERHADAP

ANAK & PEREMPUAN


PENGERTIAN
Kekerasan merupakan tindakan agresi dan
pelanggaran (penyiksaan, pemukulan,
pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan
atau dimaksudkan untuk menyebabkan
penderitaan atau menyakiti orang lain,
Istilah kekerasan berasal dari bahasa
Latin violentia, yang berarti keganasan,
kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya,
dan perkosaan
Pada dasarnya kekerasan diartikan sebagai
perilaku dengan sengaja maupun tidak sengaja
(verbal maupun nonverbal) yang ditujukan
untuk mencederai atau merusak orang lain, baik
berupa serangan fisik, mental, sosial, maupun
ekonomi yang melanggar hak asasi manusia,
bertentangan dengan nilai nilai dan norma-
norma masyarakat sehingga berdampak trauma
psikologis bagi korban
KTP
Segala bentuk kekerasan berbasis jender yang
berakibat atau mungkin berakibat, menyakiti
secara fisik, seksual, mental atau penderitaan
terhadap perempuan ; termasuk ancaman dari
tindakan tsb, pemaksaan atau perampasan
semena-mena kebebasan, baik yang terjadi
dilingkungan masyarakat maupun dalam
kehidupan pribadi.
KTA

Perlakuan dari orang dewasa atau anak yang


usianya lebih tua dengan menggunakan
kekuasaan atau otoritasnya, terhadap anak yang
tidak berdaya yang seharusnya berada dibawah
tanggung-jawab dan atau pengasuhnya, yang
dapat menimbulkan penderitaan, kesengsaraan,
bahkan cacad. Penganiayaan bisa fisik, seksual
maupun emosional.
BERDASARKAN BENTUKNYA, KEKERASAN
DAPAT DIGOLONGKAN MENJADI KEKERASAN
FISIK, PSIKOLOGIS, DAN STRUKTURAL.

Kekerasan fisik
kekerasan nyata yang dapat dilihat, dirasakan oleh
tubuh.
Wujud kekerasan fisik berupa
penghilangan kesehatan atau kemampuan normal
tubuh, sampai pada penghilangan nyawa seseorang.
Kekerasan psikologis
kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau
jiwa sehingga dapat mengurangi
bahkan menghilangkan kemampuan normal jiwa.
Contoh kebohongan, indoktrinasi, ancaman, dan
tekanan.
Kekerasan struktural
kekerasan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok dengan menggunakan sistem,
hukum, ekonomi, atau tata kebiasaan yang ada
di masyarakat.
Oleh karena itu, kekerasan ini sulit untuk
dikenali
BERDASARKAN PELAKUNYA, KEKERASAN DAPAT
DIGOLONGKAN MENJADI DUA BENTUK,

Kekerasan individual adalah kekerasan yang dilakukan


oleh individu kepada satu atau lebih individu
Kekerasan kolektif adalah kekerasan yang dilakukan
oleh banyak individu atau massa.
KAMPANYE ANTI KEKERASAN
Jadi setiap tahun memang Komnas Perempuan
menjalankan 16 hari kampanye anti kekerasan
terhadap perempuan yang dimulai 25 November
sampai dengan 10 Desember
JENIS JENIS KEKERASAN
TERHADAP ANAK & PEREMPUAN
1. KDRT
2. KEKERASAN DI RUANG PUBLIK
3. EKSPLOITASI ANAK
KDRT
 Kekerasan fisik maupun psikis yang terjadi
dalam rumah-tangga, baik antara suami-istri
maupun orang-tua-anak. Pada umumnya korban
adalah istri atau anak. Sedangkan pelaku tindak
kekerasan terhadap anak biasa ayah atau ibu.
BENTUK DAN JENIS KEKERASAN
Fisik
psikis,
ringan hingga berat.
BENTUK KEKERASAN :
 seksual.
 Fisik.

 Psikis.

 Gabungan dari 2 atau 3 diatas.

 Penelantaran (pendidikan, gizi, emosi).


TEMPAT TERJADI KEKERASAN
 Rumah tangga.
 Tempat kerja atau sekolah.

 Daerah konflik atau pengungsian.

 Jalanan.
BERDASARKAN UMUR
 Sebelum lahir : abortus, pemukulan perut.
 Bayi : pembunuhan dan penelantaran,
penyalahgunaan fisik, seks dan psikis.
 Pra remaja : Perkawinan usia anak, inses, fisik,
seks, psikis, pelacuran, pornografi..
 Remaja dewasa : kekerasan, pemaksaan seks,
inses, pembunuhan oleh pasangan, pelacuran,
pelecehan seks.
 Usia lanjut : fisik, seks, psikis.
BENTUK KDRT
 kekerasan fisik
 kekerasan psikis

 kekerasan seksual

 penelantaran rumah tangga


SIKLUS KDRT
 Relasi Personal sering disertai dengan siklus
kekerasan, dengan pola berulang. Siklus
 kekerasan ini menyebabkan korban terus
mengembangkan harapan dan mempertahankan
 rasa cinta atau kasihan, membuatnya sulit
keluar dari perangkap kekerasan.
SIKLUS KEKERASAN UMUMNYA
BERGULIR SEBAGAI BERIKUT:

 Dimulai dengan individu tertarik dan


mengembangkan hubungan
 Individu dan pasangan mulai lebih mengenal
satu sama lain, “tampil asli” dengan
 karakteristik dan tuntutan masing-masing,
muncul konflik dan ketegangan.
 Terjadi ledakan dalam bentuk kekerasan
SIKLUS LANJUTAN
 Ketegangan mereda. Korban terkejut dan
memaknai apa yang terjadi.
 Pelaku bersikap ”baik” dan mungkin meminta
maaf.
 Korban merasa ”berdosa” (bila tidak
memaafkan),
 korban menyalahkan diri sendiri karena merasa
atau dianggap menjadi pemicu kejadian,
 korban mengembangkan harapan akan
hubungan yang lebih baik.
 • Periode tenang tidak dapat bertahan. Kembali
muncul konflik dan ketegangan, disusul
 ledakan kekerasan lagi, demikian seterusnya.
 • Korban “terperangkap”, merasa bingung,
takut, bersalah, tak berdaya, berharap pelaku
 menepati janji untuk tidak melakukan
kekerasan lagi, dan demikian seterusnya.

 Bila tidak ada intervensi khusus (internal,
eksternal) siklus kekerasan dapat terus berputar
dengan perguliran makin cepat, dan kekerasan
makin intens.
 Sangat destruktif dan berdampak merugikan
secara psikologis (dan mungkin juga fisik).
DAMPAK PSIKOLOGIS PADA KORBAN
Adanya dampak fisik mungkin lebih tampak.
Misal: luka, rasa sakit, kecacatan,
kehamilan, keguguran kandungan, kematian.
Apapun bentuk kekerasannya, selalu ada
dampak psikis dari KDRT.
PSIKIS
Dampak psikis dapat dibedakan dalam ”dampak
segera” setelah kejadian, SERTA ”dampak
jangka menengah atau panjang” yang lebih
menetap.
Dampak segera, seperti
 rasa takut dan terancam,
kebingungan, hilangnya rasa berdaya,
ketidakmampuan berpikir, konsentrasi, mimpi
buruk, kewaspadaan berlebihan.
 Mungkin pula terjadi gangguan makan dan
tidur.
TANDA-TANDA POTENSI PELAKU KDRT
SEBELUM MENIKAH:

 Cenderung kasar pada semua orang. Misal: pada


teman, saat menyetir mobil, di
tempat umum, dan keluarga sendiri.
 Ia mudah tersinggung dan marah, ketika marah
bersikap kasar.
 Dalam keluarganya, kita melihat kebiasaan
kekerasan, kurang peduli pada oran lain,
mau menang sendiri, tidak mau berbagi.
 Ayah mungkin memberikan contoh kekerasan
dan anak-anak menirunya.
TANDA TANDA
 Ia mungkin egois dan selalu memikirkan
kepentingannya sendiri, enggan berbagi.
 Orang lain yang harus menjaga perasaan dan
lebih banyak menyesuaikan diri.
 Ia tidak terlihat kasar saat pergaulan sehari-
hari, tetapi terkesan tidak dapat
mengendalikan diri saat kecewa atau marah.
 Bila kecewa atau marah, ia dapat bersikap
kasar, bertingkah laku membahayakan, dan
membuat orang merasa takut.
TANDA TANDA
 Ia mudah curiga pada orang lain, mudah
menyalahkan, banyak berpikiran buruk,
khususnya perilaku pasangan.
 Ia posesif dan tidak memberikan ruang pribadi
bagi kita.
 Ia cenderung meyakini pembagian peran gender
yang kaku, menempatkan laki-laki
sebagai penentu
 Ia tidak menunjukkan penyesalah setelah
berbuat salah atau menyakiti orang lain. Ia
malah
 mempersalahkan orang lain atas kekasaran
yang dilakukannya.
 • Ia senang berjudi, minum dan mabuk, terlibat
penggunaan obat-obatan bahkan hingga
 kecanduan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai